Tinjauan Umum tentang Alat Bukti Digital Elektronik.

Adapun keterangan Terdakwa sebagai alat bukti, tanpa disertai oleh alat bukti lainnya, tidak cukup untuk membuktikan kesalahan Terdakwa. Hal ini merupakan ketentuan beban minimum pembuktian sebagaimana diatur dalam Pasal 183 KUHAP, yaitu dua alat bukti yang sah menurut undang-undang.

C. Tinjauan Umum tentang Alat Bukti Digital Elektronik.

Alat Bukti digital didefinisikan sebagai fisik atau informasi elektronik yang dikumpulkan selama investigasi komputer yang dapat digunakan untuk bukti dalam persidangan, namun tidak terbatas pada komputer file seperti file log atau dihasilkan laporan dan file yang dihasilkan manusia seperti spreadsheet, dokumen, atau pesan email. 18 Macam Macam Alat bukti Digital diantaranya : 1. E-mail. Adalah singkatan dari Electronic Mail, yaitu surat yang baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet. 2. SMS Short Message Service Short Message Service SMS adalah suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel, yaitu perangkat komunikasi teleon selular, dalam hal ini perangkat nirkabel yang digunakan adalah telepon selular 3. File berbentuk J.PG, T.IF, G.IF dll File dengan Extension J.PG, T.IF, G.IF, yang biasanya berupa gambar. 18 http:yogapw.wordpress.com, diakses 18 Oktober 2012 4. Rekaman penyadapan. Yaitu rekaman yang didapat dari penyadapan pembicaraan seseorang dengan orang lain yang diduga kuat berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan tindak pidana korupsi. 5. CCTV Closed Circuit Television Yaitu perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. 6. Teleconference, Televideoconference. Yaitu hubungan jarak jauh antara orang satu dengan yang lain, dimana kita dapat mendengar suara dan gambar lawan bicara kita secara real time Penggunaan alat bukti elektronik di negara negara maju sudah diakui sebagai alat bukti yang sah serta dipertimbangkan hakim dalam memutus perkara baik pidana atau perdata. Di Negara negara lain terdapat peraturan yang mengatur alat bukti elektronik sebagai alat bukti yang sah di pengadilan. Sebagai contoh Negara Malaysia, di Malaysia alat bukti diatur dalam Evidence Act 1950 atau UU tentang Alat Bukti 1950. Dalam UU tersebut alat bukti dibagi atas dua macam, yaitu alat bukti primer dan alat bukti sekunder. Yang dimaksud alat bukti primer berdasarkan Pasal 62 evidence act adalah alat bukti berupa dokumen yang original yang dihadirkan dipengadilan. Dalam evidence act 1950 yang dimaknai sebagai dokumen adalah seluruh dokumen yang dibuat secara tertulis, maupun terekam pada pita foto, baik berupa surat, buku, jurnal, film, video dan lain sebagainya. Bagian-bagian dari dokumen tersebut sepanjang itu original dianggap sebagai alat bukti primer. Alat bukti sekunder ialah alat bukti yang tidak original. Ketidak originalan alat bukti tersebut bisa dikarenakan ia merupakan copy-an, rekaman yang merupakan duplikasi dari alat bukti primer. Masuknya alat bukti elektronik dalam evidence act 1950 yaitu adanya perubahan atau lebih tepatnya penambahan pada Pasal 62 tentang alat bukti primer. Dalam klausul terakhir pasal tersebut dinyatakan bahwa dokumen yang dikeluarkan dari komputer merupakan alat bukti primer. Dalam Undang Undang tersebut memberikan definisi komputer tidak tersekat oleh penamaan benda, tetapi lebih kepada prosesnya, apapun nama benda tersebut. 19 Alat bukti elektronik di Indonesia sesungguhnya juga diperkenankan dalam rumusan beberapa undang undang, diantaranya : a. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang dokumen perusahaan. Dikeluarkannya Undang-undang No.8 Tahun 1997 tanggal 24 Maret 1997 tentang Dokumen Perusahaan, Pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm dan media lainnya alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan. Pengaturan tersebut diatur dalam Pasal 12 Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan tersebut sebagai alat bukti yang sah”. 19 http:rifq1.wordpress.com, diakses 18 November 2012 b. Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, adanya perluasan mengenai sumber perolehan alat bukti yang sah berupa petunjuk. Tetapi, menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2001, bukti petunjuk juga dapat diperoleh dari alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu tetapi tidak terbatas pada data penghubung elektronik electronic data interchange, surat elektronik email, telegram, teleks, faksimili, dan dari dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna. c. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Pencucian Uang. Kejahatan pencucuian uangmoney laundering merupakan kejahatan yang biasanya melibatkan antar negara, untuk menyamarkan tindak pidana pencucian uang biasanya uang hasil kejahatan disimpan di luar negeri. Pasal 2 angka 1q Undang-undang pencucian uang mengatur juga mengenai alat bukti elektronik atau digital evidence sesuai dengan Pasal 38 huruf b, yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. d. Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak pidana perdagangan orang Pasal 29 Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang Perdagangan Orang ini mengatur mengenai alat bukti selain sebagaimana ditentukan dalam Undang- Undang Hukum Acara Pidana, dapat pula berupa” : 1 Informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan 2 Data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, danatau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik, termasuk tidak terbatas pada : a tulisan, suara atau gambar; b peta, rancangan, foto atau sejenisnya; Kendati telah diatur dalam beberapa UU, namun alat bukti elektronik sifatnya masih parsial dan limitatif, sebab ia hanya dapat dipergunakan terbatas dalam tindakan hukum serta kasus kasus tertentu. KUHAP sebagai sumber hukum acara pidana sendiri tidak mengatur mengenai alat bukti digital.

D. Pengertian Tindak Pidana dan Tindak Pidana Korupsi