METODE PENELITIAN 46 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.2. DeskripsiHasilPenelitianPadaSiklus II 77 4.1.2.1. HasilTesKemampuanPemecahanMasalah II 78 4.1.2.2. Observasi II 81 4.1.3.2. Refleksi II 83 4.2 PembahasanPenelitian 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

90 5.1. Kesimpulan 90 5.2. Saran 91 DAFTAR PUSTAKA 92 DAFTAR TABEL Tabel 3.2 Kisi-Kisi TesKemampuanPemecahanMasalah 59 Tabel 4.1. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes awal 66 Tabel 4.2. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah I 69 Tabel 4.3. tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah I 69 Tabel 4.4. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah I 70 Tabel 4.5. Tingkat kemampuan siswa memeriksa kembali solusi yang diperoleh pada tes kemampuan pemecahan masalah I 70 Tabel 4.6. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah I 71 Tabel 4.7. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada siklus I 72 Tabel 4.8. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada siklus I 73 Tabel 4.9. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah II 78 Tabel 4.10. Tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah II 79 Tabel 4.11. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah II 79 Tabel 4.12. Tingkat kemampuansiswadalammemeriksakembalisolusi yang di perolehpadateskemampuanpemecahanmasalah II 80 Tabel 4.13. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada siklus II 81 Tabel 4.14. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada siklus II 82 Tabel 4.16. Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah untuk Setiap siklus 83 Halaman DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencanapelaksanaanpembelajaran I 94 Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran II 107 Lampiran 3 Lembarkerjasiswa I 124 Lampiran 4 Lembar kerja siswa II 129 Lampiran 5 Lembar kerja siswa III 135 Lampiran 6 Lembar kerja siswa IV 139 Lampiran7 Kisi-kisi pretest 144 Lampiran 8 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah I 145 Lampiran 9 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah II 146 Lampiran 10 Tes awal pretest 147 Lampiran11 Tes kemampuan pemecahan masalah I 148 Lampiran12 Tes kemampuan pemecahan masalah II 149 Lampiran13 Kunci jawaban pretest 150 Lampiran14 Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah I 156 Lampiran15 Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah II 163 Lampiran16 Lembar validitas tes awal pretest 169 Lampiran17 Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah I 170 Lampiran18 Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah II 172 Lampiran19 Pedoman penskoran pretest 173 Lampiran20 Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah I 176 Lampiran21 Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah II 178 Lampiran22 Daftar nilai tes awal 180 Lampiran23 Tabel persentase kemampuan siswa memecahkan masalah untuk setiap langkah pemecahan masalah pada tes awal 182 Lampiran24 Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah I 184 Lampiran25 Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi nilai standar berskala lima stanfive 186 Lampiran26 Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah II 190 Lampiran27 Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan masalah II menjadi nilai standar berskala lima stanfive 192 Lampiran28 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan I 195 Lampiran29 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan II 197 Lampiran30 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan I 199 Lampiran31 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II 201 Lampiran32 Lembar observasi siswa siklus I pertemuan I 203 Lampiran33 Lembar observasi siswa siklus I pertemuan II 204 Lampiran34 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan I 205 Lampiran35 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan II 206 Lampiran36 Dokumentasi penelitian 207

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan dan pengetahuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika.Jihad 2008 : 156 menyatakan:matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif melalui kegiatan matematika ”doing mathematics”, memberikan sumbangan yang penting bagi peserta didik dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistematik, kritis dan cermat, serta bersikap obyektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan. Terkait hal ini Komarudin dalam Trianto, 2007 : 2 menyatakan : Salah satu perubahan paradigma pembelajaran dalam KTSP dalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher centered beralih berpusat pada murid student centered; metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih bersifat tekstual hafalan berubah menjadi kontekstual. KTSP juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat memampukan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan kebiasaan berpikir kritis, logis, sistematis, dan terstruktur. Dalam pembelajaran matematika siswa harus diberi kesempatan mengkaji, menganalisis dengan kemampuannya sendiri untuk membangun pemahamannya terhadap konsep matematika.Memberi kesempatan bertanya kepada guru dan 1 berdiskusi dengan temannya. Hal ini tidak hanya membuat siswa berperan aktif, berinteraksi dengan lingkungan belajarnya tetapi lebih mengajak siswa berfikir dan termotivasi dalam belajar dan menghargai orang lain. Sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika dewasa ini di Indonesia, maka nampak proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang diinginkan. Kondisi ini melahirkan anggapan bagi peserta didik bahwa belajar matematika tak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep.Dan semua itu terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak mendalam. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah, dan dibuktikan dengan prestasi belajar matematika siswa yang rendah. Hampir setiap tahun matematika dianggap sebagai batu sandungan bagi kelulusan sebagian besar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 10 Oktober 2011 yang dilaksanakan ke SMP Negeri 2 Tambangan, peneliti masih melihat bahwa pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional. Dengan langkah- langkah yang pembelajaran yang dilakukan guru sebagai berikut : 1. Guru menuliskan bentuk umum dan menuliskannya di papan tulis. 2. Guru meminta siswa mencatat penjelasan guru yang ada di papan tulis. 3. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. Selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif.Tidak ada yang mengajukan pertanyaan terkait materi yang dijelaskan guru. Ini mengindikasikan seolah-olah mereka sudah mengerti pada materi yang dijelaskan guru. Namun ketika guru memberikan soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya di papan tulis, tidak ada yang berani untuk mencoba menyelesaikannnya. Guru harus menunjuk nama siswa terlebih dahulu agar siswa mau mengerjakan soal di papan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 JEMBER

6 46 141

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII-B SMPN 1 JENGGAWAH DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL MENURUT POLYA

1 23 49

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 6 BANDA ACEH

0 6 1

ANALISIS STRUKTUR HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO DI KELAS VII SMP NEGERI 7 JEMBER

0 7 16

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PETA KONSEP PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009

0 11 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA SISWA KELAS IV SD 2 GRIBIG TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PANDAK TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10