HUBUNGAN KARAKTERISTIK, FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN SCABIES DI PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH DESA KABUNAN KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL 2013.
Hubungan Karakteristik, Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan
Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal
Nanda Intan Windi Hapsari
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2014
ABSTRAK
Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian Hominis dan produknya. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah lingkungan yang
kurang bersih dan personal hygiene dengan gambaran dari lingkungan maupun
perilaku santri di Pondok pesantren Darul Amanah, Desa Kabunan, Kecamatan
Sukorejo, Kabupaten Kendal dapat berpotensi terjadinya scabies.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik, faktor
lingkungan dan perilaku santri dengan kejadian penyakit scabies di Pondok
Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Kendal.
Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan case control.
Sampel dalam penilitian ini berjumlah 48 santri terdiri dari 24 responden kasus
dan 24 responden kontrol dengan metode pengambilan sampel simple random
sampling dan purposive sampling dan analisis menggunakan uji chi-square dan
uji Ood Ratio.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 24 responden kasus berusia remaja
(>14 tahun), kelembaban tidak baik di kamar tidur responden kasus sebesar
75%, suhu tidak baik di kamar tidur responden kasus 83,3%, pencahayaan tidak
baik di kamar tidur responden kasus 70,8%, perilaku kebersihan tangan dan
kuku buruk pada responden kasus 58,3% dan perilaku kebersihan genital pada
responden kasus 50%. Berdasarkan hasil uji statistik, ada hubungan antara umur
dengan kejadian scabies (p-value 0,018 dan OR 2,263), ada hubungan antara
kelembaban dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 15,000), ada
hubungan antara suhu dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 10,000),
ada hubugan antara pencahayaan dengan kejadian scabies (p-value 0,009 dan
OR 4,857), ada hubungan antara kebersihan tangan dan kuku (p-value 0,042
dan OR 3,400) dan ada hubungan antara kebersihan genital dengan kejadian
scabies (p-value 0,035 dan OR 3,800).
Kata kunci
: Scabies, Karakteristik, Lingkungan, Perilaku
Kepustakaan : 48 buah, 1992-2012
1
ABSTRACT
Scabies is a contagious skin disease caused by infestation with Sarcoptes
scabiei mites and sensitization Hominis and product variants. The factors that
influence the development of this disease is a less clean environment and
personal hygiene with an overview of the environment and the behavior of
students in Pondok Pesantren Darul Amanah, Kabunan Village, District Sukorejo,
Kendal can potentially scabies. The purpose of the research is to analyze the
relationship between the characteristics, environmental factors and the behavior
of students with scabies disease events in Boarding House of Pondok Pesantren
Darul Amanah Kabunan Village, District Sukorejo, Kendal.
This research is a survey of the case-control approach. The sample in this
research are 48 students consists of 24 respondents cases and 24 respondents
controls with simple random sampling method of sampling and purposive
sampling and analysis using chi-square test and Ratio test Ood.
The results showed that 24 cases of teenage respondents (> 14 years),
the humidity is not good in the bedroom of cases by 75% of respondents, the
temperature is not good in the bedroom respondents is 83.3% of cases, the
lighting is not good in the bedroom respondents 70 cases, 8%, hand hygiene
behavior and bad nail on the respondents and 58.3% of cases of genital hygiene
behavior in the case of 50% of respondents. Based on the results of statistical
tests, there is a relationship between age and incidence of scabies (p-value
0.018 and OR 2.263), there was a correlation between the incidence of scabies
humidity (p-value 0.000 and OR 15,000), there was a relationship between the
temperature of the incidence of scabies (p-value OR 0,000 and 10,000), there
was a relation between the incident light with scabies (p-value 0.009 and OR
4.857), there was a relationship between hand hygiene and nail (p-value 0.042
and OR 3.400) and there was a correlation between the incidence of genital
hygiene scabies (p Value-0.035 and OR 3.800).
Keywords
: Scabies, Characterictics, Environment, Behaviour
Bibliography
: 48 books, year 1992 - 2012
2
PENDAHULUAN
Kesehatan
Scabies
adalah
merupakan
penyakit
keadaan
kulit menular yang disebabkan oleh
sejahtera dari badan, jiwa, dan
tungau yang hidup didalam jaringan
sosial yang memungkinkan setiap
kulit
orang hidup produktif secara sosial
terowongan
dan
memanjang dimalam hari. Scabies
ekonomis.
kesehatan
Pembangunan
bertujuan
untuk
penderita,
dapat
hidup
yang
membuat
bentuknya
menyebabkan
rasa
gatal
meningkatkan kesadaran, kemauan
makin menjadi-jadi dimalam hari,
dan kemampuan hidup sehat bagi
sehingga membuat orang sulit tidur.
setiap orang agar terwujud derajat
Dibandingkan penyakit kulit gatal
kesehatan
lainnya, scabies merupakan penyakit
masyarakat
yang
setinggi-tingginya. Kegiatan untuk
kulit
meningkatkan kesehatan (promotif),
mencegah
penyakit
dengan
satu.
(preventif),
rasa
gatal
nomor
6,7
Tempat-tempat
yang
menjadi
terapi (kuratif) maupun pemulihan
favorit bagi sarcoptes scabei adalah
kesehatan
adalah
daerah-daerah lipatan kulit, seperti
1, 2, 3
telapak tangan, kaki, selangkangan,
(rehabilitatif)
upaya kesehatan masyarakat.
Lingkungan merupakan segala
lipatan paha, lipatan perut, ketiak
sesuatu yang mengelilingi dan juga
dan daerah vital. Penyakit scabies
kondisi luar manusia atau hewan
disebabkan faktor kebersihan yang
yang
atau
kurang dipelihara secara baik. Alat
memungkinkan penularan penyakit.4
tidur berupa kasur, sprei, bantal,
Kulit merupakan pembungkus yang
tempat tidur dan kondisi kamar yang
elastis yang melindungi tubuh dari
pengap, dapat memicu terjadinya
pengaruh
gatal-gatal.9 Walaupun tidak sampai
menyebabkan
lingkungan,
merupakan
organ
terletak
paling
kulit
tubuh
yang
luar
dan
membahayakan
scabies
jiwa,
perlu
mendapatkan
membatasinya dari lingkungan hidup
perhatian
karena
manusia.
yang
Penyakit
disebabkan
oleh
kulit
dapat
penularannya
jamur,
virus,
dapat
penyakit
mengganggu
tingkat
tinggi
serta
kenyamanan,
kuman, parasit hewani dan lain-lain.
terutama saat tidur dimalam hari dan
Salah
gangguan konsep diri.6
satu
disebabkan
penyakit
oleh
kulit
parasit
yang
adalah
Penularan
Scabies.5,7,8
terjadi
bila
kebersihan pribadi dan lingkungan
3
tidak terjaga dengan baik. Faktanya,
berukuran 5m x 8m. Kepadatan
sebagian pesantren tumbuh dalam
hunian serta penataan ruang seperti
lingkungan
mandi
yang
dan
lingkungan
sanitasi
kumuh,
tempat
itu dapat berpotensi menimbulkan
yang
kotor,
kejadian scabies. Kondisi kebersihan
lembab,
dan
air serta pengelolaan sampah yang
Ditambah
lagi
kurang efektif juga menjadi faktor
WC
yang
buruk.
dengan perilaku tidak sehat, seperti
yang
menggantung pakaian di kamar,
scabies.
tidak membolehkan pakaian santri
wanita
dijemur
di
bawah
menyebabkan
kejadian
Kebiasaan atau perilaku santri
terik
yang
berhubungan
dengan
matahari, dan saling bertukar pakai
perawatan
benda pribadi, seperti sisir dan
mandi, pemakaian handuk, pakaian,
2
handuk. .
diri
seperti
intensitas
alat mandi, dan perlengkapan tidur
Secara
umum
keadaan
secara
bersamaan.
Keadaan
lingkungan di pondok Pesantren
tersebut di atas adalah gambaran
Darul
cukup
dari lingkungan maupun perilaku
mendukung untuk suatu lingkungan
santri di Pondok pesantren Darul
yang sehat. Keadaan tersebut bisa
Amanah,
terlihat dari kebersihan ruang, lantai
Kecamatan
maupun penataan ruang yang cukup
Kendal. Berdasarkan hasil observasi
bersih dan rapi. Namun hal berbeda
dan pemeriksaan yang dilakukan
terlihat di lingkungan kamar santri.
diketahui santri yang mengalami
Penataan ruang dalam kamar masih
scabies usia antara 13 – 14 tahun
terlihat pakaian yang menggantung
atau kelas 8 dan 9 MTs dan usia 16-
disepanjang dinding dalam kamar.
17 tahun atau kelas 11 dan 12 MA
Berdasarkan
yang
atau yang telah tinggal kurang lebih
Pesantren
1 tahun dan mayoritas jenis kelamin
Darul Amanah terdapat 38 santri
laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah
yang
untuk mengetahui adakah hubungan
Amanah
dilakukan
di
sudah
hasil
survei
Pondok
terserang
scabies.
Jumlah
Desa
Kabunan,
Sukorejo,
Kabupaten
santri yang begitu banyak, jumlah
antara
santriwan 265 orang dan jumlah
lingkungan dan perilaku di Pondok
santriwati 484 orang. Sementara itu
Pesantren
Darul
tiap kamar rata-rata dihuni 15-20
Kabunan
Kecamatan
orang.
Kabupaten Kendal.
Kamar
tersedia
rata-rata
4
karakteristik,
factor
Amanah
Desa
Sukorejo
METODE PENELITIAN
Pondok Pesantren Darul Amanah
Jenis penelitian yang digunakan
dengan karakteristik sebagai berikut:
adalah penelitian deskriptif korelasi.
Bahwa rata-rata umur santri yang
Rancangan
menderita scabies di atas 14 tahun.
penelitian
yang
digunakan adalah pendekatan case
Dengan
control
perempuan dan berpendidikan MTs.
yaitu
berusaha
penelitian
melihat
(backward
looking)
yang
jenis
kelamin
rata-rata
kebelakang
yang
Hubungan antara umur dengan
artinya
mengumpulkan data dimulai dari
kejadian scabies
efek atau akibat yang terjadi.
Berdasarkan tabel 1. Hasil analisis
statistik menunjukkan ada hubungan
Jadi sampel untuk kelompok
kasus sebesar 24 orang dan sampel
antara
untuk kelompok kontrol sebesar 24
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi
orang.
square p=0,018 dimana nilai p14
menggunakan
teknik
purposive sampling.
tahun)
mempunyai
risiko
terkena scabies.
Data primer adalah data yang
diperoleh dengan cara pengamatan
Hubungan
antara
kelembaban
secara langsung. Data sekunder
dengan kejadian scabies
diperoleh dari Puskesmas Sukorejo
Berdasarkan tabel 2. Hasil analisis
2. Analisis data yang digunakan
statistik menunjukkan ada hubungan
adalah analisis univariate, analisis
antara kelembaban dengan kejadian
bivariate dan odd ratio.
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi
square p=0,000 dimana nilai p1, yang artinya umur responden
semakin
mempunyai
beresiko 15x lipat terkena scabies
pengaruhnya
untuk
tidak
baik
maka
terjadinya scabies. Dengan demikian
dibanding
dengan
semakin banyak santri usia remaja
berada
diruangan
di Pondok Pesantren Darul Amanah
kelembaban
akan
terhadap
ataupun semakin buruk kelembaban
penurunan
ruangan akan berpengaruh terhadap
berpengaruh
peningkatan
atau
9
baik.
santri
akan
yang
dengan
Semakin
baik
peningkatan
atau
penurunan
ruangan
para
santri
kejadian scabies pada santri di
pencahayaannya semakin tidak baik
Pondok Pesantren Darul Amanah
maka akan beresiko 5x lipat terkena
Kendal.
scabies dibanding dengan santri
yang
berada
diruangan
dengan
Hubungan antara suhu dengan
pencahayaan baik. Semakin baik
kejadian scabies
ataupun
Suhu merupakan faktor resiko bagi
pencahayaan
kejadian scabies, hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap peningkatan
dilihat dari nilai OR=10,000 atau
atau penurunan kejadian scabies
OR>1, yang artinya variabel suhu
pada santri di Pondok Pesantren
ada pengaruhnya untuk terjadinya
Darul Amanah Kendal.
semakin
buruk
ruangan
akan
scabies. Dengan demikian apabila
ruangan
semakin
para
tidak
santri
baik
Hubungan
suhunya
maka
antara
kebersihan
tangan dan kuku dengan kejadian
akan
beresiko 10x lipat terkena scabies
scabies
dibanding
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa
dengan
santri
yang
berada diruangan dengan suhu baik.
50,0%
Semakin
mencuci
buruk
baik
ataupun
suhu
semakin
ruangan
akan
responden
membersihkan
kasus
tangan
tidak
setelah
tempat
tidur.
berpengaruh terhadap peningkatan
Sebanyak 87,5% responden tidak
atau penurunan kejadian scabies
mencuci tangan sesudah menggaruk
pada santri di Pondok Pesantren
badan. Sehingga kebersihan tangan
Darul Amanah Kendal.
dan kuku merupakan merupakan
faktor risiko kejadian scabies di
Hubungan
antara
pencahayaan
Pondok Pesantren Darul Amanah
dengan kejadian scabies
Pencahayaan
Kendal. Kebersihan tangan dan kuku
merupakan
faktor
responden yang buruk mempunyai
resiko bagi kejadian scabies, hal
resiko 4 kali lipat terkena scabies
tersebut
dibandingkan
dapat
dilihat
dari
nilai
dengan
responden
OR=4,857 atau OR>1, yang artinya
yang memiliki kebersihan tangan
variabel
dan kuku baik.
berpengaruh
pencahayaan
terhadap
akan
terjadinya
scabies. Dengan demikian apabila
10
Hubungan
antara
kebersihan
berada dalam ruangan dengan
genital dengan kejadian scabies
Dari
hasil
yang
diperoleh,
kelembaban baik 83,3%.
ada
4. Sebagian besar responden kasus
hubungan antara mencuci pakaian
berada
dalam
detergen
suhunya
tiddak
dengan kejadian scabies sehingga
sebesar
83,3%
hal
bahwa
responden kontrol sebagian besar
responden yang tidak menggunakan
berada dalam ruangan dengan
detergen
suhu ruangan baik, yaitu sebesar
menggunakan
ini
menunjukkan
lebih
berisiko
dengan
responden yang mencuci pakaian
itu,pada
ruang
yang
baik
yakni
sedangkan
66,7%.
dalam menggunakan detergen. Oleh
karena
dalam
5. Sebagian besar responden kasus
pertanyaan
berada
dalam
ruang
yang
menjemur pakaian dalam di bawah
pencahayaannya tidak baik yakni
terik matahari terjadi hubungan yang
sebesar
signifikan dengan kejadian scabies.
responden kontrol sebagian besar
70,8%
sedangkan
berada dalam ruangan dengan
pencahayaan baik, yaitu sebesar
KESIMPULAN
66,7%.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada
ventilasi,
lantai
dinding
ruangan
di
dan
Pondok
Pesantren Darul Amanah Kendal
kelompok
kasus
dan
dapat dijelaskan bahwa ruangan
kontrol, jenis kelamin perempuan
dikategorikan baik.
(62,5%) lebih besar dari jenis
7. Semua ruangan santri responden
kelamin laki-laki (37,5%).
kasus
2. Frekuensi pendidikan MTs pada
jumlah
untuk pendidikan MA 37,5.
ruangan
3. Sebagian besar responden kasus
75,0%
baik
hunian
memiliki
yang
tidak
penghuni
santri
pada
yang
tiap
melebihi
kapasitas seharusnya.
berada dalam ruangan dengan
tidak
kontrol
baik, hal tersebut diketahui dari
kontrol, MTs (62,5%) sedangkan
kelembaban
dan
kepadatan
kelompok kasus dan kelompok
sebesar
6. Semua
8. Pada kelompok kontrol (70,8%)
yakni
memiliki kebersihan tangan dan
sedangkan
kuku baik, lebih besar dari pada
responden kontrol sebagian besar
kelompok kasus (58,3%).
11
9. Pada kelompok kontrol (79,2%)
kelompok
kasus
memiliki
memiliki kebersihan genital baik,
kebersihan
genital
lebih besar dari pada kelompok
buruk
memperhatikan
kasus (50,0%).
suhu ruangan, kelembaban
10. Ada
hubungan
antara
umur
ruangan serta pencahayaan
dengan kejadian scabies.
11. Ada
hubungan
kelembaban
ruangan karena hasil analisa
antara
dengan
menunjukkan
kejadian
kelompok
scabies.
12. Ada
antara
suhu
kasus
sebagian
dengan suhu, kelembaban
dengan kejadian scabies.
hubungan
dan
antara
pencahayaan
yang
santri,
perlu
buruk.
pencahayaan dengan kejadian
2.
scabies.
Bagi
meningkatkan
14. Ada hubungan antara kebersihan
tangan
bahwa
besar berada dalam ruangan
hubungan
13. Ada
dan
yang
dan
kuku
dan
dengan
tindakan
skabies
kejadian scabies.
pengetahuan
pencegahan
dengan
kebersihan
diri
menjaga
terutama
15. Ada hubungan antara kebersihan
kebersihan genital dengan
genital dengan kejadian scabies.
cara tidak bertukar pakaian
dengan penderita scabies,
mengganti pakaian dalam 2
SARAN
kali sehari dan menggunakan
1.
Bagi
pondok
pesantren,
diharapkan
pakaian
dapat
tentang
dengan
keadaan kering.
memberikan informasi lebih
lanjut
dalam
3. Bagi penelitian selanjutnya,
kejadian
perlu
dikembangkan
lagi
scabies melalui penyuluhan
dengan
dan pelatihan kepada tenaga
yang lebih kompleks, karena
kesehatan
masih banyak faktor yang
pesantren
di
Darul
pondok
Amanah
variabel-variabel
mempengaruhi
dalam
Kendal terutama mengenai
kejadian scabies, termasuk
kebersihan genital, karena
kondisi lingkungan.
hasil analisa menyebutkan
bahwa
sebagian
besar
12
DAFTAR PUSTAKA
Kelamin.Jakarta: Fakultas
1. Undang-undang No.23 Tahun
Kedokteran Universitas
1992 Tentang Kesehatan &
Indonesia ; 2007
Undang-undang No.29 Tahun
8.
2004 Tentang Praktik
dan Kelamin. Edisi kelima,
Kedokteran", VisiMedia,
cetakan kedua. Jakarta : FKUI ;
9791043604, 978979104360
2007
9.
2. Depkes RI. Undang-undang RI
Majalah Kedokteran Damianus.
kesehatan. Jakarta ; 2009
2006 ; 5: 177.
Notoatmodjo Soekidjo. Ilmu
10. Depkes RI. Undang-undang RI
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
No. 36 tahun2009 tentang
: Rineka Cipta ; 2003
4.
kesehatan. Jakarta ; 2009
Timmreck, Thomas, C.
Epidemiologi: suatu pengantar.
Jakarta : EGC ; 2004
5.
Harahap. M. Ilmu Penyakit Kulit.
Jakarta : Hipokrates ; 2000
6.
Kuspriyanto. Pengaruh Sanitasi
dan Higiene Perorangan
Terhadap Penyakit Kulit. Tesis.
Surabaya : Pascasarjana
Universitas Airlangga ; 2002
7.
Sudirman T. Scabies: Masalah
Diagnosis dan Pengobatannya.
No. 36 tahun 2009 tentang
3.
Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit
M. Wasitaatmadja S.Anatomi
Kulit.In :Djuanda A, ed. Ilmu
Penyakit Kulit dan
13
Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal
Nanda Intan Windi Hapsari
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2014
ABSTRAK
Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian Hominis dan produknya. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah lingkungan yang
kurang bersih dan personal hygiene dengan gambaran dari lingkungan maupun
perilaku santri di Pondok pesantren Darul Amanah, Desa Kabunan, Kecamatan
Sukorejo, Kabupaten Kendal dapat berpotensi terjadinya scabies.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik, faktor
lingkungan dan perilaku santri dengan kejadian penyakit scabies di Pondok
Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Kendal.
Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan case control.
Sampel dalam penilitian ini berjumlah 48 santri terdiri dari 24 responden kasus
dan 24 responden kontrol dengan metode pengambilan sampel simple random
sampling dan purposive sampling dan analisis menggunakan uji chi-square dan
uji Ood Ratio.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 24 responden kasus berusia remaja
(>14 tahun), kelembaban tidak baik di kamar tidur responden kasus sebesar
75%, suhu tidak baik di kamar tidur responden kasus 83,3%, pencahayaan tidak
baik di kamar tidur responden kasus 70,8%, perilaku kebersihan tangan dan
kuku buruk pada responden kasus 58,3% dan perilaku kebersihan genital pada
responden kasus 50%. Berdasarkan hasil uji statistik, ada hubungan antara umur
dengan kejadian scabies (p-value 0,018 dan OR 2,263), ada hubungan antara
kelembaban dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 15,000), ada
hubungan antara suhu dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 10,000),
ada hubugan antara pencahayaan dengan kejadian scabies (p-value 0,009 dan
OR 4,857), ada hubungan antara kebersihan tangan dan kuku (p-value 0,042
dan OR 3,400) dan ada hubungan antara kebersihan genital dengan kejadian
scabies (p-value 0,035 dan OR 3,800).
Kata kunci
: Scabies, Karakteristik, Lingkungan, Perilaku
Kepustakaan : 48 buah, 1992-2012
1
ABSTRACT
Scabies is a contagious skin disease caused by infestation with Sarcoptes
scabiei mites and sensitization Hominis and product variants. The factors that
influence the development of this disease is a less clean environment and
personal hygiene with an overview of the environment and the behavior of
students in Pondok Pesantren Darul Amanah, Kabunan Village, District Sukorejo,
Kendal can potentially scabies. The purpose of the research is to analyze the
relationship between the characteristics, environmental factors and the behavior
of students with scabies disease events in Boarding House of Pondok Pesantren
Darul Amanah Kabunan Village, District Sukorejo, Kendal.
This research is a survey of the case-control approach. The sample in this
research are 48 students consists of 24 respondents cases and 24 respondents
controls with simple random sampling method of sampling and purposive
sampling and analysis using chi-square test and Ratio test Ood.
The results showed that 24 cases of teenage respondents (> 14 years),
the humidity is not good in the bedroom of cases by 75% of respondents, the
temperature is not good in the bedroom respondents is 83.3% of cases, the
lighting is not good in the bedroom respondents 70 cases, 8%, hand hygiene
behavior and bad nail on the respondents and 58.3% of cases of genital hygiene
behavior in the case of 50% of respondents. Based on the results of statistical
tests, there is a relationship between age and incidence of scabies (p-value
0.018 and OR 2.263), there was a correlation between the incidence of scabies
humidity (p-value 0.000 and OR 15,000), there was a relationship between the
temperature of the incidence of scabies (p-value OR 0,000 and 10,000), there
was a relation between the incident light with scabies (p-value 0.009 and OR
4.857), there was a relationship between hand hygiene and nail (p-value 0.042
and OR 3.400) and there was a correlation between the incidence of genital
hygiene scabies (p Value-0.035 and OR 3.800).
Keywords
: Scabies, Characterictics, Environment, Behaviour
Bibliography
: 48 books, year 1992 - 2012
2
PENDAHULUAN
Kesehatan
Scabies
adalah
merupakan
penyakit
keadaan
kulit menular yang disebabkan oleh
sejahtera dari badan, jiwa, dan
tungau yang hidup didalam jaringan
sosial yang memungkinkan setiap
kulit
orang hidup produktif secara sosial
terowongan
dan
memanjang dimalam hari. Scabies
ekonomis.
kesehatan
Pembangunan
bertujuan
untuk
penderita,
dapat
hidup
yang
membuat
bentuknya
menyebabkan
rasa
gatal
meningkatkan kesadaran, kemauan
makin menjadi-jadi dimalam hari,
dan kemampuan hidup sehat bagi
sehingga membuat orang sulit tidur.
setiap orang agar terwujud derajat
Dibandingkan penyakit kulit gatal
kesehatan
lainnya, scabies merupakan penyakit
masyarakat
yang
setinggi-tingginya. Kegiatan untuk
kulit
meningkatkan kesehatan (promotif),
mencegah
penyakit
dengan
satu.
(preventif),
rasa
gatal
nomor
6,7
Tempat-tempat
yang
menjadi
terapi (kuratif) maupun pemulihan
favorit bagi sarcoptes scabei adalah
kesehatan
adalah
daerah-daerah lipatan kulit, seperti
1, 2, 3
telapak tangan, kaki, selangkangan,
(rehabilitatif)
upaya kesehatan masyarakat.
Lingkungan merupakan segala
lipatan paha, lipatan perut, ketiak
sesuatu yang mengelilingi dan juga
dan daerah vital. Penyakit scabies
kondisi luar manusia atau hewan
disebabkan faktor kebersihan yang
yang
atau
kurang dipelihara secara baik. Alat
memungkinkan penularan penyakit.4
tidur berupa kasur, sprei, bantal,
Kulit merupakan pembungkus yang
tempat tidur dan kondisi kamar yang
elastis yang melindungi tubuh dari
pengap, dapat memicu terjadinya
pengaruh
gatal-gatal.9 Walaupun tidak sampai
menyebabkan
lingkungan,
merupakan
organ
terletak
paling
kulit
tubuh
yang
luar
dan
membahayakan
scabies
jiwa,
perlu
mendapatkan
membatasinya dari lingkungan hidup
perhatian
karena
manusia.
yang
Penyakit
disebabkan
oleh
kulit
dapat
penularannya
jamur,
virus,
dapat
penyakit
mengganggu
tingkat
tinggi
serta
kenyamanan,
kuman, parasit hewani dan lain-lain.
terutama saat tidur dimalam hari dan
Salah
gangguan konsep diri.6
satu
disebabkan
penyakit
oleh
kulit
parasit
yang
adalah
Penularan
Scabies.5,7,8
terjadi
bila
kebersihan pribadi dan lingkungan
3
tidak terjaga dengan baik. Faktanya,
berukuran 5m x 8m. Kepadatan
sebagian pesantren tumbuh dalam
hunian serta penataan ruang seperti
lingkungan
mandi
yang
dan
lingkungan
sanitasi
kumuh,
tempat
itu dapat berpotensi menimbulkan
yang
kotor,
kejadian scabies. Kondisi kebersihan
lembab,
dan
air serta pengelolaan sampah yang
Ditambah
lagi
kurang efektif juga menjadi faktor
WC
yang
buruk.
dengan perilaku tidak sehat, seperti
yang
menggantung pakaian di kamar,
scabies.
tidak membolehkan pakaian santri
wanita
dijemur
di
bawah
menyebabkan
kejadian
Kebiasaan atau perilaku santri
terik
yang
berhubungan
dengan
matahari, dan saling bertukar pakai
perawatan
benda pribadi, seperti sisir dan
mandi, pemakaian handuk, pakaian,
2
handuk. .
diri
seperti
intensitas
alat mandi, dan perlengkapan tidur
Secara
umum
keadaan
secara
bersamaan.
Keadaan
lingkungan di pondok Pesantren
tersebut di atas adalah gambaran
Darul
cukup
dari lingkungan maupun perilaku
mendukung untuk suatu lingkungan
santri di Pondok pesantren Darul
yang sehat. Keadaan tersebut bisa
Amanah,
terlihat dari kebersihan ruang, lantai
Kecamatan
maupun penataan ruang yang cukup
Kendal. Berdasarkan hasil observasi
bersih dan rapi. Namun hal berbeda
dan pemeriksaan yang dilakukan
terlihat di lingkungan kamar santri.
diketahui santri yang mengalami
Penataan ruang dalam kamar masih
scabies usia antara 13 – 14 tahun
terlihat pakaian yang menggantung
atau kelas 8 dan 9 MTs dan usia 16-
disepanjang dinding dalam kamar.
17 tahun atau kelas 11 dan 12 MA
Berdasarkan
yang
atau yang telah tinggal kurang lebih
Pesantren
1 tahun dan mayoritas jenis kelamin
Darul Amanah terdapat 38 santri
laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah
yang
untuk mengetahui adakah hubungan
Amanah
dilakukan
di
sudah
hasil
survei
Pondok
terserang
scabies.
Jumlah
Desa
Kabunan,
Sukorejo,
Kabupaten
santri yang begitu banyak, jumlah
antara
santriwan 265 orang dan jumlah
lingkungan dan perilaku di Pondok
santriwati 484 orang. Sementara itu
Pesantren
Darul
tiap kamar rata-rata dihuni 15-20
Kabunan
Kecamatan
orang.
Kabupaten Kendal.
Kamar
tersedia
rata-rata
4
karakteristik,
factor
Amanah
Desa
Sukorejo
METODE PENELITIAN
Pondok Pesantren Darul Amanah
Jenis penelitian yang digunakan
dengan karakteristik sebagai berikut:
adalah penelitian deskriptif korelasi.
Bahwa rata-rata umur santri yang
Rancangan
menderita scabies di atas 14 tahun.
penelitian
yang
digunakan adalah pendekatan case
Dengan
control
perempuan dan berpendidikan MTs.
yaitu
berusaha
penelitian
melihat
(backward
looking)
yang
jenis
kelamin
rata-rata
kebelakang
yang
Hubungan antara umur dengan
artinya
mengumpulkan data dimulai dari
kejadian scabies
efek atau akibat yang terjadi.
Berdasarkan tabel 1. Hasil analisis
statistik menunjukkan ada hubungan
Jadi sampel untuk kelompok
kasus sebesar 24 orang dan sampel
antara
untuk kelompok kontrol sebesar 24
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi
orang.
square p=0,018 dimana nilai p14
menggunakan
teknik
purposive sampling.
tahun)
mempunyai
risiko
terkena scabies.
Data primer adalah data yang
diperoleh dengan cara pengamatan
Hubungan
antara
kelembaban
secara langsung. Data sekunder
dengan kejadian scabies
diperoleh dari Puskesmas Sukorejo
Berdasarkan tabel 2. Hasil analisis
2. Analisis data yang digunakan
statistik menunjukkan ada hubungan
adalah analisis univariate, analisis
antara kelembaban dengan kejadian
bivariate dan odd ratio.
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi
square p=0,000 dimana nilai p1, yang artinya umur responden
semakin
mempunyai
beresiko 15x lipat terkena scabies
pengaruhnya
untuk
tidak
baik
maka
terjadinya scabies. Dengan demikian
dibanding
dengan
semakin banyak santri usia remaja
berada
diruangan
di Pondok Pesantren Darul Amanah
kelembaban
akan
terhadap
ataupun semakin buruk kelembaban
penurunan
ruangan akan berpengaruh terhadap
berpengaruh
peningkatan
atau
9
baik.
santri
akan
yang
dengan
Semakin
baik
peningkatan
atau
penurunan
ruangan
para
santri
kejadian scabies pada santri di
pencahayaannya semakin tidak baik
Pondok Pesantren Darul Amanah
maka akan beresiko 5x lipat terkena
Kendal.
scabies dibanding dengan santri
yang
berada
diruangan
dengan
Hubungan antara suhu dengan
pencahayaan baik. Semakin baik
kejadian scabies
ataupun
Suhu merupakan faktor resiko bagi
pencahayaan
kejadian scabies, hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap peningkatan
dilihat dari nilai OR=10,000 atau
atau penurunan kejadian scabies
OR>1, yang artinya variabel suhu
pada santri di Pondok Pesantren
ada pengaruhnya untuk terjadinya
Darul Amanah Kendal.
semakin
buruk
ruangan
akan
scabies. Dengan demikian apabila
ruangan
semakin
para
tidak
santri
baik
Hubungan
suhunya
maka
antara
kebersihan
tangan dan kuku dengan kejadian
akan
beresiko 10x lipat terkena scabies
scabies
dibanding
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa
dengan
santri
yang
berada diruangan dengan suhu baik.
50,0%
Semakin
mencuci
buruk
baik
ataupun
suhu
semakin
ruangan
akan
responden
membersihkan
kasus
tangan
tidak
setelah
tempat
tidur.
berpengaruh terhadap peningkatan
Sebanyak 87,5% responden tidak
atau penurunan kejadian scabies
mencuci tangan sesudah menggaruk
pada santri di Pondok Pesantren
badan. Sehingga kebersihan tangan
Darul Amanah Kendal.
dan kuku merupakan merupakan
faktor risiko kejadian scabies di
Hubungan
antara
pencahayaan
Pondok Pesantren Darul Amanah
dengan kejadian scabies
Pencahayaan
Kendal. Kebersihan tangan dan kuku
merupakan
faktor
responden yang buruk mempunyai
resiko bagi kejadian scabies, hal
resiko 4 kali lipat terkena scabies
tersebut
dibandingkan
dapat
dilihat
dari
nilai
dengan
responden
OR=4,857 atau OR>1, yang artinya
yang memiliki kebersihan tangan
variabel
dan kuku baik.
berpengaruh
pencahayaan
terhadap
akan
terjadinya
scabies. Dengan demikian apabila
10
Hubungan
antara
kebersihan
berada dalam ruangan dengan
genital dengan kejadian scabies
Dari
hasil
yang
diperoleh,
kelembaban baik 83,3%.
ada
4. Sebagian besar responden kasus
hubungan antara mencuci pakaian
berada
dalam
detergen
suhunya
tiddak
dengan kejadian scabies sehingga
sebesar
83,3%
hal
bahwa
responden kontrol sebagian besar
responden yang tidak menggunakan
berada dalam ruangan dengan
detergen
suhu ruangan baik, yaitu sebesar
menggunakan
ini
menunjukkan
lebih
berisiko
dengan
responden yang mencuci pakaian
itu,pada
ruang
yang
baik
yakni
sedangkan
66,7%.
dalam menggunakan detergen. Oleh
karena
dalam
5. Sebagian besar responden kasus
pertanyaan
berada
dalam
ruang
yang
menjemur pakaian dalam di bawah
pencahayaannya tidak baik yakni
terik matahari terjadi hubungan yang
sebesar
signifikan dengan kejadian scabies.
responden kontrol sebagian besar
70,8%
sedangkan
berada dalam ruangan dengan
pencahayaan baik, yaitu sebesar
KESIMPULAN
66,7%.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada
ventilasi,
lantai
dinding
ruangan
di
dan
Pondok
Pesantren Darul Amanah Kendal
kelompok
kasus
dan
dapat dijelaskan bahwa ruangan
kontrol, jenis kelamin perempuan
dikategorikan baik.
(62,5%) lebih besar dari jenis
7. Semua ruangan santri responden
kelamin laki-laki (37,5%).
kasus
2. Frekuensi pendidikan MTs pada
jumlah
untuk pendidikan MA 37,5.
ruangan
3. Sebagian besar responden kasus
75,0%
baik
hunian
memiliki
yang
tidak
penghuni
santri
pada
yang
tiap
melebihi
kapasitas seharusnya.
berada dalam ruangan dengan
tidak
kontrol
baik, hal tersebut diketahui dari
kontrol, MTs (62,5%) sedangkan
kelembaban
dan
kepadatan
kelompok kasus dan kelompok
sebesar
6. Semua
8. Pada kelompok kontrol (70,8%)
yakni
memiliki kebersihan tangan dan
sedangkan
kuku baik, lebih besar dari pada
responden kontrol sebagian besar
kelompok kasus (58,3%).
11
9. Pada kelompok kontrol (79,2%)
kelompok
kasus
memiliki
memiliki kebersihan genital baik,
kebersihan
genital
lebih besar dari pada kelompok
buruk
memperhatikan
kasus (50,0%).
suhu ruangan, kelembaban
10. Ada
hubungan
antara
umur
ruangan serta pencahayaan
dengan kejadian scabies.
11. Ada
hubungan
kelembaban
ruangan karena hasil analisa
antara
dengan
menunjukkan
kejadian
kelompok
scabies.
12. Ada
antara
suhu
kasus
sebagian
dengan suhu, kelembaban
dengan kejadian scabies.
hubungan
dan
antara
pencahayaan
yang
santri,
perlu
buruk.
pencahayaan dengan kejadian
2.
scabies.
Bagi
meningkatkan
14. Ada hubungan antara kebersihan
tangan
bahwa
besar berada dalam ruangan
hubungan
13. Ada
dan
yang
dan
kuku
dan
dengan
tindakan
skabies
kejadian scabies.
pengetahuan
pencegahan
dengan
kebersihan
diri
menjaga
terutama
15. Ada hubungan antara kebersihan
kebersihan genital dengan
genital dengan kejadian scabies.
cara tidak bertukar pakaian
dengan penderita scabies,
mengganti pakaian dalam 2
SARAN
kali sehari dan menggunakan
1.
Bagi
pondok
pesantren,
diharapkan
pakaian
dapat
tentang
dengan
keadaan kering.
memberikan informasi lebih
lanjut
dalam
3. Bagi penelitian selanjutnya,
kejadian
perlu
dikembangkan
lagi
scabies melalui penyuluhan
dengan
dan pelatihan kepada tenaga
yang lebih kompleks, karena
kesehatan
masih banyak faktor yang
pesantren
di
Darul
pondok
Amanah
variabel-variabel
mempengaruhi
dalam
Kendal terutama mengenai
kejadian scabies, termasuk
kebersihan genital, karena
kondisi lingkungan.
hasil analisa menyebutkan
bahwa
sebagian
besar
12
DAFTAR PUSTAKA
Kelamin.Jakarta: Fakultas
1. Undang-undang No.23 Tahun
Kedokteran Universitas
1992 Tentang Kesehatan &
Indonesia ; 2007
Undang-undang No.29 Tahun
8.
2004 Tentang Praktik
dan Kelamin. Edisi kelima,
Kedokteran", VisiMedia,
cetakan kedua. Jakarta : FKUI ;
9791043604, 978979104360
2007
9.
2. Depkes RI. Undang-undang RI
Majalah Kedokteran Damianus.
kesehatan. Jakarta ; 2009
2006 ; 5: 177.
Notoatmodjo Soekidjo. Ilmu
10. Depkes RI. Undang-undang RI
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
No. 36 tahun2009 tentang
: Rineka Cipta ; 2003
4.
kesehatan. Jakarta ; 2009
Timmreck, Thomas, C.
Epidemiologi: suatu pengantar.
Jakarta : EGC ; 2004
5.
Harahap. M. Ilmu Penyakit Kulit.
Jakarta : Hipokrates ; 2000
6.
Kuspriyanto. Pengaruh Sanitasi
dan Higiene Perorangan
Terhadap Penyakit Kulit. Tesis.
Surabaya : Pascasarjana
Universitas Airlangga ; 2002
7.
Sudirman T. Scabies: Masalah
Diagnosis dan Pengobatannya.
No. 36 tahun 2009 tentang
3.
Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit
M. Wasitaatmadja S.Anatomi
Kulit.In :Djuanda A, ed. Ilmu
Penyakit Kulit dan
13