ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN POP HOTEL JL. WOLTER MONGINSIDI, BANDAR LAMPUNG

(1)

JL. WOLTER MONGONSIDI, BANDAR LAMPUNG By

OCHE ANGRYAWAN MUDA K. Abstract

Bored pile or also called deep foundation that serves to carry and hold the load acting on it is a load of construction on to the hard ground layer. Every foundation must be support the load to the safety limits, including support the maximum load. The purpose of this study is to calculate and compare the carrying capacity of the pile from data sondir using Aoki and De Alencar and Mayerhoff method, from data SPT using Reese & Wright and Mayerhoff method. Results of calculation of the carrying capacity of the foundation there are differences values, either views from using calculation method as well as the location of the point in the review. Bored pile bearing capacity is planned for diameters 80cm of 190 ton and for diameters 60 cm of 140 ton. Based on the results of the calculation of the carrying capacity single pile, for data sondir using Aoki and De Alencar method is diameter 80 cm of 123,1155 ton, diameter 60 cm of 69,2525 ton. Data Sondir with Mayerhoff method is diameter 80 cm of 310,181 ton, diameter 60 cm of 179,884 ton. Based on data SPT with Resse & Wright method is diameter 80 cm of 345,9816 ton, diameter 60 cm of 248,2648 ton. Data SPT with Mayerhoff method is diameter 80 cm of 259,9456 ton, diameter 60 cm of 159,7632ton. From the calculation of the carrying capacity of bored pile, it is safer wear the carrying capacity using data SPT with Meyerhoff method because more accurate that is diameter 80 cm of 259,9456 ton and diameter 60 cm of 159,7632 ton. Based on the calculation of the carrying capacity of bored pile that has been done, carrying capacity of the planned is less than actual carrying capacity, then the carrying capacity of bored pile foundation meets the requirements of the permitted.


(2)

Pondasi tiang atau disebut juga pondasi dalam berfungsi untuk memikul dan menahan beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas ke lapisan tanah yang keras. Setiap pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi.

Tujuan dari studi ini untuk menghitung dan membandingkan daya dukung tiang bor dari data sondir memakai metode Aoki dan De Alencar dan metode Mayerhoff, dari data SPT memakai metode Reese & Wright dan metode Mayerhoff. Hasil perhitungan daya dukung pondasi terdapat perbedaan nilai, baik dilihat dari penggunaan metode perhitungan maupun lokasi titik yang ditinjau. Kapasitas daya dukung bored pile direncanakan untuk diameter 80 cm sebesar 190 ton dan untuk diameter 60 cm sebesar 140 ton. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung tiang tunggal, untuk sondir dengan metode Aoki da De Alencar diameter 80 cm sebesar 123,1155 ton, diameter 60 cm sebesar 69,2525 ton. Sondir dengan metode Mayerhoff diameter 80 cm sebesar 310,181 ton, diameter 60 cm sebesar 179,884 ton. Berdasarkan data SPT dengan metode Resse & Wright diameter 80 cm sebesar 345,9816 ton, diameter 60 cm sebesar 248,2648 ton. SPT dengan metode Mayerhoff diameter 80 cm sebesar 259,9456 ton, diameter 60 cm sebesar 159,7632ton.

Dari hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile, lebih aman memakai daya dukung dari data SPT dengan metode Meyerhoff karena lebih aktual yaitu diameter 80 cm sebesar 259,9456 ton dan diameter 60 cm sebesar 159,7632 ton. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile yang telah dilakukan, daya dukung rencana lebih kecil dari daya dukung aktual, maka daya dukung pondasi bored pile memenuhi syarat-syarat yang diijinkan. Kata kunci : Pondasi Tiang, daya dukung pondasi


(3)

PADA PROYEK PEMBANGUNAN POP HOTEL

JL. WOLTER MONGINSIDI, BANDAR LAMPUNG

Oleh

OCHE ANGRYAWAN MUDA K.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar, Kab. Badung pada tanggal 28 Oktober 1988, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Soeroto Koesworo dan Ibu Lena Widyawati. Penulis menempuh pendidikan di TK Hang Tuah II, Kab. Lampung Utara diselesaikan pada tahun 1994, pendidikan di Sekolah Dasar (SD) KARTIKA II-5 Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2000, pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 9 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003, pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Arjuna Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Pada tahun 2012 penulis pernah melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada proyek Pembangunan POP Hotel JL, Wolter Monginsidi, Bandar Lampung yang dilaksanakan oleh PT. Caisson Dimensi.


(8)

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT yang mencintaiku dan membimbingku dalam menjalani hidup ini.

Papa Soeroto Kusworo dan mama Lena Widyawati terima kasih atas segenap cinta dan kasih sayang, do’a yang tak terputus, tulus,dan ikhlas. Terima kasih

telah membesarkan, mendidik, dan berkorban dalam segala hal tanpa lelah.

Saudara-saudaraku Adik-adik Ku, Rinintha Diah Prameswari dan Gabreilla Diah Pusparani yang melimpahkan dukungan serta motivasi yang bermakna.

Andaci Ria Viuri. Terima kasih telah memberikan dukungan, motivasi dan menemani dalam segala keaadaan.

Teman-teman Seperjuangan dan siapapun yang pernah kukenal dan ikut membantu. Terima kasih telah memberikan dukungan, motivasi


(9)

SANWACANA

Assallamualaikum Wr Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa Alam Semesta, karena atas izin dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile pada Proyek Pembangunan POP Hotel jl. Wolter Monginsidi, Bandar Lampung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jurusan Teknik Sipil di Universitas Lampung.

Skripsi ini tidak akan terwujud dan berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung dan penguji utama, atas kesediaannya meluangkan waktu untuk hadir diruang sidang menguji dan memberikan masukan serta saran dan kritiknya selama proses penyelesaian skripsi ini.


(10)

untuk segala do’anya, nasehat, dukungan dan semangat yang diberikan.

6. Adik-adik ku, Rinintha Diah Prameswari dan Gabreilla Diah Pusparani yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis baik bantuan moril maupun materil, nasehat, serta wawasan pengetahuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Andaci Ria Viuri atas segala dukungan serta semangat yang telah luar biasa diberikan.

8. Seluruh rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2007 Non Reguler : Bayu, Hafiz, Anung, Mahdiansyah, Lenon, Sarwin, Adnan, Syahrizal, Deni, Rengga, Aziz, Cicil, Buktin, Reza Eka, Indira, Refsen, Rudi Y, atas segala dukungan, bantuan, dan kebersamaannya.

9. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil 2004, 2005, 2006, dan 2008, Mas Fit, Chandra, Weli, Huga, Kadek, Asep, Irul, Mirza, Rino, Mas Hartono, Citra, Fadly, Ferry, Iren, Qodry, Hadi, Bosong, Laory, Andre Mio, Andri, Dicky, Danil, Yupi, Putu, Mas Kodim, Yogi, dan yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini, semoga hubungan pertemanan ini tetap terjaga.


(11)

11.Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis masih mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Teknik Sipil.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 2014 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR NOTASI... v

I. PENDAHULUAN A Latar Belakang dan Masalah ... 1

B Batasan Masalah ... 4

C Tujuan Penelitian ... 4

D Masalah Penelitian ... 5

E Metode Pengumpulan Data ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A Umum ... 6

B Macam-macam Pondasi ... 7

C Daya Dukung Tanah ... 11

D Pondasi Bored Pile ... 12

E Dinding Penahan (Retaining Wall) ... 15

F Landasan Teori ... 18

1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile dari Hasil Sondir (Metode Aoki dan De Alencar)... 18

2 Faktor Aman ... 19

3 Kapasitas Daya Dukung dari Data Sondir (Metode Mayerhoff) ... 20

4 Kapasitas Daya Dukung dari Data SPT (Metode Resse & Wright).. 21

5 Kapasitas Daya Dukung dari Data SPT (Mayerhof) ... 22


(13)

III. METODELOGI PENELITIAN

A Data Umum ... 25

B Metode Penyusunan ... 27

C Metode Pengumpulan Data ... 27

D Bagan Alir Penelitian ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A Data Teknis Pondasi Bored Pile ... 30

B Menghitung Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile ... 30

1 Kapasitas Daya Dukung dari Data Sondir (Metode Aoki & De Alencar) ... 30

2 Kapasitas Daya Dukung dari Data Sondir (Metode Mayerhoff) ... 34

3 Kapasitas Daya Dukung dari Data SPT (Metode Resse & Wright) ... 35

4 Kapasitas Daya Dukung dari Data SPT (Metode Mayerhoff) ... 40

C Retaining Wall ... 41

1 Data Tanah dan Detail Retaining Wall ... 41

2 Analisis Retaining Wall ... 42

a Menghitung Berat Struktur Retaining Wall ... 45

b Analisis Konstruksi Retaining Wall ... 56

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A Kesimpulan ... 60

B Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I : DATA HASIL UJI TANAH (SONDIR & SPT) DAN DENAH PONDASI BORED PILE BESERTA DETAIL


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Faktor Empirik Fb ... 19

Tabel 4.1 Perkiraan Nilai qca (Base) ... 31

Tabel 4.2 Perkiraan Nilai qca (Base) ... 33

Tabel 4.3 Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Diameter 80 cm

dari Data SPT (Metode Resse & Wright) ... 37 Tabel 4.4 Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Diameter 60 cm

dari Data SPT (Metode Resse & Wright) ... 39 Tabel 4.5 Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Diameter 80 cm

dari Data SPT (Metode Mayerhoff) ... 40 Tabel 4.6 Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Diameter 80 cm


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Macam-macam tipe pondasi ... 9

Gambar 2.2 Peralihan gaya pada pondasi ... 10

Gambar 2.3 Daya Dukung Batas Dari Tanah Pondasi ... 11

Gambar 2.4 Jenis-jenis Bored Pile (Braja M. Das, 1941) ... 13

Gambar 2.5 Jenis-jenis dinding penahan (Joseph E. Bowles, 1982) ... 17

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan POP HOTEL Lampung ... 26

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian ... 29

Gambar 4.1 Detail penampang melintang retaining wall ... 41

Gambar 4.2 Permukaan retaining wall dari arah luar proyek ... 42

Gambar 4.3 Tekanan lateral per meter pada bidang I dan III ... 44

Gambar 4.4 Tekanan lateral per meter pada bidang II ... 44

Gambar 4.5 Perencanaan sengkang sloof ... 49


(16)

DAFTAR NOTASI

Qult : Kapasitas daya dukung bored pile

q

b : Tahanan ujung sondir

Ap : Luas penampang tiang

q

ca (base) : Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah

ujung tiang

Fb : Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah

Qa : Kapasitas ijin tiang

qc : Tahanan ujung sondir JHL : Jumlah hambatan lekat KII : Keliling tiang

FK1,FK2 : Faktor keamanan, 3 dan 5 Qp : Daya dukung ujung tiang qp : Tahanan ujung per satuan luas cu : Kohesi tanah

Qs : Daya dukung selimut tiang

f : Tahanan satuan skin friction Li : Panjang lapisan tanah


(17)

P : Keliling tiang

Α : Faktor adhesi

Pa : Daya dukung ijin tiang

N : Nilai N SPT

Ast : Keliling penampang tiang

li : panjang segmen tiang yang ditinjau fi : Gaya geser pada selimut tiang

Ka : Koefesien tekanan aktif

φ : Sudut geser tanah

Pa : Tekanan tanah aktif total

H : Tinggi dinding


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan, sebagai mana diketahui pada dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang. Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya, semakin berbenah diri dalam pembangunan di berbagai sektor.

Pembangunan di kota Bandar Lampung di berbagai sektor meliputi drainase, pembangunan transportasi jembatan dan jalan raya, perumahan, perkantoran, perhotelan, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, dan sarana-sarana lainnya. Pembangunan ini bukan hanya bertitik tolak pada pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, tetapi juga pihak-pihak swasta yang turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan nasional.

Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam


(19)

suatu pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang berkerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras dapat memikul beban konstruksi tersebut.

Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktur atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.

Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Untuk itu penulis mencoba mengkonsentrasikan skripsi ini pada perencanaan pondasi dalam, yaitu bored pile (pondasi bored pile). Pondasi bored pile adalah salah satu pondasi yang dibangun dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan dicor. Bored Pile dipakai apabila tanah dasar yang kokoh mempunyai daya dukung besar terletak sangat dalam, yaitu kurang lebih 15 m serta keadaan sekitar tanah bangunan sudah banyak berdiri bangunan-bangunan besar seperti gedung-gedung bertingkat sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan retak-retak pada bangunan yang sudah ada akibat getaran-getaran yang ditimbulkan oleh kegiatan pemancangan apabila dipakai pondasi tiang pancang. Daya dukung bored pile diperoleh dari daya dukung geser atau selimut (friction bearing


(20)

mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang akurat juga. Ada dua metode yang biasa digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung bored pile yaitu dengan menggunakan metode statis dan metode dinamis.

Penyelidikan tanah dengan menggunakan metode statis adalah penyelidikan sondir dan standard penetrasi tes (SPT). Penyelidikan sondir bertujuan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan daya dukung lapis tanah dengan menggunakan rumus empiris.

Penyelidikan standard penetrasi test (SPT) bertujuan mendapatkan gambaran lapisan tanah beradasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan secara visual, sifat-sifat tanah, karakteristik tanah.

Perencanaan pondasi bored pile mencakup rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan berbagai tahapan yang meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis.


(21)

B. Batasan Masalah

Untuk menghasilkan pemahaman dalam masalah ini maka diperlukan adanya batasan-batasan masalah.

1. Hanya ditinjau untuk pondasi bored pile pada konstruksi Proyek Pembangunan Gedung POP HOTEL Lampung.

2. Hanya ditinjau untuk menghitung stabilitas daya dukung pondasi bored pile tunggal untuk pondasi bored pile tegak lurus tanpa akibat gaya horizontal.

3. Hanya ditinjau untuk menghitung analisis retaining wall (dinding penahan tanah) yang ada di proyek.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah :

1. Menghitung daya dukung pondasi bored pile tunggal dari hasir sondir, standard penetrasi test (SPT).

2. Membandingkan daya dukung pondasi bored pile tunggal dari hasil sondir, standard penetrasi test (SPT).

3. memeriksa keamanan dari retaining wall terhadap kemungkinan terjadinya bahaya guling dan geser akibat tekanan lateral dari tanah tetangga dan kemungkinan terjadinya penurunan tanah akibat hubungan antara berat struktur retaining wall dengan daya dukung tanah yang tidak layak.


(22)

mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama.

2. Penyusun berharap dapat memberikan pemahaman mengenai kapasitas daya dukung pondasi bored pile.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat mengumpulkan data yang mendukung Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa cara yang dilakukan antara lain :

a. Metode Observasi

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan data teknis pondasi bored pile yang diperoleh dari hasil survey langsung ke lokasi proyek Pembangunan Gedung POP HOTEL Lampung.

b. Pengambilan Data

Pengambilan data yang diperlukan dalam perencanaan diperoleh dari CV. Multi Construct Indonesia berupa data hasil sondir, SPT, hasil uji laboratorium pemeriksaan tanah serta gambar struktur.

c. Melakukan Studi Perpustakaan

Membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau untuk penulisan Tugas Akhir ini.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi (K.Nakazawa).

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat beban angin. Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. Pada bangunan ini, tiang-tiang dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air (H. C. hardiyatmo).

Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:

1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak, ke tanah pendukung yang kuat.

2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman tertentu sehingga bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup


(24)

akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.

4. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring. 5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut

bertambah.

6. Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air (H. C. Hardiyatmo).

B. Macam-macam Pondasi

Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan ketanah atau batuan yang berada dibawahnya. Klasifikasi pondasi dibagi 2 (dua) yaitu:

1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung seperti:

a. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom (Gambar 2.1b).

b. Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya (Gambar 2.1a). c. Pondasi rakit (raft foundation) yaitu pondasi yang digunakan untuk


(25)

bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak, sisi-sisinya berhimpit satu sama lainnya (Gambar 2.1c).

2. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:

a. Pondasi sumuran (pier foundation) yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang (Gambar 2.1d), digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi

lebarnya (B) lebih besar 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B≤ 1.

b. Pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam (Gambar 1e). Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang disbanding dengan pondasi sumuran (Bowles, 1991).


(26)

Gambar 2.1. Macam-macam tipe pondasi: (a) Pondasi memanjang, (b) Pondasi telapak, (c) Pondasi rakit, (d) Pondasi sumuran, (e) Pondasi tiang. (H. C. Hardiyatmo)

Untuk membantu memilih jenis pondasi, Peck memberikan rumus yaitu : 1. Untuk pondasi dangkal

D B≤ 1

2. Untuk pondasi dalam D


(27)

Gambar 2.2. Peralihan gaya pada pondasi a. Pondasi dangkal

b. Pondasi dalam

Pemilihan jenis pondasi yang tepat, perlu diperhatikan apakah pondasi tersebut sesuai dengan keadaan tanah :

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi telapak.

2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi tiang apung.

3. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 20 meter dibawah permukaan tanah, maka pada kondisi ini apabila penurunannya diizinkan dapat menggunakan tiang geser dan apabila tidak boleh terjadi penurunannya, biasanya menggunakan tiang pancang. Tetapi bila


(28)

dibawah permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 maka digunakan kaison tekanan.

5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 40 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini maka menggunakan tiang baja dan tiang beton yang dicor ditempat. (Bowles J.E, 1993)

C. Daya Dukung Tanah

Daya dukung tanah didefiniskan sebagai kekuatan maksimum tanah menahan tekanan dengan baik tanpa menyebabkan terjadinya failure. Sedangkan failure pada tanah adalah penurunan (sattlement) yang berlebihan atau ketidakmampuan tanah melawan gaya geser dan untuk meneruskan beban pada tanah. (Bowles J.E)


(29)

Gambar diatas menunjukkan bahwa apabila beban bekerja pada tanah pondasi dinaikkan maka penurunan akan meningkat dengan cepat setelah gaya telah mencapai gaya tertentu dan kemudian penurunan akan terus berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.

D. Pondasi Bored Pile

Pondasi bored pile adalah batang yang relative panjang dan langsing yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Daya dukung bore pile diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara bore pile dan tanah disekelilingnya.

Bored pile berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang juga akurat.

Ada beberapa jenis pondasi bored pile yaitu : a. Bored pile lurus tanah keras.

b. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel. c. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium. d. Bored pile lurus untuk tanah berbatu.


(30)

Gambar2.4.Jenis-jenisBoredpile(BrajaM.Das)

Ada beberapa alasan digunakannya pondasi bored pile dalam konstruksi :

1. Bored pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap. 2. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

3. Bored pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya. 4. Ketika proses pemancangan dilakukan, getaran tanah akan mengakibatkan

kerusakan pada bangunan yang ada di dekatnya, tetapi dengan penggunaan pondasi bored pile hal ini dapat dicegah.

5. Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi bored pile.

6. Selama pelaksanaan pondasi bored pile tidak ada suara yang ditimbulkan oleh alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang.


(31)

7. Karena dasar dari pondasi bored pile dapat diperbesar, hal ini memberikan ketahanan yang besar untuk gaya keatas.

8. Permukaan diatas dimana dasar bored pile didirikan dapat diperiksa secara langsung.

9. Pondasi bored pile mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral

Beberapa kelemahan dari pondasi bored pile :

1. Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pengecoran, dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai keadaaan cuaca memungkinkan atau memasang tenda sebagai penutup.

2. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah berkerikil maka menggunakan bentonite sebagai penahan longsor.

3. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik maka diatasi dengan cara ujung pipa tremie berjarak 25-50 cm dari dasar lubang pondasi.

4. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang, maka air yang mengalir langsung dihisap dan dibuang kembali kedalam kolam air.

5. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran.


(32)

7. Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang tertimbun di dasar, maka dipasang pipa paralon pada tulangan bored pile untuk pekerjaan base grouting.

E. Dinding Penahan (retaining wall)

Dinding-dinding penahan (retaining wall) adalah konstruksi yang digunakan untuk memberikan stabilitas tanah atau bahan lain yang kondisi-kondisi massa bahannya tidak memiliki kemiringan alami, dan juga digunakan untuk menahan atau menopang timbunan tanah (soil bank), onggokan batu bara atau onggokan biji-tambang, dan air.

Berdasarkan cara mencapai stabilitas, dinding penahan diklarifikasikan atas enam jenis utama (Gambar 2.5) :

a. Dinding gravitasi, sesuai dengan namanya, stabilitasnya tergantung pada beratnya.

b. Dinding konsol (cantilever) adalah dinding beton bertulang (reinforced concrete) yang menggunakan aksi konsol untuk menahan massa yang berada di belakang dinding dari kemiringan alami yang terjadi. Sebagian stabilitas dinding ini dicapai dari berat tanah yang ada di atas bagian tumit plat dasar.


(33)

c. Dinding penahan pertebalan belakang (counterfourt retaining wall) serupa dengan dinding penahan konsol, kecuali dinding penahan tanah tersebut digunakan untuk konsol panjang atau untuk tekanan-tekanan yang sangat tinggi di belakang dinding dan mempunyai pertebalan belakang, yang mengikat dinding untuk mengurangi momen-momen lentur dan geser, maka pertebalan belakang berada di belakang dinding dan dipengaruhi gaya-gaya tarik (tensile forces).

Dinding penahan pertebalan depan (buttressed retaining wall) serupa dengan dinding pertebalan belakang, bedanya batang desaknya (bracing) berada di depan dinding dan batang desak tersebut mengalami kompresi sebagai ganti dari tarikan.

d. Dinding penahan kisi (cribs walls), yang merupakan bagian-bagian yang dibangun dari potongan-potongan beton pracetak (precast concrete), logam, atau kayu dan didukung oleh potongan-potongan angker yang ditanam (embedded) di dalam tanah untuk mencapai stabilitas.

e. Dinding semi grativitasi, yakni dinding-dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding grativitasi sebenarnyadan sifat dinding konsol.

f. Tumpuan-tumpuan jembatan (bridge abutments) seringkali merupakan dinding-dinding penahan dengan perluasan dinding tumpuan (wing wall) untuk menahan urugan jalan masuk (approach fill) dan merupakan proteksi untuk melawan erosi.


(34)

bentangan jembatan (bridge span).

2. Tumpuan-tumpuan jembatan ditahan pada puncak sehingga tekanan tanah aktif kemungkinan tidak akan berkembang.


(35)

F. Landasan Teori

1. Kapasitas Daya Dukung Bored Pile Dari Hasil Sondir

Diantara perbedaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan berperan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya di lapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang, data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari bored pile sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari pondasi tiang.

Untuk menghitung daya dukung bored pile berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Aoki dan De Alencar.

Daya dukung ultimate pondasi bored pile dinyatakan dengan rumus :

Qult = (

q

b x Ap) (2.1)

dimana :

Qult = Kapasitas daya dukung bored pile.

q

b = Tahanan ujung sondir.


(36)

q

b =

( )

Fb (2.2)

dimana :

q

ca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D

dibawah ujung tiang.

Fb = Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah.

Tabel 2.1 Faktor empirik Fb

Tipe Tiang Pancang Fb

Bored Pile 3,5

Baja 1,75

Beton Pratekan 1,75

(Titi & Farsakh)

Pada perhitungan kapasitas pondasi bored pile dengan sondir tak diperhitungkan daya dukung selimut bored pile. Hali ini dikarenakan perlawanan geser tanah yang terjadi pada pondasi bored pile dianggap sangat kecil sehingga dianggap tidak ada.

2. Faktor Aman

a. Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas ultimit dengan faktor aman tertentu.


(37)

- Untuk dasar tiang yang dibesarkan dengan d < 2 m

Qa =

Qu

2,5

(2.3)

- Untuk dasar tiang tanpa pembesaran dibagian bawah

Qa =

Qu

2

(2.4)

3. Kapasitas Daya Dukung dari Data Sondir (Metode Mayerhoff) Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :

Qult = ( qc x Ap ) + ( JHL x KII ) (2.5)

Dimana :

qc = Tahanan ujung sondir. Ap = Luas penampang tiang. JHL = Jumlah hambatan lekat. KII = Keliling tiang.

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus :

Qijin = ( qc x Ap )

��1 +

( JHL x KII )

��2

(2.6)

Dimana :

qc = Tahanan ujung sondir. Ap = Luas penampang tiang. JHL = Jumlah hambatan lekat. KII = Keliling tiang.


(38)

Qp = Ap . qp (2.7) qp = 9 . cu

cu = (N-SPT x 2/3 x 10)

Dimana :

Qp = Daya dukung ujung tiang (ton). Ap = Luas penampang bored pile (m2). qp = Tahanan ujung per satuan luas (ton/m). cu = Kohesi tanah (ton/m2).

b. Daya dukung selimut bored pile (skin friction)

Qs = f . Li . p (2.8)

Dimana :

f = Tahanan satuan skin friction, ton/m2. Li = Panjang lapisan tanah, m.

P = Keliling tiang, m.

Qs = Daya dukung selimut tiang, ton.

Pada tanah kohesif :

f = α .

c

u (2.9)

dimana :

α = Faktor adhesi.


(39)

- Metode Kulhaway (1984), berdasarkan Grafik Undrained Shearing Resistance vs. Adhesion Factor.

Cu= Kohesi tanah, ton/m2.

Gambar 2.5. Tahanan geser selimut bored pile pada tanah pasiran (Resse & Wright, 1977)

5. Kapasitas daya dukung dari data SPT, (Meyerhof)

Pa =

( qc x Ap )

��1

+

( Σlifi x Ast )

��2 Dimana :

Pa = daya dukung ijin tekan tiang

qc = 20 N, untuk silt/clay. 40 N,untuk sand

N = nilai N SPT

Ap = luas penampang tiang

Ast = keliling penampang tiang

li = panjang segmen tiang yang ditinjau


(40)

6. Analisis dinding penahan (teori rankine) a. Tekanan tanah untuk kestabilan eksternal

Perhitungan stabilitas untuk dinding dengan permukaan facing vertikal diasumsikan bahwa massa dinding perkuatan tanah berperilaku sebagai struktur kaku dengan tekanan tanah berkerja pada bagian belakang sistem perkuatan tanah. Besarnya koefisien tekanan tanah aktif (Ka)

dihitung untuk dinding vertikal (didefinisikan sebagai dinding jika kemiringan facingnya kurang dari 8 derajat) adalah :

Ka = tan2 (45o–

2 )

Dimana :

Ka = koefisien tekanan aktif

φ = sudut geser tanah

b. Tekanan tanah aktif total (Pa) untuk dinding penahan tanah setinggi H

sama dengan luas diagram tekanannya, yaitu : Pa= ½ H2γ Ka

Dimana :

Pa = tekanan tanah aktif total

H = tinggi dinding

γ = berat volume tanah


(41)

c. Stabilitas terhadap bahaya guling

Faktor keamanan yang biasa digunakan untuk melawan guling terhadap tapak adalah 1,5, dengan nilai sebesar 2,0 disarankan untuk tanah kohesif :

Fguling =

� ℎ � � � �� �

� ℎ �� �

d. Stabilitas terhadap bahaya geser

Faktor keamanan untuk melawan geseran paling sedikit harus 1,5 untuk urugan tak berkohesi dan kira-kira 2,0 untuk urugan kohesif, yang dihitung sebagai berikut :

Fgeseran =

� ℎ� � −� �


(42)

A. Data Umum

Secara umum data pembangunan POP Hotel Lampung ini adalah sebagai berikut :

1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan POP Hotel Lampung. 2. Lokasi Proyek : Jalan Wolter Monginsidi, Bandar Lampung

3. Pemilik Proyek : PT. Simjaya Indotel Mandiri

4. Kontraktor pelaksana : PT. Caisson Dimensi (Kontraktor Pondasi) 5. Perencana Struktur : PT. Ekamitra Talentama

6. Perencana Arsitektur : Goutama &Partners Design Consultant 7. Perencana MEP : PT. Adhicipta Prajawidya

8. Konsultan Pengawas : PT. Multi Construct Indonesia 9. Quantity Surveyor : PT. Korra Antarbuana

10. Nilai Kontrak : Rp 50.000.000.000,00 11. Sumber Dana : PT. Simjaya Indotel Mandiri 12. Waktu Pelaksanaan : 10 Bulan (300 hari kalender)

13. Masa Pemeliharaan : 365 hari setelah serah terima pertama 14. Jenis Pelelangan : Pelelangan Terbatas (melalui undangan) 15. Jenis Kontrak : Lump sum fixed price contract.


(43)

16. Cara Pembayaran :

- Weekly progress (pekerjaan pondasi)

- Monthly progress (pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Plumbing) 17. Uang Muka : 10% dari nilai kontrak

18. Bangunan : semi-basement+ ground + 8 Lantai 19. Luas bangunan : 5900 m2

20. Luas area : 2806 m2

21. Peta Lokasi : Dapat dilihat pada gambar 3.1


(44)

Lampung” ini meliputi :

1. Pengumpulan data untuk keperluan analisa - Peta Topografi

- Data penyelidikan tanah - Gambar Teknis

- Analisa Konstruksi Bangunan Gedung 2. Pengumpulan data perencanaan

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Metode Literatur

Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan. 2. Metode Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan.


(45)

Adapun jenis – jenis data yang digunakan adalah : 1. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari survey lapangan melalui pengamatan dan pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi proyek, data bor mesin dan data SPT.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang akan dipakai.


(46)

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian SELESAI

PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

MENGHITUNG KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI

BORED PILE

ANALISA HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN MULAI

MENGHITUNG DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek pembangunan POP Hotel Jl. Wolter Monginsidi, Bandar Lampung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Kapasitas daya dukung bored pile direncanakan untuk diameter 80 cm sebesar 190 ton dan untuk diameter 60 cm sebesar 140 ton. Dari hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile, lebih aman memakai daya dukung dari data SPT karena lebih aktual yaitu diameter 80 cm sebesar 259,9456 t dan diameter 60 cm sebesar 159,7632 t.

2. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile yang telah dilakukan, daya dukung rencana lebih kecil dari daya dukung aktual, maka daya dukung pondasi bored pile memenuhi syarat-syarat yang diijinkan. 3. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa konstruksi retaining wall area

pagar yang terdapat pada proyek POP Hotel Lampung aman dari guling, geser, dan penurunan tanah, dan layak digunakan pada bangunan hotel. Hal ini terlihat dari angka keamanan yang memenuhi syarat.

4. Pada analisis terhadap guling, konstruksi aman karena jumlah momen yang bekerja pada konstruksi karena berat sendiri cukup besar untuk menahan kemungkinan momen yang timbul dari tekanan tanah aktif.


(48)

pijakan konstruksi retaining wall yang berupa tanah asli. Sementara itu pada analisis terhadap penurunan, didapat angka nilai gaya desak maksimum yang masih jauh di bawah nilai daya dukung tanah.

B. Saran

Dari hasil perhitungan dan kesimpulan di atas didapat saran sebagai berikut :

1. Penyelidikan tanah harus dilakukan secara teliti, agar diperoleh data yang sesuai dengan kondisi tanah yang sebenarnya.

2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang baik akan menghasilkan suatu konstruksi yang berkualitas baik.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. 1991. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Bowles, J. E. 1993. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Das, M. B. 1941. Principle of Foundation Engineering Fourth Edition, California State University, Sacramento.

Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Pondasi 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi 2 : Edisi Ketiga. Beta Offset, Yogyakarta.

Sosarodarsono, S. Dan Nakazawa, K. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. PT Pradya Paramita, Jakarta.

Girsang, Pricilia. 2009. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Tunggal Pada Proyek Pembangunan Crystal Square Medan, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.


(1)

B. Metode Penyusunan

Metode penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Pada Proyek Pembangunan Hotel JL. Wolter Monginsidi, Bandar Lampung” ini meliputi :

1. Pengumpulan data untuk keperluan analisa - Peta Topografi

- Data penyelidikan tanah - Gambar Teknis

- Analisa Konstruksi Bangunan Gedung 2. Pengumpulan data perencanaan

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Metode Literatur

Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan. 2. Metode Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan.


(2)

Adapun jenis – jenis data yang digunakan adalah : 1. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari survey lapangan melalui pengamatan dan pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi proyek, data bor mesin dan data SPT.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang akan dipakai.


(3)

D. Bagan Alir penelitian

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian SELESAI

PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

MENGHITUNG KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI

BORED PILE

ANALISA HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN MULAI

MENGHITUNG DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek pembangunan POP Hotel Jl. Wolter Monginsidi, Bandar Lampung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Kapasitas daya dukung bored pile direncanakan untuk diameter 80 cm sebesar 190 ton dan untuk diameter 60 cm sebesar 140 ton. Dari hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile, lebih aman memakai daya dukung dari data SPT karena lebih aktual yaitu diameter 80 cm sebesar 259,9456 t dan diameter 60 cm sebesar 159,7632 t.

2. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung tiang bored pile yang telah dilakukan, daya dukung rencana lebih kecil dari daya dukung aktual, maka daya dukung pondasi bored pile memenuhi syarat-syarat yang diijinkan. 3. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa konstruksi retaining wall area

pagar yang terdapat pada proyek POP Hotel Lampung aman dari guling, geser, dan penurunan tanah, dan layak digunakan pada bangunan hotel. Hal ini terlihat dari angka keamanan yang memenuhi syarat.


(5)

Karena itu guling tidak akan terjadi. Pada analisis terhadap geser, berat sendiri konstruksi masih mampu membuatnya diam di tempat walau ada gaya lateral tanah yang mendorong. Hal ini didukung dengan tanah pijakan konstruksi retaining wall yang berupa tanah asli. Sementara itu pada analisis terhadap penurunan, didapat angka nilai gaya desak maksimum yang masih jauh di bawah nilai daya dukung tanah.

B. Saran

Dari hasil perhitungan dan kesimpulan di atas didapat saran sebagai berikut :

1. Penyelidikan tanah harus dilakukan secara teliti, agar diperoleh data yang sesuai dengan kondisi tanah yang sebenarnya.

2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang baik akan menghasilkan suatu konstruksi yang berkualitas baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. 1991. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Bowles, J. E. 1993. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Das, M. B. 1941. Principle of Foundation Engineering Fourth Edition, California State University, Sacramento.

Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Pondasi 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi 2 : Edisi Ketiga. Beta Offset, Yogyakarta.

Sosarodarsono, S. Dan Nakazawa, K. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. PT Pradya Paramita, Jakarta.

Girsang, Pricilia. 2009. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Tunggal Pada Proyek Pembangunan Crystal Square Medan, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.