TUGAS PKN KELAS XI MIA 4.docx

MAKALAH
SEJUTA MANGROVE UNTUK MASA DEPAN

Disusun oleh :
Ainun Huda Ali (01)
Akbar Riski Ramadhani (2)
Alifia Rohani (03)
Devita Lailatun Nikmah (10)
Jazilatul Amalia ()
M.Renaldi Bagus Wijayanto ()

Website : http://www.mandagi.sch.id, Email : man_gondanglegi@mandagi.sch.id

Alamat : Jalan Raya Putatlor Gondanglegi Telp: (0341) 875117 Faksmile (0341) 879741,
Kode Pos 65174

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
ridhonya juga pada akhirnya penulisan makalah tentang “Sejuta Mangrove Untuk Masa
Depan” ini dapat di selesaikan.

Penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami menyampaikan rasa terima kasih
yang tak terhingga terutama kepada guru pembimbing ibu Laila selaku guru Pendidikan
Kewarganegaraan dan seterusnya kepada rekan-rekan yang telah memberikan banyak
bantuan dalam rangka penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini banyak kekurangan dan
kelemahan-kelemahan atau jauh dari kesempurnaan. Ini sesuai dangan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu semua saran dan kritik yang dapat
menyadarkan akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan penyempurnaan isi
makalah ini.

.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………

i

Daftar Isi………………………………………………………………


ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………….………………................
1.3 Tujuan …………..………...…………………………............

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4

Peran Mangrove Untuk Daerah Pesisir ...........................................
Manfaat Mangrove di Daerah Pesisir ............................................

Dampak Kerusakan Mangrove………………………………….
Kontribusi Mangrove dalam Menciptakan Integrasi Nasional ….

3
4

6
7

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………..

8
8

Daftar Pustaka………………………………………………………..

9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Secara umum, integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai
wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik suku, budaya, dan berbagai latar
belakang ekonomi. Tanpa adanya persatuan, negara Indonesia akan lebih mudah terpecah belah.
Banyak ancaman yang dapat menyebabkan negara kita terpisah, mulai dari ancaman militer
maupun non-militer. Dengan pembudidayaan mangrove dapat menyatukan dua belah pihak yakni,
badan kemasyarakatan maupun badan kepemerintahan yang pasti memiliki satu tujuan yang sama
yaitu sabagai konservasi mangrove dan menambah jalinan komunikasi antara kedua belah pihak.
Sesuai pasal 30 ayat (1) yang berisi tentang “ Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”, bahwa jalinan komunikasi yang baik
berpengaruh besar dalam mempertahankan keamanan negara. Sumber daya alam Indonesia yang
melimpah harus bisa kita olah sebaik dan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lepas dari campur
tangan antara masyarakat serta peranan pemerintah agar senantiasa siap dalam mewujudkan
Integrasi Nasional.
Salah satu hutan yang amat penting keberadaannya baik bagi manusia maupun lingkungan
adalah hutan bakau (mangrove). Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No.
60/kpts/DJ/I/1978 tentang Pedoman Silvikultur Hutan Mangrove, yang dimaksud dengan hutan

mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang
dipengaruhi pasang surut air laut.
Banyak akibat atau dampak negatif dari kerusakan hutan, khususnya hutan mangrove. Secara
fisik, hutan mangrove mempunyai peranan sebagai benteng atau pelindung bagi pantai dari
serangan angin, arus dan ombak dari laut. Hutan mangrove dapat diandalkan sebagai benteng
pertahanan terhadap ombak yang dapat merusak pantai dan daratan pada keseluruhannya.
Sehingga jika tidak adanya benteng pertahanan tersebut, maka dapat mengakibatkan pengikisan
tanah oleh air laut. Selain itu, ekosistem di daerah tersebut juga terganggu dan akan
mengakibatkan merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, serta menurunnya
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, kerusakan hutan harus segera ditangani secara serius.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh mangrove untuk kehidupan di sekitar pesisir?
1.2.2 Apa saja manfaat mangrove bagi kehidupan di sekitar pesisir?
1.2.3 Apa dampak kerusakan mangrove?
1.2.4 Apa kontribusi mangrove dalam menciptakan integrasi nasional?

1.3

Tujuan Penulis

Tujuan ditulisnya makalah ini agar pembaca dapat memahami :
1.3.1 Pengaruh hutan mangrove.

1.3.2
1.3.3
1.3.4

Manfaat mangrove bagi kehidupan manusia dan alam.
Dampak akibat kerusakan mangrove.
Kontribusi mangrove dalam menciptakan integrasi nasional.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Mangrove Untuk Daerah Pesisir.
Secara ekologis, hutan mangrove mempunyai berbagai macam peranan yang cukup besar
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Hutan mangrove berperan sebagai sumber nutrisi.
Serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi
hutan mangrove sendiri maupun untuk perairan disekitarnya. Perairan disekitar hutan mangrove
memiliki produktivitas tinggi, hal ini terkait dengan serasah mangrove yang diekspor ke perairan

sekitarnya baik yang berupa serasah maupun serasah yang terurai. Serasah mangrove akan
dimanfaatkan oleh protozoa dan bakteri yang selanjutnya akan diuraikan sebagai bahan organik
dan kemudian akan menjadi sumber energi bagi biota yang hidup diperairan. Makrofauna dan
mikroorganisme dipandang sebagai komponen penting dalam proses dekomposisi. Disamping
peranannya sebagai pengurai serasah, mikroorganisme yang di ekspor ke perairan sekitarnya juga
akan berperan di dalam rantai makanan. Kaitan positif antara kehadiran hutan mangrove dengan
jumlah serta jenis biota akuatik nampaknya memang ada, dan hal ini telah diungkapkan oleh
beberapa penelitian tentang adanya hubungan positip antara hutan mangrove dengan produksi
perikanan udang disekitarnya.

2. Hutan mangrove berperan sebagai pelindung pantai
Hutan mangrove dapat berfungsi untuk sebagai stabilator garis pantai, dapat
mencegah erosi sebagai akibat pukulan ombak dan juga berperan dalam penambahan lahan
pantai. Tipe perakaran dari jenis Rhizophora sp., Avicennia sp. dan Sonneratia sp. dapat
meredam hantaman gelombang dan sekaligus berperan sebagai penghimpun atau pengikat
lumpur yang dibawa oleh aliran sungai, sehinga akan terbentuk pulau-pulau delta kecil yang
ditumbuhi mangrove, dan selanjutnya masing- masing pulau akan bergabung dan akhirnya
akan terbentuk hutan mangrove yang arealnya cukup luas. Hutan mangrove juga
dapatberperan sebagai filter dari pengaruh laut maupun dari darat serta dapat mencegah
terjadinya intrusi air laut ke darat. Kemampuan hutan mangrove juga diduga dapat berperan

sebagai penghambat intrusi air laut ke daratan.

3. Hutan mangrove berperan sebagai penyedia kebutuhan manusia.
Hutan mangrove sudah lama dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat yang
tinggal sekitar hutan mangrove, baik itu untuk keperluan lokal maupun sebagai bahan
industri. Secara lokal, manusia menggunakan mangrove sebagai bahan bangunan, kontruksi,
atap, kayu bakar, sebagai sumber makanan, obat dan bahan untuk keperluan rumah tangga
lainnya.
4. Sebagai salah satu penambah pendapatan daerah pesisir selaku daerah pengelola.
5. Sebagai salah satu asset bagi daerah tersebut.
6. Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir.
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah
yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi
tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar
yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi
kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini
dapat meluas menjadi pulau sendiri.
2.2 Manfaat Mangrove di Daerah Pesisir
Perlindungan lingkungan ekosistem pantai secara global, yakni :


1) Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang. Semua tipe hutan mangrove
dengan pengecualian hutan-hutan yang mengalami perubahan, menunjukkan
kemampuan untuk meredam energi dankekuatan tsunami, mengurangi kecepatan
dandalamnya aliran, dan membatasi wilayah penggenangan.
2) Proteksi dari tiupan angina kencang Fractional Drag diatas kanopi mangrove
adalah jauh lebih tinggi dibandingkan dia atas permukaan air, sehingga semakin
kea rah mangrove kecepatan angina semakin berkurang.
3) Mengatur sedimentasi sistem perakaran mangrove dapat mengurangi kecepatan
arus air yang mengalir di lantai hutan, sehingga memberi kesempatan kepada
partikel partikel koloid tanah untuk mengendap di lantai hutan.
4) Memperbaiki kualitas air mangrove, menyediakan sumber detritus yang penting
bagi ekosistem pantai dan estuaria yang mendukung berbagai organisme akuatik.
5) Pengaturan air bawah tanah (groundwater) mangrove yang letaknya berada di
peralihan antara lautan dengan daratan dan di mangrove banyak terdeposisi
partikel liat, maka di batas pedalaman mangrove dengan daratan aliran air tawar
dari daratan sering terakkumulasi.
6) Penyaring air laut.
Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan kawasan penyangga atau
penyaring rembesan air laut ke darat, sehingga air laut yang asin menjadi tawar

ketika merembes ke danau atau kolam di darat.
7) Daun tanaman berfungsi sebagai penyerap karbondioksida
Populasi tanaman pada hutan mangrove kaya akan stomata yang siap menyerap
gas karbondioksida dari lingkungan dan melepaskan oksigen ke lingkungan,
sehingga udara di lingkungan pesisir pantai tetap bersih, segar dan bebas dari
polusi.
8) Sebagai perangkap dan pengolah zat-zat pencemar dan limbah industri
Menariknya, vegetasi tanaman mangrove memiliki manfaat penting untuk
menyerap serta mengurangi polutan pada air laut. Jaringan pada tanaman
mangrove diketahui memiliki kemampuan untuk menyerap bahan-bahan polutan
berbahaya dalam air laut. Misalnya; tumbuhan Rhizophora mucronata (pohon
bakau) memiliki kemampuan menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu.
Jadi, kehadiran vegetasi mangrove di pesisir pantai sangat penting untuk
melindungi laut dari polusi industri dan kapal laut.

9) Sebagai penghasil kayu bakar, arang, serta kayu untuk bahan bangunan dan
perabot rumah tangga.
10) Penghasil bahan baku industry, misalnya ulpen, kertas, tekstil, makanan, obatobatan, alkohol, peyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna.
11) Penghasil bibit ikan, udang, kerang, telur burung, dan madu.
12) Sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa, serta

berperahu di sekitar mangrove
13) Sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian.
.

2.3 Dampak Kerusakan Mangrove
Seluas 195 hektare atau 57 persen dari 344 hektare hutan bakau di pesisir selatan Kabupaten
Malang rusak. Kerusakan terbesar akibat penebangan untuk dialih fungsikan sebagai kawasan
permukiman dan tambak.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Endang Retnowati mengatakan hutan bakau itu
tersebar di enam kecamatan, yaitu Ampelgading, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Gedangan,
Bantur, dan Donomulyo. Dia merinci, 165 hektare atau 47,96 persen bakau rusak berat dan 29,4
hektare atau 8,54 persen rusak ringan. Saat ini hanya tersisa 150,1 hektare bakau berkondisi baik.
Hutan bakau yang rusak parah antara lain ada wilayah Pantai Sendangbiru, Dusun
Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Wilayah desa ini mencakup
cagar alam Pulau Sempu dan bakal dijadikan pelabuhan nusantara. Seluas 30 hektare atau 40
persen dari 76 hektare hutan bakau rusak parah.
Sedangkan hutan bakau yang masih baik tersebar di Desa Pujiharjo di Kecamatan Tirtoyudo;
Desa Tambakrejo di Sumbermanjing Wetan; Desa Tumpakrejo dan Gajahrejo di Kecamatan
Gedangan, serta Desa Banjarejo di Kecamatan Donomulyo. Pemerintah juga berupaya melakukan

rehabilitas. “Di Pantai Tamban (tetangga Pantai Sendangbiru) kami tanami 800 batang bakau dan
pohonnya sekarang sudah besar-besar,” kata Endang.
Total, dalam kurun 2008-2012, hutan bakau seluas 20,8 hektare sudah direhabilitasi.
Mayoritas rehabilitasi hasil swadaya kelompok masyarakat pada hutan bakau yang tumbuh di
daerah pasang surut atau di tepi laut. Tahun ini Dinas Kelautan berencana menanam 5 ribu batang
bakau di wilayah pesisir yang rusak. Rencana ini sudah disampaikan ke Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.
Dia mencontohkan, pada 2008 telah direhabilitasi 15,5 hektare hutan bakau, yang terdiri atas
11,5 hektare tanaman bakau dan empat hektare tanaman pantai lainnya. Hutan bakau yang
direhabilitasi mencakup empat hektare di Desa Lebakharjo, Ampelgading; tiga hektare di Desa
Pujiharjo, Tirtoyudo; serta 8,5 hektare di Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan.
Menurut Endang, selain menyelamatkan pesisir selatan dari abrasi, penanaman ribuan bakau
dan tanaman pantai lainnya juga ditujukan untuk mendukung pengembangan wisata pantai,
terutama di pusat perikanan Pantai Sendangbiru serta mendukung kelestarian tepian cagar alam
Pulau Sempu.

Berikut ini beberapa dampak yang diakibatkan rusaknya hutan mangrove bagi daerah sekitar
pantai, khususnya pantai-pantai yang ada dikawasan Malang Selatan :
1. Instrusi air laut
Intrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kearah daratan sampai
mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan menjadi pajau atau asin.
Dampak intrusi air laut ini sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan
menyebabkan keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman. Intrusi air laut telah
terjadi di hampir sebagaian besar pantai Tamban.
2. Erosi Pantai
Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius degradasi garis pantai. Selain
proses-proses alami, seperti angina, arus, hujan dan gelombang, aktivitas manusia juga
menjadi penyebab penting erosi pantai. Kebanyakan erosi pantai akibat aktivitas manusia
adalah pembkaan hutan pesisir untuk kepentingan pemukiman, dan pembangunan
infrastruktur, sehingga sangat mengurangi fungsi perlindungan pantai.
3. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organik, minyak bumi, dan lainlain.

4. Penurunan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir
5. Peningkatan abrasi pantai.
6. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah, dan bertelur biota laut. Akibatnya, produksi
tangkapan ikan menurun.
7. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angina, gelombang air laut, dan
lain-lain.
8. Peningkatan pencemaran pantai.
2.4 Kontribusi Mangrove dalam Menciptakan Integrasi Nasional
Seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa dengan menanam mangrove dapat
menambah pendampatan daerah pesisir, dengan demikian akan sangat memungkinkan dari
pihak pemerintah dengan pihak masyarakat akan terjadi kerjasama dalam pelestarian
mangrove. Dengan kerjasama tersebut dapat menciptakan suatu komunikasi yang baik yang
mampu menciptakan keharmonisasian antar kedua belah pihak. Dengan penanaman
mangrove dapat menambah pendapatan daerah pesisir dengan menjadikan salah satu destinasi
wisata dan dapat menjadi salah satu asset penting yang dimiliki oleh Negara untuk tetap di
lestarikan.

BAB III
3.1 Kesimpulan
Setelah membaca pembahasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa, mangrove sangat penting
untuk kehidupan flora dan fauna, khususnya kehidupan manusia. Apabila hutan mangrove di
Indonesia semakin berkurang karena ulah manusia maupun alam, maka yang merasakan adalah kita
semua.
3.2 Saran
Segala sesuatu berawal dari dalam diri kita masing-masing. Jika kita ingin menjaga keutuhan dan
kebersamaan bangsa kita sendiri, maka kita harus siap dengan peraturan pemerintah yang
menganjurkan untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

Daftar Pustaka
http://infomanfaat.com/858/manfaat-hutan-mangrove-hutan-bakau-bagi-lingkungan/alam
http://earthhour.wwf.or.id/5-manfaat-hutan-mangrove-untuk-manusia/
http://helmiapriliyatmi.blogspot.co.id/2014/10/egradasi-hutan-mangrove-akibatkan.html