HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN ORAL HYGIENE INDEX-SIMPLIFIED (OHI-S) PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER ( The correlation between knowledge oral health and Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) in the elderly

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN
ORAL HYGIENE INDEX-SIMPLIFIED (OHI-S) PADA LANSIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT
KABUPATEN JEMBER
( The correlation between knowledge oral health and Oral Hygiene Index-Simplified
(OHI-S) in the elderly in Public Health Kalisat Jember)
Desi Sandra Sari1, Yuliana Mahdiyah Daat Arina1, Tantin Ermawati2
1
Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
2
Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Abstract

Introduction : Oral health of elderly deserve special attention because it affects public health
. Good knowledge of oral hygiene is essential to prevent oral disease . Maintain oral hygiene
is one way to maintain body condition of the elderly.Purpose: The purpose of this research
was to determine the correlation between knowledge level of elderly with dental oral health
in the working area of Health Center Kalisat Jember.Methods: This study used
observasional. Sample were taken with 80 elderlys which 50-70 years old who came in 12
elderly posyandu.
Data collection is The dental health knowlegde by filling out

questionnaire and examination of oral health index with OHI-S index. Statistical analysis
was performed with Pearson correlation. Result: The dominant category results of
knowledge of dental oral health were obtained that there was 52,5% that in sufficient value,
and OHI-S Index (57,5%) in middle category.The results showed that there was correlation
between the level of knowledge of dental health with OHI-S index (p< 0,05)Conclucion: The
better the level of knowledge of oral health , the better it 's oral hygiene status of the elderly
Keywords: elderly, dental health, Index OHI-S, Kalisat Jember
Abstrak

Pendahuluan. Kesehatan gigi dan mulut lansia perlu mendapatkan perhatian khusus karena
memepengaruhi kesehatan umum. Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut sangat
penting untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Menjaga kebersihan mulut merupakan
salah satu cara menjaga kondisi tubuh lansia. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini untuk
melihat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S pada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Metode. Jenis penelitian
observasional dengan jumlah sampel 80 lansia berusia 50-70 tahun yang datang ke 12
posyandu lansia. Para lansia diberi kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut. Status kebersihan mulut dilihat dengan menggunakan indeks OHI-S. Data
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan korelasi Person. Hasil. Hasil
menunjukkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut para lansia dalam kategori cukup

(52,5%) dan indeks OHI-S sedang (57,5%) yang paling dominan. Dari hasil statistik didapat
ada hubungan yang bermakana antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan
indeks OHI-S (p < 0,05). Kesimpulan: Semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut maka semakin bagus pula status kebersihan rongga mulut para lansia.
Kata Kunci : Lansia, Kesehatan gigi mulut, Indeks OHI-S, Kalisat Jember
Desi Sandra Sari, Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jl.
Kalimantan 37 Jember Telp (0331) 333536, HP 082233193319, email : [email protected]

yang non produktif diatas 65 tahun.
PENDAHULUAN
Berdasarkan proyeksi di tahun 2010-2035
Proses menua adalah proses yang
kelompok usia lansia yang produktif dan
fisiologis yang akan di alami pada setiap

non produktif akan terus meningkat 3.

orang. Dampak dari proses menua ini
Kesehatan
adalah


kemunduran

fisik

yang

rongga

mulut

akan
memegang

peranan

penting

dalam


menimbulkan masalah kesehatan umum
mendapatkan

kesehatan

umum

dan

yang akan mengganggu kualitas hidup
kualitas hidup lansia. Keadaan mulut yang
lansia1.
buruk misalnya banyakanya gigi yang
Menurut WHO pada tahun 2010
hilang dan tidak dirawat akan mengganggu
prosentase lansia dunia diestimasi 9,11%
dari

jumlah


penduduk

dunia.

fungsi dan aktivitas rongga mulut 4.

Di
Di Indonesia lansia yang memiliki

Indonesia, pada tahun 2010 mempunyai
kelainan pada

gigi dan mulut sebesar

populasi lansia dengan usia 60 tahun
80%. Prilaku sikat gigi dengan benar
keatas sebanyak 9,77% dan pada tahun
hanya 39% pada lansia.

Berdasarkan


2

2020 sebanyak 11,34% .
Riskesdas 2013 prevalensi kehilangan gigi
Peningkatan angka harapan hidup
pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar
lansia, jumlah dan proporsi kelompok
5,9% dan pada usia >65 tahun sebesar
lanjut usia di negara kita pun menunjukkan
17,6% yang disebabkan karena karies dan
kecenderungan meningkat yaitu 5,3 juta
penyakit periodontal. Karies gigi dan
jiwa atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta
penyakit periodontal merupakan masalah
jiwa atau 6,65% pada tahun 1990 dan akan
utama dari kesehatan gigi dan mulut

5


meningkat tajam menjadi 28,8 juta jiwa
Kebersihan rongga mulut seseorang
atau 11,34% pada tahun 2010. Kelompok
dapat diukur dari indikator yang disebut
lansia dibagi menjadi dua yaitu yang
indeks. Ada beberapa indeks yang dapat
produktif, dimana usia 50-64 tahun dan

digunakan untuk menentukan status oral

METODE PENELITIAN

hygiene seseorang salah satunya adalah

Jenis penelitian ini adalah observasional

indeks oral hygiene index simplified (OHI-

yang dilakukan di 12 posyandu lansia


S).OHI-S mengukur debris dan kalkulus

wilayah

yang menutupi permukaan gigi dan terdiri

Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.

dari dua komponen yakni indeks debris

Populasi penelitian ini adalah para lansia

dan indeks kalkulus6.

yang datang ke posyandu lansia antara

Penduduk

Kalisat


untuk

lansia

kerja

Puskesmas

Kalisat

bulan April-Juni 2014 dengan rentang usia

(Data Kecamatan tahun 2012) adalah 7301

50-69

jiwa terdiri atas 3588 laki-laki dan 3713

edentulous dan tidak terbelakang mental,


perempuan. Dimana sekitar 40% jumlah

kriteria

penduduk lansianya berusia diatas 50

responden. Sebanyak 80 orang lansia

tahun. Prevalensi penyakit gigi dan mulut

dipilih sebagai subjek penelitian. Dimana

pada lansia di kecamatan Kalisat sekitar

variabel tingkat pengetahuan diukur dari

75% tetapi

yang datang ke poli gigi


nilai kuesioner berdasarkan tabel konversi

Puskesmas Kalisat hanya 40% itupun jika

nilai. Variabel tingkat kebersihan mulut

ada keluhan pada rongga mulutnya7

diukur dengan menggunakan Indeks Oral

Tujuan dari penelitian
untuk

melihat

hubungan

ini adalah
antara

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

tahun.

Kriteria

ekslusi

tidak

inklusi

mau

tidak

menjadi

Hygiene Index Simplified (OHI-S).
Tabel 1. Tabel konversi nilai 8
Nilai 0-100

Nilai Huruf

index-simplified

81-100

A

Baik

(OHI-S) pada lansia di wilayah Kerja

66-80

B

Cukup

Puskesmas

51-65

C

Kurang

dengan

oral

higiene

kalisat

Kabupaten Jember.

Kecamatan Kalisat

Predikat

Tabel 1. Indeks OHI-S 6
Kriteria Indeks OHI-S

Indeks
OHI-S

Hasil

(68,8%) lebih banyak dibandikang dengan

Angka

Kriteria

0-1,2

Baik

1,3-3

Sedang

3,1-6

Buruk

penelitian

yang

diperoleh

ditampilkan dalam bentuk tabel dan data

usia 60-69 tahun (31,2%)
Tabel 3. Rata-rata nilai kuisioner
kesehatan gigi dan mulut lansia
Variabel
n
Prosentase
Tingkat pengetahuan
Baik
Tingkat Pengetahuan
Cukup

10

12,5 %

42

52,5 %

Tingkat Pengetahuan
rendah

28

35 %

di analisis menggunakan korelasi Pearson
dengan tingkat signifikansi 5%.

Hasil dari tabel 3 adalah hasil dari tingkat

HASIL

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Didapatkan subjek penelitian sebanyak 80
orang lansia dengan karakteristik yang

tingkat pengetahuan yang cukup dan
tingkat pengetahuan rendah 35% dan

tampak pada tabel 2.
Tabel
2.
Karakteristik
responden
berdasarkan jenis kelamin dan usia
Karakteristik

lansia yang paling besar 52,5% dengan

n

%

Jenis Kelamin
Laki-laki

31

38,8%

Perempuan

49

61,2%

Usia
50-59 tahun

55

68,8%

60-69 tahun

25

31,2%

tingkat pengetahuan baik 12,5%.
Tabel 4. Tingkat kebersihan gigi dan mulut
lansia dengan indeks OHI-S
Indeks
OHI-S

n

Baik

12

Persentase
tingkat
kebersihan gigi dan
mulut
15 %

Sedang

46

57,5 %

Buruk

22

27,5 %

Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat
Dari tabel 2 didapatkan jumlah lansia

dilihat pada tabel 3 dimana prosentase para

perempuan

(61,2%) lebih banyak dari

lansia memiliki indeks OHI-S yang sedang

laki-laki (38,8%) dan usia 50-59 tahun

sebesar 57,5%. Indeks OHI-S buruk

sebesar 27,5% dan indeks OHI-S baik

rendah pendidikan seseorang maka indeks

sebesar 15%.

OHI-S semakin buruk.

Tabel 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Kesehatan gigi dan mulut dengan OHI-S

PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan bahwa

Tingkat
pengetahuan
Baik

Indeks OHI-S
Buruk

P ada hubungan

yang bermakna antara

Baik

Sedang

10

4

9

1

Cukup

42

8

20

9

Rendah

28

0

17

13

mulut

80

12

46

22

lansia di posyandu lansia wilayah kerja

0,000*

tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan
dengan tingkat kebersihan mulut

* signifikansi
puskesmas Kalisat Kabupaten Jember.
Lansia

dengan

tingkat

pengetahuan
Hasil penelitian ini sependapat dengan

kesehatan gigi dan mulut yang baik
penelitian Nindyawati bahwa sebagian
memiliki indeks OHI-S yang baik (4
besar masyarakat lansia di Kelurahan
orang), sedang (9 orang) dan buruk (1
Rurukan Kecamatan
orang). Tingkat

pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut yang

Tomohon

Timur

memiliki status kebersihan mulut buruk9.

cukup memiliki
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

indeks OHI-S yang baik (8 orang) sedang
terbentuk dari prilaku seseorang. Penelitia
(20 orang) dan buruk (9 orang). Tingkat
lain, juga menunjukan adanya kolerasi
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
antara
yang rendah memiliki indeks OHI-S yang

pengetahuan

dengan

perilaku

kesehatan gigi dan mulut. 10

baik (tidak ada) sedang (17 orang) dan
Mengingatkan besarnya perilaku
buruk (13orang). Hasil analisis korelasi
terhadap derajat kesehatan gigi maka
Pearson didapat ada hubungan
signifikan

antara

tingkat

yang
diperlukan

pendekatan

membentuk

perilaku

khusus

dalam

pengetahuan
positif

terhadap

dengan indeks OHI-S dimana semakin
kesehatan gigi. Sikap yang positif akan
baik tingkat pendidikan seseorang semakin
mempengaruhi niat untuk ikut dalam
bagus indeks OHI-S begitupun semakin

kegiatan

yang

berkaitan

hal

satu masalah kesehatan masyarakat yang

tersebut dan sikap seseorang berhubungan

perlu mendapat perhatian serius dari

erat

tenaga kesehatan 13.

dengan

dengan

pengetahuan

yang

diterimanya, khususnya kesehatan gigi 11.
Keadaaan rongga mulut yang buruk

Kebutuhan perawatan gigi yang
utama

bagi

lansia

adalah

perawatan

pada lansia misalnya karena hilangnya gigi

kebersihan gigi dan mulut dan kebutuhan

atau yang gigi yang rusak tidak dirawat

perawatan

akan mengganggu fungsi dan aktivitas

keadaan

rongga mulut sehingga berdampak pada

kesehatan gigi dan mulut lansia yang

kulitas hidup lansia

1

. Hasil penelitian

periodontal
ini

dapat

memerlukan

yang

berarti

merupakan

perhatian

status

utama.

Lansia

menunjukkan 95% pasien bergigi dengan

rentan terhadap penyakit sistemik yang

usia lebih dari 65 tahun mempunyai

bermanifestasi di dalam rongga mulut

penyakit periodontal dengan indeks OHI-S

yang menyebabkan kebersihan rongga

yang buruk 12

mulut menjadi buruk14.

Penyakit gigi dan mulut merupakan

Beberapa kendala yang dihadapi

penyakit yang dapat menyerang manusia

lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu

dari semua golongan umur termasuk

antara lain: 1). Pengetahuan lansia yang

lansia, bersifat progresif dan bila tidak

rendah

dirawat akan makin parah. Walaupun

Pengetahuan

demikian,

posyandu

karena

proses

terjadinya

tentang

lansia

ini

penyakit ini lambat dan realitanya jarang

pengalaman

kematian maka sering penderita tidak

sehari-harinya.

memberikan

Itulah

kegiatan

mulut

mendapatkan

sebabnya

perhatian

kesehatan

khusus.
gigi

dan

masyarakat Indonesia merupakan salah

manfaat

dapat

pribadi

akan

manfaat

diperoleh
dalam

Dengan

posyandu,

posyandu

dari

kehidupan
menghadiri

lansia

penyuluhan

akan
tentang

bagaimana cara hidup sehat dengan segala

keterbatasan atau masalah kesehatan yang

Kegiatan

Posyandu

lansia

melekat pada mereka. Dengan pengalaman

sebaiknya

ini,

menjadi

tetntang pengetahuan kesehatan gigi dan

dasar

mulut dengan harapan penyakit gigi dan

pembentukan sikap dan dapat mendorong

mulut pada kelompok usia lanjut dapat

minat atau motivasi mereka untuk selalu

menurun. Mengingat kesehatan mulut

mengikuti kegiatan posyandu lansia.2).

adalah salah satu dari kesehatan umum

Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang

kesehatan tubuh dan perubahan jaringan

jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu

mulut juga menandakan perubahan status

yang dekat akan membuat lansia mudah

kesehatan seseorang.

pengetahuan

meningkat,

menjangkau

lansia

yang

menjadi

posyandu

tanpa

penurunan

daya

tahan

penyuluhan

harus

mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik
karena

memberikan

atau

KESIMPULAN
Pengetahuan

kesehatan gigi dan

kekuatan fisik tubuh.

mulut para lansia berhubungan dengan

3).Dukungan keluarga sangat berperan

indeks kebersihan mulut, dimana semakin

dalam mendorong minat atau kesediaan

baik tingkat pengetahuan para lansia maka

lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu

semakin baik pula indeks OHI-S.

lansia. Keluarga bisa menjadi motivator
kuat

bagi

lansia

apabila

selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar

lansia

Perlu adanya kerjasama antara

posyandu,

petugas kesehatan dengan kader posyandu

mengingatkan lansia jika lupa jadwal

lansia untuk memberikan penyuluhan dan

posyandu,

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

dan

ke

SARAN

berusaha

membantu

mengatasi segala permasalahan bersama
lansia 15.

secara rutin.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Direktorat Penelitian
dan

Pengabdian

Kepada

Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui hibah IbM yang telah mendukung
kegiatan ini.
DAFTAR RUJUKAN
1. Ratmini dan Arifin (2011).
Hubungan
Kesehatan
Mulut
dengan Kualitas Hidup Lansia.
Jurnal Ilmu Gizi Vol.2. No 2 hal
139-147
2. Badan Pusat Statistik. (2009).
Human Development Index (HDI)
by
Province
and
National.
http://dds.bps.go.id
diakses
Desember 2011
3.

Hasibuan, W., Ismayadi. (2010).
Laporan Penelitian: Hubungan
Program Pelayanan Posyandu
Lansia terhadap Tingkat Kepuasan
Lansia
di
Daerah
Binaan
Puskesmas 3 Darussalam, Medan.
Medan: PSIK FK USU

4. Wibisono dan Ghozali.(2010)
Pengetahuan
Dasar
tentang
Kesehtaan Gigi dan Mulut. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Lansia:
Jakarta FKG UI
5. Syahrul
.(2013).
Pelaksanaan
Posyandu
Lansia.
repository.unhas.ac.id
6.

Carranza
(2006)
Clinical
Periodontology
10th
Ed,
.
Philadelphia: WB Saunders: 50611

7. Puskesmas
Kalisat.
(2012).
Laporan tahunan
Puskesmas
Kalisat, Jember. Dinas Kesehatan
Jember
8. Permendikbud, 2014, Pedoman
Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik No 104
9.

Nidyawati,
Wicaksono,
Soewantoro.
(2013).Gambaran
Tingkat
Pengetahuan
Dan
Kebersihan Mulut Pada Masyarakat
Lanjut Usia Di Kelurahan Rurukan
Kecamatan
Tomohon
Timur.
Jurnal Biomedik Vol.5 No.1:169174

10. Notoatmodjo
S,1900
dalam
Budiharto. Pengantar ilmu perilaku
kesehatan
dan
pendidikan
kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
2010. p. 1-2,6,7,24
11. Eka.
Pengaruh
pendidikan
kesehatan
gigi
terhadap
pengetahuan dan sikap anak usia
sekolah di SD Boto Kembang
Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal
Unikal; 2010; 1-2
12. Soemitro, S. (2006), Kesehatan
Jaringan periodontal pada Lanjut
Usia, JITEKGI, 3,(2):38-41
13. Pusat data Informasi Kemenkes RI,
(2013). Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia Di Indonesia. Buletin
Jendela Data dan Informasi
Kesehatan Semester I. Kementrian
Kesehatan RI
14. Ghozali, TD. (2010). Kelainan Gigi
dan Mulut Pada Usia Lanjut. Buku
Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
Lansia) Ed 4 Jakarta. Balai
Penerbit FK UI : 694-706

15. DepKes RI .(2002). Pedoman
Pengelolaan Kegiatan Kesehatan
di Kelompok Usia Lanjut, Jakarta.