Investor Overconfident Dalam Penilaian Saham: Perspektif Gender Dalam Eksperimen Pasar Mahatma Kufepaksi
139
tabel 1. ringkasan hasil pengujian rata-rata kesalahan prediksi dan kinerja laba-rugi
pada kelompok investor berinformasi kurang dan lebih di sesi Pra-Pembukaan
Keterangan N
Pengujian Levene Sign
Kesalahan Prediksi Perolehan laba rugi
Standar Deviasi Nilai t
Sign P
W P
W P
W A.Investor info
kurang - Kinerja prediksi
85 85
0,241 0,624
0,3436 0,3773
0,1659 0,1752
-1,286 0,200
- Kinerja labarugi Rp 647.379
Rp 274.069 B. Investor info
lebih - Kinerja prediksi
85 85
0,833 0,363
0,4821 0,3464
0,1956 0,1548
5,013 0,000
- Kinerja labarugi - Kinerja labarugi
-Rp 240.560 -Rp 780.837
Berdasarkan hasil uji beda rata-rata dua kelompok
Mengacu pada Tabel 1., pengujian Levene menunjukkan bahwa kedua kelompok investor, baik berinformasi kurang maupun lebih, menghasilkan nilai F yang tidak signiikan sehingga hipotesis nol yang menyatakan bahwa
kedua sampel memiliki varians yang sama tidak dapat ditolak. Dengan kata lain, sampel rata-rata kesalahan prediksi dari investor pria dan wanita pada kedua kelompok investor memiliki varians yang sama.
4.1.1. Kelompok Investor Berinformasi Kurang Less Informed Investors
Hasil uji beda rata-rata menunjukkan bahwa dalam kelompok investor yang berinformasi kurang less informed investors, rata-rata kesalahan prediksi investor pria dan wanita tidak berbeda secara statistik dengan
tingkat signiikansi sebesar 0,200. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan yang signiikan antara rata-rata kesalahan prediksi yang dihasilkan oleh investor pria dan wanita. Temuan ini membuktikan bahwa investor pria
dan wanita secara statistik memiliki rata-rata kesalahan prediksi yang sama. Dengan demikian, temuan-temuan ini tidak mengkonirmasi Hipotesis 1a, meskipun mengkonirmasi penelitian Deaves et al., 2004.
Disisi lain, kedua kelompok investor ini mampu menghasilkan keuntungan sehingga hal ini menunjukkan bahwa prediksi harga saham mereka mendekati harga pasar saham yang terbentuk. Dengan kata lain, kinerja
prediksi kedua kelompok investor tersebut relatif akurat sehingga mereka membeli menjual saham dengan harga yang lebih rendah tinggi dibandingkan dengan nilai fundamentalnya. Investor pria memperoleh keuntungan total
yang lebih tinggi mungkin disebabkan mereka mempersepsikan diri memiliki kemampuan diatas rata-rata sehingga mendorong mereka lebih berani untuk mempertaruhkan risiko dengan mentransaksikan saham dalam volume
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investor wanita.
4.1.2. Kelompok Investor Berinformasi Lebih More Informed Investors
Berbeda dengan kelompok sebelumnya, kelompok investor berinformasi lebih more informed investors ini secara teoritis memiliki tingkat
overconident yang relatif lebih rendah sehingga mereka cenderung lebih berhati- hati dalam melangkah. Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil uji beda rata-rata mengindikasikan bahwa rata-rata
kesalahan prediksi investor pria dan wanita berbeda secara signiikan. Rata-rata kesalahan prediksi investor pria yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor pria lebih
overconident dibandingkan dengan investor wanita
KINERJA, Volume 14, No.2, Th. 2010: Hal. 131-150
140 sehingga temuan ini mengkonirmasi Hypotesis 1b.
Perilaku investor yang berinformasi lebih yang sangat berhati-hati ini menimbulkan kesan bahwa mereka terlalu lambat mengambil keputusan sehingga mereka kehilangan peluang untuk memperoleh keuntungan.
Hilangnya peluang memperoleh keuntungan ini bisa terjadi karena 1 investor terlambat mengirimkan order beli atau jualnya sehingga transaksi mereka tidak diproses atau 2 investor memprediksi harga saham dengan
tidak akurat sehingga pada harga yang terbentuk, mereka membeli menjual saham diatas dibawah harga fundamentalnya. Meskipun relatif lambat, ada kemungkinan kelompok investor pria mentransaksikan sahamnya
dalam volume perdagangan yang lebih rendah sehingga mereka menderita kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok investor wanita. Dengan demikian, meskipun memiliki tingkat
overconidence yang lebih rendah, investor berinformasi lebih, baik pria maupun wanita, justru menderita kerugian. Dengan kata lain, investor dengan
tingkat overconidence yang tinggi tidak selalu memperoleh kerugian sehingga temuan ini mengkonirmasi Delong
et al. 1990, dan Hirshleifer dan Luo 2001.
4.2. Eksperimen 2: Pengaruh Pedoman Prediksi Pada Kesalahan Harga