Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi antara Protokol H.323 dan Sip Pada Jaringan Voip
DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS INTERKONEKSI ANTARA
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS INTERKONEKSI ANTARA
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan
SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.
Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak
digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai
protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna
protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang
menggunakan protokol SIP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan
VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protokol
yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan perbandingan kualitas layanan antara
protokol H.323 dan SIP.
Media perantara interkoneksi protokol H.323 dan SIP menggunakan suatu aplikasi open source
berbasis Linux yang bernama Asterisk yang dikenal sebagai salah satu signaling gateway. Berkas
h.323.conf, sip.conf dan extensions.conf yang ada dalam aplikasi Asterisk dikonfigurasi sehingga
memungkinkan protokol H.323 dan SIP saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Pengujian interkoneksi dilakukan sebanyak lima kali pengulangan panggilan untuk masing-masing
protokol.
Analisis kinerja dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu delay, jitter dan packet loss ratio.
Pengambilan data dilakukan selama satu hari pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara
pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol
pada saat traffic jaringan padat. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata delay dan jitter untuk
komunikasi antar sesama protokol sebesar 19,98837 ms dan 0.01127 ms. Sedangkan untuk
protokol yang berbeda diperlukan delay sebesar 20,10457 ms dan jitter sebesar 0,01232 ms. Pada
semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, packet loss ratio
yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
interkoneksi protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dan analisis kinerja keseluruhan
memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU (International Telecommunication
Union).
Kata Kunci: VoIP, Asterisk, H.323, SIP, delay, jitter, packet loss ratio.
Judul
Nama
NIM
: Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol
H.323 dan SIP Pada Jaringan VoIP
: Rizal Ansyori
: G64103051
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Heru Sukoco, S.Si., M.T.
NIP 132282666
Sony Hartono Wijaya, S.Kom
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131578806
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 5 April 1986 dari Bapak Samsudin dan Ibu
Didah Siti Khodijah. Penulis merupakan putra kesembilan dari sembilan bersaudara. Tahun 2003
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer,
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama masa perkuliahan, Penulis aktif dalam berbagai organisasi di lingkungan maupun
luar kampus. Penulis pernah bergabung dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komputer sebagai staf Departemen Kesekretariatan periode 2004-2005, Badan Eksekutif
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai staf ahli Departemen Informasi
dan Komunikasi. Selain itu, Penulis juga aktif berpartisipasi dalam Lembaga Dakwah Fakultas
Serambi Ruhiyah FMIPA sebagai ketua Divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia periode
2005-2006. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam untuk
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama selama kurang lebih enam bulan. Penulis pernah
bergabung dalam kepengurusan Forum Komunikasi Alumni Muslim SMA Negeri 1 Bogor yang
merupakan organisasi luar kampus selama kurang lebih dua tahun. Pada tahun 2006 Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Duta Visual Mandiri Tivi Tujuh (TV7) pada
Divisi Technical IT Network selama kurang lebih dua bulan.
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karuniaNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah skripsi ini. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si., M.T. dan Bapak Sony Hartono Wijaya,
S.Kom selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberi saran, masukan dan
ide-ide kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T.
selaku penguji yang telah memberi saran dan masukan. Selanjutnya, Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1 Bapak, Emak, kakak-kakak dan keponakan-keponakanku serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan bimbingan, doa, dan kasih sayang,
2 Bapak Sujatmiko, dan teman-teman di laboratorium Net Centric Computing (NCC) antara lain
Nanik Q., Andi S., Faiq, David T., dan Gallan yang selalu memberikan motivasi,
3 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama
penelitian maupun pada masa perkuliahan,
4 Ilkomerz 40: Rusidi, Agung P. I. S., Albert Y., M. Pandi, Firat R., Ghoffar S., dan temanteman lainnya yang banyak membantu penulis pada masa perkuliahan,
5 Ingrid M., Alifah R., dan Bayu A. (ilkomerz 41) yang telah bersedia membantu penulis untuk
menjadi pembahas dalam seminar penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat Penulis harapkan untuk perbaikan penelitian di masa mendatang. Akhir kata,
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi pembaca,
terutama untuk para peneliti yang berminat untuk melanjutkan dan menyempurnakan penelitian
ini.
Bogor, Mei 2008
Rizal Ansyori
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..............................................................................................................................1
Tujuan Penelitian ..........................................................................................................................1
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................................1
Manfaat Penelitian ........................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
VoIP .............................................................................................................................................1
Protokol H.323 ..............................................................................................................................1
Session Initiation Protocol (SIP) ..................................................................................................3
Asterisk..........................................................................................................................................4
Private Branch eXchange (PBX)..................................................................................................5
Public Switched Telephone Network (PSTN) ..............................................................................5
Delay .............................................................................................................................................5
Jitter .............................................................................................................................................5
Packet Loss....................................................................................................................................5
METODE PENELITIAN
Pendekatan Interkoneksi ...............................................................................................................6
Digitasi dan Kompresi Suara ........................................................................................................7
Lingkungan Pengembangan..........................................................................................................7
Konfigurasi Server VoIP Asterisk ................................................................................................7
Implementasi dan Interkoneksi Protokol ......................................................................................8
Analisis Kinerja.............................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Desain Interkoneksi Protokol .........................................................................................8
Analisis Parameter Kinerja ...........................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................................................11
Saran ...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................11
LAMPIRAN .......................................................................................................................................13
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
Subprotokol H.323 .................................................................................................................... 3
Jenis - jenis SIP request ............................................................................................................ 3
Kelas - kelas SIP response ........................................................................................................ 4
Kategori degradasi berdasarkan packet loss ............................................................................ 5
Nilai rata-rata delay dan jitter .................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Arsitektur Jaringan H.323 ....................................................................................................... 2
Call Setup dan Call Termination pada H.323 ........................................................................ 2
Arsitektur Jaringan SIP ............................................................................................................ 3
Call Setup dan Call Termination pada SIP ............................................................................ 4
Arsitektur registrasi user .......................................................................................................... 6
Delay panggilan sesama H.323................................................................................................ 9
Delay panggilan sesama SIP .................................................................................................... 9
Delay panggilan interkoneksi H.323 ke SIP .......................................................................... 9
Delay panggilan interkoneksi SIP ke H.323 ........................................................................... 9
Jitter panggilan sesama H.323. ..............................................................................................10
Jitter panggilan sesama SIP ..................................................................................................10
Jitter panggilan interkoneksi H.323 ke SIP..........................................................................10
Jitter panggilan interkoneksi SIP ke H.323...........................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
Konfigurasi berkas sip.conf.....................................................................................................14
Konfigurasi berkas h323.conf ................................................................................................14
Konfigurasi berkas extensions.conf .......................................................................................15
Ringkasan delay rata-rata dan jitter rata-rata setiap panggilan .............................................16
vii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan
orang
akan
aplikasi
komunikasi real-time berbasis internet
melahirkan sebuah aplikasi yang bernama
Telephone Internet atau lebih dikenal
dengan istilah VoIP (Voice over Internet
Protocol). Salah satu alasan menggunakan
teknologi VoIP adalah biaya yang jauh lebih
murah
bila
dibandingkan
dengan
menggunakan jaringan PSTN (Public
Switched Telephone Network).
Beberapa
syarat
utama
untuk
mengadakan koneksi VoIP adalah komputer
yang terhubung ke dalam suatu jaringan
LAN (Local Area Network) atau internet,
mempunyai kartu suara yang dihubungkan
dengan speaker dan mikrofon. Dengan
dukungan perangkat lunak khusus, kedua
pemakai komputer bisa saling terhubung
dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk
hubungan tersebut dapat berupa pertukaran
data, suara, gambar maupun video.
Penekanan utama dalam VoIP adalah
hubungan keduanya dalam bentuk suara.
Apabila kedua lokasi terhubung dengan
jarak yang cukup jauh (antar kota atau
negara) maka bisa dilihat keuntungan dari
segi biaya. Kedua pihak hanya cukup
membayar biaya internet saja yang biasanya
akan lebih murah daripada biaya pulsa
telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh
(SLJJ)
atau
Sambungan
Langsung
Internasional (SLI).
Saat ini protokol standar yang digunakan
pada jaringan VoIP adalah H.323 dan SIP
(Session Initiation Protocol) (Papageorgiou
2001). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Seiring dengan
perkembangan
komunikasi
yang
membutuhkan efisiensi serta biaya yang
murah, maka muncul generasi terbaru
protokol VoIP yaitu SIP. Namun protokol
VoIP yang lebih dulu muncul yaitu H.323
masih banyak dipakai dan menjadi standar
komunikasi protokol VoIP sampai sekarang.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghubungkan protokol H.323 dengan SIP
pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjembatani komunikasi
VoIP antar protokol yang berbeda.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
adalah:
lingkup
pada
penelitian
ini
1 Implementasi
dan
interkoneksi
menggunakan program Asterisk yang
berbasis sistem operasi Linux.
2 Sistem operasi Linux yang digunakan
untuk server Asterisk adalah distro
Fedora Core 6.
3 Implementasi hanya pada jaringan
intranet Institut Pertanian Bogor.
4 User agent softphone yang digunakan
berbasis Windows yang dijalankan pada
sistem operasi Microsoft Windows XP.
5 User agent softphone yang digunakan
adalah SJphone versi 1.6 yang
mendukung protokol H.323 dan SIP.
6 Jumlah penelepon dan penerima masing
- masing hanya satu.
7 Parameter analisis kinerja VoIP yang
digunakan hanya delay, jitter, dan packet
loss ratio.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah
solusi bagi instansi, lembaga, maupun
perseorangan yang sudah menggunakan
salah satu di antara kedua protokol VoIP
yaitu H.323 dan SIP pada jaringannya, tidak
perlu beralih ke protokol yang lain untuk
berkomunikasi dengan jaringan VoIP yang
menggunakan protokol yang berbeda.
Sehingga hal tersebut tentu akan lebih
menghemat biaya yang dikeluarkan.
TINJAUAN PUSTAKA
VoIP
Voice over Internet Protocol (VoIP)
adalah suatu teknologi yang dapat
mentransmisikan pesan suara melalui
jaringan data (internet protocol) (Tharom
2002). Dalam perkembangannya, VoIP tidak
hanya dapat mentransmisikan pesan suara
tetapi juga sudah mampu mentransmisikan
paket video dan data.
Protokol H.323
Protokol H.323 merupakan sebuah
standar yang direkomendasikan oleh
International Telecommunication Union
(ITU) yang ditujukan untuk komunikasi
point-to-point dan multi-point pada audio,
2
video, dan data secara realtime melalui
jaringan data. H.323 tersusun atas empat
komponen, yaitu: terminal, gateway,
gatekeeper, dan multipoint control units
(Papageorgiou 2001).
Terminal atau client merupakan endpoint, di mana aliran data dan sinyal dimulai
dan diakhiri. Komunikasi antar end-point ini
meliputi:
• Suara
• Suara dan data
• Suara dan video
• Suara, data dan video
Gateway
merupakan
komponen
tambahan pada jaringan H.323 yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan jaringan yang lain misalnya
komunikasi antara jaringan berbasis IP
dengan
PSTN.
Gateway
berfungsi
menterjemahkan format data dan translasi
sinyal kontrol. Gatekeeper berfungsi
menterjemahkan pengalamatan dan kontrol
akses pada sumber daya jaringan untuk
H.323 terminal, gateway, dan multipoint
control units. Multipoint control unit
dibutuhkan jika melakukan multipoint
conferences. Untuk lebih jelasnya arsitektur
jaringan H.323 dapat dilihat pada Gambar 1.
kontrol bertujuan untuk mengirimkan
alamat transpor antar end-point.
• Fase C: Pembentukan komunikasi suara.
Pada tahap ini telah terbentuk kanal
H.245 dan ditentukan hubungan master
dan slave.
• Fase D: Layanan panggilan. Pada tahap
ini semua koneksi yang dibutuhkan telah
terbentuk dan siap untuk melakukan
komunikasi.
• Fase E: Pemutusan panggilan. Pada
tahap ini komunikasi telah selesai dan
semua kanal yang pada awal terbentuk
untuk melakukan komunikasi sekarang
harus ditutup. Untuk lebih jelasnya
proses pembentukan dan pemutusan
panggilan
pada
jaringan
H.323
ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 1 Arsitektur Jaringan H.323 (Sitepu
2001).
Menurut Papageorgiou (2001), proses
pembentukan dan pemutusan panggilan pada
jaringan H.323 melalui beberapa fase. Fase
pembentukan dan pemutusan panggilan ini
merupakan ciri khas dari protokol H.323
yang membedakannya dari protokol VoIP
SIP. Untuk lebih lengkapnya, dijelaskan
dibawah ini:
• Fase A: Pembentukan panggilan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah registrasi
end-point atau client kepada gatekeeper.
• Fase B: Inisialisasi komunikasi dan
kemampuan pertukaran. Pada tahap ini,
dibangun kanal kontrol H.245. Kanal
Gambar 2 Call Setup dan Call Termination
pada protokol H.323
(Papageorgiou 2001).
3
Menurut Papageorgiou (2001), protokol
H.323 terdiri dari beberapa subprotokol
penyusunnya yang masing – masing
memiliki fungsi yang berbeda untuk
menunjang proses komunikasi pada protokol
H.323. Untuk lebih jelasnya, disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1 Subprotokol H.323
Nama
Keterangan
H.225
Pembentukan panggilan,
sinkronisasi aliran media
H.245
Kontrol panggilan
H.235
Keamanan dan autentikasi
H.450
Layanan tambahan seperti
transfer panggilan dan
penahanan panggilan.
H.246
Interkoneksi dengan PSTN
GSM 06.10
Audio codecs
G.711
G.729
G.723
H.261
Video codecs
H.263
Session Initiation Protocol (SIP)
a User Agent Client (UAC), yaitu
suatu
aplikasi
client
yang
menginisialisasi SIP request.
b User Agent Server (UAS), suatu
aplikasi server yang menghubungi
user ketika suatu SIP request
diterima
dan
mengembalikan
respon.
Beberapa perangkat yang memiliki
fungsi sebagai User Agent pada
jaringan SIP antara lain: IP Phone,
Gateway,
Automatic
Answer
Machine.
2 SIP server sendiri terbagi
menjadi tiga komponen yaitu:
lagi
a Proxy server, berfungsi sebagai
mediator antara UAC dan UAS.
b Registrar
server,
berfungsi
menerima permintaan REGISTER.
c Redirect
server,
berfungsi
menerima inisiasi dalam bentuk
request SIP INVITE.
Untuk lebih jelasnya, arsitektur
jaringan SIP dapat dilihat pada
Gambar 3.
SIP adalah signaling protocol yang
berfungsi untuk membuat, memodifikasi dan
mengakhiri sesi dengan satu atau lebih
pengguna. Sesi ini termasuk internet
telephone, multimedia distribution dan
multimedia conferences. SIP merupakan
protokol yang berada pada layer aplikasi.
Protokol SIP dikembangkan oleh
Internet Engineering Task Force (IETF)
sebagai
standar
rekomendasi
untuk
komunikasi multimedia dan dipublikasikan
sebagai IETF RFC 2543. Protokol SIP
memiliki
kemampuan
yang
disebut
intelligent routing yaitu client tidak
diidentifikasi oleh alamat IP, melainkan
berdasarkan user login.
Komunikasi VoIP berbasis protokol SIP
tersusun atas dua komponen utama yaitu
(Sukmana 2006):
1 User Agent, merupakan komponen
end-point.
User
Agent
menginisialisasi dan mengakhiri sesi
dengan pertukaran request dan
respon. User Agent dibagi lagi
menjadi dua yaitu:
Gambar 3 Arsitektur Jaringan SIP
(Papageorgiou 2001).
Menurut Papageorgiou (2001), request
pada SIP terdiri dari enam jenis. Fungsi dari
masing-masing request tersebut disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis-jenis SIP request
Nama
Fungsi
INVITE
Inisialisasi panggilan
ACK
Konfirmasi final respon
apakah
client
sudah
menerima request INVITE
OPTIONS
Mengetahui
kemampuan
server
BYE
Mengakhiri panggilan
CANCEL
Membatalkan panggilan
REGISTER Pendaftaran
4
SIP request selalu ditindaklanjuti dengan
satu atau lebih SIP response. SIP response
dapat dibagi menjadi dua yaitu Final dan
Provisional. Final response adalah response
yang digunakan untuk mengakhiri proses
transaksi pada SIP. Provisional response
adalah response yang digunakan oleh server
untuk mengindikasikan adanya suatu request
dan tidak mengakhiri suatu transaksi pada
SIP.
Menurut Papageorgiou (2001), SIP
response juga dibagi menjadi enam kelas.
Kelas ini berdasarkan tingkatan klasifikasi
tipe error seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kelas-kelas SIP response
Nama Kelas
Keterangan
1xx (Provisional)
Informational
2xx (Final)
Success
3xx (Final)
Redirection
4xx (Final)
Client error
5xx (Final)
Server error
6xx (Final)
Global failure
Pada protokol VoIP SIP juga terdapat
proses pembentukan dan pemutusan sebuah
panggilan.
Untuk
lebih
lengkapnya
dijelaskan dibawah ini:
• INVITE. User Agent A melakukan
panggilan dengan mengirimkan request
INVITE kepada proxy server.
• 100 Trying. User Agent B yang
mendapat request INVITE membalas
dengan response 100 Trying.
• User Agent B mengirimkan request 200
OK kepada User Agent A bahwa User
Agent B telah siap untuk berkomunikasi.
• User Agent A yang mendapat request
200 OK segera membalas dengan
mengirimkan
request
ACK
dan
komunikasi berlangsung.
• Pada saat User Agent A ingin mengakhiri
komunikasi, User Agent A mengirimkan
request BYE kepada User Agent B.
• User Agent B membalas dengan
mengirimkan request 200 OK dan
komunikasi selesai. Untuk lebih jelasnya,
ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Call setup dan Call Termination
pada SIP (Husni 2006).
Sebuah proxy server berada di jalur
antara dua user agent. Proxy server
berfungsi sebagai server dan user agent.
Pada saat bertindak sebagai server, proxy
menerima request SIP dan meneruskannya
ke user agent tujuan. Pada waktu bertindak
sebagai user agent, proxy menerima respon
SIP dan meneruskannya ke user agent
tujuan.
Asterisk
Asterisk adalah sebuah software PBX
yang lengkap. Asterisk dapat bekerja pada
berbagai macam protokol VoIP dan dapat
dijalankan pada hampir semua perangkat
standar telepon (Digium 2005). Asterisk
dapat berjalan pada sistem operasi Linux,
BSD, dan Mac OS X. Asterisk
dikembangkan
oleh
Mark
Spencer,
mahasiswa dari Universitas Auburn,
Alabama, Amerika Serikat, yang kemudian
membangun perusahaan Digium Inc.
Asterisk dirancang sebagai antarmuka
dari perangkat keras dan perangkat lunak
telepon untuk berhubungan dengan berbagai
macam aplikasi telepon. Aplikasi-aplikasi
yang mampu dijalankan oleh Asterisk antara
lain (Haryadi 2005):
• Gateway VoIP dengan protokol MGCP
(Media Gateway Control Protocol), IAX
(Inter-Asterisk eXchange), SIP dan
H.323
• Private Branch eXchange (PBX)
• Server Interactive Voice Response (IVR)
• Server konferensi
Asterisk dikenal juga sebagai salah satu
signaling gateway (SGW) yang mampu
berperan sebagai aplikasi yang berbeda-beda
seperti yang disebutkan di atas pada saat
yang bersamaan.
5
Private Branch eXchange (PBX)
Jitter
Private Branch eXchange adalah suatu
jaringan telepon perseorangan yang biasa
digunakan dalam suatu perusahaan. Dimana
setiap nomor telepon (disebut ekstensi)
adalah unik atau berbeda satu sama lain.
Semua user menggunakan satu buah nomor
telepon tunggal sebagai penghubung dengan
jaringan telepon luar perusahaan. Nomor
tunggal tersebut biasanya ditentukan oleh
perusahaan penyedia jasa telepon (Digium
2005).
Jitter merupakan variasi delay yang
terjadi akibat adanya selisih waktu atau
interval antar kedatangan paket di penerima.
Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi
besarnya tumbukan antar paket yang ada
pada jaringan Internet Protocol. Semakin
besar beban traffic pada jaringan akan
menyebabkan semakin besar peluang
terjadinya kongesti dan dengan demikian
nilai jitter akan semakin besar. Semakin
besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai
QoS (Quality of Service) akan semakin
menurun. Untuk mendapatkan nilai QoS
jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga
seminimum mungkin.
Perbedaan PBX dengan jaringan telepon
biasa adalah apabila user ingin melakukan
panggilan telepon yang masih berada pada
jaringan PBX, user hanya perlu menekan
beberapa digit nomor yang lebih pendek
daripada telepon umum biasa. Nomor
pendek ini biasa disebut ekstensi. Salah satu
kelebihan PBX adalah semua panggilan
telepon yang masih berada dalam jaringan
PBX tidak mengeluarkan biaya untuk
membayar pulsa telepon sama sekali karena
jaringan telepon PBX tidak melalui jaringan
telepon PSTN atau telepon umum biasa.
Biaya pulsa telepon dikenakan apabila salah
satu user melakukan panggilan ke jaringan
telepon PSTN.
Nilai jitter yang direkomendasikan
adalah 0 dan maksimum 100 ms. Apabila
jitter melebihi batas maksimum rata-rata
maka kualitas suara akan menurun
(VoipForo 2006).
Packet Loss
Packet Loss didefinisikan sebagai
kegagalan transmisi paket IP mencapai
tujuannya. Kegagalan paket tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa kemungkinan
yaitu (Telkom 2004):
Public Switched Telephone Network
(PSTN)
• Terjadinya
jaringan,
PSTN merupakan salah satu contoh dari
tipe jaringan circuit switched dimana ketika
sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan
diputar untuk memberitahu kepada jaringan
tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated
circuit dibangun antara sumber dan tujuan
selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan
dihilangkan ketika panggilan telah selesai
dilakukan (Stephen 2002).
• Kongesti dalam jaringan,
Delay
Delay didefiniskan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mengirimkan data dari
sumber (pengirim) ke tujuan (penerima).
Dalam perancangan jaringan VoIP, delay
merupakan suatu permasalahan yang harus
diperhitungkan karena bagus atau tidaknya
kualitas suara tergantung dari waktu delay.
Besarnya
delay
maksimum
yang
direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi
suara adalah 150 ms. Sedangkan delay
maksimum dengan kualitas suara yang
masih dapat diterima pengguna yaitu
manusia adalah 250 ms.
kelebihan
beban
dalam
• Error yang terjadi pada media fisik.
Pada implementasi jaringan IP, nilai
packet loss ini diharapkan mempunyai nilai
yang minimum. Menurut ITU TIPHON
(1998), terdapat empat kategori penurunan
performansi jaringan berdasarkan nilai
packet loss seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kategori degredasi berdasarkan
packet loss
Kategori Degredasi
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
Packet Loss
0%
3%
15 %
25 %
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengembangan
dari penelitian yang dilakukan oleh Dany
Ramdhany Sukmana pada tahun 2006. Pada
penelitian sebelumnya, hanya dilakukan
6
perbandingan kualitas layanan protokol
dengan menggunakan model dan simulasi
jaringan VoIP network-simulator (ns-2).
Sedangkan pada penelitian ini dilakukan
interkoneksi antara protokol H.323 dan SIP.
Pendekatan Interkoneksi
Menurut Singh & Schulzrinne (2006),
pendekatan interkoneksi dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
1 Translasi Pembentukan Panggilan
Proses translasi sebuah panggilan SIP ke
H.323 adalah mudah. Signaling gateway
(server Asterisk) mengambil informasi
dalam SIP request INVITE meliputi
signaling destination address, kemampuan
media lokal dan remote, dan alamat media
transport lokal dan remote. Kemudian
masing-masing informasi dibagi menjadi
berbagai fase pembentukan panggilan
protokol H.323 yang telah dijelaskan
sebelumnya di atas.
2 Arsitektur Registrasi User
Arsitektur ini pada tahap user melakukan
registrasi. SGW yang memiliki beberapa
fungsi sekaligus, menjadi media perantara
interkoneksi protokol yang berbeda. Semua
informasi registrasi protokol H.323 diatur
dalam berkas h.323.conf
sedangkan
infomasi registrasi protokol SIP diatur dalam
berkas sip.conf. Pengujian melibatkan dua
client yaitu labncc3 dan rektorat yang
berbeda lokasi maupun alamat IP. Pada saat
SGW menerima request REGISTER dari
client rektorat, hal ini memicu registration
request (RRQ) ke H.323 gatekeeper yang
notabene diatur dalam fungsi berkas
h.323.conf yang selanjutnya melakukan
translasi pengalamatan SIP menjadi
pengalamatan pada protokol H.323 seperti
pada Gambar 5.
Gambar 5 Arsitektur registrasi user.
3 Translasi Alamat
Client rektorat yang menggunakan
teknologi SIP menganggap bahwa client
labncc3 adalah jaringan luar yang apabila
ingin berkomunikasi satu sama lain harus
melalui perantara sebuah gateway dalam hal
ini SGW. Sistem pengalamatan SIP
disimbolkan dalam sebuah URL (Uniform
Resource Locator) yang hampir mirip
dengan pengalamatan pada sebuah web
misalnya sip:user@host, dimana user dapat
berupa nama ataupun sebuah nomor telepon.
Pengalamatan pada protokol H.323 bisa
berbagai macam bentuk misalnya username
h323-ID, nomor telepon, berbagai macam
tipe URL, hostname atau alamat IP, dan
alamat email (email-ID). Tetapi yang paling
banyak digunakan adalah username dan
hostname.
4 Pembentukan Interkoneksi
Pada saat sumber (pengirim) telah
mengetahui bahwa tujuan panggilannya
dapat dicapai melalui SGW, maka
terbentuklah interkoneksi. Interkoneksi
point-to-point antara client rektorat dengan
client labncc3 membutuhkan informasi yang
sangat penting diantaranya alamat (A) logis
dari tujuan (penerima), alamat media
transport (T), dan deskripsi kemampuan
media tersebut (M). sumber (pengirim)
harus mengetahui A, T, dan M dari tujuan
7
(penerima) dan penerima harus mengetahui
T dan M pengirim. Translasi antar protokol
SIP dan H.323 melalui satu tahap yaitu
pemetaan one-to-one antara pesan pada saat
pembentukan panggilan SIP dan H.323.
Digitasi dan Kompresi Suara
Dalam melakukan transmisi data suara
melalui jaringan packet based, sinyal suara
yang berbentuk analog harus dikonversikan
(digitasi) ke bentuk digital. Data digital ini
kemudian dilakukan encode dan compress
sebelum ditransmisikan. Sesampainya di
tujuan (penerima), data harus di decode dan
decompress, kemudian dikonversikan lagi ke
bentuk analog (suara). Proses ini disebut
CODEC dengan berbasis perangkat lunak.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki utilitas
jaringan
sehingga
diharapkan
bisa
meningkatkan kualitas suara sedangkan
konversi dari bentuk analog ke digital dan
bentuk digital kembali ke analog dilakukan
oleh perangkat keras (Haryadi 2005).
ITU-T (International Telecommunication
Union-Telecommunication Sector) membuat
beberapa standar audio codecs yang
direkomendasikan
untuk
implementasi
VoIP. Beberapa standar audio codecs yang
umum dikenal antara lain (Haryadi 2005):
• ITU G.711 merupakan suatu standar
internasional untuk kompresi audio
dengan menggunakan teknik PCM
(Pulse Code Modulation) dalam
pengiriman suara.
• ITU GSM 06.10 merupakan audio
codecs yang didasarkan pada algoritma
RPE-LTP (Regular Pulse ExcitationLong Term Prediction).
Pada protokol H.323, audio codecs yang
digunakan adalah GSM 06.10 karena tidak
memerlukan lisensi hak cipta (copyright).
Pada satu sesi komunikasi atau panggilan
H.323, bandwidth yang dibutuhkan sebesar
28,63 kbps. Sedangkan pada protokol SIP
umumnya menggunakan audio codecs
G.711 (PCM). Selain karena tidak
memerlukan hak cipta, codec G.711 dapat
meningkatkan kualitas suara karena
bandwidth yang dibutuhkan dalam satu kali
panggilan sebesar 80,8 kbps (Purbo 2007).
Semakin besar bandwidth yang dibutuhkan
maka semakin baik kualitas suara yang
dihasilkan.
Lingkungan Pengembangan
Lingkungan
pengembangan
yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
lingkungan pengembangan pada sisi client
dan server. Lingkungan pengembangan pada
sisi client adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
• Sistem operasi: Microsoft Windows XP
• Aplikasi pendukung: softphone SJphone
versi 1.6.
Perangkat keras yang digunakan adalah dua
buah komputer personal untuk menerima
dan
melakukan
percakapan
dengan
spesifikasi: Prosesor Intel Pentium 4 3 GHz,
Memori RAM 256 MB, media penyimpanan
40 GB, dan speaker untuk mendengarkan
percakapan yang sudah terintegrasi dengan
komputer
personal.
Masing-masing
komputer tersebut dilengkapi satu buah
mikrofon untuk melakukan percakapan.
Lingkungan pengembangan pada sisi
server adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
• Sistem operasi: Linux Fedora Core 6
• Aplikasi pendukung: Asterisk versi
1.4.9, libpri versi 1.4.1, zaptel versi
1.4.4, pwlib versi 1.10.0, dan openh323
versi 1.18.0.
Perangkat keras yang digunakan adalah satu
buah komputer sebagai server Asterisk
dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon
1.25 GHz, Memori RAM 256 MB, media
penyimpanan 80 GB dan alamat IP statis
172.18.78.149.
Konfigurasi Server VoIP Asterisk
Inti dari konfigurasi program Asterisk
adalah tiga berkas yaitu sip.conf, h323.conf,
dan extensions.conf yang terletak dalam
direktori /etc/asterisk/. Berkas sip.conf
berfungsi melakukan autentikasi user
dengan nomor telepon dan password pada
protokol SIP. Berkas h323.conf juga
berfungsi melakukan autentikasi user
dengan nomor telepon tetapi pada protokol
H.323, dan extensions.conf berfungsi
mengatur apa yang harus dilakukan oleh
server Asterisk jika akan melakukan atau
menerima panggilan sebuah nomor tertentu.
Konfigurasi lebih jelasnya ditampilkan pada
Lampiran 1, 2, dan 3.
8
Implementasi dan Interkoneksi Protokol
Pengujian panggilan masing-masing
dilakukan sebanyak lima kali. Hal ini untuk
melihat kestabilan interkoneksi protokol.
Pengujian tersebut adalah:
1 Pengujian panggilan dari protokol H.323
ke H.323
Langkah pertama adalah SJphone berada
pada profile voip-h323. Setelah itu client
rektorat melakukan panggilan ke
labncc3.
2 Pengujian panggilan dari protokol SIP ke
SIP
Langkah pertama adalah SJphone berada
pada profile voip-sip yang telah dibuat
sebelumnya. Client rektorat melakukan
panggilan ke labncc3.
3 Pengujian panggilan dari protokol H.323
ke SIP dan SIP ke H.323
Langkah pertama adalah SJphone
rektorat berada pada profile voip-h323,
sedangkan SJphone client
labncc3
berada pada profile voip-sip. Setelah itu
client rektorat melakukan panggilan ke
labncc3 dan kemudian profile client
rektorat dirubah ke voip-sip sedangkan
client labncc3 pada profile voip-h323.
Perintah
yang
digunakan
untuk
melakukan dan menerima sebuah panggilan
adalah sebagai berikut:
exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20)
exten => _2XX,2,Hangup
exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20)
exten => _3XX,2,Hangup
exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20)
exten => _5XX,2,Hangup
exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20)
exten => _6XX,2,Hangup
Cara membaca perintah tersebut adalah
sebagai berikut:
• 2XX berarti nomor terdiri dari tiga
dijit yang diawali dengan angka 2
dan dua angka berikutnya diabaikan
atau bisa angka berapa saja yang
diinputkan oleh pengguna seperti
200, 256, 289, 275, dan sebagainya.
• Contoh yang diambil adalah baris
pertama. Jika ada user yang
menghubungi 2XX maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah
dial ekstensi tersebut mengunakan
teknologi protokol H.323. Setelah
menunggu selama 20 detik, jika
softphone tidak diangkat selama
rentang waktu tersebut maka
dilanjutkan pada langkah kedua yaitu
HangUp atau memutuskan hubungan
komunikasi.
• Nomor ekstensi 2XX dan 3XX
menggunakan teknologi protokol
H.323 sedangkan nomor ekstensi
5XX dan 6XX menggunakan
teknologi protokol SIP.
Analisis Kinerja
Pengambilan data selama satu hari dan
dilakukan pada saat jam sibuk jaringan yaitu
berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB
(Qodarsih 2007). Hal ini dimaksudkan untuk
melihat kualitas interkoneksi protokol pada
saat traffic jaringan padat.
Parameter untuk mengukur kinerja
adalah (Sukoco 2005):
• Delay, untuk menghitung delay
digunakan rumus:
delay(i) = Ri - Si
dengan
Ri = Received Time
Si = Sent Time.
• Jitter, untuk menghitung
digunakan rumus:
jitter
jitter(i) = (Ri+1 – Si+1) – (Ri – Si)
dengan
Ri = Received Time
Si = Sent Time.
• Packet Loss Ratio (PLR), untuk
menghitung PLR digunakan rumus:
PLR =
∑ packet loss x 100%
∑ packet sent
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Desain Interkoneksi Protokol
Desain interkoneksi seperti yang
ditampilkan sebelumnya pada Gambar 5,
berhasil diimplementasikan. Desain ini
adalah desain paling sederhana dan
mendasar dalam sebuah komunikasi VoIP.
Analisis Parameter Kinerja
Hasil dari pengujian panggilan diukur
berdasarkan tiga parameter yaitu delay,
9
jitter, dan Packet Loss Ratio (PLR). Untuk
lebih lengkap, dijelaskan dibawah ini.
Delay
Pada panggilan sesama protokol H.323,
rata-rata delay yang dihasilkan adalah
19,98560 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 6 dan Lampiran
4.
Gambar 8 Delay interkoneksi H.323 ke
SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
SIP ke protokol H.323, rata-rata delay yang
dihasilkan adalah 19,98831 ms. Untuk lebih
jelasnya ditampilkan pada Gambar 9 dan
Lampiran 4.
Gambar 6 Delay panggilan sesama
protokol H.323.
Pada panggilan sesama protokol SIP,
rata-rata delay yang dihasilkan adalah
19,99114 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan ada Gambar 7 dan Lampiran 4.
Gambar 9 Delay interkoneksi SIP ke
H.323.
Gambar 7 Delay panggilan sesama protokol
SIP.
Pada interkoneksi komunikasi protokol
yang berbeda yaitu dari protokol H.323 ke
protokol SIP, rata-rata delay yang dihasilkan
adalah 20,22084 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 8 dan Lampiran
4.
Dari hasil pengujian panggilan antar
protokol yang sama dapat dilihat bahwa
rata-rata delay yang dihasilkan oleh protokol
H.323 lebih rendah daripada protokol SIP.
Tetapi nilai rata-rata delay dari hasil
keduanya masih memenuhi nilai delay
standar yang direkomendasikan oleh ITU
yaitu di bawah 150 ms.
Dari hasil pengujian panggilan protokol
VoIP yang berbeda, dapat dilihat bahwa
rata-rata delay panggilan dari H.323 ke SIP
lebih tinggi daripada SIP ke H.323. Tetapi
nilai rata-rata delay ini juga masih
memenuhi
nilai
standar
yang
direkomendasikan oleh ITU.
Perbedaan nilai rata-rata delay pada pada
panggilan antar protokol yang sama maupun
protokol yang berbeda disebabkan oleh
beberapa
faktor
diantaranya
adalah
packetization delay yaitu waktu yang
diperlukan untuk pembentukan paket IP dari
10
source informasi (pengirim); queueing delay
yaitu waktu proses yang diperlukan oleh
router di dalam menangani transmisi paket
pada sepanjang jaringan tetapi pada
umumnya delay ini sangat kecil, kurang
lebih sekitar 100 microsecond; propagation
delay yaitu waktu proses perjalanan
informasi selama di dalam media transmisi
seperti kabel coax atau kawat tembaga pada
kabel LAN (Telkom 2004).
jelasnya ditampilkan pada Gambar 12 dan
Lampiran 4.
Jitter
Pada panggilan sesama protokol H.323,
rata-rata jitter yang dihasilkan adalah
0,01336 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 10 dan Lampiran
4.
Gambar 12 Jitter interkoneksi H.323 ke SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
SIP ke protokol H.323, rata-rata jitter yang
dihasilkan adalah 0,01334 ms. Untuk lebih
jelasnya ditampilkan pada Gambar 13 dan
Lampiran 4.
Gambar 10 Jitter panggilan sesama
protokol H.323.
Pada panggilan sesama protokol SIP,
rata-rata jitter yang dihasilkan adalah
0,00918 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 11 dan Lampiran
4.
Gambar 11 Jitter panggilan sesama
protokol SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
H.323 ke protokol SIP, rata-rata jitter yang
dihasilkan adalah 0,01130 ms. Untuk lebih
Gambar 13 Jitter interkoneksi SIP ke H.323.
Dari hasil pengujian panggilan antar
protokol yang sama diperoleh bahwa ratarata jitter yang dihasilkan dari protokol
H.323 lebih tinggi daripada protokol SIP.
Hal ini berarti bahwa dengan adanya traffic
lain pada jaringan, protokol SIP lebih stabil
daripada H.323.
Dari hasil pengujian panggilan protokol
VoIP yang berbeda diperoleh bahwa ratarata
jitter panggilan H.323 ke SIP lebih rendah
daripada SIP ke H.323. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya traffic lain pada jaringan,
panggilan H.323 ke SIP lebih stabil daripada
SIP ke H.323. Keseluruhan perolehan nilai
rata-rata delay dan jitter disajikan pada
Tabel 5.
11
Tabel 5 Nilai rata - rata delay dan jitter
Koneksi
H.323 - H.323
SIP - SIP
H.323 - SIP
SIP - H.323
Delay (ms)
19,98560
19,99114
20,22084
19,98831
Jitter (ms)
0,01336
0,00918
0,01130
0,01334
Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan
perhitungan keseluruhan panggilan baik
antar protokol VoIP yang sama maupun
berbeda protokol, menghasilkan jitter yang
hampir sama yaitu mendekati nilai 0. Hal ini
disebabkan proses komunikasi melewati
background traffic sama pada jaringan yang
dilalui paket-paket H.323 dan SIP.
Packet Loss Ratio (PLR)
Pada semua komunikasi VoIP baik antar
sesama protokol maupun berbeda protokol,
PLR yang dihasilkan hampir semuanya
mendekati 0%. Hal ini memenuhi nilai
standar yang direkomendasikan oleh ITU.
3 Interoperability berbagai teknologi VoIP
sperti Cisco, Asterisk, dan IP based
PBX.
4 Integrasi
dan
interoperability
infrastruktur VoIP pada beberapa
organisasi, baik melalui intranet dan
internet.
5 Pembangunan sistem penomoran dan
autentikasi universal pada sistem VoIP
seperti Lightweight Directory Access
Protocol (LDAP), Domain Name System
(DNS), Naming Authority Pointer
(NAPTR): Electronic Number (ENUM)
dan Internet Telephony Administrative
Domain (ITAD).
DAFTAR PUSTAKA
Digium. 2005. Glossary: Asterisk Terms.
http://www.asterisk.org/Glossary_
Asterisk Terms _ Asterisk.htm [22
November 2006].
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2 Pengujian
melibatkan
handset
(hardphone) agar terlihat Asterisk juga
mampu mendukung berbagai tipe user
agent baik softphone dan hardphone.
dapat
1 Komunikasi VoIP antara protokol yang
sama yaitu H.323 ke H.323 dan SIP ke
SIP berhasil dilakukan.
2 Interkoneksi antara protokol VoIP
H.323 dan SIP berhasil dilakukan
dengan indikasi bahwa softphone yang
berbasis H.323 dapat melakukan
panggilan dan berkomunikasi dengan
softphone yang menggunakan teknologi
protokol SIP.
3 Rata-rata nilai delay dan jitter untuk
komunikasi antar protokol yang sama
adalah 19,98837 ms dan 0.01127 ms.
Sedangkan untuk rata-rata waktu delay
dan jitter yang berbeda adalah
20,10457 ms dan 0,01232 ms.
4 Rata-rata Packet Loss Ratio (PLR)
keseluruhan panggilan mendekati 0 %.
Saran
Untuk pengembangan penelitian
disarankan hal-hal sebagai berikut:
ini
1 Jumlah komputer (softphone) untuk test
bed diperbanyak dan dilakukan pada
beberapa segmen jaringan.
Husni M. 2006. Aplikasi QoS Pada Jaringan
VoIP. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.
Haryadi et.al. 2005. Perbandingan Kinerja
Speech Codec G.711 dan GSM pada
Implementasi
Softswitch
dengan
Protokol SIP. TSSA 2005. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
ITU TIPHON. 1998. General aspects of
Quality of Service (QoS) DTR/TIPHON05001 V1.2.5.
Papageorgiou P. 2001. A Comparison of
H.323 vs SIP. University of Maryland at
College Park.
Purbo OW. 2007. VoIP : Cikal Bakal
”Telkom
Rakyat”.
Jakarta:
Info
Komputer.
Qodarsih N. 2007. Perencanaan Kapasitas
Untuk Kinerja Web dan Proxy Server
IPB
Menggunakan
Model
Open
Queueing Network M/M/2 dan M/M/1
[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Singh K, Schulzrinne H. 2006. Interworking
Between SIP/SDP and H.323. New
York: Columbia University.
12
Sitepu H. 2001. Aspek Keamanan
Komunikasi
Multimedia
H.323.
Bandung: Program Magister Teknik
Sistem Komputer, Institut Teknologi
Bandung.
Stephen J.B. 2002. Troubleshooting,
Maintaining & Repairing. USA:The
McGraw-Hill Companies.
Sukmana DR. 2006. Perbandingan Kualitas
Layanan Pada Protokol VOIP H.323 dan
SIP
[skripsi].
Bogor:
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Sukoco H. 2005. TCP-Friendly Congestion
Control
Menggunakan
Pendekatan
Layered Multicast untuk Aplikasi
Multicast [tesis]. Bandung: Program
Pascasarjana,
Institut
Teknologi
Bandung.
Telkom. 2004. Simulasi Jaringan Berbasis
Paket
Dengan
Mempergunakan
Simulator
OPNET.
http://www.ristinet.com/index.php?lang=
ind&ch=8 [16 Januari 2008].
Tharom T. 2002. Teknik dan Bisnis VoIP.
Jakarta. Elex Media Komputindo.
VoIPForo. 2006. Quality of Service.
http://www.en.voipforo.com/QoS/QoS_
Voip.php
[27
Februari
2008].
LAMPIRAN
14
Lampiran 1 Konfigurasi berkas sip.conf
Konfigurasi berkas sip.conf adalah sebagai berikut:
[general]
bindport=5060
bindaddr=172.18.78.149
srvlookup=yes
disallow=all
allow=ulaw
context=default
autodomain=yes
dtmfmode=rfc2833
rfc2833compensate=yes
;port protokol SIP dari server Asterisk
;alamat IP server Asterisk
;username yang digunakan pada softphone
[rektorat]
type=friend
context=default
username=rektorat
secret=rektorat
callerid="rektorat"
host=dynamic
mailbox=rektorat@context,rektorat
;username yang digunakan
;password yang digunakan
;identitas yang muncul pada layar softphone
;alamat IP dinamis jika menggunakan DHCP
[labncc3]
type=friend
context=default
username=labncc3
secret=labncc3
callerid="labncc3"
host=dynamic
mailbox=labncc3@context,labncc3
Lampiran 2 Konfigurasi berkas h323.conf
[general]
port = 1720
bindaddr = 172.18.78.149
context=default
[rektorat]
type=friend
host=172.17.1.171
context=default
h245Tunneling=yes
[labncc3]
type=friend
host=172.18.78.151
context=default
h245Tunneling=yes
;port protokol H.323
;alamat IP server Asterisk
;username yang digunakan
;alamat IP client
15
Lampiran 3 Konfigurasi berkas extensions.conf
Perintah yang digunakan untuk melakukan dan menerima sebuah panggilan adalah:
;==================Interkoneksi H323 & SIP softphone SJphone===================
[general]
static=yes
writeprotect=no
autofalltrough=yes
clearglobalvars=no
priorityjumping=no
;========================= Teknologi Protokol H.323========================
exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20)
exten => _2XX,2,Hangup
exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20)
exten => _3XX,2,Hangup
;==========================Teknologi protokol SIP==========================
exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20)
exten => _5XX,2,Hangup
exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20)
exten => _6XX,2,Hangup
;====================================================================
16
Lampiran 4 Ringkasan delay rata – rata dan jitter rata – rata setiap panggilan
Rata - rata
Delay
dalam ms
19,98555
19,98561
19,98557
19,98563
19,98564
19,98560
Rata – rata
Jitter
0,01334
0,01332
0,01338
0,01339
0,01339
0,01336
Packet Loss
Ratio
dalam %
0
0
0
0
0
0
1500
1500
1500
1500
1500
20,00597
19,98624
19,98561
19,98540
19,99249
19,99114
0,01303
0,00079
0,00535
0,01303
0,01368
0,00918
0,06
0
0
0
0
0,012
1500
1500
1500
1500
1500
20,24781
20,20302
20,22752
20,19738
20,22847
20,22084
0,00025
0,01370
0,01303
0,01650
0,01301
0,01130
0,06
0
0
0
0,06
0,024
1500
1500
1500
1500
1500
19,98567
19,99905
19,98569
19,98549
19,98564
19,98831
0,01327
0,01330
0,01335
0,01339
0,01337
0,01334
0
0,06
0
0
0
0,012
Jumlah
paket
H.323 ke H.323
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
SIP ke SIP
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
H.323 ke SIP
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
SIP ke H.323
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
1500
1500
1500
1500
1500
DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS INTERKONEKSI ANTARA
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan
SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.
Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak
digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai
protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna
protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang
menggunakan protokol SIP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan
VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protok
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS INTERKONEKSI ANTARA
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan
SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.
Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak
digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai
protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna
protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang
menggunakan protokol SIP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan
VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protokol
yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan perbandingan kualitas layanan antara
protokol H.323 dan SIP.
Media perantara interkoneksi protokol H.323 dan SIP menggunakan suatu aplikasi open source
berbasis Linux yang bernama Asterisk yang dikenal sebagai salah satu signaling gateway. Berkas
h.323.conf, sip.conf dan extensions.conf yang ada dalam aplikasi Asterisk dikonfigurasi sehingga
memungkinkan protokol H.323 dan SIP saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Pengujian interkoneksi dilakukan sebanyak lima kali pengulangan panggilan untuk masing-masing
protokol.
Analisis kinerja dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu delay, jitter dan packet loss ratio.
Pengambilan data dilakukan selama satu hari pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara
pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol
pada saat traffic jaringan padat. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata delay dan jitter untuk
komunikasi antar sesama protokol sebesar 19,98837 ms dan 0.01127 ms. Sedangkan untuk
protokol yang berbeda diperlukan delay sebesar 20,10457 ms dan jitter sebesar 0,01232 ms. Pada
semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, packet loss ratio
yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
interkoneksi protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dan analisis kinerja keseluruhan
memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU (International Telecommunication
Union).
Kata Kunci: VoIP, Asterisk, H.323, SIP, delay, jitter, packet loss ratio.
Judul
Nama
NIM
: Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol
H.323 dan SIP Pada Jaringan VoIP
: Rizal Ansyori
: G64103051
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Heru Sukoco, S.Si., M.T.
NIP 132282666
Sony Hartono Wijaya, S.Kom
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131578806
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 5 April 1986 dari Bapak Samsudin dan Ibu
Didah Siti Khodijah. Penulis merupakan putra kesembilan dari sembilan bersaudara. Tahun 2003
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer,
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama masa perkuliahan, Penulis aktif dalam berbagai organisasi di lingkungan maupun
luar kampus. Penulis pernah bergabung dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komputer sebagai staf Departemen Kesekretariatan periode 2004-2005, Badan Eksekutif
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai staf ahli Departemen Informasi
dan Komunikasi. Selain itu, Penulis juga aktif berpartisipasi dalam Lembaga Dakwah Fakultas
Serambi Ruhiyah FMIPA sebagai ketua Divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia periode
2005-2006. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam untuk
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama selama kurang lebih enam bulan. Penulis pernah
bergabung dalam kepengurusan Forum Komunikasi Alumni Muslim SMA Negeri 1 Bogor yang
merupakan organisasi luar kampus selama kurang lebih dua tahun. Pada tahun 2006 Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Duta Visual Mandiri Tivi Tujuh (TV7) pada
Divisi Technical IT Network selama kurang lebih dua bulan.
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karuniaNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah skripsi ini. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si., M.T. dan Bapak Sony Hartono Wijaya,
S.Kom selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberi saran, masukan dan
ide-ide kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T.
selaku penguji yang telah memberi saran dan masukan. Selanjutnya, Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1 Bapak, Emak, kakak-kakak dan keponakan-keponakanku serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan bimbingan, doa, dan kasih sayang,
2 Bapak Sujatmiko, dan teman-teman di laboratorium Net Centric Computing (NCC) antara lain
Nanik Q., Andi S., Faiq, David T., dan Gallan yang selalu memberikan motivasi,
3 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama
penelitian maupun pada masa perkuliahan,
4 Ilkomerz 40: Rusidi, Agung P. I. S., Albert Y., M. Pandi, Firat R., Ghoffar S., dan temanteman lainnya yang banyak membantu penulis pada masa perkuliahan,
5 Ingrid M., Alifah R., dan Bayu A. (ilkomerz 41) yang telah bersedia membantu penulis untuk
menjadi pembahas dalam seminar penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat Penulis harapkan untuk perbaikan penelitian di masa mendatang. Akhir kata,
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi pembaca,
terutama untuk para peneliti yang berminat untuk melanjutkan dan menyempurnakan penelitian
ini.
Bogor, Mei 2008
Rizal Ansyori
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..............................................................................................................................1
Tujuan Penelitian ..........................................................................................................................1
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................................1
Manfaat Penelitian ........................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
VoIP .............................................................................................................................................1
Protokol H.323 ..............................................................................................................................1
Session Initiation Protocol (SIP) ..................................................................................................3
Asterisk..........................................................................................................................................4
Private Branch eXchange (PBX)..................................................................................................5
Public Switched Telephone Network (PSTN) ..............................................................................5
Delay .............................................................................................................................................5
Jitter .............................................................................................................................................5
Packet Loss....................................................................................................................................5
METODE PENELITIAN
Pendekatan Interkoneksi ...............................................................................................................6
Digitasi dan Kompresi Suara ........................................................................................................7
Lingkungan Pengembangan..........................................................................................................7
Konfigurasi Server VoIP Asterisk ................................................................................................7
Implementasi dan Interkoneksi Protokol ......................................................................................8
Analisis Kinerja.............................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Desain Interkoneksi Protokol .........................................................................................8
Analisis Parameter Kinerja ...........................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................................................11
Saran ...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................11
LAMPIRAN .......................................................................................................................................13
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
Subprotokol H.323 .................................................................................................................... 3
Jenis - jenis SIP request ............................................................................................................ 3
Kelas - kelas SIP response ........................................................................................................ 4
Kategori degradasi berdasarkan packet loss ............................................................................ 5
Nilai rata-rata delay dan jitter .................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Arsitektur Jaringan H.323 ....................................................................................................... 2
Call Setup dan Call Termination pada H.323 ........................................................................ 2
Arsitektur Jaringan SIP ............................................................................................................ 3
Call Setup dan Call Termination pada SIP ............................................................................ 4
Arsitektur registrasi user .......................................................................................................... 6
Delay panggilan sesama H.323................................................................................................ 9
Delay panggilan sesama SIP .................................................................................................... 9
Delay panggilan interkoneksi H.323 ke SIP .......................................................................... 9
Delay panggilan interkoneksi SIP ke H.323 ........................................................................... 9
Jitter panggilan sesama H.323. ..............................................................................................10
Jitter panggilan sesama SIP ..................................................................................................10
Jitter panggilan interkoneksi H.323 ke SIP..........................................................................10
Jitter panggilan interkoneksi SIP ke H.323...........................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
Konfigurasi berkas sip.conf.....................................................................................................14
Konfigurasi berkas h323.conf ................................................................................................14
Konfigurasi berkas extensions.conf .......................................................................................15
Ringkasan delay rata-rata dan jitter rata-rata setiap panggilan .............................................16
vii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan
orang
akan
aplikasi
komunikasi real-time berbasis internet
melahirkan sebuah aplikasi yang bernama
Telephone Internet atau lebih dikenal
dengan istilah VoIP (Voice over Internet
Protocol). Salah satu alasan menggunakan
teknologi VoIP adalah biaya yang jauh lebih
murah
bila
dibandingkan
dengan
menggunakan jaringan PSTN (Public
Switched Telephone Network).
Beberapa
syarat
utama
untuk
mengadakan koneksi VoIP adalah komputer
yang terhubung ke dalam suatu jaringan
LAN (Local Area Network) atau internet,
mempunyai kartu suara yang dihubungkan
dengan speaker dan mikrofon. Dengan
dukungan perangkat lunak khusus, kedua
pemakai komputer bisa saling terhubung
dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk
hubungan tersebut dapat berupa pertukaran
data, suara, gambar maupun video.
Penekanan utama dalam VoIP adalah
hubungan keduanya dalam bentuk suara.
Apabila kedua lokasi terhubung dengan
jarak yang cukup jauh (antar kota atau
negara) maka bisa dilihat keuntungan dari
segi biaya. Kedua pihak hanya cukup
membayar biaya internet saja yang biasanya
akan lebih murah daripada biaya pulsa
telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh
(SLJJ)
atau
Sambungan
Langsung
Internasional (SLI).
Saat ini protokol standar yang digunakan
pada jaringan VoIP adalah H.323 dan SIP
(Session Initiation Protocol) (Papageorgiou
2001). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Seiring dengan
perkembangan
komunikasi
yang
membutuhkan efisiensi serta biaya yang
murah, maka muncul generasi terbaru
protokol VoIP yaitu SIP. Namun protokol
VoIP yang lebih dulu muncul yaitu H.323
masih banyak dipakai dan menjadi standar
komunikasi protokol VoIP sampai sekarang.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghubungkan protokol H.323 dengan SIP
pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjembatani komunikasi
VoIP antar protokol yang berbeda.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
adalah:
lingkup
pada
penelitian
ini
1 Implementasi
dan
interkoneksi
menggunakan program Asterisk yang
berbasis sistem operasi Linux.
2 Sistem operasi Linux yang digunakan
untuk server Asterisk adalah distro
Fedora Core 6.
3 Implementasi hanya pada jaringan
intranet Institut Pertanian Bogor.
4 User agent softphone yang digunakan
berbasis Windows yang dijalankan pada
sistem operasi Microsoft Windows XP.
5 User agent softphone yang digunakan
adalah SJphone versi 1.6 yang
mendukung protokol H.323 dan SIP.
6 Jumlah penelepon dan penerima masing
- masing hanya satu.
7 Parameter analisis kinerja VoIP yang
digunakan hanya delay, jitter, dan packet
loss ratio.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah
solusi bagi instansi, lembaga, maupun
perseorangan yang sudah menggunakan
salah satu di antara kedua protokol VoIP
yaitu H.323 dan SIP pada jaringannya, tidak
perlu beralih ke protokol yang lain untuk
berkomunikasi dengan jaringan VoIP yang
menggunakan protokol yang berbeda.
Sehingga hal tersebut tentu akan lebih
menghemat biaya yang dikeluarkan.
TINJAUAN PUSTAKA
VoIP
Voice over Internet Protocol (VoIP)
adalah suatu teknologi yang dapat
mentransmisikan pesan suara melalui
jaringan data (internet protocol) (Tharom
2002). Dalam perkembangannya, VoIP tidak
hanya dapat mentransmisikan pesan suara
tetapi juga sudah mampu mentransmisikan
paket video dan data.
Protokol H.323
Protokol H.323 merupakan sebuah
standar yang direkomendasikan oleh
International Telecommunication Union
(ITU) yang ditujukan untuk komunikasi
point-to-point dan multi-point pada audio,
2
video, dan data secara realtime melalui
jaringan data. H.323 tersusun atas empat
komponen, yaitu: terminal, gateway,
gatekeeper, dan multipoint control units
(Papageorgiou 2001).
Terminal atau client merupakan endpoint, di mana aliran data dan sinyal dimulai
dan diakhiri. Komunikasi antar end-point ini
meliputi:
• Suara
• Suara dan data
• Suara dan video
• Suara, data dan video
Gateway
merupakan
komponen
tambahan pada jaringan H.323 yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan jaringan yang lain misalnya
komunikasi antara jaringan berbasis IP
dengan
PSTN.
Gateway
berfungsi
menterjemahkan format data dan translasi
sinyal kontrol. Gatekeeper berfungsi
menterjemahkan pengalamatan dan kontrol
akses pada sumber daya jaringan untuk
H.323 terminal, gateway, dan multipoint
control units. Multipoint control unit
dibutuhkan jika melakukan multipoint
conferences. Untuk lebih jelasnya arsitektur
jaringan H.323 dapat dilihat pada Gambar 1.
kontrol bertujuan untuk mengirimkan
alamat transpor antar end-point.
• Fase C: Pembentukan komunikasi suara.
Pada tahap ini telah terbentuk kanal
H.245 dan ditentukan hubungan master
dan slave.
• Fase D: Layanan panggilan. Pada tahap
ini semua koneksi yang dibutuhkan telah
terbentuk dan siap untuk melakukan
komunikasi.
• Fase E: Pemutusan panggilan. Pada
tahap ini komunikasi telah selesai dan
semua kanal yang pada awal terbentuk
untuk melakukan komunikasi sekarang
harus ditutup. Untuk lebih jelasnya
proses pembentukan dan pemutusan
panggilan
pada
jaringan
H.323
ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 1 Arsitektur Jaringan H.323 (Sitepu
2001).
Menurut Papageorgiou (2001), proses
pembentukan dan pemutusan panggilan pada
jaringan H.323 melalui beberapa fase. Fase
pembentukan dan pemutusan panggilan ini
merupakan ciri khas dari protokol H.323
yang membedakannya dari protokol VoIP
SIP. Untuk lebih lengkapnya, dijelaskan
dibawah ini:
• Fase A: Pembentukan panggilan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah registrasi
end-point atau client kepada gatekeeper.
• Fase B: Inisialisasi komunikasi dan
kemampuan pertukaran. Pada tahap ini,
dibangun kanal kontrol H.245. Kanal
Gambar 2 Call Setup dan Call Termination
pada protokol H.323
(Papageorgiou 2001).
3
Menurut Papageorgiou (2001), protokol
H.323 terdiri dari beberapa subprotokol
penyusunnya yang masing – masing
memiliki fungsi yang berbeda untuk
menunjang proses komunikasi pada protokol
H.323. Untuk lebih jelasnya, disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1 Subprotokol H.323
Nama
Keterangan
H.225
Pembentukan panggilan,
sinkronisasi aliran media
H.245
Kontrol panggilan
H.235
Keamanan dan autentikasi
H.450
Layanan tambahan seperti
transfer panggilan dan
penahanan panggilan.
H.246
Interkoneksi dengan PSTN
GSM 06.10
Audio codecs
G.711
G.729
G.723
H.261
Video codecs
H.263
Session Initiation Protocol (SIP)
a User Agent Client (UAC), yaitu
suatu
aplikasi
client
yang
menginisialisasi SIP request.
b User Agent Server (UAS), suatu
aplikasi server yang menghubungi
user ketika suatu SIP request
diterima
dan
mengembalikan
respon.
Beberapa perangkat yang memiliki
fungsi sebagai User Agent pada
jaringan SIP antara lain: IP Phone,
Gateway,
Automatic
Answer
Machine.
2 SIP server sendiri terbagi
menjadi tiga komponen yaitu:
lagi
a Proxy server, berfungsi sebagai
mediator antara UAC dan UAS.
b Registrar
server,
berfungsi
menerima permintaan REGISTER.
c Redirect
server,
berfungsi
menerima inisiasi dalam bentuk
request SIP INVITE.
Untuk lebih jelasnya, arsitektur
jaringan SIP dapat dilihat pada
Gambar 3.
SIP adalah signaling protocol yang
berfungsi untuk membuat, memodifikasi dan
mengakhiri sesi dengan satu atau lebih
pengguna. Sesi ini termasuk internet
telephone, multimedia distribution dan
multimedia conferences. SIP merupakan
protokol yang berada pada layer aplikasi.
Protokol SIP dikembangkan oleh
Internet Engineering Task Force (IETF)
sebagai
standar
rekomendasi
untuk
komunikasi multimedia dan dipublikasikan
sebagai IETF RFC 2543. Protokol SIP
memiliki
kemampuan
yang
disebut
intelligent routing yaitu client tidak
diidentifikasi oleh alamat IP, melainkan
berdasarkan user login.
Komunikasi VoIP berbasis protokol SIP
tersusun atas dua komponen utama yaitu
(Sukmana 2006):
1 User Agent, merupakan komponen
end-point.
User
Agent
menginisialisasi dan mengakhiri sesi
dengan pertukaran request dan
respon. User Agent dibagi lagi
menjadi dua yaitu:
Gambar 3 Arsitektur Jaringan SIP
(Papageorgiou 2001).
Menurut Papageorgiou (2001), request
pada SIP terdiri dari enam jenis. Fungsi dari
masing-masing request tersebut disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis-jenis SIP request
Nama
Fungsi
INVITE
Inisialisasi panggilan
ACK
Konfirmasi final respon
apakah
client
sudah
menerima request INVITE
OPTIONS
Mengetahui
kemampuan
server
BYE
Mengakhiri panggilan
CANCEL
Membatalkan panggilan
REGISTER Pendaftaran
4
SIP request selalu ditindaklanjuti dengan
satu atau lebih SIP response. SIP response
dapat dibagi menjadi dua yaitu Final dan
Provisional. Final response adalah response
yang digunakan untuk mengakhiri proses
transaksi pada SIP. Provisional response
adalah response yang digunakan oleh server
untuk mengindikasikan adanya suatu request
dan tidak mengakhiri suatu transaksi pada
SIP.
Menurut Papageorgiou (2001), SIP
response juga dibagi menjadi enam kelas.
Kelas ini berdasarkan tingkatan klasifikasi
tipe error seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kelas-kelas SIP response
Nama Kelas
Keterangan
1xx (Provisional)
Informational
2xx (Final)
Success
3xx (Final)
Redirection
4xx (Final)
Client error
5xx (Final)
Server error
6xx (Final)
Global failure
Pada protokol VoIP SIP juga terdapat
proses pembentukan dan pemutusan sebuah
panggilan.
Untuk
lebih
lengkapnya
dijelaskan dibawah ini:
• INVITE. User Agent A melakukan
panggilan dengan mengirimkan request
INVITE kepada proxy server.
• 100 Trying. User Agent B yang
mendapat request INVITE membalas
dengan response 100 Trying.
• User Agent B mengirimkan request 200
OK kepada User Agent A bahwa User
Agent B telah siap untuk berkomunikasi.
• User Agent A yang mendapat request
200 OK segera membalas dengan
mengirimkan
request
ACK
dan
komunikasi berlangsung.
• Pada saat User Agent A ingin mengakhiri
komunikasi, User Agent A mengirimkan
request BYE kepada User Agent B.
• User Agent B membalas dengan
mengirimkan request 200 OK dan
komunikasi selesai. Untuk lebih jelasnya,
ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Call setup dan Call Termination
pada SIP (Husni 2006).
Sebuah proxy server berada di jalur
antara dua user agent. Proxy server
berfungsi sebagai server dan user agent.
Pada saat bertindak sebagai server, proxy
menerima request SIP dan meneruskannya
ke user agent tujuan. Pada waktu bertindak
sebagai user agent, proxy menerima respon
SIP dan meneruskannya ke user agent
tujuan.
Asterisk
Asterisk adalah sebuah software PBX
yang lengkap. Asterisk dapat bekerja pada
berbagai macam protokol VoIP dan dapat
dijalankan pada hampir semua perangkat
standar telepon (Digium 2005). Asterisk
dapat berjalan pada sistem operasi Linux,
BSD, dan Mac OS X. Asterisk
dikembangkan
oleh
Mark
Spencer,
mahasiswa dari Universitas Auburn,
Alabama, Amerika Serikat, yang kemudian
membangun perusahaan Digium Inc.
Asterisk dirancang sebagai antarmuka
dari perangkat keras dan perangkat lunak
telepon untuk berhubungan dengan berbagai
macam aplikasi telepon. Aplikasi-aplikasi
yang mampu dijalankan oleh Asterisk antara
lain (Haryadi 2005):
• Gateway VoIP dengan protokol MGCP
(Media Gateway Control Protocol), IAX
(Inter-Asterisk eXchange), SIP dan
H.323
• Private Branch eXchange (PBX)
• Server Interactive Voice Response (IVR)
• Server konferensi
Asterisk dikenal juga sebagai salah satu
signaling gateway (SGW) yang mampu
berperan sebagai aplikasi yang berbeda-beda
seperti yang disebutkan di atas pada saat
yang bersamaan.
5
Private Branch eXchange (PBX)
Jitter
Private Branch eXchange adalah suatu
jaringan telepon perseorangan yang biasa
digunakan dalam suatu perusahaan. Dimana
setiap nomor telepon (disebut ekstensi)
adalah unik atau berbeda satu sama lain.
Semua user menggunakan satu buah nomor
telepon tunggal sebagai penghubung dengan
jaringan telepon luar perusahaan. Nomor
tunggal tersebut biasanya ditentukan oleh
perusahaan penyedia jasa telepon (Digium
2005).
Jitter merupakan variasi delay yang
terjadi akibat adanya selisih waktu atau
interval antar kedatangan paket di penerima.
Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi
besarnya tumbukan antar paket yang ada
pada jaringan Internet Protocol. Semakin
besar beban traffic pada jaringan akan
menyebabkan semakin besar peluang
terjadinya kongesti dan dengan demikian
nilai jitter akan semakin besar. Semakin
besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai
QoS (Quality of Service) akan semakin
menurun. Untuk mendapatkan nilai QoS
jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga
seminimum mungkin.
Perbedaan PBX dengan jaringan telepon
biasa adalah apabila user ingin melakukan
panggilan telepon yang masih berada pada
jaringan PBX, user hanya perlu menekan
beberapa digit nomor yang lebih pendek
daripada telepon umum biasa. Nomor
pendek ini biasa disebut ekstensi. Salah satu
kelebihan PBX adalah semua panggilan
telepon yang masih berada dalam jaringan
PBX tidak mengeluarkan biaya untuk
membayar pulsa telepon sama sekali karena
jaringan telepon PBX tidak melalui jaringan
telepon PSTN atau telepon umum biasa.
Biaya pulsa telepon dikenakan apabila salah
satu user melakukan panggilan ke jaringan
telepon PSTN.
Nilai jitter yang direkomendasikan
adalah 0 dan maksimum 100 ms. Apabila
jitter melebihi batas maksimum rata-rata
maka kualitas suara akan menurun
(VoipForo 2006).
Packet Loss
Packet Loss didefinisikan sebagai
kegagalan transmisi paket IP mencapai
tujuannya. Kegagalan paket tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa kemungkinan
yaitu (Telkom 2004):
Public Switched Telephone Network
(PSTN)
• Terjadinya
jaringan,
PSTN merupakan salah satu contoh dari
tipe jaringan circuit switched dimana ketika
sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan
diputar untuk memberitahu kepada jaringan
tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated
circuit dibangun antara sumber dan tujuan
selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan
dihilangkan ketika panggilan telah selesai
dilakukan (Stephen 2002).
• Kongesti dalam jaringan,
Delay
Delay didefiniskan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mengirimkan data dari
sumber (pengirim) ke tujuan (penerima).
Dalam perancangan jaringan VoIP, delay
merupakan suatu permasalahan yang harus
diperhitungkan karena bagus atau tidaknya
kualitas suara tergantung dari waktu delay.
Besarnya
delay
maksimum
yang
direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi
suara adalah 150 ms. Sedangkan delay
maksimum dengan kualitas suara yang
masih dapat diterima pengguna yaitu
manusia adalah 250 ms.
kelebihan
beban
dalam
• Error yang terjadi pada media fisik.
Pada implementasi jaringan IP, nilai
packet loss ini diharapkan mempunyai nilai
yang minimum. Menurut ITU TIPHON
(1998), terdapat empat kategori penurunan
performansi jaringan berdasarkan nilai
packet loss seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kategori degredasi berdasarkan
packet loss
Kategori Degredasi
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
Packet Loss
0%
3%
15 %
25 %
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengembangan
dari penelitian yang dilakukan oleh Dany
Ramdhany Sukmana pada tahun 2006. Pada
penelitian sebelumnya, hanya dilakukan
6
perbandingan kualitas layanan protokol
dengan menggunakan model dan simulasi
jaringan VoIP network-simulator (ns-2).
Sedangkan pada penelitian ini dilakukan
interkoneksi antara protokol H.323 dan SIP.
Pendekatan Interkoneksi
Menurut Singh & Schulzrinne (2006),
pendekatan interkoneksi dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
1 Translasi Pembentukan Panggilan
Proses translasi sebuah panggilan SIP ke
H.323 adalah mudah. Signaling gateway
(server Asterisk) mengambil informasi
dalam SIP request INVITE meliputi
signaling destination address, kemampuan
media lokal dan remote, dan alamat media
transport lokal dan remote. Kemudian
masing-masing informasi dibagi menjadi
berbagai fase pembentukan panggilan
protokol H.323 yang telah dijelaskan
sebelumnya di atas.
2 Arsitektur Registrasi User
Arsitektur ini pada tahap user melakukan
registrasi. SGW yang memiliki beberapa
fungsi sekaligus, menjadi media perantara
interkoneksi protokol yang berbeda. Semua
informasi registrasi protokol H.323 diatur
dalam berkas h.323.conf
sedangkan
infomasi registrasi protokol SIP diatur dalam
berkas sip.conf. Pengujian melibatkan dua
client yaitu labncc3 dan rektorat yang
berbeda lokasi maupun alamat IP. Pada saat
SGW menerima request REGISTER dari
client rektorat, hal ini memicu registration
request (RRQ) ke H.323 gatekeeper yang
notabene diatur dalam fungsi berkas
h.323.conf yang selanjutnya melakukan
translasi pengalamatan SIP menjadi
pengalamatan pada protokol H.323 seperti
pada Gambar 5.
Gambar 5 Arsitektur registrasi user.
3 Translasi Alamat
Client rektorat yang menggunakan
teknologi SIP menganggap bahwa client
labncc3 adalah jaringan luar yang apabila
ingin berkomunikasi satu sama lain harus
melalui perantara sebuah gateway dalam hal
ini SGW. Sistem pengalamatan SIP
disimbolkan dalam sebuah URL (Uniform
Resource Locator) yang hampir mirip
dengan pengalamatan pada sebuah web
misalnya sip:user@host, dimana user dapat
berupa nama ataupun sebuah nomor telepon.
Pengalamatan pada protokol H.323 bisa
berbagai macam bentuk misalnya username
h323-ID, nomor telepon, berbagai macam
tipe URL, hostname atau alamat IP, dan
alamat email (email-ID). Tetapi yang paling
banyak digunakan adalah username dan
hostname.
4 Pembentukan Interkoneksi
Pada saat sumber (pengirim) telah
mengetahui bahwa tujuan panggilannya
dapat dicapai melalui SGW, maka
terbentuklah interkoneksi. Interkoneksi
point-to-point antara client rektorat dengan
client labncc3 membutuhkan informasi yang
sangat penting diantaranya alamat (A) logis
dari tujuan (penerima), alamat media
transport (T), dan deskripsi kemampuan
media tersebut (M). sumber (pengirim)
harus mengetahui A, T, dan M dari tujuan
7
(penerima) dan penerima harus mengetahui
T dan M pengirim. Translasi antar protokol
SIP dan H.323 melalui satu tahap yaitu
pemetaan one-to-one antara pesan pada saat
pembentukan panggilan SIP dan H.323.
Digitasi dan Kompresi Suara
Dalam melakukan transmisi data suara
melalui jaringan packet based, sinyal suara
yang berbentuk analog harus dikonversikan
(digitasi) ke bentuk digital. Data digital ini
kemudian dilakukan encode dan compress
sebelum ditransmisikan. Sesampainya di
tujuan (penerima), data harus di decode dan
decompress, kemudian dikonversikan lagi ke
bentuk analog (suara). Proses ini disebut
CODEC dengan berbasis perangkat lunak.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki utilitas
jaringan
sehingga
diharapkan
bisa
meningkatkan kualitas suara sedangkan
konversi dari bentuk analog ke digital dan
bentuk digital kembali ke analog dilakukan
oleh perangkat keras (Haryadi 2005).
ITU-T (International Telecommunication
Union-Telecommunication Sector) membuat
beberapa standar audio codecs yang
direkomendasikan
untuk
implementasi
VoIP. Beberapa standar audio codecs yang
umum dikenal antara lain (Haryadi 2005):
• ITU G.711 merupakan suatu standar
internasional untuk kompresi audio
dengan menggunakan teknik PCM
(Pulse Code Modulation) dalam
pengiriman suara.
• ITU GSM 06.10 merupakan audio
codecs yang didasarkan pada algoritma
RPE-LTP (Regular Pulse ExcitationLong Term Prediction).
Pada protokol H.323, audio codecs yang
digunakan adalah GSM 06.10 karena tidak
memerlukan lisensi hak cipta (copyright).
Pada satu sesi komunikasi atau panggilan
H.323, bandwidth yang dibutuhkan sebesar
28,63 kbps. Sedangkan pada protokol SIP
umumnya menggunakan audio codecs
G.711 (PCM). Selain karena tidak
memerlukan hak cipta, codec G.711 dapat
meningkatkan kualitas suara karena
bandwidth yang dibutuhkan dalam satu kali
panggilan sebesar 80,8 kbps (Purbo 2007).
Semakin besar bandwidth yang dibutuhkan
maka semakin baik kualitas suara yang
dihasilkan.
Lingkungan Pengembangan
Lingkungan
pengembangan
yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
lingkungan pengembangan pada sisi client
dan server. Lingkungan pengembangan pada
sisi client adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
• Sistem operasi: Microsoft Windows XP
• Aplikasi pendukung: softphone SJphone
versi 1.6.
Perangkat keras yang digunakan adalah dua
buah komputer personal untuk menerima
dan
melakukan
percakapan
dengan
spesifikasi: Prosesor Intel Pentium 4 3 GHz,
Memori RAM 256 MB, media penyimpanan
40 GB, dan speaker untuk mendengarkan
percakapan yang sudah terintegrasi dengan
komputer
personal.
Masing-masing
komputer tersebut dilengkapi satu buah
mikrofon untuk melakukan percakapan.
Lingkungan pengembangan pada sisi
server adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
• Sistem operasi: Linux Fedora Core 6
• Aplikasi pendukung: Asterisk versi
1.4.9, libpri versi 1.4.1, zaptel versi
1.4.4, pwlib versi 1.10.0, dan openh323
versi 1.18.0.
Perangkat keras yang digunakan adalah satu
buah komputer sebagai server Asterisk
dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon
1.25 GHz, Memori RAM 256 MB, media
penyimpanan 80 GB dan alamat IP statis
172.18.78.149.
Konfigurasi Server VoIP Asterisk
Inti dari konfigurasi program Asterisk
adalah tiga berkas yaitu sip.conf, h323.conf,
dan extensions.conf yang terletak dalam
direktori /etc/asterisk/. Berkas sip.conf
berfungsi melakukan autentikasi user
dengan nomor telepon dan password pada
protokol SIP. Berkas h323.conf juga
berfungsi melakukan autentikasi user
dengan nomor telepon tetapi pada protokol
H.323, dan extensions.conf berfungsi
mengatur apa yang harus dilakukan oleh
server Asterisk jika akan melakukan atau
menerima panggilan sebuah nomor tertentu.
Konfigurasi lebih jelasnya ditampilkan pada
Lampiran 1, 2, dan 3.
8
Implementasi dan Interkoneksi Protokol
Pengujian panggilan masing-masing
dilakukan sebanyak lima kali. Hal ini untuk
melihat kestabilan interkoneksi protokol.
Pengujian tersebut adalah:
1 Pengujian panggilan dari protokol H.323
ke H.323
Langkah pertama adalah SJphone berada
pada profile voip-h323. Setelah itu client
rektorat melakukan panggilan ke
labncc3.
2 Pengujian panggilan dari protokol SIP ke
SIP
Langkah pertama adalah SJphone berada
pada profile voip-sip yang telah dibuat
sebelumnya. Client rektorat melakukan
panggilan ke labncc3.
3 Pengujian panggilan dari protokol H.323
ke SIP dan SIP ke H.323
Langkah pertama adalah SJphone
rektorat berada pada profile voip-h323,
sedangkan SJphone client
labncc3
berada pada profile voip-sip. Setelah itu
client rektorat melakukan panggilan ke
labncc3 dan kemudian profile client
rektorat dirubah ke voip-sip sedangkan
client labncc3 pada profile voip-h323.
Perintah
yang
digunakan
untuk
melakukan dan menerima sebuah panggilan
adalah sebagai berikut:
exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20)
exten => _2XX,2,Hangup
exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20)
exten => _3XX,2,Hangup
exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20)
exten => _5XX,2,Hangup
exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20)
exten => _6XX,2,Hangup
Cara membaca perintah tersebut adalah
sebagai berikut:
• 2XX berarti nomor terdiri dari tiga
dijit yang diawali dengan angka 2
dan dua angka berikutnya diabaikan
atau bisa angka berapa saja yang
diinputkan oleh pengguna seperti
200, 256, 289, 275, dan sebagainya.
• Contoh yang diambil adalah baris
pertama. Jika ada user yang
menghubungi 2XX maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah
dial ekstensi tersebut mengunakan
teknologi protokol H.323. Setelah
menunggu selama 20 detik, jika
softphone tidak diangkat selama
rentang waktu tersebut maka
dilanjutkan pada langkah kedua yaitu
HangUp atau memutuskan hubungan
komunikasi.
• Nomor ekstensi 2XX dan 3XX
menggunakan teknologi protokol
H.323 sedangkan nomor ekstensi
5XX dan 6XX menggunakan
teknologi protokol SIP.
Analisis Kinerja
Pengambilan data selama satu hari dan
dilakukan pada saat jam sibuk jaringan yaitu
berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB
(Qodarsih 2007). Hal ini dimaksudkan untuk
melihat kualitas interkoneksi protokol pada
saat traffic jaringan padat.
Parameter untuk mengukur kinerja
adalah (Sukoco 2005):
• Delay, untuk menghitung delay
digunakan rumus:
delay(i) = Ri - Si
dengan
Ri = Received Time
Si = Sent Time.
• Jitter, untuk menghitung
digunakan rumus:
jitter
jitter(i) = (Ri+1 – Si+1) – (Ri – Si)
dengan
Ri = Received Time
Si = Sent Time.
• Packet Loss Ratio (PLR), untuk
menghitung PLR digunakan rumus:
PLR =
∑ packet loss x 100%
∑ packet sent
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Desain Interkoneksi Protokol
Desain interkoneksi seperti yang
ditampilkan sebelumnya pada Gambar 5,
berhasil diimplementasikan. Desain ini
adalah desain paling sederhana dan
mendasar dalam sebuah komunikasi VoIP.
Analisis Parameter Kinerja
Hasil dari pengujian panggilan diukur
berdasarkan tiga parameter yaitu delay,
9
jitter, dan Packet Loss Ratio (PLR). Untuk
lebih lengkap, dijelaskan dibawah ini.
Delay
Pada panggilan sesama protokol H.323,
rata-rata delay yang dihasilkan adalah
19,98560 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 6 dan Lampiran
4.
Gambar 8 Delay interkoneksi H.323 ke
SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
SIP ke protokol H.323, rata-rata delay yang
dihasilkan adalah 19,98831 ms. Untuk lebih
jelasnya ditampilkan pada Gambar 9 dan
Lampiran 4.
Gambar 6 Delay panggilan sesama
protokol H.323.
Pada panggilan sesama protokol SIP,
rata-rata delay yang dihasilkan adalah
19,99114 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan ada Gambar 7 dan Lampiran 4.
Gambar 9 Delay interkoneksi SIP ke
H.323.
Gambar 7 Delay panggilan sesama protokol
SIP.
Pada interkoneksi komunikasi protokol
yang berbeda yaitu dari protokol H.323 ke
protokol SIP, rata-rata delay yang dihasilkan
adalah 20,22084 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 8 dan Lampiran
4.
Dari hasil pengujian panggilan antar
protokol yang sama dapat dilihat bahwa
rata-rata delay yang dihasilkan oleh protokol
H.323 lebih rendah daripada protokol SIP.
Tetapi nilai rata-rata delay dari hasil
keduanya masih memenuhi nilai delay
standar yang direkomendasikan oleh ITU
yaitu di bawah 150 ms.
Dari hasil pengujian panggilan protokol
VoIP yang berbeda, dapat dilihat bahwa
rata-rata delay panggilan dari H.323 ke SIP
lebih tinggi daripada SIP ke H.323. Tetapi
nilai rata-rata delay ini juga masih
memenuhi
nilai
standar
yang
direkomendasikan oleh ITU.
Perbedaan nilai rata-rata delay pada pada
panggilan antar protokol yang sama maupun
protokol yang berbeda disebabkan oleh
beberapa
faktor
diantaranya
adalah
packetization delay yaitu waktu yang
diperlukan untuk pembentukan paket IP dari
10
source informasi (pengirim); queueing delay
yaitu waktu proses yang diperlukan oleh
router di dalam menangani transmisi paket
pada sepanjang jaringan tetapi pada
umumnya delay ini sangat kecil, kurang
lebih sekitar 100 microsecond; propagation
delay yaitu waktu proses perjalanan
informasi selama di dalam media transmisi
seperti kabel coax atau kawat tembaga pada
kabel LAN (Telkom 2004).
jelasnya ditampilkan pada Gambar 12 dan
Lampiran 4.
Jitter
Pada panggilan sesama protokol H.323,
rata-rata jitter yang dihasilkan adalah
0,01336 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 10 dan Lampiran
4.
Gambar 12 Jitter interkoneksi H.323 ke SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
SIP ke protokol H.323, rata-rata jitter yang
dihasilkan adalah 0,01334 ms. Untuk lebih
jelasnya ditampilkan pada Gambar 13 dan
Lampiran 4.
Gambar 10 Jitter panggilan sesama
protokol H.323.
Pada panggilan sesama protokol SIP,
rata-rata jitter yang dihasilkan adalah
0,00918 ms. Untuk lebih jelasnya
ditampilkan pada Gambar 11 dan Lampiran
4.
Gambar 11 Jitter panggilan sesama
protokol SIP.
Pada interkoneksi dengan menggunakan
protokol yang berbeda yaitu dari protokol
H.323 ke protokol SIP, rata-rata jitter yang
dihasilkan adalah 0,01130 ms. Untuk lebih
Gambar 13 Jitter interkoneksi SIP ke H.323.
Dari hasil pengujian panggilan antar
protokol yang sama diperoleh bahwa ratarata jitter yang dihasilkan dari protokol
H.323 lebih tinggi daripada protokol SIP.
Hal ini berarti bahwa dengan adanya traffic
lain pada jaringan, protokol SIP lebih stabil
daripada H.323.
Dari hasil pengujian panggilan protokol
VoIP yang berbeda diperoleh bahwa ratarata
jitter panggilan H.323 ke SIP lebih rendah
daripada SIP ke H.323. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya traffic lain pada jaringan,
panggilan H.323 ke SIP lebih stabil daripada
SIP ke H.323. Keseluruhan perolehan nilai
rata-rata delay dan jitter disajikan pada
Tabel 5.
11
Tabel 5 Nilai rata - rata delay dan jitter
Koneksi
H.323 - H.323
SIP - SIP
H.323 - SIP
SIP - H.323
Delay (ms)
19,98560
19,99114
20,22084
19,98831
Jitter (ms)
0,01336
0,00918
0,01130
0,01334
Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan
perhitungan keseluruhan panggilan baik
antar protokol VoIP yang sama maupun
berbeda protokol, menghasilkan jitter yang
hampir sama yaitu mendekati nilai 0. Hal ini
disebabkan proses komunikasi melewati
background traffic sama pada jaringan yang
dilalui paket-paket H.323 dan SIP.
Packet Loss Ratio (PLR)
Pada semua komunikasi VoIP baik antar
sesama protokol maupun berbeda protokol,
PLR yang dihasilkan hampir semuanya
mendekati 0%. Hal ini memenuhi nilai
standar yang direkomendasikan oleh ITU.
3 Interoperability berbagai teknologi VoIP
sperti Cisco, Asterisk, dan IP based
PBX.
4 Integrasi
dan
interoperability
infrastruktur VoIP pada beberapa
organisasi, baik melalui intranet dan
internet.
5 Pembangunan sistem penomoran dan
autentikasi universal pada sistem VoIP
seperti Lightweight Directory Access
Protocol (LDAP), Domain Name System
(DNS), Naming Authority Pointer
(NAPTR): Electronic Number (ENUM)
dan Internet Telephony Administrative
Domain (ITAD).
DAFTAR PUSTAKA
Digium. 2005. Glossary: Asterisk Terms.
http://www.asterisk.org/Glossary_
Asterisk Terms _ Asterisk.htm [22
November 2006].
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2 Pengujian
melibatkan
handset
(hardphone) agar terlihat Asterisk juga
mampu mendukung berbagai tipe user
agent baik softphone dan hardphone.
dapat
1 Komunikasi VoIP antara protokol yang
sama yaitu H.323 ke H.323 dan SIP ke
SIP berhasil dilakukan.
2 Interkoneksi antara protokol VoIP
H.323 dan SIP berhasil dilakukan
dengan indikasi bahwa softphone yang
berbasis H.323 dapat melakukan
panggilan dan berkomunikasi dengan
softphone yang menggunakan teknologi
protokol SIP.
3 Rata-rata nilai delay dan jitter untuk
komunikasi antar protokol yang sama
adalah 19,98837 ms dan 0.01127 ms.
Sedangkan untuk rata-rata waktu delay
dan jitter yang berbeda adalah
20,10457 ms dan 0,01232 ms.
4 Rata-rata Packet Loss Ratio (PLR)
keseluruhan panggilan mendekati 0 %.
Saran
Untuk pengembangan penelitian
disarankan hal-hal sebagai berikut:
ini
1 Jumlah komputer (softphone) untuk test
bed diperbanyak dan dilakukan pada
beberapa segmen jaringan.
Husni M. 2006. Aplikasi QoS Pada Jaringan
VoIP. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.
Haryadi et.al. 2005. Perbandingan Kinerja
Speech Codec G.711 dan GSM pada
Implementasi
Softswitch
dengan
Protokol SIP. TSSA 2005. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
ITU TIPHON. 1998. General aspects of
Quality of Service (QoS) DTR/TIPHON05001 V1.2.5.
Papageorgiou P. 2001. A Comparison of
H.323 vs SIP. University of Maryland at
College Park.
Purbo OW. 2007. VoIP : Cikal Bakal
”Telkom
Rakyat”.
Jakarta:
Info
Komputer.
Qodarsih N. 2007. Perencanaan Kapasitas
Untuk Kinerja Web dan Proxy Server
IPB
Menggunakan
Model
Open
Queueing Network M/M/2 dan M/M/1
[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Singh K, Schulzrinne H. 2006. Interworking
Between SIP/SDP and H.323. New
York: Columbia University.
12
Sitepu H. 2001. Aspek Keamanan
Komunikasi
Multimedia
H.323.
Bandung: Program Magister Teknik
Sistem Komputer, Institut Teknologi
Bandung.
Stephen J.B. 2002. Troubleshooting,
Maintaining & Repairing. USA:The
McGraw-Hill Companies.
Sukmana DR. 2006. Perbandingan Kualitas
Layanan Pada Protokol VOIP H.323 dan
SIP
[skripsi].
Bogor:
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Sukoco H. 2005. TCP-Friendly Congestion
Control
Menggunakan
Pendekatan
Layered Multicast untuk Aplikasi
Multicast [tesis]. Bandung: Program
Pascasarjana,
Institut
Teknologi
Bandung.
Telkom. 2004. Simulasi Jaringan Berbasis
Paket
Dengan
Mempergunakan
Simulator
OPNET.
http://www.ristinet.com/index.php?lang=
ind&ch=8 [16 Januari 2008].
Tharom T. 2002. Teknik dan Bisnis VoIP.
Jakarta. Elex Media Komputindo.
VoIPForo. 2006. Quality of Service.
http://www.en.voipforo.com/QoS/QoS_
Voip.php
[27
Februari
2008].
LAMPIRAN
14
Lampiran 1 Konfigurasi berkas sip.conf
Konfigurasi berkas sip.conf adalah sebagai berikut:
[general]
bindport=5060
bindaddr=172.18.78.149
srvlookup=yes
disallow=all
allow=ulaw
context=default
autodomain=yes
dtmfmode=rfc2833
rfc2833compensate=yes
;port protokol SIP dari server Asterisk
;alamat IP server Asterisk
;username yang digunakan pada softphone
[rektorat]
type=friend
context=default
username=rektorat
secret=rektorat
callerid="rektorat"
host=dynamic
mailbox=rektorat@context,rektorat
;username yang digunakan
;password yang digunakan
;identitas yang muncul pada layar softphone
;alamat IP dinamis jika menggunakan DHCP
[labncc3]
type=friend
context=default
username=labncc3
secret=labncc3
callerid="labncc3"
host=dynamic
mailbox=labncc3@context,labncc3
Lampiran 2 Konfigurasi berkas h323.conf
[general]
port = 1720
bindaddr = 172.18.78.149
context=default
[rektorat]
type=friend
host=172.17.1.171
context=default
h245Tunneling=yes
[labncc3]
type=friend
host=172.18.78.151
context=default
h245Tunneling=yes
;port protokol H.323
;alamat IP server Asterisk
;username yang digunakan
;alamat IP client
15
Lampiran 3 Konfigurasi berkas extensions.conf
Perintah yang digunakan untuk melakukan dan menerima sebuah panggilan adalah:
;==================Interkoneksi H323 & SIP softphone SJphone===================
[general]
static=yes
writeprotect=no
autofalltrough=yes
clearglobalvars=no
priorityjumping=no
;========================= Teknologi Protokol H.323========================
exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20)
exten => _2XX,2,Hangup
exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20)
exten => _3XX,2,Hangup
;==========================Teknologi protokol SIP==========================
exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20)
exten => _5XX,2,Hangup
exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20)
exten => _6XX,2,Hangup
;====================================================================
16
Lampiran 4 Ringkasan delay rata – rata dan jitter rata – rata setiap panggilan
Rata - rata
Delay
dalam ms
19,98555
19,98561
19,98557
19,98563
19,98564
19,98560
Rata – rata
Jitter
0,01334
0,01332
0,01338
0,01339
0,01339
0,01336
Packet Loss
Ratio
dalam %
0
0
0
0
0
0
1500
1500
1500
1500
1500
20,00597
19,98624
19,98561
19,98540
19,99249
19,99114
0,01303
0,00079
0,00535
0,01303
0,01368
0,00918
0,06
0
0
0
0
0,012
1500
1500
1500
1500
1500
20,24781
20,20302
20,22752
20,19738
20,22847
20,22084
0,00025
0,01370
0,01303
0,01650
0,01301
0,01130
0,06
0
0
0
0,06
0,024
1500
1500
1500
1500
1500
19,98567
19,99905
19,98569
19,98549
19,98564
19,98831
0,01327
0,01330
0,01335
0,01339
0,01337
0,01334
0
0,06
0
0
0
0,012
Jumlah
paket
H.323 ke H.323
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
SIP ke SIP
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
H.323 ke SIP
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
SIP ke H.323
Panggilan ke- 1
Panggilan ke- 2
Panggilan ke- 3
Panggilan ke- 4
Panggilan ke- 5
Rataan
1500
1500
1500
1500
1500
DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS INTERKONEKSI ANTARA
PROTOKOL H.323 DAN SIP PADA JARINGAN VoIP
RIZAL ANSYORI
G64103051
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan
SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.
Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak
digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul
daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai
protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna
protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang
menggunakan protokol SIP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan
VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protok