Tempat dan Waktu Penelitian

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 2, November 2016 507 sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Azwar: 2010.

1. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data menurut Bagus dan Mahadewi, 2012 ada beberapa tehnik pengumpulan data, dalam penelitian ini oenulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Menurut Nawawi 2005 observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematisk gejala-gejala yang diselidiki. Penulis mendatangi langsung desa wisata Sidoakur yang berlokasi di Dusun Jetak III,Sidokarto, Godean, Sleman. Penulis mengamati desa wisata tersebut dengan berbagai potensi unggulan sehingga dapat dijadikan sebagai desa wisata. Observasi dilakukan penulis selama kurang lebih 3 bulan, hal ini dilakukan supaya dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil yang akurat b. Metode Wawancara Menurut Bagus dan Mahadewi 2012 Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan. Tehnik wawancara ini banyak dilakukan sebab tehnik ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap penelitian. Tanpa wawancara penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Untuk memperkuat data riset maka penulis melakukan wawancara langsung pada pengelola desa wisata yang sekira dapat dijadikan informan untuk mengumpulkan data- data penelitian. Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa masyarakat setempat yang notabennya adalah masyarakat yang ikut serta dalam pengembangan desa wisata Sidoakur. c. Metode Dokumentasi Tehnik pengumpuan data dengan dokumentasi adalah mengambil data yang doperoleh melalui dokumen- dokumen Bagus dan Mahadewi:2012

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, menggunakan dua instrument yaitu: 1. Instrumen utama, instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dimana peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, menganalisis dan menafsirkan data dan membuat simpulan. 2. Intrument pelengkap, setelah fokus penelitian di lapangan menjadi jelas dikembangkan instrumen penelitian sederhana lain guna melengkapi dan membandingkan data, yakni; questioner, buku catatan, tape recorder, handycam, kamera dan lain sebagainya Peneliti sebagai instrumen utama dalam menentukan kualitas penelitian. Oleh karena itu peneliti harus benar- benar divalidasi mengenai proses pengambilan data supaya informasi yang didapatkan peneliti dapat untuk dipertanggungjawabkan dan kredibel.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan disebuah desa wisata yang berlokasi di Dusun Jetak III, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Desa wisata ini diberi nama desa wisata Sidoakur dan merupakan salah satu desa wisata dengan cara pengembangan desa wisata melibatkan masyarakat setempat. b. Waktu Penelitian 508 Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 2, November 2016 Penelitian kualitati membutuhkan waktu yang relatif lama karena penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat penemuan bukan sekedar pengujian hipotesis. Penulis membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan yaitu pada bulan September 2016- Februari 2017. c. Tehnik Analisa Data Data yang telah diperoleh akan di analisa dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif ini akan memberikan gambaran yang represenatif dan lebih detail tentang sebuah kasus. Neuman 1997. Analisa yang didapat dari penelitian ini tidak mendasarkan pada perhitungan kuantitatif, akan tetapi lebih kepada kemampuan peneliti dalam menghubungkan data dan informasi yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Objek Wisata Godean adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Godean berada di sekitar 10 km sebelah Barat daya dari Ibukota Kabupaten Sleman. Lokasi ibu kota kecamatan Godean di Jl. Godean Km.10, Sleman berada di 7 .76774„ LS dan 110.29336„ BT. Kecamatan Godean mempunyai luas wilayah 2.684 Ha. Bentangan wilayah di Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit. Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus, baik seni budayanya atau penghasil sebuah karya. Beberapa faktor pendukung berupa makanan khas, sistem sosial, dan alam serta lingkungan yang masih asri. Salah satu desa yang memiliki kristeria tersebut salah satunya berada di Kabupaten Sleman, yakni di Desa Wisata Sidoakur, Jethak. Desa ini terletak di 22 Km kearah selatan Kota Kabupaten Sleman yakni didesa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Dari Tugu Yogyakarta lurus kearah barat dan akan menemui desa Sidokarto.Sidokarto adalah desa di kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pada mulanya Desa Sidokarto merupakan wilayah yang terdiri dari 3 tiga Kelurahan, masing-masing adalah Kelurahan Rewulu, Wirokraman, dan Klajoran. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka 3 tiga Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi 1 Desa yang otonom dengan nama Desa Sidokarto. Desa Wisata Sidoakur diresmikan pada 21 Maret 2009, merupakan Desa Wisata yang berlokasi di padukuhan Jethak II, Kelurahan Sidokarto, Kec. Godeab, Kab. Sleman, Yogyakarta. Desa Wisata ini menyediakan potensi wisata berupa homestay rumah tradisional, kesenian hadroh, musik kentongan kelompok ronda, macapat, pengolahan limbah menjadi kompos, produk makanan dan jamu serta kerajinan dari hasil daur ulang limbah domestik. Batas wilayah desa wisata Sidoakur adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Mlati Sebelah Timur : Desa Sidomoyo, Desa Sidoarym Sebelah Selatan : Desa Sidomulyo Sebelah Barat : Desa Sidoagung. Desa wisata Sidoakur adalah salah satu dari 39 desa wisata yang ada di kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa wisata ini menyandingkan potensi wisata budaya, serta lingkungan. Potensi tersebut dipadukan dengan system organisasi desa yang sudah berjalan sistematis. Organisais tersebut berjalan dengan melibatkan semua segmen usia warga. Desa wisata Sidoakur Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 2, November 2016 509 memiliki luas areal sebesar 38 ha. Luas tersebut dibagi menjadi lima RT Rukun Tangga dan terdiri dari 251 KK Kepala Keluarga, dengan jumlah penduduk sekitar 1300 jiwa. Sebelum menjadi desa wisata, Jethak merupakan kawasan yang acapkali dipenuhi dengan sampah plastik. Selain persoalan plastik desa Jethak juga pernahmerasakan berkurangnya debit air tanah. Upaya- upaya baru digerakkan masyarakat dengan keikutsertaan desa dalam mengikuti lomba Klompemncapir kelompok pendengar, pembaca dan pirsawan yang popular pada dekade awal tahun 90- an. Dalam lomba bertingkat nasional ini, Desa Jethak berhasil meraih juara umum pada tahun 1991. Nama kelompok dalam keikutsertaan lomba ini diberi nama Sidoakur. Dari perlombaan itulah nama Sidoakur didapat dan digunakan hingga saat ini. Seiring dengan keberhasilan tersebut, kesadaran warga akan kebersiahan juga semakin meningkat. Upaya- upaya revitalisasi potensi dilakukan degan melibatkan semua lapisan usia. Memasuki tahun 2008, desa ini kembali mengikuti beberapa kejuaraan lingkungan dan berhasil menyabet gelar pemenang. Salah satu kejuaraan yang mempengaruhi motivasi warga adalah program Green and Clear yang digelar salah satu perusahaan multinasional. Kejuaraan yang diraih, desa Jethak berhasil mendapakan predikat Best of The Best Kategori desa yang Berkepadatan Rendah. Keberhasilan tersebut motivasi dan kepercayaan warga semakin menguat, hingga akhirnya pada awal tahun 2009, desa Jethak resmi menjadi desa wisata budaya dan lingkungan. Desa wisata ini tidak melepaskan nama yang sudah menjadi sejarah perjalan desa wisata tersebut yang mana desa wisata ini tetap menggunakan nama desa wisata Sidoakur.

2. Usaha