Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan Slims Cendana

PEMBUATAN PROTOTIPE PANGKALAN DATA
DIREKTORI INDONESIANIS MENGGUNAKAN SLiMS
CENDANA

RUDIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pembuatan Prototipe
Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan SLiMS Cendana adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Rudianto
NIM G652110125

RINGKASAN
RUDIANTO. Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis
Menggunakan SLiMS Cendana. Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH
dan SULISTYO BASUKI.
Layanan referens merupakan salah satu layanan perpustakaan bagi
pengguna. Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan koleksi referens.
Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens. Di Indonesia, hanya
sedikit perpustakaan yang memiliki direktori tersebut. Buku direktori Indonesianis
yang ada merupakan buku terbitan lama dan belum diperbarui. Bentuknya yang
tercetak dan jumlah yang terbatas mengakibatkan pengguna kesulitan mencari
data Indonesianis. Selain itu, direktori Indonesianis yang dilayankan secara online
belum tersedia.
Objek penelitian ini adalah membangun sebuah pangkalan data direktori
Indonesianis berbasis web menggunakan SLiMS Cendana. Penelitian ini terdiri
dari lima tahapan yaitu: 1) penyelidikan awal yang terdiri dari studi literatur

tentang Indonesianis, komunikasi dengan pakar, penelusuran buku direktori
Indonesianis tercetak, dan investigasi pangkalan data direktori online lainnya, 2)
penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis sebagai data
pengujian, 3) pengkajian SLiMS untuk mengetahui apakah SLiMS kompatibel
dengan pangkalan data direktori Indonesianis, 4) pembuatan prototipe, (5)
pengujian fungsionalitas sistem menggunakan tes penerimaan pengguna (user
acceptance test) dan pengujian mesin pencari OPAC untuk mengetahui tingkat
recall dan precision pencariannya.
Adapun metode pembuatan aplikasi menggunakan metode prototyping,
pemodelan proses menggunakan flowchart dan data flow diagram (DFD).
Pemodelan data menggunakan entity relationship diagram (ERD). Penentuan
sampel data Indonesianis menggunakan metode purposive sampling dengan
menetapkan kriteria yaitu: sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu sosial,
Indonesianis yang terindeks oleh Googlescholar, dan masih aktif menulis dalam
lima tahun terakhir (sesudah tahun 2009).
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa jumlah perpustakaan yang memiliki
koleksi direktori Indonesianis sedikit jumlahnya. Direktori Indonesianis hanya
tersedia di kota Jakarta, Medan, Malang dan Yogyakarta. Pemilihan sampel data
Indonesianis memperoleh hasil: 1) dari 1.342 Indonesianis yang dikumpulkan,
sebanyak 1.052 Indonesianis memiliki judul publikasi yang terindeks

Googlescholar, 2) ditemukan sebanyak 86 orang Indonesianis memiliki publikasi
sesudah tahun 2009. Oleh karena itu, 86 orang Indonesianis ini yang ditetapkan
sebagai data pengujian. Langkah berikutnya, pengkajian yang dilakukan terhadap
SLiMS menghasilkan kesimpulan bahwa SLiMS belum kompatibel terhadap
pangkalan data direktori Indonesianis karena modul untuk memasukkan data
Indonesianis belum tersedia. Selain itu, perlu memodifikasi beberapa modul
supaya dapat menampung data Indonesianis. Selanjutnya pembuatan prototipe
pangkalan data direktori Indonesianis menggunakan metode prototyping, meliputi
identifikasi kebutuhan pengguna, perancangan, pengkodean dan pengujian.
Pengujian prototipe dilakukan oleh lima belas responden. Responden
diminta mengakses pangkalan data direktori Indonesianis melalui browser internet

di http://www.indonesianist.web.id. Pengujian terdiri atas user acceptance test
dan pengujian OPAC Indonesianis. Pengujian user acceptance test memperoleh
hasil, 96% sistem dapat berjalan dengan baik dan 4% sistem gagal berfungsi
karena fasilitas untuk mengetahui jumlah Indonesianis belum berfungsi. Oleh
karena itu, aplikasi dinilai dapat diterima oleh pengguna. Selanjutnya pengujian
mesin pencari OPAC prototipe pangkalan data online direktori Indonesianis.
Hasil pengujian cukup memuaskan, pencarian simple search dan advance search
berhasil menampilkan hasil pencarian dengan tingkat recall dan precision sebesar

100%. Prototipe pangkalan data direktori Indonesianis dapat diterima dan
digunakan oleh pengguna sesuai kebutuhan. Penelitian ini telah berhasil membuat
sebuah prototipe pangkalan data direktori Indonesianis berbasis web yang
dilayankan secara online. SLiMS Cendana dapat digunakan dan dimodifikasi
sesuai kebutuhan perpustakaan dan pengguna perpustakaan.
Kata kunci: direktori, indonesianis, pangkalan data, precision, recall, SLiMS Cen
dana

SUMMARY
RUDIANTO. Directory of Indonesianist Database Prototyping Using SLiMS
Cendana. Supervised by MEUTHIA RACHMANIAH and SULISTYO BASUKI.
Reference service is one of the library services for user. In order to support
the reference service, it needs reference collection. One of the reference
collections among others is the directory of Indonesianist. In Indonesia, only a
few libraries own such directory. The directory of Indonesianists is an outdated
publication that need revision. The directory is available in printed format and
limited edition, hence the library user find difficulties in finding the indonesianist
data. Until present time, online Indonesianist directory is unavailable.
The research objective is to build an online web-based directory of
Indonesianist database using SLiMS Cendana. The research had five steps: (1)

preliminary investigation, consisted of Indonesianist literature studies, expert
communication, seeking printed directory of Indonesianist, and online directory
investigation, (2) determination sample of Indonesianist data and publication’s
title using Googlescholar, Scholarometer and Googlebooks, (3) Investigation of
SLiMS compability to Indonesianist directory database, (4) Prototyping
Indonesianist directory database, and (5) system functionality testing using user
acceptance test (UAT) and OPAC search engine testing to determining recall and
precision.
The development of the application using prototyping method. Further, the
process prototyping using flowchart and data flow diagram (DFD), and the data
prototyping using entity relationship diagram (ERD). Determination sample of
Indonesianist data using purposive sampling method. It is done by determining
some criteria, i.e: bachelor of social sciences, Indonesianists who have been
indexed by Googlescholar, and who are active in writing for the last five years
(after the year of 2009).
Early investigation shows that there are only a few Indonesian libraries own
such Indonesianist directory. Only the libraries in Jakarta, Medan, Malang, and
Yogyakarta provide the directory. The Indonesianist data sampling shows some
results: 1) among 1.342 Indonesianists gathered, 1.052 Indonesianist have
published papers indexed by Googlescholar, 2) 86 Indonesianists have papers that

were published after the year of 2009. Therefore, the 86 Indonesianists are taken
as the testing data. On the next step, the SLiMS assessment comes to the
conclusion that SLiMS is not compatible with Indonesianists online directory
database. It is because the module to input Indonesianist data has not yet been
provided. Next, prototyping of Indonesianist online directory using prototyping
method. It includes user need identification, design, coding, and testing.
The prototype testing was done by fifteen different respondents. The
respondents were asked to open the Indonesianist online directory database at

http://www.indonesianist.web.id, through the internet browser. The testing
consists of user acceptance test and OPAC Indonesianists test. The user
acceptance test shows that 96% of the system can run well and 4% of the system
fail, because the facility that used to figure out the number of Indonesianist in the
data base does not work. Therefore, the application is considered acceptable by
the user. Meanwhile, the testing of OPAC prototype search engine shows a
satisfying result. Both simple search and advance search can show the search
result with 100 % recall and pecision level. The Indo nesianist online directory
database prototype is acceptable and usable for user. The research is successful in
prototyping an Indonesianist online directory database. SLIMs Cendana can be
used and modified in accordance with the libraries and the library user need.

Keyword: database, directory, Indonesianist, precision, recall, SLiMS Cendana

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan, penulisan kritik, atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PEMBUATAN PROTOTIPE PANGKALAN DATA
DIREKTORI INDONESIANIS MENGGUNAKAN SLiMS
CENDANA

RUDIANTO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional

pada
Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji luar komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Pudji Muljono, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala kuasa dan pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini
adalah Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan
SLiMS Cendana.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc dan
Bapak Profesor Sulistyo Basuki, PhD selaku pembimbing yang telah banyak
memberi saran dan masukan di antara kesibukan beliau. Penulis ucapkan terima
kasih kepada Bapak Aziz Kustiyo, SSi MKom yang senantiasa memberi asa dan

tak henti- hentinya mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir
ini. Penulis ucapkan terima kasih pula kepada Bapak Dr Ir Pudji Muljono, MSi
yang berkenan meluangkan waktunya menjadi penguji pada sidang tesis. Semua
dosen dan staf di Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk
Perpustakaan yang sudah banyak memberikan pencerahan dan menularkan
semangat belajar kepada penulis.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Perpustakaan Nasional RI
selaku pemberi beasiswa sehingga penulis dapat melaksanakan tugas belajar pada
Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan di Institut
Pertanian Bogor. Kepada Ibu Dra Opong Sumiati, MSi dan Ibu Dra Sarwidiarti
Mrihastuti, SS MSi selaku atasan penulis yang telah memberikan kesempatan dan
kelonggaran waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Ungkapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Profesor William R Liddle dari Ohio
State University atas keramahan dan dukungan beliau, Hendro Wicaksono dan
Eddy Subrata dari Senayan Developers Community, serta teman-teman MTP
Angkatan 2011 yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan se mangat
sehingga selesainya tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada Didik Pribadi yang sudi meluangkan waktu dan membagi
ilmunya dalam pembuatan prototipe ini. Ungkapan terima kasih dan syukur
kebahagiaan penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Istri serta ketiga anak tercinta
(Kukuh, Ruruh, Tutah), atas segala pengorbanan, doa dan kasih sayangnya.

Penulis berharap selesainya tesis ini bisa menjadi penyembuh bagi ibu tercinta
yang sedang terbaring sakit.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
perpustakaan di Indonesia.

Bogor, September 2015
Rudianto

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi


1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
1
2
2
2

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Indonesianis
Ilmu Sosial
Koleksi Referens
Senayan Library Management System (SLiMS) Versi Cendana
Prototyping
Pemodelan Proses, Pemodelan Data, dan Perancangan Antarmuka
Pangkalan Data
Temu Kembali Informasi, Recall, dan Precision
User Acceptance Test dan Metode Black Box
Roadmap Penelitian

3
3
3
5
5
6
7
8
9
10
11

3 METODE
Kerangka Pemikiran
Alur Penelitian
Metode Pengembangan Aplikasi
Metode Penentuan Sampel Data
Waktu Pelaksanaan dan Tempat Penelitian

12
12
12
13
13
14

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyelidikan Awal
Penentuan Sampel Data Indonesianis dan Judul Publikasi Indonesianis
Pengkajian SLiMS
Pembuatan Prototipe
Pengujian

15
15
20
25
26
43

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

49
49
49

DAFTAR PUSTAKA

50

LAMPIRAN

52

RIWAYAT HIDUP

70

DAFTAR TABEL
1 Kondisi ketersediaan lima buku direktori Indonesianis di beberapa
OPAC perpustakaan
2 Perbandingan fitur beberapa direktori online
3 Jumlah Indonesianis yang ditelusur menggunakan Googlescholar dan
Scholarometer berdasarkan sumber data yang digunakan
4 Kebutuhan fungsional pangkalan data direktori Indonesianis
5 Kebutuhan data pangkalan data direktori Indonesianis
6 Tahapan normalisasi pangkalan data direktori Indonesianis
7 Jumlah pertanyaan kepada responden untuk pengujian tingkat recall dan
precision
8 Perbandingan pencarian Indonesianis secara konvensional dan pencarian
menggunakan pangkalan data direktori Indonesianis

19
20
23
27
28
36
43
47

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Metode prototyping
Recall dan Precision
Alur penelitian
Penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar
Penelusuran judul publikasi menggunakan Scholarometer
Penelusuran judul publikasi menggunakan Googlebooks
Jumlah Indonesianis yang terindeks Googlescholar
Jumlah Indonesianis yang aktif menulis
Hasil penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar dan
Scholarometer berdasar cabang ilmu sosial yang diteliti
Halaman utama SLiMS
Halaman utama Administrator SLiMS
Diagram konteks
DFD Level 1
DFD Level 2 (Proses 1 dan 2)
Flowchart pencarian Indonesianis
Flowchart pencarian publikasi
DFD Level 2 (Proses 3, 4 dan 5)
Flowchart untuk menu Administrator setelah Login
ERD hasil modifikasi
Sistematika menu pangkalan data direktori Indonesianis
Rancangan halaman utama pangkalan data direktori Indonesianis
Rancangan pencarian advance search OPAC Indonesianis
Rancangan jendela record detail Indonesianis
Rancangan jendela record detail publikasi

7
9
13
21
22
22
23
24
24
25
26
29
30
31
32
33
30
35
38
39
40
40
41
41

25
26
27
28
29
30
31

Rancangan jendela pencarian OPAC publikasi
Rancangan jendela List of Indonesianist
Rancangan halaman input data Indonesianis
Hasil pengujian recall dan precision OPAC tahap pertama
Hasil pengujian recall dan precision OPAC tahap kedua
Pencarian data Indonesianis secara konvensional
Pencarian data Indonesianis menggunakan pangkalan data direktori
Indonesianis

42
42
43
45
46
48
49

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar dan
Scholarometer
2 Hasil pengkajian terhadap modul yang disediakan oleh SLiMS
3 Rekapitulasi pengujian user acceptance test
4 Daftar pertanyaan untuk pengujian recall dan precision pencarian
menggunakan OPAC Indonesianis
5 Daftar pertanyaan untuk pengujian recall dan precision pencarian
menggunakan OPAC Publikasi
6 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap pertama
menggunakan OPAC Indonesianis
7 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap pertama
menggunakan OPAC Publikasi
8 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap kedua
menggunakan OPAC Indonesianis
9 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap kedua
menggunakan OPAC Publikasi

52
54
57
59
63
66
67
68
69

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Definisi perpustakaan nasional disepakati pertama kali pada pertemuan
Conference of Directors of National Libraries (CDNL) di Bangkok pada tahun
1999. Pada pertemuan tersebut, perpustakaan nasional didefinisikan sebagai
sebuah institusi yang didanai oleh negara baik langsung maupun tidak langsung,
yang bertanggung jawab atas pengumpulan dan pencatatan bibliografi. Institusi ini
bertanggung jawab pula terhadap pelestarian dan penyediaan warisan dokumenter
secara komprehensif yang berasal atau berkaitan dengan negara tersebut (Feather
dan Sturges 2003). Tugas perpustakaan nasional di Indonesia dilaksanakan oleh
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya ditulis Perpusnas). Hal ini
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Pasal 21(3) huruf a dan b disebutkan bahwa tugas Perpusnas adalah
mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat
pembelajar sepanjang hayat dan untuk melestarikan budaya bangsa. Koleksi
nasional menurut pasal 1(3) adalah semua karya tulis, karya cetak, dan atau karya
rekam dalam berbagai media yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, baik yang
berada di dalam maupun luar negeri yang dimiliki oleh perpustakaan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu bagian dari koleksi nasional
adalah Bibliotheca Indonesiana.
Biblioteca Indonesiana adalah kumpulan materi perpustakaan tentang
Indonesia baik terbitan dalam maupun luar negeri (Sulistyo-Basuki 2009).
Bibliotheca Indonesiana berisi materi perpustakaan atau koleksi dengan juduljudul publikasi tentang Indonesia yang ditulis oleh peneliti sejak zaman kolonial
hingga sekarang. Materinya berbentuk buku dan jurnal terutama berasal dari
bidang ilmu sosial yang fokus membahas tentang Indonesia. Peneliti ini lazim
dikenal sebagai Indonesianis. Perpusnas memiliki tugas mengumpulkan koleksi
Bibliotheca Indonesiana, termasuk mengembangkan direktori Indonesianis.
Dengan adanya Direktori Indonesianis akan diketahui judul publikasi mana saja
yang termasuk dalam Bibliotheca Indonesiana.

Perumusan Masalah
Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens yang
digunakan pada layanan referens di perpustakaan. Direktori Indonesianis yang ada
saat ini adalah buku terbitan lama dan belum diperbarui kembali. Di Indonesia,
jumlah perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis sedikit. Bentuknya
yang tercetak dan jumlah yang terbatas mengakibatkan pengguna kesulitan
mencari data Indonesianis. Selain itu, direktori Indonesianis yang dilayankan
secara online belum tersedia. Direktori Indonesianis masih dilayankan secara
konvensional dalam bentuk tercetak. Untuk itu perlu dibuat sebuah direktori
Indonesianis berbasis web yang dilayankan secara online. Penelitian ini membuat
prototipe pangkalan data direktori Indonesianis menggunakan SLiMS Cendana
supaya dapat dilayankan secara online. Diharapkan dengan adanya direktori
online Indonesianis, pengguna dapat menelusur data Indonesianis yang akan

2
dijadikan rujukan dengan cepat dan mudah tanpa harus datang ke perpustakaan
yang memiliki direktori Indonesianis tercetak. Begitu pula pembaruan data
Indonesianis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Tujuan Penelitian
Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini guna
merumuskan jawaban dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
di atas, yaitu:
1. Membuat prototipe pangkalan data direktori indonesianis.
2. Menguji prototipe melalui tes penerimaan pengguna (User Acceptance Test)
3. Menguji pencarian OPAC Indonesianis untuk mengetahui tingkat recall dan
precision.
4. Mengetahui siapa yang dimaksud dengan Indonesianis.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Bagi pengguna, tersedianya sebuah koleksi referens berbentuk direktori
Indonesianis yang dilayankan secara online supaya memudahkan pengguna
mencari data Indonesianis dengan mudah dan cepat.
2. Bagi Perpusnas, menjadi dasar kebijakan pengembangan direktori
Indonesianis berbasis web yang lebih sempurna dalam rangka
mengembangkan koleksi nasional.
3. Bagi keilmuan, adalah pengembangan keilmuan khususnya aplikasi teknologi
informasi untuk kegiatan perpustakaan.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. Melakukan pengkajian terhadap SLiMS.
2. Melakukan perancangan prototipe pangkalan data direktori Indonesianis dan
menambahkan modul lain yang diperlukan berdasar pengkajian terhadap
SLiMS.
3. Melakukan ujicoba prototipe dengan melakukan manipulasi data Indonesianis
dan judul publikasi Indonesianis.
4. Melakukan pengujian oleh pengguna melalui user acceptance test dan
pengujian mesin pencari OPAC Indonesianis untuk mengetahui recall dan
precision.
5. Melakukan penelusuran Indonesianis yang aktif menulis dalam lima tahun
terakhir menggunakan Googlescholar, Scholarometer, dan Googlebooks.

3

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Indonesianis
Indonesianis menurut Sulistyo (1996) adalah sarjana atau ilmuwan ahli
Indonesia, berpendidikan universitas maupun tidak, namun memiliki kualitas
pemikiran setara dengan lulusan universitas. Indonesianis ini harus pernah
menulis karya yang dapat dikategorikan ke dalam studi sejarah atau politik
Indonesia. Karya itu berupa disertasi doktor, tesis master, buku atau monograf
hasil penelitian atau artikel di jurnal ilmiah yang besar pengaruhnya terhadap studi
sejarah dan atau politik Indonesia. Sulistyo hanya memasukkan Indonesianis yang
berasal dari studi sejarah dan politik, Indonesianis dari bidang lain seperti
antropologi, sosiologi atau ekonomi tidak dimasukkan ke dalam buku tersebut.
Menurut Fatah (2004) Indonesianis adalah orang-orang yang berlatar
belakang akademisi intelektual yang mengamati Indonesia secara serius dan terus
menerus, menjadikan Indonesia sebagai lahan kajian akademisnya, serta
menuliskannya ke dalam produk kajian serius sehingga bisa ditelusur jejak
teoritisnya. Menurut Heryanto (2011) menjelaskan Indonesianis adalah pakar
kajian Indonesia yang digunakan di luar Indonesia bagi berbagai kegiatan
penelitian atau pengajaran dengan minat khusus pada seluk beluk Indonesia.
Lebih rinci lagi, Heryanto (2011) hanya menyebutkan orang-orang yang
melakukan kajian Indonesia dari bidang ilmu sosial yang disebut sebagai
Indonesianis. Peneliti yang melakukan kajian terhadap Indonesia di luar ilmu
sosial tidak disebut sebagai Indonesianis.

Ilmu Sosial
Ilmu sosial menurut MacKenzie dalam Sumaatmadja (1986) adalah semua
bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai
anggota masyarakat. Pengertian lainnya menurut Calhoun dalam Garna (1996)
ilmu sosial adalah studi tingkah laku kelompok umat manusia. Dalam pengertian
yang dikemukakan oleh Calhoun ini jelas bahwa objek studi ilmu sosial dijadikan
sebagai batasan untuk ilmu sosial, artinya semua disiplin ilmu yang mempelajari
tingkah laku kelompok umat manusia dimasukkan ke dalam ilmu sosial. Apabila
ada disiplin ilmu yang mempelajari ilmu selain berkaitan dengan tingkah laku
umat manusia maka disiplin ilmu itu bukanlah termasuk ilmu sosial.
Cabang ilmu sosial menurut Pranaka dalam Garna (1996) berdasar disiplin
ilmu dibagi menjadi delapan yaitu ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu
hukum, geografi, psikologi, antropologi, dan sosiologi. Sumaatmadja (1986)
menambahkan cabang ilmu sosial menjadi sepuluh cabang dengan menambahkan
ilmu pendidikan, dan manajemen.
1. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia. Objek studi
sosiologi adalah interaksi sosial. Interaksi sosial ini baik sempit, maupun
secara luas, dan terus menerus dilakukan oleh manusia. Interaksi ini
berlangsung dari lingkungan keluarga sampai kepada lingkungan antar bangsa.
Segala gejala dan masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial menjadi
pengkajian sosiologi.

4
2. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan
pekerjaannya, termasuk segala hasil pemikiran dan akal budinya atau yang
disebut kebudayaan. Objek studi antropologi adalah aspek budaya atau karya
cipta manusia. Secara luas kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan
hasil kelakuan manusia, tidak terbatas pada peralatan, bangunan, pakaian,
senjata, dan hal- hal lain seperti gagasan, peraturan dan hukum, ilmu
pengetahuan, bahasa, dan hasil kebudayaan manusia.
3. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan materinya melalui usaha memanfaatkan sumber daya
alam, modal, dan tenaga kerja yang terbatas. Objek studi ilmu eko nomi adalah
aspek pemenuhan kebutuhan materi atau aspek ekonomi.
4. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang berkenaan dengan akulturasi, proses
pranata sosial dalam rangka menanamkan nilai- nilai, norma, pembakuan,
pengetahuan dan lain sebagainya kepada yang lebih muda oleh yang lebih tua.
Bahkan secara lebih luas, pendidikan itu dilakukan pula oleh diri sendiri
selama hidup atau seumur hidup. Pendidikan tidak hanya berlangsung di
sekolah formal, melainkan juga terjadi di mana saja, selama manusia masih
berhubungan dengan manusia lain dan alam sekitarnya.
5. Ilmu hukum adalah ilmu yang mempelajari pengaturan keadilan, ketertiban,
keselamatan, hak dan kewajiban individu di masyarakat. Objek studi ilmu
hukum adalah aspek norma sosial yang berlaku di masyarakat, terutama yang
berkenaan dengan norma yang tertulis dan ditentukan berdasar peraturan dan
perundang-undangan.
6. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mental manusia sebagai mahluk
sosial. Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat
sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat,
reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan
kepribadian.
7. Geografi adalah ilmu yang mengemukakan deskripsi ilmiah tentang bumi
sebagai dunia kehidupan manusia. Geografi diartikan pula sebagai ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi dan penjelasan tentang polapola lokasi gejala statis atau bergerak di permukaan bumi. Objek studi
geografi adalah hubungan alam dengan alam di ruang tertentu, hubungan
kegiatan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam.
8. Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari riwayat tentang masa lampau atau
suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat
masa lampau tersebut sesuai dengan metode tertentu yang dapat dipercaya.
Riwayat masa lampau berkaitan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia menyangkut segala aspeknya.
9. Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem politik. Sistem
politik yaitu semua pranata dan proses yang mengatur atau memerintah
masyarakat. Politik itu sendiri diartikan sebagai proses pelaksanaan kekuasaan
untuk mencapai tujuan tertentu. Atau juga diartikan sebagai teori, seni dan
praktik memerintah. Objek studi ilmu politik adalah pemerintahan, kenegaraan,
termasuk pelaksanaan kebijakan untuk memelihara kesejahteraan, keamanan,
dan ketenteraman masyarakat.
10. Ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan,
pengaturan, pengurusan, dan penguasaan. Manajemen lahir atas tuntutan

5
bahwa dalam kehidupan masyarakat, baik yang menyangkut kenegaraan dan
pemerintahan, maupun yang menyangkut perusahaan dan segala proses
organisasi dan administrasinya memerlukan pengelolaan dan pengaturan untuk
mencapai daya guna, tepat guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, cabang ilmu sosial ikut pula
berkembang. Muncul bidang ilmu baru yang merupakan pengembangan dari ilmu
sosial dasar dan penggabungan dari dua cabang ilmu sosial dasar sebelumnya
seperti arkeologi, etnomusikologi, linguistik, sosiologi pendidikan, ekonomi
politik, manajemen pendidikan, dan lain sebagainya.

Koleksi Referens
Koleksi referens atau koleksi rujukan menurut Sulistyo-Basuki (1993)
adalah koleksi yang dirancang dan digunakan untuk konsultasi atau acuan dari
masa ke masa untuk mencari informasi khusus. Yang termasuk koleksi referens
adalah kamus, ensiklopedia, biografi, buku tahunan, almanak, dan ensiklopedia.
Selain itu juga tersedia sumber geografis seperti gazeeteer, buku panduan, atlas,
peta dan globe. Koleksi referens lainnya adalah direktori, buku pegangan, manual,
sumber statistika, bibliografi, majalah indeks dan abstrak, serta sumber audiovisual. Koleksi referens tidak dipinjamkan karena koleksi tersebut diperlukan
setiap waktu untuk keperluan konsultasi. Informasi di dalam koleksi referens
disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh. Susunan
ini dapat menurut abjad, judul, subyek atau kronologis disertai indeks untuk
keperluan temu kembali.
Direktori menurut Feather dan Sturges (2003) diartikan sebagai sebuah buku
yang berisi daftar nama dan alamat, terkadang disertai dengan informasi tambahan
lainnya. Menurut Subroto (2009) direktori berasal dari kata direct yang berarti
menunjuk. Direktori adalah suatu bahan rujukan yang memuat daftar organisasi
atau perorangan, disusun secara alphabetis atau sistematis. Oleh karena itu,
direktori Indonesianis adalah suatu bahan rujukan (referens) yang memuat da ftar
peneliti tentang Indonesia, terutama berasal dari ilmu sosial, yang disusun secara
sistematis atau alphabetis.

Senayan Library Management System (SLiMS) Versi Cendana
Senayan (www.slims.web.id) atau lengkapnya Senayan Library Manage
ment System adalah perangkat lunak sumber terbuka gratis atau Free Open Source
Software (FOSS) untuk manajemen sumber daya perpustakaan yang dilisensikan
di bawah GPL v3. GPL atau The GNU General Public License (www.gnu.org)
adalah lisensi copyleft untuk perangkat lunak dan karya lainnya. Lisensi ini
dirancang untuk memastikan kebebasan untuk menggunakan, membagi,
mengubah atau memodifikasi, mendistribusi ulang, mendapatkan sumber terbuka
(source code), dan boleh menerima bayaran atas implementasi atau distribusi dari
perangkat lunak tersebut jika diinginkan dengan tetap menyebutkan lisensi
tersebut. Copyleft merupakan metode umum untuk membuat sebuah program
menjadi perangkat lunak bebas, serta menjamin kebebasannya untuk semua

6
modifikasi, dan versi berikutnya. Menurut Rakhmawati (2006), pengguna dapat
mengambil source code dan memodifikasi perangkat lunak berlisensi GPL tanpa
pembatasan dengan ketentuan:
1. Perangkat lunak yang menggunakan lisensi GPL harus didistribusikan secara
harfiah, menyertakan hak cipta (copyright) dan sangkalan (disclaimer).
Pengguna dapat meminta pembayaran pada pendistribusiannya, namun
perangkat lunak tersebut harus tetap gratis.
2. Perangkat lunak yang dibuat atau diturunkan dari perangkat lunak yang
berlisensi GPL harus berlisensi GPL juga. Oleh karena itu GPL sering disebut
dengan lisensi viral karena jika kode program diturunkan harus menyertakan
lisensi yang sama.
3. Versi perubahan dari perangkat lunak juga tetap berlisensi GPL. Perubahan ini
harus ditandai dan diberi tanggal.
4. Source code untuk dimodifikasi harus tersedia secara bebas dan gratis kecuali
pembayaran distribusi.
5. Jika ada kondisi yang bertentangan dengan lisensi GPL, maka pendisribusian
dihentikan.
6. Tidak ada jaminan atau garansi untuk perangkat lunak. Kemungkinan
kesalahan (error) masih bisa terjadi.
Cendana adalah nama kode aplikasi pengembangan SLiMS. Aplikasi web
ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi
Git. SLiMS menyediakan fasilitas pengaturan bibliografi, meliputi manipulasi
data bibliografi (input, update, delete), penelusuran data bibliografi melalui Akses
Katalog Publik Daring atau Online Public Access Catalogue (OPAC),
pengelolaan item, dan pencetakan label dan barcode. Fasilitas lainnya adalah
aplikasi otomasi dan administrasi perpustakaan meliputi pengelolaan data anggota,
peminjaman dan pengembalian buku, pencetakan kartu anggota, pelaporan dan
stock opname. Fasilitas terakhir adalah pengelolaan konten perpustakaan digital
berupa file pdf, word, power point, excel, dan multimedia. SLiMS dikembangkan
oleh SLiMS Developers Community yang terdiri atas Hendro Wicaksono (Lead
Developer), Arie Nugraha (Lead Programmer), Wardiyono (Business Logic
Designer), Purwoko (Documentation and Community Support), Arif Syamsudin
(Documentation and Community Support), Rasyid Ridho (Documentation and
Community Support), Eddy Subrata (User Interface Designer and Programmer),
Indra Sutriadi (Programmer), dan Tobias Zeumer (Programmer).

Prototyping
Prototipe menurut Sommerville (2011) adalah sebuah versi awal dari
perangkat lunak yang digunakan untuk mendemonstrasikan konsep dan mencoba
pilihan rancangan. Pengertian lainnya, menurut McLeod (1993) prototipe adalah
gambaran dari pengembang kepada pengguna tentang bagaimana perangkat lunak
dalam bentuk akhir akan berfungsi. Proses menghasilkan prototipe disebut sebagai
prototyping. Whitten dan Bentley (2007) mengatakan, prototyping adalah suatu
teknik untuk membangun secara cepat sebuah model tetapi tidak lengkap dari
sebuah sistem informasi dengan menggunakan alat pengembangan aplikasi yang
cepat. Prototipe yang diberikan dapat mengurangi fungsi atau tampilan tertentu

7
hingga prototipe cukup untuk diterimanya implementasi dari persyaratan yang
diminta dari pengguna akhir.
Menurut Sommerville (2011) tujuan prototipe harus dibuat secara jelas dan
terperinci sejak awal proses perancangan perangkat lunak. Tahapan berikutnya
adalah menentukan apa yang dibuat di dalam prototipe. Beberapa fungsi dapat
dikesampingkan terlebih dahulu guna menghemat biaya pembuatan prototipe.
Pada tahap terakhir yaitu evaluasi harus dibuat modul untuk pelatihan pengguna
dan tujuan prototipe harus dapat digunakan. Pengguna memerlukan waktu untuk
menjadi nyaman dengan perangkat lunak yang baru dan mencari pola penggunaan
yang cocok. Pada saat pengguna dapat menggunakan perangkat lunak secara
normal, pengguna dapat menemukan kesalahan. Gambar 1 memperlihatkan
metode prototyping yang digunakan pada penelitian ini.
Mulai

Identifikasi kebutuhan pengguna

Pengembangan prototipe

Prototipe diterima?
Tidak
Ya

Gunakan prototipe

Selesai

Gambar 1 Metode prototyping (McLeod 1993)

Pemodelan Proses, Pemodelan Data, dan Perancangan Antarmuka
Desain menurut Al Fatta (2007) adalah tahapan perancangan spesifikasi
proyek secara lengkap dibuat. Pada tahap perancangan, beberapa dokumen yang
akan dibuat meliputi: pemodelan proses, pemodelan data, dan perancangan
antarmuka. Pemodelan proses adalah cara formal untuk menggambarkan
bagaimana proses bisnis beroperasi. Mengilustrasikan aktivitas yang akan

8
dilakukan dan bagaimana data berpindah di antara aktivitas itu. Cara yang sering
digunakan adalah menggunakan diagram alir data atau data flow diagram (DFD).
Pemodelan data adalah cara formal untuk menggambarkan data yang
digunakan dan diciptakan dalam suatu bisnis. Model ini menunjukkan orang,
tempat atau benda yang datanya diambil, dan hubungan antar data. Salah satu cara
pemodelan data adalah dengan menggunakan diagram hubungan entitas atau
Entity Relationship Diagram (ERD). Perancangan antarmuka adalah proses
pemodelan tampilan perangkat lunak di mana pengguna berinteraksi dengan
perangkat lunak. Tujuan dari perancangan antarmuka pengguna adalah untuk
memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna
terhadap perangkat lunak. Dari perancangan ini akan terlihat bagaimana pengguna
akan memasukkan data, melakukan pemilihan menu, maupun mendapatkan output
dari pemrosesan perangkat lunak yang dikembangkan.

Pangkalan Data
Pangkalan data atau basis data menurut O’Brien (2003) adalah sebuah
kumpulan data yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logical
dan menyimpan cantuman (record) sebelumnya pada file terpisah, menjadi bank
data yang dapat menyediakan data bagi banyak aplikasi. Pengertian yang sama
disampaikan oleh Fathansyah (1999), basis data adalah himpunan kelompok data
yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Pada praktiknya model yang
digunakan adalah model basis data relasional, yaitu basis data disebar ke dalam
berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel terdiri atas baris dan kolom. Tabel
merupakan bentuk natural dalam menyatakan fakta/data yang sering digunakan.
Pemodelan awal basis data menggunakan ERD. Menurut Al Fatta (2007)
ERD digunakan untuk menggambarkan hubungan antar entitas yang sekaligus
menunjukkan hubungan antar data. Pada akhirnya ERD bisa digunakan untuk
menunjukkan aturan bisnis yang ada pada sistem informasi yang sedang dibangun.
Menurut Fatansyah (1999) ERD adalah pemodelan hubungan entitas yang berisi
komponen, dan himpunan relasi yang masing- masing dilengkapi dengan atribut
yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau. Entitas
merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari
sesuatu yang lain. Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah
entitas. Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas lainnya ataupun sebaliknya. Atribut atau kolom data
adalah pembentuk karakteristik atau sifat dari sebuah tabel.
Normalisasi menurut Indrajani (2014) adalah suatu teknik yang digunakan
untuk membantu mengidentifikasi hubungan, dimulai dengan menguji hubungan
yaitu ketergantungan fungsional atribut. Pengertian lainnya adalah suatu teknik
yang menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan
memenuhi kebutuhan pada sistem. Tujuan utama normalisasi adalah
mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup:
1. Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan
perusahaan.

9
2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional
dependencies (ketergantungan fungsional).
3. Minimal duplikasi untuk tiap atribut.

Temu Kembali Informasi, Recall, dan Precision
Menurut Hasugian (2006) Temu kembali informasi adalah suatu proses
untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil suatu dokumen dari suatu simpanan,
sebagai jawaban atas permintaan informasi. Perolehan (recall) berhubungan
dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan, sedangkan
ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil
dokumen yang tidak relevan. Recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah
seluruh dokumen yang relevan dalam database sangat besar. Oleh karena itu
presisi (precision) yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunaka n untuk
menilai keefektifan suatu sistem temu kembali informasi.

Himpunan data yang
terambil

Data relevan
tidak terambil

Data relevan
terambil

Himpunan data relevan di
dalam pangkalan data

A = jumlah data relevan
yang terambil

A = jumlah data relevan
yang terambil
B

Recall =

A

B = jumlah data relevan
yang ada di dalam
pangkalan data

A
X 100%
A+B

Data tidak
relevan
terambil

A

C

Precision =

C = jumlah data tidak
relevan yang
terambil
A
X 100%
A+C

Gambar 2 Recall dan Precision (Sumber: www.creighton.edu)

Menurut Pao dalam Hasugian (2006), temu kembali informasi merupakan
kemampuan dari sistem untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu basis data
sesuai dengan permintaan pengguna. Efektivitas temu kembali informasi tersebut
dapat diukur dengan menghitung rasio recall dan precision. Gambar 2
memperlihatkan rasio tingkat perolehan (recall) dan ketepatan (precision) yang

10
dicapai dalam kegiatan penelusuran. Berdasar penjabaran tersebut diperoleh
rumus sebagai berikut:

������ =
� ��� �

=

Jumlah data relevan yang terambil
Jumlah data relevan yang ada di pangkalan data

x

%

Jumlah data relevan yang terambil
x
Jumlah data yang terambil relevan maupun tidak relevan

%

Menurut Pao dalam Hasugian (2006) kondisi ideal dari keefektifan suatu sistem
temu kembali informasi adalah apabila perbandingan perolehan dan ketepatan
sama besarnya (1:1). Namun menurut Rowley dalam Hasugian (2006) suatu
sistem temu kembali informasi dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran
mampu menunjukkan ketepatan yang tinggi sekalipun perolehannya rendah.

User Acceptance Testing (UAT) dan Metode Black Box
Pada tahapan rekayasa perangkat lunak (software engineering), tes
penerimaan pengguna (user acceptance test) adalah proses akhir yang dilakukan
sebelum pengguna menggunakan perangkat lunak yang baru. Perangkat lunak
diuji untuk meyakinkan pengguna bahwa perangkat lunak dapat berjalan dengan
baik tanpa ada kesalahan. Menurut Summervillle (2011), pengujian perangkat
lunak berguna untuk:
1. Mendemonstrasikan kepada pengembang bahwa perangkat lunak dapat
memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk perangkat lunak tertentu diperlukan
paling sedikit satu pengujian untuk tiap kebutuhan pada dokumen kebutuhan
pengguna.
2. Menemukan kesalahan di mana alur kerja pada perangkat lunak tidak berjalan
dengan sempurna, tidak sesuai harapan atau tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diminta. Hal ini termasuk aplikasi yang tabrakan (crash), interaksi yang
tidak diinginkan dengan perangkat lunak lain, atau terjadinya korupsi data.
UAT memerlukan tes yang formal dari pengguna untuk menentukan sebuah
perangkat lunak diterima atau ditolak. Terdapat enam tahap dalam UAT
(Sommerville 2011) yaitu:
1. Menentukan kriteria penerimaan perangkat lunak. Tahap ini harus dilakukan
sebelum kontrak ditandatangani meskipun dalam prakteknya hal ini sulit
untuk dilakukan karena akan ada banyak perubahan seiiring dengan proses
pengembangan.
2. Merencanakan tes penerimaan. Tahap ini termasuk menentukan sumber daya
manusia, waktu, dana, dan jadwal tes perangkat lunak yang sedang
dikembangkan.
3. Memperoleh tes penerimaan. Setelah kriteria ditetapkan, tes harus dibuat
untuk mengecek apakah perangkat lunak diterima atau ditolak.
4. Menjalankan tes penerimaan. Idealnya tes dilakukan pada lingkungan di mana
sebuah perangkat lunak diterapkan.

11
5. Negosiasi hasil tes. Pada saat tes akan ditemukan beberapa kesalahan pada
perangkat lunak, pengembang dan pengguna harus melakukan negosiasi untuk
menentukan apakah perangkat lunak tetap dapat digunakan atau tidak.
6. Menolak atau menerima perangkat lunak. Pada tahap ini, diadakan pertemuan
antara pengembang dan pengguna untuk menentukan apakah sebuah
perangkat lunak dapat digunakan atau ditolak.
Menurut Pressmann (2010) bahwa fungsionalitas sebuah perangkat lunak
dapat diuji dengan menggunakan metode kotak hitam (black box). Perangkat
lunak yang sudah dibuat prototipenya diumpamakan seperti sebuah kotak hitam
yang akan diuji dengan memasukkan sekumpulan kondisi masukan untuk dilihat
apakah responnya sesuai dengan permintaan rancangan. Metode ini bertujuan
untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori yaitu: (1) fungsi yang salah
atau hilang, (2) kesalahan antarmuka, (3) kesalahan dalam struktur data atau akses
data eksternal, (4) kesalahan perilaku dan kinerja, (5) kesalahan inisiasi dan
terminasi.

Roadmap Penelitian
Penelitian sebelumnya tentang Indonesianis antara lain dilakukan oleh
KITLV (1987). Penelitian menghasilkan sebuah buku direktori Indonesianis
terutama yang berasal dari Eropa Barat. Direktori ini disusun berdasarkan
kuesioner yang disebarkan pada beberapa perguruan tinggi beberapa negara di
Eropa meliputi Belanda, Prancis, Swedia, Italia, Jerman, Swiss, Belgia, Austria,
Inggris, Denmark dan Portugal. Hasilnya tercatat lebih dari 23 cabang ilmu sosial
dan 764 orang peneliti yang menjadikan Indonesia sebagai lahan kajian.
Bachtiar (1976) mengumpulkan peneliti ilmu sosial di Indonesia dalam
sebuah direktori, yang terdiri atas 16 cabang ilmu sosial. Kipp (1994) dalam
Sulistyo (1996) menyusun sebuah buku direktori Indo nesianis beserta data pribadi
dan memuat tiga sampai lima karya terakhir yang dipublikasikan. Sulistyo (1996)
meneliti dan mengumpulkan Indonesianis dalam sebuah buku direktori. Sulistyo
hanya memasukkan Indonesianis yang berasal dari sejarah dan ilmu politik, serta
di luar latar belakang kedua disiplin ilmu tersebut tetapi menulis tentang sejarah
dan politik. Hasilnya tercatat 296 orang Indonesianis. Penelitian terhadap SLiMS
antara lain: Pengembangan sistem layanan depan perpustakaan melalui Facebook
(Sumendap 2011). Sumendap mengkoneksikan SLiMS ke dalam Facebook.
Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi terhadap SLiMS menjadi sebuah
pangkalan data direktori Indonesianis berbasis web yang dilayankan secara online.
Indonesianis yang dimasukkan ke dalam pangkalan data direktori ini adalah
ilmuwan atau peneliti berkewarganegaraan Indonesia atau warga negara asing,
berlatar belakang ilmu sosial, menguasai bahasa Indonesia, secara serius dan terus
menerus meneliti Indonesia, dan mempublikasikan ke dalam kajian ilmiah serta
mempunyai pengaruh yang besar terhadap studi ilmu sosial di Indonesia. Peneliti
tentang Indonesia yang bukan berasal dari ilmu sosial tidak dimasukkan ke dalam
direktori ini. Direktori Indonesianis yang dibuat memuat biodata dan judul
publikasi karya Indonesianis.

12

3 METODE
Kerangka Pemikiran
Layanan referens merupakan salah satu layanan perpustakaan bagi
pengguna. Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan koleksi referens.
Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens. Direktori
Indonesianis memuat data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis yang
merupakan bagian dari Bibliotheca Indonesiana. Buku direktori Indonesianis yang
ada merupakan buku terbitan lama yang belum diperbarui. Di Indonesia, hanya
sedikit perpustakaan yang memiliki direktori tersebut. Bentuk direktori yang
tercetak dan jumlah perpustakaan yang memiliki koleksi tersebut terbatas
mengakibatkan pengguna kesulitan mencari data Indonesianis ini. Selain itu,
direktori Indonesianis yang dilayankan secara online belum tersedia. Direktori
Indonesianis masih dilayankan secara konvensional dalam bentuk tercetak. Untuk
itu perlu dibuat sebuah direktori Indonesianis berbasis web yang dilayankan
secara online. Dengan adanya direktori online Indonesianis, pengguna dapat
menelusur data Indonesianis yang akan dijadikan rujukan dengan cepat dan
mudah tanpa harus datang ke perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis
tercetak. Begitu pula pembaruan data Indonesianis dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat. Diharapkan prototipe tersebut akan dijadikan langkah awal terhadap
pengembangan aplikasi yang lebih besar nantinya.

Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan mengikuti alur penelitian seperti yang terlihat pada
Gambar 3. Tahapan alur penelitian terdiri atas:
1. Penyelidikan awal
Tahap ini diawali dengan studi literatur tentang Indonesianis, komunikasi
dengan pakar, penelusuran direktori Indonesianis tercetak, dan investigasi
direktori online lainnya.
2. Penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis
Pada tahap ini dilakukan penelusuran data Indonesianis dan judul publikasi
Indonesianis melalui internet. Alat bantu yang digunakan Googlescholar,
Scholarometer dan Googlebooks. Data Indonesianis dan judul publikasi
Indonesianis yang terpilih selanjutnya dimasukkan ke dalam pangkalan data
sebagai data pengujian.
3. Pengkajian terhadap SLiMS
Pada tahap ini dikaji apakah SLiMS kompatibel dan memiliki fitur yang
sesuai dengan tujuan dari pembuatan prototipe pangkalan direktori
Indonesianis. Bila tersedia maka akan langsung digunakan, namun jika tidak
tersedia maka akan dilanjutkan ke tahap pembuatan prototipe.
4. Pembuatan prototipe
Setelah hasil kajian SLiMS diperoleh, langkah berikutnya membangun
prototipe menggunakan metode prototyping.

13

Mulai

Penyelidikan awal
1. studi literatur tentang Indonesianis
2. komunikasi dengan pakar
3. penelusuran buku direktori Indonesianis tercetak
4. investigasi direktori online lainnya

Penentuan sampel data Indonesianis
dan judul publikasi Indonesianis

Pengkajian terhadap SLiMS

Apakah Fitur tambah data
Indonesianis tersedia?
Tidak

Pembuatan prototipe

Ya
Pengujian

Selesai

Gambar 3 Alur Penelitian
5.

Pengujian
Tahap ini merupakan tahap pengujian terhadap prototipe yang sudah dibuat.
Pengujian yang dilakukan meliputi tes penerimaan oleh pengguna (user
acceptance test) dan pengujian recall dan precision dari pencarian data pada
OPAC prototipe pangkalan data direktori Indonesianis.

Metode Pengembangan Aplikasi
Metode pengembangan aplikasi yang digunakan adalah prototyping sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan prototipe pangkalan data

14
direktori Indonesianis berbasis web. Dengan metode prototyping, hasil dari
penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan aplikasi selanjutnya.

Metode Penentuan Sampel Data
Penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis
dilakukan melalui penelusuran internet dengan menelusur nama Indonesianis yang
diperoleh dari buku direktori tercetak dan jurnal online. Alat bantu penelusuran
yang digunakan adalah Googlescholar, Scholarometer dan Googlebooks.
Googlescholar menurut Susrini (2009) adalah layanan yang memungkinkan
pengguna melakukan pencarian materi berupa teks dalam berbagai format
publikasi. Indeks Googlescholar (http://scholar.google.com) mencakup jurnal
online dari publikasi ilmiah. Googlescholar menyediakan cara yang mudah untuk
mencari literatur akademis secara luas. Googlescholar akan membantu pengguna
mengidentifikasi penelitian paling relevan dari seluruh penelitian akademis. Hasil
paling relevan akan selalu muncul pada halaman pertama.
Scholarometer (http://scholarometer.indiana.edu) adalah perangkat lunak
untuk memfasilitasi analisis kutipan dan membantu mengevaluasi dampak dari
publikasi seorang pengarang. Aplikasi ini merupakan turunan dari Googlescholar
yang dikembangkan oleh School of Informatics and Computing (SOIC), Indiana
University Bloomington. Googlebooks (http://books. google.co.id) adalah sebuah
layanan mesin pencari buku oleh Google. Dengan mesin pencari buku ini,
pengguna dapat mengetahui pengarang, jumlah halaman, tahun terbitan, dan
membeli buku tersebut. Pengguna juga dapat melihat cuplikan isi buku namun
secara terbatas.
Penentuan sampel data yang d