TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PROGRAM DOKUMENTER ARSIP MERAH PUTIH EPISODE IMLEK HARAPAN BARU.

LAPORAN TUGAS AKHIR
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
NIM
Nama
Program Studi
JUDUL (Bhs. Indonesia)

JUDUL (Bhs. Inggris)

: A24.2011.00349
: Monica Mahestri Anindita
: Penyiaran-D3
:Teknik Penulisan Naskah Dalam Program
Dokumenter “Arsip Merah Putih” Episode
“Imlek Harapan Baru”
: Screenwriting Techniques in Documentary
Program “Arsip Merah Putih” Episode “Imlek
Harapan Baru”


Abstrak (Bhs Indonesia) :
Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan dari generasi ke generasi dalam
suatu kelompok masyarakat, biasanya disampaikan turun temurun secara verbal
dengan diiringi oleh ajaran – ajaran untuk mengenal maupun melestarikan
ajaran tentang sebuah kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, Imlek
merupakan tradisi yang berusia ribuan tahun. Imlek juga dipahami bukan
sebagai ajaran agama, melainkan tradisi (kebudayaan) yang bisa dirayakan oleh
semua pemeluk agama di Indonesia. Untuk menyuguhkan tontonan yang mampu
mengulas lebih dalam suatu kebudayaan dan memberikan pengetahuan yang
lebih luas, Penulis memilih program dokumenter dalam pembuatan karyanya
dengan judul Arsip Merah Putih episode Imlek Harapan Baru. Karena film
dokumenter bercerita atau naratif, selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya
saja bukan fiktif namun berdasarkan fakta. Penulis menitikberatkan tugas kerja
selaku penulis naskah dalam program dokumenter, sebagai kompetensi pilihan
yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini sesuai, karena untuk
menghasilkan sebuah karya dokumenter yang baik dibutuhkan riset dan
kedetailan dalam penggalian data-data mengenai imlek. Laporan proyek akhir ini
akan memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khususnya generasi
muda yang mulai meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan
melestarikannya. Karena sesungguhnya kebudayaan merupakan milik semua

masyarakat Indonesia.
Abstrak (Bhs Inggris) :
Tradition is a habit which is done from generation to generation within a
community group, that usually delivered hereditary verbally together with
preception to know and preserve a teaching about cultures. As a part of cultures,
Chinese Imlek is a tradition which have thousan years aged. Chinese Imlek also
understood not as believe, but tradition (culture) which can celebrated by all
adherent believes in Indonesia. To furnish a specttacle that is able to cover more
in culture and also to provide knowledge with wider broadly, the author choose a

documentary program in the making of this workshop with title Arsip Merah
Putih Episode Imlek Harapan Baru, because documentary storry telling or
narrative, it also has dramatic aspects, just that it is not a fictional, but based on
facts. The author focuses on the task of working as a screenwriter in
documentaries, as a choice of competences corroborate in this project. Selection
of competencies are accordance, because to produce a good documentary project
are needed a research and highly details in grabbing data about Chinese Imlek.
This final project report will give a positive value to Indonesian people.
Especially the younger generation who started leaving the culture to continue
maintain and preserve it. This is because, the culture belongs to all Indonesian

soceities.
.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Dr. Abdul Syukur Drs, MM
NPP 0686.11.1992.017

Verifikator

Nama :
NPP :

TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PROGRAM DOKUMENTER
ARSIP MERAH PUTIH EPISODE IMLEK HARAPAN BARU
Monica Mahestri Anindita A24.2011.00349
Penyiaran-D3 | Fakultas Ilmu Komputer | Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Abstrak
ABSTRAKSI
Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan dari generasi ke generasi

dalam suatu kelompok masyarakat, biasanya disampaikan turun temurun
secara verbal dengan diiringi oleh ajaran – ajaran untuk mengenal maupun
melestarikan ajaran tentang sebuah kebudayaan. Sebagai bagian dari
kebudayaan, Imlek merupakan tradisi yang berusia ribuan tahun. Imlek juga
dipahami bukan sebagai ajaran agama, melainkan tradisi (kebudayaan) yang
bisa dirayakan oleh semua pemeluk agama di Indonesia. Untuk menyuguhkan
tontonan yang mampu mengulas lebih dalam suatu kebudayaan dan
memberikan pengetahuan yang lebih luas, Penulis memilih program
dokumenter dalam pembuatan karyanya dengan judul Arsip Merah Putih
episode Imlek Harapan Baru. Karena film dokumenter bercerita atau naratif,
selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif namun
berdasarkan fakta. Penulis menitikberatkan tugas kerja selaku penulis naskah
dalam program dokumenter, sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan
dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini sesuai, karena untuk menghasilkan
sebuah karya dokumenter yang baik dibutuhkan riset dan kedetailan dalam
penggalian data-data mengenai imlek. Laporan proyek akhir ini akan
memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khususnya generasi
muda yang mulai meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan
melestarikannya. Karena sesungguhnya kebudayaan merupakan milik semua
masyarakat Indonesia.

Kata Kunci

: Indonesia, Tradisi, Imlek, Dokumenter, Penulis Naskah

Tradisi merupakan kebiasaan
yang dilakukan dari generasi ke
generasi dalam suatu kelompok
masyarakat,

tentang

sebuah

kebudayaan.(Coppel.C.A, 1994).
Menurut

Coppel,

sebagai


biasanya

bagian dari kebudayaan, Imlek

temurun

merupakan tradisi yang berusia

secara verbal dengan diiringi oleh

ribuan tahun. Hari tahun baru

ajaran – ajaran untuk mengenal

Imlek merupakan tahun baru

maupun

yang


disampaikan

turun

melestarikan

ajaran

didasarkan

pada

penanggalan

Cina

(kalender

Abdurrahman


Wahid

bulan) dan disebut juga sebagai

memberikan kebebasan kepada

festival musim semi karena bagi

etnis Tionghoa untuk kembali

masyarakat Cina dahulu yang

menjalankan

mayoritas petani, hari tersebut

keagamaan

merupakan hari pertama musim


termasuk merayakan Imlek.

semi.

Tahun

baru

acara-acara
dan

adat-istiadat,

Imlek

Dengan proses sejarah selama

dirayakan selama 15 hari dengan

tak kurang 30 tahun dibawah


harapan pada hari ke-15 itu para

pemerintahan

petani sudah bisa memulai masa

itulah yang membawa dampak

tanam, pada hari itu dirayakan

sampai

festival lentera atau di Indonesia

tionghoa Indonesia. Meskipun

biasa diucapkan dalam dialek

upaya “ genosida“ semua unsure


Hokkian menjadi Cap Go Meh.

budaya dan adat istiadat tionghoa

Di Indonesia, perayaan Imlek

gagal

rezim

sekarang

dilakukan

soeharto

dikalangan

oleh

bisa dikatakan sebagai salah satu

soeharto,

berkah dari gerakan reformasi,

membuat sebagian besar generasi

karena

muda tionghoa Indonesia yang

sebelum ada

gerakan

namun

rezim

reformasi, perayaan Imlek tidak

dilahirkan

diperkenankan,

bisa

sampai 1990-an hanya mengenal

diam-diam,

sedikit saja budaya dan adat

dilakukan

secara

tertutup,

dan

hanya

terbatas

di

istiadat.

di

tahun

akibatnya

Termasuk

1960-an

dalam

lingkungan masyarakat keturunan

merayakan imlek dengan segala

Tionghoa.Setelah

gerakan

pernak perniknya.

reformasi

berhasil

Apalagi, jika Imlek dipahami

pemerintahan

bukan sebagai ajaran agama,

Orde Baru di bawah pimpinan

melainkan tradisi (kebudayaan)

Suharto, barulah perayaan Imlek

yang bisa dirayakan oleh semua

diperkenankan.Keputusan

pemeluk agama, maka jadilah

Presiden (Kepres) No.6 Tahun

Imlek sebagai perayaan yang bisa

2000 yang dikeluarkan Presiden

dilakukan siapa saja. Perayaan

menumbangkan

Imlek bukan hanya milik etnis

yang bisa dimanfaatkan. Salah

Tionghoa, tapi telah menjadi

satunya

milik

yang

seluruh

masyarakat

Indonesia.(Benny

G.

Setiono,

memberikan
menarik

menghibur

tontotan

tapi

dan

tetap
memberi

informasi, seperti mengenalkan

2010)
untuk

tentang kebudayaan Indonesia,

melestarikan dan mengenalkan

warisan leluhur yang harus tetap

budaya

dilestarikan.

Salah

satu

tradisi

cara

yang

ada

di

Tapi

untuk

dilakukan

memberikan sajian yang baik

melalui media televisi. Televisi

tidaklah mudah, karena tidak

merupakan

semua acara yang ada di televis

Indonesia

dapat

media

komunikasi

untuk menyampaikan informasi,

mampu

edukasi, dan hiburan adalah salah

kebudayaan.

satu media visual dan auditif

mempunyai konten masing –

yang mempunyai jangkauan yang

masing,

sangat luas. Mengingat sifatnya

hanya secara garis besarnya saja.

yang

Maka

terbuka,

cakupan

mengulas

Disetiap

meskipun

untuk

tentang

diulas

itu

menyuguhkan

pemirsanya yang tidak mengenal

tontonan yang mampu mengulas

usia dan meliputi seluruh lapisan

lebih dalam suatu kebudayaan

masyarakat mulai dari anak-anak,

dan

remaja,

yang lebih luas, Penulis memilih

hingga

dewasa. Sehingga

orang
menjadikan

memberikan

program

pengetahuan

dokumenter

media televisi sebagai media

pembuatan karyanya.

pembawa informasi yang besar

Dokumenter

secara

dalam

umum

dan cepat pengaruhnya terhadap

didefinisikan sebagai film non

perkembangan

fiksi yang dibedakan dengan

sikap

dan

pengetahuan,
perilaku

anggota

cerita

fiksi.

Karena

film

masyarakat dan tata nilai yang

dokumenter bercerita atau naratif,

ada. Seharusnya dengan adanya

selain itu juga memiliki aspek

televisi sebagai media informasi

dramatik, hanya saja bukan fiktif

dan hiburan, banyak sekali hal

namun

berdasarkan

fakta.

Struktur cerita dokumenter lebih

Fachrudin,

pada isi dan pemaparan, film

Produksi Televisi,2012)

fiksi mengacu pada alur cerita

Dasar-Dasar

Selain itu program berformat

atau plot (Ayawaila, Gerzon

dokumenter

R.2008).

satu cara untuk mengahadapi

Joris Ivens dalam

merupakan

salah

bukunya “The Camera and I”

persaingan

televisi,

karena

mengatakan bahwa sebuah karya

dokumenter

dianggap

mampu

film dokumenter adalah bukan

menjadi counter program yang

cerminan pasif dari kenyataan,

dapat

melainkan

manusia

terjadi

proses

menyuguhkan

kegiatan

sehari-hari

pada

penafsiran atas kenyataan yang

umumnya yang membutuhkan

dilakukan oleh pembuat film

interaksi dan pengetahuan.

dokumenter, sebenarnya ia mau

Sehingga penulis bermaksud

mengatakan juga, bahwa sebuah

untuk membuat sebuah karya

film

kendatipun

menjadi sebuah komponen yang

harus suatu fakta obyektif namun

menarik, mudah dipahami, dan

tetap saja unsur subyektivitas tak

menghibur

mungkin

memutuskan untuk mengemas

dokumenter

dihindari

dan

sah

terlibat dalam realitas yang tersaji

karyanya

pada karya tersebut (Wibowo,

dokumenter

Fred. 2007).Untuk memproduksi

program

dokumenter

PUTIH”.

tidaklah

mudah

pemirsa.

dalam
dengan
“ARSIP
Pemilihan

Penulis

format
nama
MERAH
nama

karena dibutuhkan data yang

program Arsip Merah Putih,

berdasarkan

memiliki

berdasarkan konsep acara yang

memandang

dibuat mengenai sejarah tentang

dan menghayati suatu peristiwa.

segala hal budaya di Indonesia,

Serta mampu menonjolkan suatu

yang setiap budaya mempunyai

hal yang meski umum namun

permasalahannya tersendiri dan

belum terungkap seutuhnya yaitu

sampai sekarang tidak semua

sisi

masyarakat

fakta,

ketajaman dalam

humanisme.

(Andi

mengetahuinya.

Sehingga Program Arsip Merah

Putih ini akan mengulas lebih

yang sedikit mengenal mengenai

dalam mengenai suatu budaya

makna

agar

terkadang

masyarakat

sadar

akan

imlek,

orangpun

salah

persepsi

makna budaya tersebut. Salah

mengenai imlek sebagai agama,

satunya episode “ Imlek Harapan

padahal imlek suatu perayaan

Baru “, yang akan membahas

budaya. Dengan judul “ Imlek

perjalanan

Harapan

budaya

imlek

di

Baru

Indonesia, dimana budaya imlek

mendorong

pernah

penerimaan

dilarang

perayaannya

kurang lebih selama 30 tahun.

sebagai

Sehingga banyak generasi muda

Indonesia.



mampu

pelestarian
budaya

bagian

dan
imlek

dari

budaya

Sinopsis
Program Acara “Arsip Merah

imlek oleh masyakarat tionghoa

Putih” Episode “Imlek Harapan

Indonesia. seperti yang dialami

Baru” yang berdurasi kurang

Tjongkie Tio yang merupakan

lebih 20 menit menceritakan

saksi hidup masa indahnya imlek

tentang sebuah kebudayaan yang

di era soekarno, masa kelam di

masih dilestarikan hingga saat

era

ini. Sebuah tradisi dari china

kebebasaan di era gus dur.

tetapi

Dengan

sudah

beradaptasi

di

soeharto

dan

masa

lamanya

pelarangan

imlek

membuat

tahun

perayaan

sebelum masehi. Budaya Imlek

generasi

saat

mengenal mengenai makna imlek

Indonesia

ini

sejak

telah

dengan

budaya

menjadi

bagian

400

berakulturasi
pribumi
dari

dan

budaya

muda

tak

begitu

sendiri. Bahkan banyak yang
mengartikan

imlek

adalah

Indonesia. budaya imlek sendiri

perayaan agama padahal jelas

memiliki sejarah yang kelam

salah besar karena imlek adalah

dalam

di

sebuah kebudayaan atau tradisi.

Indonesia, dimana budaya imlek

Tetapi dengan rasa kesadaraan

di era pemerintahan soeharto

yang tinggi pada orangtua dan

mengalami pelarangan perayaan

pemerintah saling bekerjasama

perkembangannya

dalam

membangkitkan

menyaksikan

keindahannya

kemeriahan imlek. Tak hanya itu

sampai mempelajari tradisi –

imlekpun mulai dimeriahkan oleh

tradisinya

etnis – etnis lain baik untuk

barongsai, kaligrafi, dsb.

Treatment

1. Insert

1. Colorbar

seperti

hubungan

tarian

Tionghoa

Dan Indonesia Era Soeharto

2. Identitas Karya

2. Statement Tjongkie Tio

3. Countdown

3. Insert perjuangan GUSDUR

4. Opening Tune Arsip Merah

4. Statement Tjongkie Tio

Putih
5. Opening Tune Imlek Harapan
Baru
Segmen 1
1. Suasana Klenteng Tay Kak
Sie
2. Insert imlek masa Soekarno
3. Insert aktivitas Tjongkie Tio

5. Insert

GUSDUR

mengesahkan kembali imlek
6. Statement Tjongkie Tio
7. Insert

perayaan

imlek

di

Masa Reformasi
Segmen 3
1. Suasana perayaan imlek di
Klenteng Tay Kak Sie

4. Statement Tjongkie Tio

2. Statement Tjongkie Tio

5. Insert pelarangan imlek Masa

3. Pementasan tarian barongsai

Soeharto
Segmen 2

4. Credit Title

DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku :
Ayawaila, R Gerzon, 2007. Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, Jakarta,
FFTV-IKJ Press
Benny G. Setiono, 2010. Tionghoa dalam pusaran politik, Jakarta, Elkasa
Coppel, c.a, 1994. Tionghoa Indonesia dalam krisis ( terjemahan tim
penerjemah psh :

Indonesian Chinese in crisis ), Jakarta,

Pustaka Sinar Harapan
Darwanto, S.S, 2007. Televise Sebagai Media Pendidika, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar
Elizabeth Lutters, 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta, Grasindo
Gunawan, Drs. B. Guntur, 2007. Proses Produksi Acara Televisi, Jakarta : Balai
Diklat LPP TVRI.
Jos Van Der Valk, 1992. Mengarang Naskah Video, Jakarta, Kanisius
Koentjaraningrat, 1992. Manusia dan kebudayaan, Djambatan
Taylor, Edward B, 1871. Primitive culture Researches into Development of
Mythology, Phylosophy, Religion, Art and Custom. New
York, Gordon Press
Wibowo, Fred, 2007. Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta : Pinus
Book Publisher.

Sumber dari Web :
http://gerzonayawaila.blogspot.com/
http://www.google.com/Tips dan trik menulis skenario TV/25-05-2007/part-1
/03/03/2009/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penulisan_skenario

83