Tinjauan Pustaka T1 702010152 Full text

2 Salah satu elemen media pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas belajar siswa secara mandiri dan hasil belajar siswa adalah media video. Didalam video tersebut terdapat serangkaian kegiatan serta tahapan sehingga siapapun dapat mengikuti dan mempraktikkan secara langsung dalam proses pembelajaran mandiri. Penggunaan media video akan dapat memberikan pengalaman yang lebih dibandingkan media yang lainnya, karena pada saat media digunakan indra dalam diri akan lebih mudah untuk merespon dan menangkap isi dari media tersebut. Kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal tulisan 20, Audio saja 10, visual saja 20, Audio visual 50. Tetapi jika proses belajar hanya menggunakan metode a Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10 b Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20. c Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50. Dan e Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80. f Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90 [1]. Maka dengan memanfaatkan media video pengetahuan yang disampaikan dalam proses pembelajaran bisa diterima dengan baik. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media video memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan, penelitian ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang ada dan meningkatkan prestasi belajar. Penelitian yang dirancang merupakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Video Tutorial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata TIK Kelas XII SMA N 1 Tuntang ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian tentang penggunaan video tutorial untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran TIK Kelas XII SMA N 1 Tuntang.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan Pandhu Argo Yuwono 2012 berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas VII A Smp Negeri 2 Tempel ”, dalam penelitian ini terdapat kesamaan dalam penggunaan media pembelajaran yang digunakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pandu Argo Yuwono menyimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Diungkap pada siklus I motivasi siswa yang didapat adalah sebesar 67,45 sedangkan hasil belajar yang didapat sebesar 52,78. Sedangkan pada siklus II, data motivasi belajar siswa yang didapat adalah sebesar 76,38 sedangkan pada hasil belajar siswa didapatkan hasil sebesar 77,78. [2] Penelitan terdahulu telah dilakukan oleh Fitria Ningtias Rahmawati 2011 berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Video Pembelajaran 3 Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah”. Penelitian tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria Ningtias Rahmawati menyimpulkan bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Diungkapkan pada Siklus I data pada hasil belajar didapat 68. Sedangkan di Siklus II data pada hasil belajar didapat sebesar 92 [3]. Perbedaan dengan penelitian terdahulu media belajar yang dibuat dengan menggunakan adobe flash dikombinasikan dengan aplikasi pembuat video. Selain itu terdapat perbedaan dari objek dan mata pelajaran yang akan diteliti. Penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar mencakup kemampuan kognitif intelektual, afektif sikap, dan kemampuan psikomotorik bertindak. Penyampaian materi oleh guru dikatakan berhasil jika terdapat perubahan positif pada siswa dan siswa dapat dikatakan berhasil pada proses belajarnya apabila hasil belajar yang dicapainya maksimal [4]. Prestasi belajar siswa dapat dibuktikan melalui hasil pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberi angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda [5]. Teori tersebut dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah suatu obyek untuk penilaian akhir dari proses pembelajaran yang telah dilakukan berulang-ulang. Klasifikasi aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan 1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demontrasi. 2 Oral activities, seperti: bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi. 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, diskusi, percakapan. 4 Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, menyalin. 5 Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik. 6 Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan. 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal. 8 Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, bersemangat. [6]. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media video tutorial sehingga dari beberapa macam aktivitas belajar siswa diatas dapat dipilih indikator aktivitas yang berhubungan dengan penelitian menggunakan media video tutorial, diantaranya visual activities, motor activities, listening activities dan writing activities. Melalui visual activities yang dapat diamati yaitu saat siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan video, membacamemperhatikan penayangan materi dengan video, mencatat materi yang ada pada video. Sedangkan motor activities yang dapat diamati yaitu saat siswa melakukan atau mempraktekkan video tutorial. Mendengarkan materi atau penjelasan dari guru dapat diamati melalui 4 listening activities. Sedangkan mencatat materi dapat diamati pada aspek writing activities. Media pembelajaran video tutorial dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Video tutorial merupakan panduan tentang cara menjelaskan sesuatu, baik materi pelajaran atau pelatihan training maupun proses pengoperasian suatu system hardware dan software yang dikemas dalam bentuk video [7]. Karakteristik Media video pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Clarity of Messages kejelasan pesan, dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retisi. 2 Stand Alone berdiri sendiri, video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3 User Friendly akrab bersahabat dengan pemakainya, media video menggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil dengan pemakainya termasuk kemudahan pemakai dalam merespon akses sesuai dengan keinginan. 4 Representasi isi Materi harus benar-benar representatif misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat dibuat menjadi video. 5 Visualisasi dengan media, materi dikemas secara multimedia didalamnya terdapat teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau bahaya apabila dipraktekkan, memiliki tingkat akurasi yang tinggi. 6 Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi, tampilan grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer. 7 Dapat digunakan secara klasikal atau individual, video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian dari narator yang telah tersedia dalam program [8]. Kelebihan video sebagai media pembelajaran, antara lain 1 Video menambah suatu dimensi baru dalam pembelajaran, video menyajikan gambar bergerak kepada siswa disertai suara yang menyertainya. 2 Video dapat menampilkan suatu venomena yang sulit untuk dilihat secara nyata. [9] Manfaat media video tutorial mempunyai yaitu: 1 Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek. 2 Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat. 3 Dapat merangsang minat belajar siswa untuk lebih mandiri. 4 Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya. 5 Siswa dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi. 6 Daya nalar Siswa lebih terfokus dan lebih kompeten. 7 Siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan. 8 Siswa dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam Format film atau VCD. 9 Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, 5 khususnya dalam penggunaan bidang media teknologi. 10 Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural [10] 3. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan menggunakan penelitian tindakan kelas PTK, sebelum melakukan penelitian, berikut ini tahap penelitian : Gambar 1. Tahapan penelitian. [11] Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang terdiri dari observasi yaitu melakukan pengamatan proses pembelajaran sebelum diterapkannya media video tutorial, penyusunan strategi pembelajaran yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP dan membuat media video tutorial, penerapan yaitu melakukan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan siklus 1 dan 2 dengan menggunakan video tutorial, pengolahan data dilakukan untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil penelitian dilakukan untuk menulis laporan hasil penelitian. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut dengan CAR Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan dengan menggunakan model Kemmis McTaggart, model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. [12] Observasi Penyusunan Strategi Pembelajaran Penerapan Pengolahan data Penulisan hasil penelitian 6 Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis Taggart. Gambar 2 siklus penelitian yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan disusun oleh peneliti dan guru mata pelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, media berupa video pembelajaran dan instrumen penelitian. Media video tutorial yang digunakan dalam penelitian mencakup pembuatan karya grafis untuk keperluan percetakan yang terdiri dari membuat logo, membuat leaflet atau brosur, membuat surat undangan dan membuat karya fotografi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari media video tutorial, lembar observasi, dokumentasi dan tes. Media video tutorial adalah suatu media yang memungkinkan sinyal audio dapat di kombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Pada tahap tindakan , rancangan model yang sudah disusun dan skenario pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dilakukan sesuai dengan RPP yang sudah direncanakan dan dibuat sebelumnya. Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan saat tindakan diberikan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dan guru melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi telah sesuai dengan rancangan sekenario atau belum. Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari refleksi siklus pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai pemantapan siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka siklus ke dua tahap kerjanya seperti siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama. Lembar observasi berisi indikator-indikator aktivitas belajar yang telah ditentukan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa berdasarkan aktivitas belajar siswa oleh Paul B. Diedrich [4] dan ditunjukan pada tabel dibawah ini : 7 Tabel 1. Kisi- kisi Observasi Kegiatan Belajar Siswa saat menggunakan Media Video No Kegiatan Aspek yang Diamati 1 Listening Activities Mendengarkan penjelasan dari guru 2 Visual Activities Membaca memperhatikan penayangan materi dengan video 3 Writing Activities Mencatat materi 4 Motor Activities Mempraktekkan video tutorial tentang pembuatan kreasi grafis untuk keperluan percetakan Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto –foto saat pembelajaran menggunakan media video tutorial berlangsung. Alat terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes jenis objektif berbentuk pilihan ganda. Tes dilaksanakan pada pertemuan kedua dari tiap siklus. Tes dilakukan guna mengukur hasil belajar siswa setelah dikenakan tindakan. Analisis data Observasi Penelitian dilakukan dengan menggunakan percentages correction.[13] Keterangan NP :Nilai persen yang dicari R :Skor mentah yang di peroleh siswa SM :Skor Maksimum Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Tes dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes ini dilakukan guna mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Data hasil belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas, nilai maksimal dan minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak tuntas. Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya prestasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dapat dilihat melalui peningkatan nilai dari siklus 1 ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil belajar siswa yang didapat sesuai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 72 keatas mencapai ≥70 siswa, maka dapat dikatakan penggunaan media video tutorial mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan hasil belajar belajar siswa di tunjukkan pada tabel 2.[14] 8 Tabel 2. Kriteria Keberhasilan

4. Hasil Dan Pembahasan