4.1.2. DeskripsiHasilPenelitianPadaSiklus II
77 4.1.2.1. HasilTesKemampuanPemecahanMasalah II
78 4.1.2.2. Observasi II
81 4.1.3.2. Refleksi II
83 4.2 PembahasanPenelitian
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
90 5.1. Kesimpulan
90 5.2. Saran
91 DAFTAR PUSTAKA
92
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kisi-Kisi TesKemampuanPemecahanMasalah 59
Tabel 4.1. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes awal
66 Tabel 4.2. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan
pemecahan masalah I 69
Tabel 4.3. tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah I
69 Tabel 4.4. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah I 70
Tabel 4.5. Tingkat kemampuan siswa memeriksa kembali solusi yang diperoleh pada tes kemampuan pemecahan masalah I
70 Tabel 4.6. Deskripsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes
kemampuan pemecahan masalah I 71
Tabel 4.7. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada siklus I
72 Tabel 4.8. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada
siklus I 73
Tabel 4.9. Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah II
78 Tabel 4.10. Tingkat kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah pada
tes kemampuan pemecahan masalah II 79
Tabel 4.11. Tingkat kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah pada tes kemampuan pemecahan masalah II
79 Tabel 4.12. Tingkat kemampuansiswadalammemeriksakembalisolusi
yang di perolehpadateskemampuanpemecahanmasalah II 80
Tabel 4.13. Deskripsi hasil observasi guru melakukan pembelajaran pada siklus II
81 Tabel 4.14. Deskripsi hasil observasi siswa melakukan pembelajaran pada
siklus II 82
Tabel 4.16. Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah untuk Setiap siklus
83 Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Rencanapelaksanaanpembelajaran I 94
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran II
107 Lampiran 3
Lembarkerjasiswa I 124
Lampiran 4 Lembar kerja siswa II
129 Lampiran 5
Lembar kerja siswa III 135
Lampiran 6 Lembar kerja siswa IV
139
Lampiran7 Kisi-kisi pretest
144 Lampiran 8
Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah I 145
Lampiran 9 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah II
146 Lampiran 10
Tes awal pretest 147
Lampiran11 Tes kemampuan pemecahan masalah I
148 Lampiran12
Tes kemampuan pemecahan masalah II 149
Lampiran13 Kunci jawaban pretest
150 Lampiran14
Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah I 156
Lampiran15 Kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah II
163 Lampiran16
Lembar validitas tes awal pretest 169
Lampiran17 Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah I
170 Lampiran18
Lembar validitas tes kemampuan pemecahan masalah II 172
Lampiran19 Pedoman penskoran pretest
173 Lampiran20
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah I 176 Lampiran21
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah II 178 Lampiran22
Daftar nilai tes awal 180
Lampiran23 Tabel persentase kemampuan siswa memecahkan masalah
untuk setiap langkah pemecahan masalah pada tes awal 182
Lampiran24 Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah I
184 Lampiran25
Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi nilai standar berskala lima stanfive
186 Lampiran26
Daftar skor tes kemampuan pemecahan masalah II 190
Lampiran27 Pengubahan skor mentah hasil tes kemampuan pemecahan
masalah II menjadi nilai standar berskala lima stanfive 192
Lampiran28 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I
pertemuan I 195
Lampiran29 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I
pertemuan II 197
Lampiran30 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II
pertemuan I 199
Lampiran31 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II
pertemuan II 201
Lampiran32 Lembar observasi siswa siklus I pertemuan I
203 Lampiran33
Lembar observasi siswa siklus I pertemuan II 204
Lampiran34 Lembar observasi siswa siklus II pertemuan I
205 Lampiran35
Lembar observasi siswa siklus II pertemuan II 206
Lampiran36 Dokumentasi penelitian
207
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan
dan pengetahuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat
penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika.Jihad 2008 : 156 menyatakan:matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif
melalui kegiatan matematika ”doing mathematics”, memberikan sumbangan
yang penting bagi peserta didik dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistematik, kritis dan cermat, serta bersikap obyektif dan terbuka dalam
menghadapi berbagai permasalahan. Terkait hal ini Komarudin dalam Trianto, 2007 : 2 menyatakan :
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran dalam KTSP dalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher centered
beralih berpusat pada murid student centered; metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan
yang semula lebih bersifat tekstual hafalan berubah menjadi kontekstual.
KTSP juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam
pembelajaran matematika,
guru diharapkan
dapat memampukan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan
kebiasaan berpikir kritis, logis, sistematis, dan terstruktur. Dalam pembelajaran matematika siswa harus diberi kesempatan mengkaji,
menganalisis dengan kemampuannya sendiri untuk membangun pemahamannya terhadap konsep matematika.Memberi kesempatan bertanya kepada guru dan
1
berdiskusi dengan temannya. Hal ini tidak hanya membuat siswa berperan aktif, berinteraksi dengan lingkungan belajarnya tetapi lebih mengajak siswa berfikir
dan termotivasi dalam belajar dan menghargai orang lain. Sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi yang sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika dewasa ini di Indonesia, maka
nampak proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang diinginkan.
Kondisi ini melahirkan anggapan bagi peserta didik bahwa belajar matematika tak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan
konsep.Dan semua itu terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep matematika lemah karena tidak mendalam. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk
memecahkan masalah, dan dibuktikan dengan prestasi belajar matematika siswa yang rendah. Hampir setiap tahun matematika dianggap sebagai batu sandungan
bagi kelulusan sebagian besar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 10 Oktober 2011 yang
dilaksanakan ke SMP Negeri 2 Tambangan, peneliti masih melihat bahwa pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional. Dengan langkah-
langkah yang pembelajaran yang dilakukan guru sebagai berikut : 1.
Guru menuliskan bentuk umum dan menuliskannya di papan tulis. 2.
Guru meminta siswa mencatat penjelasan guru yang ada di papan tulis. 3.
Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan. Selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif.Tidak ada yang
mengajukan pertanyaan terkait materi yang dijelaskan guru. Ini mengindikasikan seolah-olah mereka sudah mengerti pada materi yang dijelaskan guru. Namun
ketika guru memberikan soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya di papan tulis, tidak ada yang berani untuk mencoba menyelesaikannnya. Guru harus
menunjuk nama siswa terlebih dahulu agar siswa mau mengerjakan soal di papan