Deskripsi Hasil Penelitian

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan dan pelaksanaan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta menggunakan pendekatan evaluasi model IPP (Input, Process, dan Product ). Pembahasan sub bab ini menyajikan hasil penelitian yang berkaitan 3 aspek yaitu pertama, kualitas penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta; kedua, kesulitan-kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta; ketiga, tingkat kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta.

1. Kualitas Penerapan KTSP Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta.

Kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta yang meliputi evaluasi input, proses, dan produk. Setiap jenis Kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta yang meliputi evaluasi input, proses, dan produk. Setiap jenis

1, 00 – 1, 25 : Sangat Kurang

1, 26 – 2, 51 : Kurang

2, 52 – 3, 77 : Baik

3, 78 – 5, 00 : Sangat Baik

a. Evaluasi Input

Tolok ukur evaluasi input ini menggunakan instrumen kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen kualitas penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 4. Kualitas penerapan KTSP pada

42 program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta meliputi aspek penerimaan siswa, siswa, guru, kepala sekolah, kurikulum, administrasi pengajaran, media pengajaran, sumber keuangan, sarana dan perlengkapan, yaitu:

1) Aspek Penerimaan Siswa Kualitas penerapan KTSP aspek penerimaan siswa disajikan pada Tabel 2:

Tabel 2. Deskripsi Data Aspek Penerimaan Siswa Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Seleksi penerimaan siswa 1 69 4,06

2 59 3,47 Orientasi siswa 3 65 3,82

4 64 3,76 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata seleksi penerimaan siswa meliputi sistem administrasi pendaftaran sebesar 4,06, sedangkan kualitas tes masuk siswa baru sebesar 3,47. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian seleksi penerimaan siswa tergolong baik. Nilai rata-rata orientasi siswa pada kualitas kegiatan orientasi siswa sebesar 3,82, sedangkan pembekalan mental dan kedisiplinan siswa sebesar 3,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian orientasi siswa tergolong baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata seleksi penerimaan siswa dan orientasi siswa tergolong baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas penerimaan siswa tergolong baik.

2) Aspek Siswa Kualitas penerapan KTSP aspek siswa disajikan pada Tabel 3:

Tabel 3. Deskripsi Data Aspek Siswa Indikator Nomor butir

Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kualitas siswa baru 5 69 4,06

6 53 3,12 Daya tampung kelas 7 73 4,29 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa baru meliputi nilai ratarata ujian nasional siswa masuk sebesar 4,06, sedangkan kualitas penyeleksian siswa baru sebesar 3,12. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kualitas siswa baru tergolong baik. Nilai rata-rata daya tampung kelas dalam daya tampung setiap kelas sebesar 4,29. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian daya tampung kelas tergolong sangat baik. Dengan demikian daya tampung kelas tergolong baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa baru dan daya tampung kelas tergolong sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas siswa tergolong sangat baik.

3) Aspek Guru Kualitas penerapan KTSP aspek guru disajikan pada Tabel 4:

Tabel 4. Deskripsi Data Aspek Guru Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kemampuan profesional 8 74 4,35

Tabel 4. Deskripsi Data Aspek Guru (Lanjutan) Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

12 72 4,24 Tanggung jawab dan tugas 13 70 4,12

17 67 3,94 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan profesional meliputi pendidikan guru sebesar 4,35, kemampuan guru mengajar sebesar 4,29, penguasaan bidang studi sebesar 4,24, kedisiplinan guru menjalankan tugas sebesar 4,06, jam guru mengajar sebesar 4,24. Berdasarkan kriteria penilaian yang 17 67 3,94 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan profesional meliputi pendidikan guru sebesar 4,35, kemampuan guru mengajar sebesar 4,29, penguasaan bidang studi sebesar 4,24, kedisiplinan guru menjalankan tugas sebesar 4,06, jam guru mengajar sebesar 4,24. Berdasarkan kriteria penilaian yang

4) Aspek Kepala Sekolah Kualitas penerapan KTSP aspek kepala sekolah disajikan pada Tabel 5:

Tabel 5. Deskripsi Data Aspek Kepala Sekolah Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kepemimpinan 18 64 3,76

19 63 3,71 Kemampuan akademik 20 60 3,53

22 65 3,82 Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepemimpinan meliputi kebijakan kepala sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebesar 3,76, kebijakan kepala sekolah berdasarkan kepentingan pendidikan sebesar 3,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kepemimpinan tergolong baik. Nilai rata-rata kemampuan akademik meliputi kegiatan monitoring kepala sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebesar 3,53, pengorganisasian kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran sebesar 3,88, pembenahan dan perbaikan kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian kemampuan akademik tergolong sangat baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kepemimpinan dan kemampuan akademik tergolong sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas kepala sekolah tergolong baik.

5) Aspek Kurikulum Kualitas penerapan KTSP aspek kurikulum disajikan pada Tabel 6:

Tabel 6. Deskripsi Data Aspek Kurikulum Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata

(n: 17)

Relevansi isi 23 68 4,00

24 60 3,53 Sistem penilaian 25 66 3,88

26 63 3,71 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata relevansi isi meliputi kualitas isi materi kurikulum sebesar 4,00, sedangkan relevansi isi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat sebesar 3,53. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian relevansi isi tergolong baik. Nilai rata-rata sistem penilaian meliputi pelaksanaan penilaian hasil belajar sebesar 3,88, sedangkan kualitas penilaian hasil belajar sebesar 3,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian sistem penilaian tergolong sangat baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata relevansi isi dan sistem penilaian tergolong sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas kurikulum tergolong sangat baik.

6) Aspek Administrasi Pengajaran Kualitas penerapan KTSP aspek administrasi disajikan pada Tabel 7:

Tabel 7. Deskripsi Data Aspek Administrasi Pengajaran Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kesiapan administrasi 27 68 4,00

Tabel 7. Deskripsi Data Aspek Administrasi Pengajaran (Lanjutan) Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Tertib administrasi 29 67 3,94

33 63 3,71 Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kesiapan administrasi meliputi persiapan prosedur administrasi pembelajaran sebesar 4,00, sedangkan persiapan birokrasi administrasi pembelajaran sebesar 3,65. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kesiapan administrasi tergolong baik. Nilai rata-rata tertib administrasi meliputi kedisiplinan guru menjalankan administrasi pengajaran sebesar 3,94, kelengkapan administrasi guru dalam pembelajaran 4,00, pendokumentasian data-data pembelajaran sebesar 3,65, akses 33 63 3,71 Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kesiapan administrasi meliputi persiapan prosedur administrasi pembelajaran sebesar 4,00, sedangkan persiapan birokrasi administrasi pembelajaran sebesar 3,65. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kesiapan administrasi tergolong baik. Nilai rata-rata tertib administrasi meliputi kedisiplinan guru menjalankan administrasi pengajaran sebesar 3,94, kelengkapan administrasi guru dalam pembelajaran 4,00, pendokumentasian data-data pembelajaran sebesar 3,65, akses

7) Aspek Media Pengajaran Kualitas penerapan KTSP aspek media pengajaran disajikan pada Tabel 8:

Tabel 8. Deskripsi Data Aspek Media Pengajaran Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pengadaan media 34 58 3,41

36 66 3,88 Pemeliharaan dan perawatan 37 61 3,59

39 51 3,00 Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan media meliputi pengadaan buku teori pembelajaran sebesar 3,41, pengadaan LCD atau OHP sebagai penunjang pembelajaran sebesar 2,82, pengadaan mesin-mesin untuk praktek sebesar 3,88. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pengadaan media baik teori maupun praktek tergolong baik. Nilai rata-rata pemeliharaan dan perawatan pada pembersihan dan perawatan mesin praktek sebesar 3,59, pengecekan dan pembenahan mesin praktek sebesar 3,35, penggantian onderdil mesin praktek sebesar 3,00. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian sistem penilaian tergolong baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pengadaan media serta pemeliharaan dan perawatan baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas media pengajaran tergolong baik.

8) Aspek Sumber Keuangan Kualitas penerapan KTSP aspek sumber keuangan disajikan pada Tabel 9:

Tabel 9. Deskripsi Data Aspek Sumber Keuangan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Penyediaan keuangan 40 59 3,47

41 60 3,53 Pengelolaan keuangan 42 58 3,41

43 52 3,06 Alokasi keuangan 44 57 3,35

48 51 3,00 Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyediaan keuangan meliputi ketersediaan keuangan pendidikan dari pemerintah daerah sebesar 3,47, ketersediaan keuangan pendidikan berdasarkan rapat komite sekolah sebesar 3,53. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian penyediaan keuangan tergolong baik. Nilai rata-rata pengelolaan keuangan pada manajemen pengeluaran berdasarkan prioritas pembelajaran sebesar 3,41, transparansi administrasi laporan keuangan tahunan sebesar 3,06. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pengelolaan keuangan tergolong baik. NIlai rata-rata alokasi keuangan meliputi alokasi keuangan pembangunan gedung sebesar 3,35, alokasi keuangan pengadaan bahan praktek sebesar 3,18, alokasi keuangan pengadaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,12, alokasi pengadaan mesin praktek sebesar 2,94, alokasi keuangan peningkatan kualitas

50 guru sebesar 3,00. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian alokasi keuangan tergolong baik. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata penyediaan, pengelolaan, dan alokasi keuangan tergolong baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas sumber keuangan tergolong baik.

9) Aspek Sarana dan Perlengkapan Kualitas penerapan KTSP aspek sarana dan perlengkapan disajikan pada Tabel 10:

Tabel 10. Deskripsi Data Aspek Sarana dan Perlengkapan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pengadaan sarana dan perlengkapan 49

54 54 3,18 Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan sarana dan perlengkapan pada ketersediaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,47, ketersediaan ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,41, ketersediaan ruang 54 54 3,18 Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan sarana dan perlengkapan pada ketersediaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,47, ketersediaan ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,41, ketersediaan ruang

b. Evaluasi Proses

Tolok ukur evaluasi proses ini menggunakan instrumen kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen kualitas penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 4. Kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek pelaksanaan KTSP, yaitu:

1) Aspek Pelaksanaan KTSP Kualitas penerapan KTSP aspek pelaksanaan KTSP disajikan pada Tabel 11:

Tabel 11. Deskripsi Data Aspek Pelaksanaan KTSP Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pelaksanaan pengajaran 55 66 3,88

59 65 3,82 Peran kepala sekolah 60 52 3,06

62 54 3,18 Pemanfaatan media pengajaran 63 55 3,24

65 59 3,47 Pemanfaatan sarana dan perlengkapan 66

Tabel 11. Deskripsi Data Aspek Pelaksanaan KTSP (Lanjutan) Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

72 65 3,82 Pelaksanaan administrasi 73 70 4,12

75 65 3,82 Pemanfaatan sumber keuangan 76 56 3,29

79 55 3,24 Pemberdayaan SDM 80 55 3,24

82 61 3,59 Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pelaksanaan pengajaran meliputi kedisiplinan guru mengajar teori dan praktek sebesar 3,88, penguasaan guru terhadap materi pengajaran sebesar 4,06, komunikasi antara guru dan siswa sebesar 4,06, pelaksanaan prosedur keselamatan kerja praktek sebesar 3,41, kecermatan guru dalam menilai hasil belajar sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian pelaksanaan pengajaran tergolong sangat baik. Nilai rata-rata peran kepala sekolah pada monitoring kepala sekolah terhadap mengajar guru sebesar 3,06, monitoring kepala sekolah tehadap kegiatan praktek dibengkel sebesar 3,00, monitoring kepala sekolah terhadap kinerja karyawan 3,18. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian peran kepala sekolah tergolong baik. Nilai rata-rata pemanfaatan media pengajaran meliputi pemanfaatan gambar, chart, grafik, alat peraga dalam pembelajaran sebesar 3,24, pemanfaatan

53 buku pegangan sebagai bahan ajar sebesar 3,24, proporsi antara siswa praktek dengan mesin sebesar 3,47. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pemanfaatan media pengajaran tergolong baik. Nilai rata-rata pemanfaatan sarana dan perlengkapan meliputi pemanfaatan alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,53, pemenfaatan ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,53, pemanfaatan ruang ganti pakaian sebesar 3,47, pemanfaatan daya listrik sebesar 4,06, pemanfaatan alat, tempat,dan sanitasi kebersihan sebesar 3,71, pemaanfaatan perangkat komputer sebesar 3,18, pemanfaatan mesin sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pemanfaatan sarana dan perlengkapan tergolong baik. Nilai rata-rata pelaksanaan administrasi meliputi kesiapan guru melaksanakan SAP, RPP, SRP, dan Silabus sebesar 4,12, pelaksanaan evaluasi belajar sebesar 4,00, penilaian guru berdasarkan SKL sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian pelaksanaan administrasi tergolong sangat baik. Nilai rata-rata pemanfaatan sumber keuangan meliputi pemanfaatan keuangan untuk pembelajaran sebesar 3,29, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan bahan praktek sebesar 3,12, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan onderdil dan perawatan mesin sebesar 3,06, pemanfaatan keuangan untuk 53 buku pegangan sebagai bahan ajar sebesar 3,24, proporsi antara siswa praktek dengan mesin sebesar 3,47. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pemanfaatan media pengajaran tergolong baik. Nilai rata-rata pemanfaatan sarana dan perlengkapan meliputi pemanfaatan alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,53, pemenfaatan ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 3,53, pemanfaatan ruang ganti pakaian sebesar 3,47, pemanfaatan daya listrik sebesar 4,06, pemanfaatan alat, tempat,dan sanitasi kebersihan sebesar 3,71, pemaanfaatan perangkat komputer sebesar 3,18, pemanfaatan mesin sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian pemanfaatan sarana dan perlengkapan tergolong baik. Nilai rata-rata pelaksanaan administrasi meliputi kesiapan guru melaksanakan SAP, RPP, SRP, dan Silabus sebesar 4,12, pelaksanaan evaluasi belajar sebesar 4,00, penilaian guru berdasarkan SKL sebesar 3,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat baik. Dengan demikian pelaksanaan administrasi tergolong sangat baik. Nilai rata-rata pemanfaatan sumber keuangan meliputi pemanfaatan keuangan untuk pembelajaran sebesar 3,29, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan bahan praktek sebesar 3,12, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan onderdil dan perawatan mesin sebesar 3,06, pemanfaatan keuangan untuk

54 Dari keterangan yang ada secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kualitas pelaksanaan KTSP yang mencakup pelaksanaan pengajaran, peran kepala sekolah, pemanfaatan media pengajaran, pemanfaatan sarana dan perlengkapan, pelaksanaan administrasi, pemanfaatan keuangan, serta pemberdayaan SDM tergolong baik. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas pelaksanaan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tergolong baik.

c. Evaluasi Produk

Tolok ukur evaluasi produk ini menggunakan instrumen kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen kualitas penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 4. Kualitas penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek lulusan, yaitu:

1) Aspek Lulusan Kualitas penerapan KTSP aspek lulusan disajikan pada Tabel 12:

Tabel 12. Deskripsi Data Aspek Lulusan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kuantitas lulusan 83 64 3,76 Kualitas lulusan 84 60 3,53 Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kuantitas lulusan pada kuantitas kelulusan siswa sebesar 3,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kuantitas lulusan tergolong baik. Nilai rata-rata kualitas lulusan pada kualitas kelulusan siswa sebesar 3,53. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan demikian kualitas lulusan tergolong baik. Dari keterangan yang ada dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan lulusan program keahlian teknik

55 pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dari segi kuantitas maupun kualitas lulusan tergolong baik.

2. Kesulitan-Kesulitan Penerapan KTSP Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta

a. Evaluasi Input

Tolok ukur evaluasi input ini menggunakan pedoman wawancara Tolok ukur evaluasi input ini menggunakan pedoman wawancara

1) Aspek Penerimaan Siswa Dari hasil wawancara dapat diketahui kesulitan-kesulitan dalam pelakasanaan KTSP dalam seleksi penerimaan siswa dan orientasi siswa pada program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta yaitu belum adanya penyeleksian calon siswa baru dalam penulusuran bakat, minat, dan potensi yang dapat dijadikan sebagai dasar rujukan dalam penempatan siswa pada program keahlian teknik pemesinan. Selain itu, dapat dijadikan acuan dalam mengikuti, menilai, dan memonitoring perkembangan siswa dalam proses pembelajaran pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Kegiatan orientasi siswa pada program keahlian teknik pemesinan terdapat kesulitan kurangnya kegiatan orientasi siswa yang belum mengacu dan mendukung terhadap kegiatan pembelajaran pada program keahlian teknik pemesinan. Selain itu, kurangnya partisipasi guru dalam mendukung pelaksanaan kegiatan orientasi siswa di sekolah.

2) Aspek Siswa Hasil wawancara terdapat kesulitan-kesulitan pada aspek siswa, terhadap kualitas siswa baru yang kurang dikarenakan kurang ketatnya kriteria penyeleksian bagi siswa yang masuk pada program keahlian teknik pemesinan. Upaya mengoptimalkan daya tampung kelas juga terdapat kesulitan, dikarenakan kurang tersedianya ruang teori untuk kegiatan pembelajaran teori serta kurang tertatanya pengaturan jadwal pembelajaran untuk mendukung sistem pembelajaran yang efektif. Selain itu juga, kurangnya biaya operasional atau insentif bagi guru yang jam kerjanya mengajar melebihi standar jam kerja.

3) Aspek Guru Dari hasil wawancara yang dilakukan terdapat kesulitan dalam meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dikarenakan faktor usia guru kebanyakan sudah berusia lanjut, sehingga motivasi guru kurang dalam meningkatkan profesinya sebagai pendidik. Selain itu, minimnya kesadaran individu guru terhadap kekurangan yang dimiliki sebagai pendidik, terkadang individu guru dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugas sebagai guru maka terkadang terjadi ketidaksingkronan dalam mengajar pembelajaran praktek dan pembelajaran praktek keahlian. Dalam pelaksanaan tanggung jawab dan tugas guru juga terdapat kesulitan karena kurangnya kesadaran individu guru dalam melaksanakan ketentuan tanggung jawab dan tugas sebagai seorang guru dan pendidik dengan sepenuh hati.

4) Aspek Kepala Sekolah Dari hasil wawancara diketahui adanya kesulitan kepemimpinan kepala sekolah karena kurangnya monitoring secara langsung yang dilakukan oleh kepala sekolah secara berkala terhadap kegiatan pembelajaran pada program keahlian teknik pemesinan.

5) Aspek Kurikulum Dari hasil wawancara terdapat beberapa kesulitan dalam penyusunan materi pembelajaran pada relevansi isi kurikulum diantaranya sulitnya merencanakan dan menyusun materi pembelajran dan kurikulum yang singkron dan dinamis dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat serta dunia kerja/ usaha. Masih minimnya buku pegangan guru atau buku penunjang pembelajaran yang ada disekolah. Selain itu, kurangnya kesadaran guru untuk menyusun modul atau materi pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran siswa. Dalam sistem penilaian dirasa tidak ada kesulitan pada perencanaan dan pelaksanaan penilaian pembelajaran, karena perencanaan dan pelaksanaan sistem penilaian program keahlian teknik pemesinan telah diatur beradasarkan ketetapan standar ISO.

6) Aspek Administrasi Pengajaran Hasil wawancara tentang kesiapan administrasi terdapat kesulitan dalam penyiapan administrasi pengajaran karena terlalu banyaknya administrasi pengajaran yang harus dipersiapkan demi menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Untuk tertib administrasi dalam pendataan kelengkapan administrasi terdapat kesulitan dalam pengumpulan administrasi pengajaran oleh guru kebagian kurikulum tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan, dikarenakan kesadaran individu guru kurang.

7) Aspek Media Pengajaran Dari hasil wawancara dalam pengadaan mediayang mencakup media teori dan praktek terdapat kesulitan dikarenakan masih minimnya anggaran untuk pengadaan media baik media teori maupun praktek, selain itu juga kurang diperhatikannya usulan kebutuhan dana dalam pengadaan media teori dan praktek oleh sekolah yang diusulkan program keahlian teknik pemesinan. Pemeliharaan dan perawatan media pengajaran baik media teori maupun praktek terdapat kesulitan, antara lain:

a) Kurangnya anggaran keuangan dalam pemeliharaan dan perawatan media pengajaran.

b) Kurangnya kesadaran bagi warga sekolah untuk merawat dan memelihara media pengajaran yang ada dalam menunjang kelancaran proses pembelajaran disekolah.

c) Belum adanya petugas khusus yang bertanggung jawab dan bertugas atas pemeliharaan dan perawatan media pengajaran.

8) Aspek Sumber Keuangan Dari hasil wawancara dalam penyediaan, pengelolaan, dan alokasi keuangan terdapat kesulitan, antara lain:

a) Minimnya penyediaan keuangan.

b) Kurangnya manajemen keuangan dalam penyediaan dana anggaran sekolah.

c) Minimnya iuran dana pengembangan pendidikan dari siswa berdasarkan rapat komite sekolah.

d) Kurangnya kesadaran siswa/ wali murid dalam membayar dana pengembangan pembelajaran tepat pada jadwal yang ditentukan.

e) Kurangnya manajemen pengelolaan anggaran keuangan yang ada untuk memenuhi biaya operasional pembelajaran.

f) Pihak sekolah kesulitan mengelola anggaran keuangan yang minim untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

g) Belum adanya kebersamaan dalam pengelolaan keuangan.

h) Begitu tingginya anggaran yang diperlukan setiap program keahlian untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran, sehingga sekolah sulit membagi anggaran bagi setiap program keahlian.

i) Kesulitan dalam memilih dan memilah anggaran berdasarkan skala prioritas kebutuhan untuk pembelajaran.

9) Aspek Sarana dan Perlengkapan Hasil wawancara dalam pengadaan sarana dan perlengkapan mengalami kesulitan karena keterbatasan anggaran keuangan untik pengadaan sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, program keahlian teknik pemesinan hanya bisa

59 mengusulkan kebagian Wakasek. Sarpras dan SDM tentang kebutuhan pengadaan sarana dan perlengkapan.

b. Evaluasi Proses

Tolok ukur evaluasi proses ini menggunakan pedoman wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Pedoman wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 3. Dari hasil wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek pelaksanaan KTSP, yaitu:

1) Aspek Pelaksanaan KTSP Kesulitan-kesulitan pelaksanaan KTSP mencakup beberapa indikator antara lain; pelaksanaan pengajaran, peran kepala sekolah, pemanfaatan media pengajaran, Pemanfaatan sarana dan perlengkapan, pelaksanaan administrasi, Pemanfaatan keuangan, dan pemberdayaan SDM.

a) Pelaksanaan Pengajaran Dari hasil wawancara terdapat kesulitan dalam pelaksanaan pengajaran yang disebabkan keterbatasan perlengkapan, kurangnya ketersediaan alat dan bahan praktek untuk menunjang proses pembelajaran keterampilan keahlian. Selain itu, kurangnya antusias, kemauan, dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.

b) Peran Kepala Sekolah Hasil wawancara menunjukkan adanya kesulitan peran kepala sekolah dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugas. Kepala sekolah memilki kesibukan yang padat sehingga monitoring dan kontroling kegiatan pembelajaran di program keahlian teknik pemesinan secara langsung jarang dilakukan.

c) Pemanfaatan Media Pengajaran Dari hasil wawancara ditemukan kesulitan dalam pemanfaatan media pengajaran yang tersedia dalam proses kegiatan belajar mengajar, diantaranya faktor usia lanjut guru sehingga dalam memanfaatkan media pengajaran dengan kemajuan teknologi yang ada masih kurang menguasai. Selain itu, kurangnya kesadaran guru untuk belajar memanfaatkan kemajuan teknologi sarana dan perlengkapan yang ada untuk proses kegiatan belajar mengajar.

d) Pemanfaatan Sarana dan Perlengkapan Dari hasil wawancara diketahui adanya kesulitan dalam pemanfaatan sarana dan perlengkapan dikarenakan kurangnya kesadaran guru untuk d) Pemanfaatan Sarana dan Perlengkapan Dari hasil wawancara diketahui adanya kesulitan dalam pemanfaatan sarana dan perlengkapan dikarenakan kurangnya kesadaran guru untuk

e) Pelaksanaan Administrasi Dari hasil wawancara tentang pelaksanaan administrasi pengajaran mengalami kesulitan karena kurangnya kesadaran dan kedisiplinan individu guru dalam melaksanakan serta memenuhi administrasi pengajaran.

f) Pemanfaatan Sumber Keuangan Dari hasil wawancara terdapat kesulitan dalam pemanfaatan sumber keuangan karena kebutuhan keuangan untuk menunjang operasional pembelajaran lebih besar dari pada pemasukan atau alokasi anggaran dana, sehingga terjadi kesulitan dalam mengatur serta memilih penggunaan keuangan berdasarkan skala prioritas kebutuhan.

g) Pemberdayaan SDM Dari hasil wawancara tentang pemanfaatan SDM terdapat kesulitan, diantaranya kurangnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas yang diemban dengan tuntas serta masih kurangnya kesadaran individu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu, kurang harmonisnya hubungan

61 antara rekan kerja guru sehingga saling lempar-melempar tugas dan tanggung jawab yang diberikan pihak sekolah. Kurangnya kesadaran setiap guru dalam berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh dari diklat atau kegiatan yang telah diikuti.

c. Evaluasi Produk

Tolok ukur evaluasi produk ini menggunakan pedoman wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Pedoman wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 3. Dari hasil wawancara kesulitan-kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek lulusan, yaitu:

1) Aspek Lulusan Kesulitan-kesulitan pelaksanaan KTSP pada aspek lulusan meliputi kuantitas lulusan dan kualitas lulusan. Dari hasil wawancara terdapat kesulitan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan yang disebabkan oleh kurangnya antusias, kesungguhan, dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Selain itu, kurangnya antusias dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tambahan diluar jadwal pembelajaran yang diadakan oleh sekolah dengan tujuan mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian nasional dan ujian program keahlian.

3. Tingkat Kesulitan Penerapan KTSP Program Keahlian Teknik Pemesianan SMK Negeri 5 Surakarta.

Tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta yang meliputi evaluasi input, proses, dan produk. Setiap jenis evaluasi meliputi aspek yang mencakup indikator di dalamnya. Untuk mempermudah identifikasi tingkat kesulitan penerapan KTSP

62 program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta, penelitian ini menggunakan tolok ukur sistem penilaian sebagai berikut:

1, 00 – 1, 25 : Sangat Rendah

1, 26 – 2, 51 : Rendah

2, 52 – 3, 77 : Tinggi

3, 78 – 5, 00 : Sangat Tinggi

a. Evaluasi Input

Tolok ukur evaluasi input ini menggunakan instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 5. Tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta meliputi aspek penerimaan siswa, siswa, guru, kepala sekolah, kurikulum, administrasi pengajaran, media pengajaran, keuangan, alokasi keuangan, yaitu:

1) Aspek Penerimaan Siswa Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek penerimaan siswa disajikan pada Tabel 13:

Tabel 13. Deskripsi Data Aspek Penerimaan Siswa Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Seleksi penerimaan siswa 1 48 2,82

2 45 2,65 Orientasi siswa 3 47 2,76

4 47 2,76 Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai rata-rata seleksi penerimaan siswa pada pengadministrasian pendaftaran siswa baru sebesar 2,82, sedangkan kepanitiaan penerimaan siswa baru sebesar 2,65. Berdasarkan kriteria penilaian

63 yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan seleksi penerimaan siswa tergolong tinggi. Nilai rata-rata orientasi siswa pada kegiatan orientasi siswa sebesar 2,76, sedangkan pembekalan mental dan kedisiplinan siswa sebesar 2,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan orientasi siswa tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata seleksi penerimaan siswa dan orientasi siswa tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan penerimaan siswa tergolong tinggi.

2) Aspek Siswa Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek siswa disajikan pada Tabel 14:

Tabel 14. Deskripsi Data Aspek Siswa Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kualitas siswa baru 5 47 2,76

Daya tampung kelas 7 47 2,76 Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kualitas siswa baru meliputi penyeleksian nilai rata-rata siswa masuk sebesar 2,76, penyeleksian siswa baru dalam pengetahuan, bakat, dan minat sebesar 2,94. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan terhadap kualitas siswa baru tergolong tinggi. Nilai rata-rata daya tampung kelas terhadap daya tampung setiap kelas sebesar 2,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan daya tampung kelas tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kualitas siswa baru dan daya tampung kelas tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan siswa tergolong tinggi.

3) Aspek Guru Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek guru disajikan pada Tabel 15:

Tabel 15. Deskripsi Data Aspek Guru Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kemampuan profesional 8 46 2,71

12 47 2,76 Tanggung jawab dan tugas 13 49 2,88

17 47 2,76 Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan profesional meliputi kualitas pendidikan guru sebesar 2,71, kemampuan guru mengajar sebesar 2,76, penguasaan bidang studi guru sebesar 2,76, kedisiplinan guru menjalankan tugas sebesar 2,88, efektifitas jam guru mengajar sebesar 2,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pada kemampuan profesional tergolong tinggi. Nilai rata-rata tanggung jawab dan tugas meliputi pelaksanaan tugas guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator sebesar 2,88, pembuatan perencanaan SAP, SRP, RPP, Silabus oleh guru sebesar 2,94, pembuatan modul mata diklat oleh guru sebesar 3,06, pembuatan job sheet praktek oleh guru sebesar 2,88, penyusunan materi evaluasi pembelajaran oleh guru sebesar 2,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pada tanggung jawab dan tugas tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan profesional

65 serta tanggung jawab dan tugas tergolong tinggi. Dengan demikian dapat 65 serta tanggung jawab dan tugas tergolong tinggi. Dengan demikian dapat

4) Aspek Kepala Sekolah Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek kepala sekolah disajikan pada Tabel 16:

Tabel 16. Deskripsi Data Aspek Kepala Sekolah Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kepemimpinan 18 52 3,06

19 46 2,71 Kemampuan akademik 20 45 2,65

22 45 2,65 Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepemimpinan meliputi pengambilan keputusan kepala sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebesar 3,06, pengambilan keputusan kepala sekolah berdasarkan kepentingan pendidikan sebesar 2,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pada kepemimpinan tergolong tinggi. Nilai rata-rata kemampuan akademik meliputi kegiatan monitoring kepala sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebesar 2,65, sistem pengorganisasian kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran sebesar 2,94, pembenahan dan perbaikan kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran sebesar 2,65. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pada kemampuan akademik tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kepemimpinan dan kemampuan akademik tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan kepala sekolah tergolong tinggi.

5) Aspek Kurikulum Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek kurikulum disajikan pada Tabel 17:

Tabel 17. Deskripsi Data Aspek Kurikulum Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Relevansi isi 23 51 3,00

24 49 2,88 Sistem penilaian 25 44 2,59

26 44 2,59 Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat relevansi isi meliputi penyusunan isi materi kurikulum sebesar 3,00,sedangkan relevansi isi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat sebesar 2,88. Berdasarkan kriteria penilaian yang 26 44 2,59 Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat relevansi isi meliputi penyusunan isi materi kurikulum sebesar 3,00,sedangkan relevansi isi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat sebesar 2,88. Berdasarkan kriteria penilaian yang

6) Aspek Administrasi Pengajaran Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek administrasi disajikan pada Tabel 18:

Tabel 18. Deskripsi Data Aspek Administrasi Pengajaran Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kesiapan administrasi 27 47 2,76

28 50 2,94 Tertib administrasi 29 50 2,94

33 52 3,06 Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kesiapan administrasi meliputi persiapan prosedur administrasi pembelajaran sebesar 2,76, sedangkan persiapan birokrasi administrasi pembelajaran sebesar 2,94. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan kesiapan administrasi tergolong tinggi. Nilai rata-rata tertib administrasi meliputi kedisiplinan guru menjalankan administrasi pengajaran sebesar 2,94, kelengkapan administrasi guru dalam pembelajaran 2,94, pendokumentasian data-data pembelajaran sebesar 2,94, akses administrasi pembelajaran sebesar 2,94, pentertiban administrasi pembelajaran siswa sebesar 3,06. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan tertib administrasi tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kesiapan administrasi dan tertib administrasi tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan administrasi pengajaran tergolong tinggi.

7) Aspek Media Pengajaran Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek media pengajaran disajikan pada Tabel 19:

Tabel 19. Deskripsi Data Aspek Media Pengajaran Indikator Nomor butir Jumlah

Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pengadaan media 34 47 2,76

36 54 3,18 Pemeliharaan dan perawatan 37 49 2,88

39 54 3,18 Tabel 19 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan media teori dan praktek meliputi pengadaan buku teori pembelajaran sebesar 2,76, pengadaan LCD atau OHP sebagai penunjang pembelajaran sebesar 2,88, pengadaan mesinmesin praktek sebesar 3,18. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pengadaan media baik teori maupun praktek tergolong tinggi. Nilai rata-rata pemeliharaan dan perawatan meliputi pembersihan dan perawatan mesin praktek sebesar 2,88, pengecekan dan pembenahan kerusakan mesin praktek sebesar 2,82, penggantian onderdil mesin praktek sebesar 3,18. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan sistem penilaian tergolong tinggi. Dari keteranngan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pengadaan media serta pemeliharaan dan perawatan tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan media pengajaran tergolong tinggi.

8) Aspek Sumber Keuangan Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek sumber keuangan disajikan pada Tabel 20:

Tabel 20. Deskripsi Data Aspek Sumber Keuangan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Penyediaan keuangan 40 45 2,65

41 48 2,82 Pengelolaan keuangan 42 45 2,65

43 41 2,41 Alokasi keuangan 44 50 2,94

Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyediaan keuangan meliputi pemasukan keuangan pendidikan dari pemerintah daerah sebesar 2,65, pemasukan keuangan pendidikan berdasarkan rapat komite sekolah sebesar 2,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan penyediaan keuangan tergolong tinggi. Nilai rata-rata pengelolaan keuangan pada manajemen pengeluaran berdasarkan prioritas pembelajaran sebesar 2,65, pengadministrasian laporan keuangan tahunan sebesar 2,41. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pengelolaan keuangan tergolong tinggi. Nilai rata-rata alokasi keuangan meliputi pemenuhan anggaran keuangan pembangunan gedung sebesar 2,94, pemenuhan anggaran keuangan pengadaan bahan praktek sebesar 2,88, pemenuhan anggaran keuangan pengadaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,76, pemenuhan anggaran keuangan pengadaan mesin praktek sebesar 3,06, pemenuhan anggaran keuangan peningkatan kualitas

70 guru sebesar 2,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pada alokasi keuangan tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata penyediaan, pengelolaan, dan alokasi keuangan tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan sumber keuangan tergolong tinggi.

9) Aspek Sarana dan Perlengkapan Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek sarana dan perlengkapan disajikan pada tabel 21:

Tabel 21. Deskripsi Data Aspek Sarana dan Perlengkapan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pengadaan sarana dan perlengkapan 49

54 46 2,71 Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan sarana dan perlengkapan meliputi pengadaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,88, kapasitas ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,76, kapasitas ruang ganti pakaian sebesar 2,82, kapasitas pemenuhan daya listrik sebesar 2,41, kelengkapan alat, tempat, dan sanitasi kebersihan sebesar 3,00, pengadaan perangkat komputer sebesar 2,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat kesulitan pengadaan sarana dan perlengkapan tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan sarana dan perlengkapan tergolong 54 46 2,71 Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengadaan sarana dan perlengkapan meliputi pengadaan alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,88, kapasitas ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,76, kapasitas ruang ganti pakaian sebesar 2,82, kapasitas pemenuhan daya listrik sebesar 2,41, kelengkapan alat, tempat, dan sanitasi kebersihan sebesar 3,00, pengadaan perangkat komputer sebesar 2,71. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat kesulitan pengadaan sarana dan perlengkapan tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat kesulitan sarana dan perlengkapan tergolong

b. Evaluasi Proses

Tolok ukur evaluasi proses ini menggunakan instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 5. Tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek pelaksanaan KTSP, yaitu:

1) Aspek Pelaksanaan KTSP Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek pelaksanaan KTSP disajikan pada Tabel 22:

Tabel 22. Deskripsi Data Aspek Pelaksanaan KTSP Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Pelaksanaan pengajaran 55 47 2,76

59 50 2,94 Peran kepala sekolah 60 46 2,71

62 48 2,82 Pemanfaatan media pengajaran 63 50 2,94

65 51 3,00 Pemanfaatan sarana dan perlengkapan 66

Tabel 22. Deskripsi Data Aspek Pelaksanaan KTSP (Lanjutan) Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

72 45 2,65 Pelaksanaan administrasi 73 45 2,65

75 47 2,76 Pemanfaatan sumber keuangan 76 45 2,65

79 42 2,47 Pemberdayaan SDM 80 50 2,94

82 49 2,88 Tabel 22 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pelaksanaan pengajaran meliputi kedisiplinan guru mengajar teori dan praktek sebesar 2,76, penguasaan guru terhadap materi pengajaran sebesar 2,59, komunikasi antara guru dan siswa sebesar 2,65, pelaksanaan prosedur keselamatan kerja praktek sebesar 2,82, kecermatan guru dalam menilai hasil belajar sebesar 2,94. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pelaksanaan pengajaran tergolong tinggi. Nilai rata-rata peran kepala sekolah meliputi monitoring kepala sekolah terhadap mengajar guru sebesar 2,71, monitoring kepala sekolah tehadap kegiatan praktek dibengkel sebesar 2,71, monitoring kepala sekolah terhadap kinerja karyawan 2,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan peran kepala sekolah tergolong tinggi.

73 Nilai rata-rata pemanfaatan media pengajaran meliputi pemanfaatan gambar, chart, grafik, alat peraga dalam pembelajaran sebesar 2,94, pemanfaatan buku pegangan sebagai bahan ajar sebesar 2,88, proporsi antara siswa praktek dengan mesin sebesar 3,00. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pemanfaatan media pengajaran tergolong tinggi. Nilai rata-rata pemanfaatan sarana dan perlengkapan meliputi pemanfaatan alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,88, pemanfaatan ruang alat dan perlengkapan praktek sebesar 2,53, pemanfaatan ruang ganti pakaian sebesar 2,76, pemanfaatan daya listrik sebesar 2,53, pemanfaatan alat, tempat, dan sanitasi kebersihan sebesar 2,53, pemanfaatan perangkat komputer sebesar 2,88, pemanfaatan mesin sebesar 2,65. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pemanfaatan sarana dan perlengkapan tergolong tinggi. Nilai rata-rata pelaksanaan administrasi meliputi kesiapan guru melaksanakan SAP, RPP, SRP, dan Silabus sebesar 2,65, pelaksanaan evaluasi belajar sebesar 2,59, penilaian guru berdasarkan SKL sebesar 2,76. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong sangat tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pelaksanaan administrasi tergolong sangat tinggi. Nilai rata-rata pemanfaatan sumber keuangan meliputi pemanfaatan keuangan untuk pembelajaran sebesar 2,65, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan bahan praktek sebesar 2,76, pemanfaatan keuangan untuk pengadaan onderdil dan perawatan mesin sebesar 2,94, pemanfaatan keuangan untuk kesejahteraan guru sebesar 2,47. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pemanfaatan sumber keuangan tergolong tinggi.

Nilai rata-rata pemberdayaan SDM meliputi pembinaan guru senior terhadap guru muda sebesar 2,94, pelatihan untuk meningkatkan SDM guru sebesar 2,88, pembinaan kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran sebesar 2,88. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah

74 ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan pemberdayaan SDM tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada secara keseluruhan dapat diketahui bahwa tingkat kesulitan aspek pelaksanaan KTSP yang mencakup pelaksanaan pengajaran, peran kepala sekolah, pemanfaatan media pengajaran, pemanfaatan sarana dan perlengkapan, pelaksanaan administrasi, pemanfaatan keuangan, serta pemberdayaan SDM adalah tergolong tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan pelaksanaan KTSP pada program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tergolong tinggi.

c. Evaluasi Produk

Tolok ukur evaluasi produk ini menggunakan instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta. Instrumen tingkat kesulitan penerapan KTSP program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta disajikan pada Lampiran 5. Tingkat kesulitan penerapan KTSP pada program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dalam aspek lulusan, yaitu:

1) Aspek Lulusan Tingkat kesulitan penerapan KTSP aspek lulusan disajikan pada Tabel 23:

Tabel 23. Deskripsi Data Aspek Lulusan Indikator Nomor butir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata (n: 17)

Kuantitas lulusan 83 48 2,82 Kualitas lulusan 84 54 3,18 Tabel 23 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kuantitas lulusan pada kuantitas kelulusan siswa sebesar 2,82. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan dalam kuantitas lulusan tergolong tinggi.

75 Nilai rata-rata kualitas lulusan pada kualitas kelulusan siswa sebesar 3,18. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian tingkat kesulitan dalam kualitas lulusan tergolong tinggi. Dari keterangan yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan secara keseluruhan lulusan program teknik pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta dari segi kuantitas maupun kualitas lulusan tergolong tinggi.