KETENTUAN UMUM KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Peraturan Perkara

2 S A L I N A N Memperhatikan : Hasil Rapat Komisi tanggal 18 April 2006 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN KOMISI TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003. 2. Ahli adalah orang yang memiliki keahlian di bidang terkait dengan dugaan pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 3. Berita Acara adalah akta resmi Komisi yang memuat keterangan tentang kegiatan penyelidikan danatau pemeriksaan. 4. Gelar Laporan adalah penjelasan mengenai laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan oleh Sekretariat Komisi kepada Komisi dalam suatu Rapat Gelar Laporan. 5. Hari adalah hari kerja yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat kecuali hari libur nasional. 6. Komisi adalah Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. 7. Monitoring Pelaku Usaha adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat Komisi untuk mendapatkan kelengkapan dan kejelasan mengenai pelanggaran yang diduga atau patut diduga dilakukan oleh pelaku usaha berdasarkan data dan informasi yang berkembang di masyarakat. 8. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. 3 S A L I N A N 9. Pelanggaran adalah perjanjian danatau kegiatan danatau penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. 10. Pelapor adalah setiap orang yang menyampaikan laporan kepada Komisi mengenai telah terjadi atau patut diduga telah terjadi pelanggaran. 11. Penelitian dan Klarifikasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat Komisi untuk mendapatkan kelengkapan dan kejelasan laporan dari pelapor. 12. Pemberkasan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat Komisi untuk meneliti kembali Resume Laporan atau Resume Monitoring guna menyusun laporan dugaan pelanggaran. 13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan Tim Pemeriksa atau Majelis Komisi yang dibantu oleh Sekretariat Komisi untuk memeriksa dan meminta keterangan Pelapor, Terlapor, Saksi, Ahli dan Instansi Pemerintah. 14. Pemeriksaan Pendahuluan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pendahuluan terhadap laporan dugaan pelanggaran untuk menyimpulkan perlu atau tidak perlu dilakukan Pemeriksaan Lanjutan. 15. Pemeriksaan Lanjutan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Lanjutan terhadap adanya dugaan pelanggaran untuk menyimpulkan ada atau tidak adanya bukti pelanggaran. 16. Penyelidikan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa danatau Sekretariat Komisi untuk mendapatkan data dan informasi di lokasi atau tempat tertentu terkait dengan dugaan pelanggaran. 17. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang yang terkait untuk melakukan penyidikan. 18. Putusan Komisi adalah penilaian Majelis Komisi yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran serta penjatuhan sanksi berupa tindakan administratif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. 19. Rapat Komisi adalah pertemuan yang dihadiri oleh Pimpinan Komisi dan sejumlah Anggota Komisi yang memenuhi kuorum; 20. Resume laporan adalah laporan Sekretariat Komisi mengenai adanya dugaan pelanggaran berdasarkan hasil penelitian dan klarifikasi. 21. Resume monitoring adalah laporan Sekretariat Komisi mengenai adanya dugaan pelanggaran berdasarkan hasil monitoring pelaku usaha. 4 S A L I N A N 22. Saksi adalah setiap orang atau pihak yang mengetahui terjadinya pelanggaran dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan. 23. Sekretariat Komisi adalah unit administrasi dan teknis operasional yang membantu Komisi dalam rangka pelaksanaan tugasnya. 24. Sidang Majelis Komisi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Komisi untuk menilai ada atau tidak adanya bukti pelanggaran guna menyimpulkan dan memutuskan telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran serta penjatuhan sanksi berupa tindakan administratif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. 25. Terlapor adalah Pelaku Usaha danatau pihak lain yang diduga melakukan pelanggaran. 26. Undang-undang adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

BAB II TUGAS DAN WEWENANG