PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi Kasus Pada Perlintasan Kereta Api di JPL No.69 Jl. WR. Supratman, Kel. Klojen, Kec. Blimbing, Kota Malang)

(1)

PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN

KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG

ANTRIAN KENDARAAN

(Studi Kasus Pada Perlintasan Kereta Api di JPL No.69

Jl. WR. Supratman, Kel. Klojen, Kec. Blimbing, Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

Khaidar Musaad

201010340311142

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN

(Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api JPL No. 69 Jl. Wr. Supratman, Kel. Klojen, Kec. Blimbing, Kota Malang)

NAMA : KHAIDAR MUSAAD NIM : 201010340311142

Pada hari Sabtu, 01 Oktober 2016, Telah diuji oleh tim penguji :

1. Ir. Ernawan Setyono, MT Dosen Penguji I ………

2. Rini Pebri Utari, MT Dosen Penguji II ………

Disetujui:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Andi Syaiful A, MT Abdul Samad, ST., MT

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil


(3)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : KHAIDAR MUSAAD

NIM : 201010340311142 Jurusan : TEKNIK SIPIL Fakultas : TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

Tugas Akhir dengan judul : PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi kasus pada perlintasan JPL No.69 Jl. WR. Supratman Kel. Klojen Kec. Blimbing Kota Malang) adalah hasil karya tulis saya dan bukan karya tulis orang lain. Dalam naskah karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain baik sebagiann maupun seluruhnya, kecuali yang secara tertulis di kutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnyadan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sangsi akademis.

Malang,………2016 Yang Menyatakan,


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun tugas akhir ini. Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullahi SAW dan para sahabatnya yang menjadi panutan akhalaktul karimah seluruh umat manusia.

Tugas Akhir ini berjudul PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi Kasus : Perlintasan Kereta Api JPL No.69, Kel. Klojen, Kec. Blimbing, Kota Malang) untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam masa perkuliahan sampai penulisan tugas akhir ini tentunya banyak kendala yang terjadi, namun berkat bantuan berbagai pihak, penulis dapat mengerjakan tugas ini secara maksimal. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta yaitu Aba, Umi, Adik-adikKu dan semua keluarga yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan tanpa henti.

2. Ibu Ir. Rofikatul Karimah selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil. 3. Bapak Ir. Andi Syaiful Amal, MT. selaku Dosen Pembimbing I. 4. Bapak Abdul Samad, ST., MT selaku Dosen Pembimbing II.

5. Seluruh Staf Jurusan Teknik Sipil, Staf Fakultas Teknik, dan Staf Laboratorium Teknik Sipil.

6. Para Sahabat Livic 2010, teman-teman sipil, pihak-pihak terkait serta elemen masyarakat.

Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa melindungi semuanya, tak lupa kritik dan sarannya dalam menyempurnahkan Tugas Akhir ini dan semoga bermanfaat sebagai informasi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ketekniksipilan. Amin.

Malang, 23 April 2016 Penulis


(5)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Rumusan Masalah ... 4

1.4.Batasan Masalah ... 4

1.5.Tujuan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Arus Lalu Lintas dan Kapasitas ... 6

2.2.Arus dan Komposisi Lalu Lintas ... 6

2.3.Persimpangan (Intersection) ... 7

2.3.1. Geometris Pertemuan (Intersection) ... 8

2.3.2. Persimpangan Sebagai Titik Konflik ... 9

2.3.3. Perlintasan Sebidang Jalan Raya dengan Jalan Rel ... 10

2.3.4. Pergerakan lalu lintas di persimpangan ... 13

2.3.5. Pengaturan Pergerakan Pada Persimpangan ... 14

2.4.Antrian ... 15

2.5.Survei Volume Lalu Lintas ... 16

2.6.Tundaan ... 17


(6)

2.8.Pengujian Statistik ... 19

2.8.1. Analisis Regresi ... 19

2.8.2. Analisis Koefisien Korelasi ... 21

2.8.3. Analisis Koefisien Determinasi ... 21

2.9.Pengujian Signifikansi ... 22

2.10. Statistical Produck and Service Solutions Versi 13.0 ... 23

BAB III METODOLOGI 3.1.Umum ... 26

3.2.Lokasi ... 26

3.3.Waktu Survey ... 27

3.4.Flowchart ... 27

3.5.Identifikasi Masalah ... 28

3.6.Studi Literatur ... 28

3.7.Pelaksanaan Studi ... 28

3.8.Peralatan dan Pengamatan ... 29

4.8.1 Peralatan ... 29

4.8.2 Jumlah Pengamat ... 29

3.9.Langkah Survei ... 29

3.10. Pengelolaan Data ... 30

3.11. Analisa Data ... 30

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data ... 32

4.2.Analisa Durasi Penutupan ... 32

4.3.Analisa Arus Lalu Lintas ... 36

4.4.Analisis Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan ... 44

4.5.Analisis Regresi ... 53

4.5.1.Analisis Regresi Linier ... 53

4.6.Analisis Variansi dan Uji Signifikansi ... 56


(7)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan ... 60

5.2.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... xiv


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Contoh Faktor Konversi Terhadap SMP ... 7

Tabel 4.1: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 33

Tabel 4.2: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 33

Tabel 4.3: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 34

Tabel 4.4: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 34

Tabel 4.5: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 35

Tabel 4.6: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 35

Tabel 4.7: Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api ... 36

Tabel 4.8: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 37

Tabel 4.9: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 37

Tabel 4.10: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 38

Tabel 4.11: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 38

Tabel 4.12: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 39

Tabel 4.13: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 39

Tabel 4.14: Arus lalu lintas kendaraan arah barat ke timur ... 40

Tabel 4.15: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 40

Tabel 4.16: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 41

Tabel 4.17: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 41

Tabel 4.18: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 42

Tabel 4.19: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 42

Tabel 4.20: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 43

Tabel 4.21: Arus lalu lintas kendaraan arah timur ke barat ... 43

Tabel 4.22: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 45

Tabel 4.23: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 45

Tabel 4.24: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 46

Tabel 4.25: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 46

Tabel 4.26: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 47

Tabel 4.27: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah barat ke timur ... 47


(9)

ix

Tabel 4.29: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 48

Tabel 4.30: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 49

Tabel 4.31: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 49

Tabel 4.32: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 50

Tabel 4.33: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 50

Tabel 4.34: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 51

Tabel 4.35: Stopped Delay dan Panjang Antrian arah timur ke barat ... 51

Tabel 4.36: Model Tundaan (Dellay) arah barat ke timur ... 54

Tabel 4.37: Model Tundaan (Delay) arah timur ke barat ... 54

Tabel 4.38: Model Panjang Antrian arah barat ke timur ... 55

Tabel 4.39: Model Panjang Antrian arah timur ke barat ... 55

Tabel 4.40: Uji Signifikansi Regresi Model Tundaan (Delay) arah barat ke timur ... 56

Tabel 4.41: Uji Signifikansi Regresi Model Tundaan ( Delay ) arah timur ke barat ... 57

Tabel 4.42: Uji Signifikansi Regresi Model Panjang Antrian Kendaraan arah barat ke timur ... 57

Tabel 4.43: Uji Signifikansi Regresi Model Panjang Antrian Kendaraan arah timur ke barat ... 58


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 : Jadwal Kereta Api yang Lewat JPL No.69 ... 64 Lampiran 1.2 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Rabu, 6 April 2016 ... 65 Lampiran 1.3 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Kamis, 7 April 2016 ... 65 Lampiran 1.4 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Jumat, 8 April 2016... 66 Lampiran 1.5 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Sabtu, 9 April 2016 ... 66 Lampiran 1.6 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Minggu, 10 April 2016 ... 67 Lampiran 1.7 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Senin, 11 April 2016 ... 67 Lampiran 1.8 : Form Survei Durasi Penutupan Pintu Perlintasan Kereta

Api Selasa, 12 April 2016 ... 68 Lampiran 1.9 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Rabu, 6 April

2016 Arah: Barat ke Timur ... 68 Lampiran 1.10 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Kamis, 7 April

2016 Arah: Barat ke Timur ... 69 Lampiran 1.11 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Jumat, 8 April

2016 Arah: Barat ke Timur ... 69 Lampiran 1.11 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Sabtu, 9 April

2016 Arah: Barat ke Timur ... 70 Lampiran 1.13 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Minggu, 10

April 2016 Arah: Barat ke Timur ... 70 Lampiran 1.14 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Senin, 11 April


(11)

xi

Lampiran 1.15 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Selasa, 12 April 2016 Arah: Barat ke Timur ... 71 Lampiran 1.16 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Rabu, 6 April

2016 Arah: Timur ke Barat ... 72 Lampiran 1.17 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Kamis, 7 April

2016 Arah: Timur ke Barat ... 72 Lampiran 1.18 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Jumat, 8 April

2016 Arah: Timur ke Barat ... 73 Lampiran 1.19 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Sabtu, 9 April

2016 Arah: Timur ke Barat ... 73 Lampiran 1.20 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Minggu, 10

April 2016 Arah: Timur ke Barat ... 74 Lampiran 1.21 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Senin, 11 April

2016 Arah: Timur ke Barat ... 74 Lampiran 1.22 : Form Survei Arus Lalu Lintas Kendaraan Selasa, 12


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 114 UU No. 22 Tahun 2009 pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, Sekretariat Negara. Jakarta.

Alamsyah, Alik Ansyori. 2001. Rekayasa Jalan Raya, Universitas Muhammadiyah Malang Press, Malang.

Alamsyah, Alik Ansyori. 2003. Rekayasa Jalan Rel, Universitas Muhammadiyah Malang Press, Malang.

Alamsyah, Alik Ansyori. 2008. Rekayasa Lalulintas, Edisi Revisi. Universitas Muhammadiyah Malang Press, Malang.

Anam, M. Khoirul. 2006. Pengaruh Lama Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Bhanot, K.L dan Sehgal, S.B. 1983. Teknik Jalan Raya. Edisi 2. S. Chand, New Delhi.

Cahya, Agus Wahyu Tirto Noor. 2016. Komunikasi Pribadi. PT. Personel Alih Daya, As Out Crossing, Malang, Indonesia.

Direktorat Jenderal Bina Marga-Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

Direktur Jendral Perhubungan Darat-Departemen Perhubungan. 2005. Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api, SK.770/KA.401/DRJD/2005, Jakarta.

Hobbs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


(13)

xv

Husnan, MBA., Drs. Suad. 1982. Teori Antrian, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Morlok, Edward. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Natalia, Kristi. 2014. Kampanye Keselamatan di Perlintasan Kereta Api untuk Mahasiswa sebagai Pelopor Budaya Keselamatan Perkeretaapian, Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan Desain. Institut Teknologi Bandung.

Ngalam. 2012. Daftar Perguruan Tinggi di Kota Malang. NGalamediaLABS. Update January 3rd, 2015.

Oglesby, Clarkson H. dan Hicks, R. Gary. 1988. Teknik Jalan Raya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Putra, Bagosa Mayreno. 2015. Pengaruh Lama Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Panjang Antrian Kendaraan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.

Resmadi, Idhar. 2014. Kajian Moralitas Teknologi Pintu Perlintasan Kereta Api, Jurnal Sosioteknologi, Vol 13, Nomor 2, Agustus, 84-90.

Santoso, Ratna Dwi dan Kusnadi, Mustadjab Hary. 1992. Analisis Regresi, Penertbit Andi Offset. Yogyakarta.

Seno, Riyo Anjar. 2012. Strategi Adaptasi Penjaga Perlintasan Kereta Api di Kota Surabaya, Jurnal AntroUnairDotNet, Vol.1, No.1, Juli-Desember, Hal.79-86.

Subarkah, Imam. 1981. Jalan Kereta Api, Cet. 1. Bandung Idea Dharma, Bandung.


(14)

Sudjana, 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Tarsito, Bandung.

Widodo, Amrih Priyo. Kajian Penutupan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya pada lokasi Jalan KH. Mas Mansyur dan Jalan Abdul Syafi’ie. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Yusyadiputra, Mukhty and Hermawanto, Robby and Pudjianto, Bambang and Yulipriyono, Eko. 2014. Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Jalan Rel Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Raya Di Perlintasan Kaligawe Semarang dan Kaliwungu Kendal. Jurnal Karya Teknik Sipil. Volume 3, Nomor 3. Halaman 723-735.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan

salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang

dimiliki. Kurang lebih terdapat 60 instansi perguruan tinggi di kota ini, baik itu

Sekolah Tinggi, Perguruan Tinggi Swasta, maupun Perguruan Tinggi Negeri. Tak

heran jika masyarakat Kota Malang diwarnai dari Nusantara sampai Mancanegara

(malangkota.go.id).

Dari tahun ke tahun penduduk Kota Malang semakin meningkat, baik itu

penduduk asli Kota Malang maupun pendatang. Seiring bertambahnya jumlah

penduduk maka kebutuhan akan sarana dan prasarana infrastruktur gedung serta

transportasi juga akan meningkat. Untuk menunjang aktifitas atau kegiatan

masyarakat yang semakin meningkat, maka semakin dibutuhkan adanya sarana dan

prasarana penghubung yang cukup menunjang. Masalah lalu lintas dan angkutan

jalan menjadi suatu hal penting yang perlu diperhatikan, karena perkembangannya

seiring dengan perkembangan aktifitas atau kegiatan penduduk.

Manusia, sarana dan prasarana adalah sebuah komponen dalam kehidupan

masyarakat yang membentuk suatu sistem transportasi. Persimpangan merupakan

simpul konflik yang terjadi antara arus lalu lintas pada sistem jaringan jalan.

Pertemuan antara dua prasarana transportasi yaitu jalan raya dan jalan rel

merupakan salah satu persimpangan yang ada di perkotaan. Pada dasarnya dalam

menggunakan angkutan umum, penumpang sebagai konsumen yang dilayani

menghendaki pelayanan yang memadai ditinjau dari waktu tempuh perjalanan,

waktu tunggu kendaraan, keamanan dan kenyamanan selama perjalanan

(Widayanti, 2010). Dengan meningkatnya kuantitas perjalanan masyarakat

khususnya yang menggunakan moda transportasi kereta api, maka PT. Kereta Api

Indonesia telah membangun jalur

double track

di lintas utara Pulau Jawa yang

memanjang dari Jakarta hingga Surabaya pada tahun 2012 yang lalu dan ditargetkan

akan selesai pertengahan tahun 2014 (Yusyadiputra, 2014).


(16)

2

Permasalahan yang timbul pada persimpangan sebidang antara jalan raya

dan jalan rel seperti kemacetan, kecelakaan, penurunan kualitas lingkungan dan

transportasi biaya tinggi telah menjadi pemandangan sehari-hari. Tingkat efisiensi

jaringan jalan sangat ditentukan oleh kinerja simpang. Sebab apabila terjadi

permasalahan pada pertemuan, akan berdampak pada jaringan jalan seperti

penurunan kecepatan, tundaan, antrian kendaraan, kemacetan, kecelakaan, naiknya

biaya operasi kendaraan dan penurunan kualitas lingkungan, ditambah seringnya

kereta api yang melintasi persimpangan dan palang pintu lintasan kerata api ditutup

akan membuat transportasi menjadi bentuk lain dari pemborosan energi dan

ekonomi tinggi serta mengakibatkan waktu tempuh perjalanan semakin bertambah.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan. Dalam Pasal 114 UU No. 22 Tahun 2009, pada perlintasan sebidang antara

jalur kereta api dan jalan, Pengemudi Kendaraan wajib:

1.

Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai

ditutup, dan/atau ada isyarat lain;

2.

Mendahulukan kereta api; dan

3.

Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

Jelas bahwa adanya perlintasan ini, maka pergerakan arus lalu lintas

kendaraan menjadi terganggu ketika pintu perlintasan kereta api ditutup. Hal ini

akan mengakibatkan terjadinya tundaan dan panjang antrian kendaraan. Selain itu

waktu perjalanan meningkat dibanding pada kondisi normal, padahal waktu tempuh

perjalanan merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan rute bagi

masyarakat untuk melakukan aktifitasnya, seperti belanja, bisnis, sekolah, rekreasi

dan lain-lain. Terbatasnya ruas jalan menyebabkan tidak ada pilihan untuk memilih

rute lain selain melewati jalan persilangan. Untuk mengantisipasi dampak lain

seperti kecelakaan atau tabrakan antara kereta dengan kendaraan di jalan raya maka

faktor keamanan harus benar-benar diperhatikan.

Perlintasan kereta api di Jalan WR. Supratman merupakan salah satu

perlintasan yang volume lalu lintasnya cukup padat sebab terletak ditengah Kota

Malang. Jalan ini termasuk kategori Jalan Kabupaten yang menghubungkan Jalan


(17)

3

Gempol

Malang dan Jalan Soekarno hatta ke arah Barat, Jalan Sulfat dan

Kecamatan Sawojajar ke arah Timur, Kota Surabaya ke arah Utara dan Alun-Alun

Kota Malang dan Blitar ke arah Selatan. Kawasan ini juga sangat ramai karena di

sepanjang jalan terdapat beberapa perkantoran, sekolah, ruko, dan rumah sakit.

Keluar masuk kendaraan di beberapa tempat itu juga menjadi salah satu faktor

penghambat kecepatan.

Perlintasan ini sering menjadi jalur alternatif beberapa rute kereta yang

seharusnya tidak melintasi di perlintasan ini disebabkan adanya kerusakan badan

rel atau bencana alam di beberapa kawasan tertentu. Hal ini mengakibatkan

peningkatan jumlah kereta lewat yang diikuti dengan penutupan pintu perlintasan.

Selain itu volume lalu lintas yang cukup padat dan antrian kendaraan yang panjang

akibat lama penutupan pintu perlintasan akan mempengaruhi kinerja simpang

empat bersinyal yang berada pada jarak ± 200 meter arah barat perlintasan dan

simpang bundaran patung Jend. Hamid Rusdi arah timur. Kondisi ini tentunya juga

akan memberikan suatu kerugian tersendiri bagi pengguna jalan, yaitu nilai waktu

pengguna jalan yang hilang.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap tundaan dan panjang antrian kendaraan

pada persilangan antara jalan rel dan jalan raya antara lain:

1.

Pengoperasian kereta seperti: kecepatan kereta, panjang kereta dan jadwal

kereta setiap hari,

2.

Pengoperasian jalan seperti: kecepatan kendaraan, jumlah kendaraan dan

bentuk permukaan persilangan,

3.

Kondisi jalan seperti: lebar jalan, jumlah jalur dan jenis perkerasan.

Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan studi ini dengan maksud untuk

menganalisa perlintasan kereta api dengan jalan raya dilihat dari tundaan dan

panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan kereta api yang

fluktuatif.


(18)

4

Adapun identifikasi masalah dari latar belakang permasalahan diatas ialah

sebagai berikut:

1.

Lama penutupan pintu perlintasan yang fluktuatif

2.

Penutupan pintu perlintasan berdasarkan feeling dan kewaspadaan

3.

Panjang kereta api atau jumlah gerbong kereta dan jadwal kereta api yang

lewat

4.

Keluar masuk kendaraan di Rumah Sakit Lavalette

5.

Adanya simpang tiga disamping rel dengan jarak 1 (satu) meter

1.3.

Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang

timbul diantaranya adalah:

1.

Berapa besarnya tundaan yang terjadi karena penutupan pintu perlintasan

kereta api pada Jalan Wr. Supratman ?

2.

Berapa panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan kereta

api pada Jalan Wr. Supratman ?

3.

Bagaimanakah model hubungan antara lama penutupan pintu perlintasan

kereta api dengan tundaan dan panjang antrian kendaraan ?

1.4.

Batasan Masalah

Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan memberikan arah yang

lebih terfokus serta mempermudah penyelesaian masalah dengan baik yang sesuai

dengan tujuan yang dicapai, maka perlu pembatasan sebagai berikut:

1.

Penelitian dilakukan pada perlintasan Jl. WR. Supratman, Kota Malang

2.

Pengamatan kendaraan responden hanya menyangkut kendaraan berat,

kendaraan ringan dan sepeda motor.

3.

Kondisi tundaan yang dianalisis

4.

Lama pengambilan data dari pukul 06:00 WIB sampai dengan pukul 18:00

WIB selama satu minggu dengan interval sesuai dengan kedatangan kereta

yang melintasi jalan WR. Supratman, Kota Malang


(19)

5

5.

Tidak membahas pengaruh dari geometrik jalan, jenis dan perkerasan

permukaan jalan, kondisi jalan, lebar jalan, cuaca, dan ketinggian tempat.

6.

Tidak membahas faktor-faktor tak terduga seperti kecelakaan, terobos

palang pintu perlintasan, kemacetan, kendaraan darurat, kerusakan alat

bantu, perbaikan jalan rel, dan faktor-faktor lain yang belum terdefinisi

secara teori.

1.5.

Tujuan

Tujuan studi ini adalah:

1.

Untuk mengetahui besarnya tundaan kendaraan yang terjadi ketika palang

pintu perlintasan ditutup.

2.

Untuk mengetahui panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu

perlintasan kereta api.

3.

Untuk mengetahui model hubungan antara tundaan dan panjang antrian

kendaraan pada masing-masing lajur pendekat akibat durasi penutupan

pintu perlintasan.


(1)

xvi Tarsito, Bandung.

Widodo, Amrih Priyo. Kajian Penutupan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya pada lokasi Jalan KH. Mas Mansyur dan Jalan Abdul Syafi’ie. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Yusyadiputra, Mukhty and Hermawanto, Robby and Pudjianto, Bambang and

Yulipriyono, Eko. 2014. Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Jalan Rel Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Raya Di Perlintasan Kaligawe Semarang dan Kaliwungu Kendal. Jurnal Karya Teknik Sipil. Volume 3, Nomor 3. Halaman 723-735.


(2)

1

Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang lebih terdapat 60 instansi perguruan tinggi di kota ini, baik itu Sekolah Tinggi, Perguruan Tinggi Swasta, maupun Perguruan Tinggi Negeri. Tak heran jika masyarakat Kota Malang diwarnai dari Nusantara sampai Mancanegara (malangkota.go.id).

Dari tahun ke tahun penduduk Kota Malang semakin meningkat, baik itu penduduk asli Kota Malang maupun pendatang. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan sarana dan prasarana infrastruktur gedung serta transportasi juga akan meningkat. Untuk menunjang aktifitas atau kegiatan masyarakat yang semakin meningkat, maka semakin dibutuhkan adanya sarana dan prasarana penghubung yang cukup menunjang. Masalah lalu lintas dan angkutan jalan menjadi suatu hal penting yang perlu diperhatikan, karena perkembangannya seiring dengan perkembangan aktifitas atau kegiatan penduduk.

Manusia, sarana dan prasarana adalah sebuah komponen dalam kehidupan masyarakat yang membentuk suatu sistem transportasi. Persimpangan merupakan simpul konflik yang terjadi antara arus lalu lintas pada sistem jaringan jalan. Pertemuan antara dua prasarana transportasi yaitu jalan raya dan jalan rel merupakan salah satu persimpangan yang ada di perkotaan. Pada dasarnya dalam menggunakan angkutan umum, penumpang sebagai konsumen yang dilayani menghendaki pelayanan yang memadai ditinjau dari waktu tempuh perjalanan, waktu tunggu kendaraan, keamanan dan kenyamanan selama perjalanan (Widayanti, 2010). Dengan meningkatnya kuantitas perjalanan masyarakat khususnya yang menggunakan moda transportasi kereta api, maka PT. Kereta Api Indonesia telah membangun jalur double track di lintas utara Pulau Jawa yang memanjang dari Jakarta hingga Surabaya pada tahun 2012 yang lalu dan ditargetkan akan selesai pertengahan tahun 2014 (Yusyadiputra, 2014).


(3)

Permasalahan yang timbul pada persimpangan sebidang antara jalan raya dan jalan rel seperti kemacetan, kecelakaan, penurunan kualitas lingkungan dan transportasi biaya tinggi telah menjadi pemandangan sehari-hari. Tingkat efisiensi jaringan jalan sangat ditentukan oleh kinerja simpang. Sebab apabila terjadi permasalahan pada pertemuan, akan berdampak pada jaringan jalan seperti penurunan kecepatan, tundaan, antrian kendaraan, kemacetan, kecelakaan, naiknya biaya operasi kendaraan dan penurunan kualitas lingkungan, ditambah seringnya kereta api yang melintasi persimpangan dan palang pintu lintasan kerata api ditutup akan membuat transportasi menjadi bentuk lain dari pemborosan energi dan ekonomi tinggi serta mengakibatkan waktu tempuh perjalanan semakin bertambah. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam Pasal 114 UU No. 22 Tahun 2009, pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, Pengemudi Kendaraan wajib:

1. Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain;

2. Mendahulukan kereta api; dan

3. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

Jelas bahwa adanya perlintasan ini, maka pergerakan arus lalu lintas kendaraan menjadi terganggu ketika pintu perlintasan kereta api ditutup. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya tundaan dan panjang antrian kendaraan. Selain itu waktu perjalanan meningkat dibanding pada kondisi normal, padahal waktu tempuh perjalanan merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan rute bagi masyarakat untuk melakukan aktifitasnya, seperti belanja, bisnis, sekolah, rekreasi dan lain-lain. Terbatasnya ruas jalan menyebabkan tidak ada pilihan untuk memilih rute lain selain melewati jalan persilangan. Untuk mengantisipasi dampak lain seperti kecelakaan atau tabrakan antara kereta dengan kendaraan di jalan raya maka faktor keamanan harus benar-benar diperhatikan.

Perlintasan kereta api di Jalan WR. Supratman merupakan salah satu perlintasan yang volume lalu lintasnya cukup padat sebab terletak ditengah Kota Malang. Jalan ini termasuk kategori Jalan Kabupaten yang menghubungkan Jalan


(4)

Gempol – Malang dan Jalan Soekarno hatta ke arah Barat, Jalan Sulfat dan Kecamatan Sawojajar ke arah Timur, Kota Surabaya ke arah Utara dan Alun-Alun Kota Malang dan Blitar ke arah Selatan. Kawasan ini juga sangat ramai karena di sepanjang jalan terdapat beberapa perkantoran, sekolah, ruko, dan rumah sakit. Keluar masuk kendaraan di beberapa tempat itu juga menjadi salah satu faktor penghambat kecepatan.

Perlintasan ini sering menjadi jalur alternatif beberapa rute kereta yang seharusnya tidak melintasi di perlintasan ini disebabkan adanya kerusakan badan rel atau bencana alam di beberapa kawasan tertentu. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah kereta lewat yang diikuti dengan penutupan pintu perlintasan. Selain itu volume lalu lintas yang cukup padat dan antrian kendaraan yang panjang akibat lama penutupan pintu perlintasan akan mempengaruhi kinerja simpang empat bersinyal yang berada pada jarak ± 200 meter arah barat perlintasan dan simpang bundaran patung Jend. Hamid Rusdi arah timur. Kondisi ini tentunya juga akan memberikan suatu kerugian tersendiri bagi pengguna jalan, yaitu nilai waktu pengguna jalan yang hilang.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap tundaan dan panjang antrian kendaraan pada persilangan antara jalan rel dan jalan raya antara lain:

1. Pengoperasian kereta seperti: kecepatan kereta, panjang kereta dan jadwal kereta setiap hari,

2. Pengoperasian jalan seperti: kecepatan kendaraan, jumlah kendaraan dan bentuk permukaan persilangan,

3. Kondisi jalan seperti: lebar jalan, jumlah jalur dan jenis perkerasan.

Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan studi ini dengan maksud untuk menganalisa perlintasan kereta api dengan jalan raya dilihat dari tundaan dan panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan kereta api yang fluktuatif.


(5)

Adapun identifikasi masalah dari latar belakang permasalahan diatas ialah sebagai berikut:

1. Lama penutupan pintu perlintasan yang fluktuatif

2. Penutupan pintu perlintasan berdasarkan feeling dan kewaspadaan

3. Panjang kereta api atau jumlah gerbong kereta dan jadwal kereta api yang lewat

4. Keluar masuk kendaraan di Rumah Sakit Lavalette

5. Adanya simpang tiga disamping rel dengan jarak 1 (satu) meter

1.3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang timbul diantaranya adalah:

1. Berapa besarnya tundaan yang terjadi karena penutupan pintu perlintasan kereta api pada Jalan Wr. Supratman ?

2. Berapa panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan kereta api pada Jalan Wr. Supratman ?

3. Bagaimanakah model hubungan antara lama penutupan pintu perlintasan kereta api dengan tundaan dan panjang antrian kendaraan ?

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan memberikan arah yang lebih terfokus serta mempermudah penyelesaian masalah dengan baik yang sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka perlu pembatasan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perlintasan Jl. WR. Supratman, Kota Malang 2. Pengamatan kendaraan responden hanya menyangkut kendaraan berat,

kendaraan ringan dan sepeda motor. 3. Kondisi tundaan yang dianalisis

4. Lama pengambilan data dari pukul 06:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB selama satu minggu dengan interval sesuai dengan kedatangan kereta yang melintasi jalan WR. Supratman, Kota Malang


(6)

5. Tidak membahas pengaruh dari geometrik jalan, jenis dan perkerasan permukaan jalan, kondisi jalan, lebar jalan, cuaca, dan ketinggian tempat. 6. Tidak membahas faktor-faktor tak terduga seperti kecelakaan, terobos

palang pintu perlintasan, kemacetan, kendaraan darurat, kerusakan alat bantu, perbaikan jalan rel, dan faktor-faktor lain yang belum terdefinisi secara teori.

1.5. Tujuan

Tujuan studi ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya tundaan kendaraan yang terjadi ketika palang pintu perlintasan ditutup.

2. Untuk mengetahui panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan kereta api.

3. Untuk mengetahui model hubungan antara tundaan dan panjang antrian kendaraan pada masing-masing lajur pendekat akibat durasi penutupan pintu perlintasan.