Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
200
Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa
Kelas III SDN Paranonge
Nurina T. Bindas, Sahrudin Barasandji dan Efendi
ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca di kelas III SDN
Parannge. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan penerapan metode latihan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca di Kelas III
SDN Paranonge. Rancangan PTK mengacu mengacu pada model Kurt Lewin dilaksanakan secara bersiklus. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, data
kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran siswa sedangkan data kualitatif diperoleh dari kegiatan proses pembelajaran di kelas. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 orang dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai
32 . Belum memenuhinya standar KKM yaitu 80 maka dilanjutkan Siklus II, pada siklus ini ketuntasan siswa lebih tinggi dibanding siklus I yaitu mencapai 88
yaitu dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 orang dari 25 orang siswa. Peningkatan kemampuan siswa dalam belajar didukung oleh penggunaan metode
latihan terbimbing dengan baik sehingga dapat memotivasi dan menarik minat siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan penggunaan
metode latihan secara terbimbing dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca Nyaring di SDN Paranonge.
Kata Kunci : Kemampuan Membaca Nyaring dan Metode Latihan Terbimbing.
I. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh
karena itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.
Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional UUSPN N0. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 Ayat 20 dinyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
201 didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Selanjutnya Depdiknas 2003 : 4 menyatakan bahwa : ”Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan melibatkan aktivitas
siswa dan aktivitas guru. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang
besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung
berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan
dan keteladanan. Sedangkan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan: “BAB I mengenai ketentuan umum pasal I ayat I yang berbunyi guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan mendidikan menengah. Guru sebagai tenaga pendidik sudah
menjadi kewajibannya untuk memberikan atau mentranfer ilmu kepada peserta didik. Guru mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan
menggunakan strategi, media, pendekatan, model atau metode agar proses pembelajaran tidak membosankan
”. Dalam proses belajar mengajar di kelas, seorang guru mempunyai rencana
pembelajaran yang ingin disampaikan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Keinginan yang diharapkan oleh guru diantaranya siswa aktif dalam
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa perlu di bantu guru dengan menggunakan strategi, media, pendekatan,
model atau metode agar siswa dapat merespon dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa ada empat aspek yang perlu dikembangkan,
yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Keempat aspek keterampilan tersebut membaca merupakan salah satu faktor pendorong yang sangat pentinh
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
202 untuk dapat melakukan sesuatu. Membaca merupakan suatu cara untuk dapat
mengetahui isi dari pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran membaca merupakan alat dan sarana yang dapat diprlukan,
baik untuk kepentingan umum maupun kepentingan pribadi. Bila dicermati tujuan pebangunan dibidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia
seutuhnya, yang mandiri. Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi yang semakin canggih, tidak dapat digunakan jika belum pandai membaca. Membaca
merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar di kelas-kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran
membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
Depdikbud, 1994 : 4 m enjelaskan bahwa “Tujuan membaca itu sendiri di kelas I
hingga kelas 3 adalah agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat dengan
lancar dan tepat, Kelancaran dan ketepatan anak dalam membaca dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas
”. Nurnaningsih 2009: 14 menjelaskan bahwa :
“Membaca Nyaring merupakan keterampilan membaca yang baru dapat dilakukan bila si pembaca telah menguasai membaca permulaan
atau membaca teknik sebagai dasar. Membaca nyaring diberikan di kelas dua keatas. Dalam membaca nyaring organ tubuh yang aktif
adalah mulut, mata dan otak yang berguna untuk kepentingan sendiri. Sasaran membaca nyaring adalah:
1 siswa dapat memahami isi bacaan
2 siswa dapat membaca cepat dengan kecepatan tinggi
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
203 3
siswa dapat membaca tanpa bersuara, tanpa menggerakkan bibir, tanpa menggerakkan kepala, tanpa alat bantu tunjuk dan tanpa
mengeja ”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang peranan yang penting dalam meningkatkan ketrampilan membaca
siswa, Peranan tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. Guru yang memiliki
kompetensi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan
dan tenaga ahli. Alhkaidah 1992:32-34 menyatakan :
“Dalam pembelajaran membaca, ada berbagai metode yang dapat dipergunakan , antara lain 1 metode latihan terbimbing 2 metode
bunyi 3 metode kupas rangkai suku kata 4 metode eja 5 metode global dan 6 metode Struktual Analitik Sinteksis SAS.
Berdasarkan hasil observasi pada salah satu sekolah dasar di Paranonge ditemukan bahwa masih banyak anak yang belum dapat membaca dengan baik
dan lancar, ketidaklancaran membaca tersebut menjadi salah satu penyebab anak malu untuk membaca dengan nyaring bahkan hingga duduk dikelas 3 masih
ditemukan siswa yang belum dapat membaca dengan lancar. Faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah sekolah ini termasuk dalam kategori sekolah yang
berada di pedalaman yang tidak mengenal tingkatan sekolah TK ataupun Paud bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah perkotaan untuk
kelas 3 sudah sepantasnya seorang anak telah dapat membaca dengan lebih baik dan tidak malu untuk membaca sesuatu dengan suara yang nyaring, ketidak
terampilan mereka dikhawatirkan belum mampu menggunakan keterampilan berbahasa secara baik dan benar. Oleh karenanya, kami akan membahas lebih
lanjut tentang proses membaca pada anak SD dikelas rendah. Guru perlu mengkondisikan siswa untuk sering melatih siswa dengan
bermacam-macam latihan membaca. Mencari variasi mengajar atau mencari
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
204 model belajar yang tepat sehingga siswa senang berada di kelas, melakukan
bimbingan kepada siswa yang bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia, Atas dasar pertimbangan inilah maka perlu dilaksanakan penelitian untuk
“Meningkatkan ketrampilan siswa membaca nyaring melalui metode latihan terbimbing pada siswa kelas 3 SD Negeri Paranonge ”.
II. METODE PENELITIAN