Aturan Angka Penting Penjumlahan dan Pengurangan dengan Aturan Angka Penting Perkalian dan Pembagian dengan Aturan Angka Penting

adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9 disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat Maka Massa elektron = kg Massa bumi = kg

b. Aturan Angka Penting

Aturan angka penting :  Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 12345 5 AP; 131,4 4 AP  Angka nol yang terletak di antara dua angka penting termasuk angka penting. Contoh : 202 3 AP; 5,007 4 AP  Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting. Contoh : 0,3400 4 AP; 1,50 3 AP  Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting. Contoh : 0,1 1 AP; 0,0067 2 AP  Semua angka nol di deretan akhir pada bilangan bukan desimal bukan termasuk angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis bawah termasuk angka penting. Contoh : 530000 2 AP; 530000 4 AP  Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki angka- angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan. Contoh : 34500 3 AP; 345,0 x 10 2 4 AP; 34,500 x 10 3 5 AP; 34500,0 6 AP

c. Penjumlahan dan Pengurangan dengan Aturan Angka Penting

Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran.

d. Perkalian dan Pembagian dengan Aturan Angka Penting

 Hasil akhir hanya boleh mengandung angka penting sebanyak angka penting dari bilangan yang paling sedikit angka pentingnya. 3 AP 2 AP 2 AP  Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti tidak diragukan nilainya, diperoleh dengan membilang. Perkalian bilangan eksak dengan angka hasil pengukuran menghasilkan angka yang jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka dari hasil hasil pengukuran. Contoh : 2,34 3 AP x 4 eksak = 9,36 3 AP  Hasil pengukuran yang dipangkatkan maka hasilnya adalah bilangan yang mempunyai angka penting sebanyak angka penting bilangan yang dipangkatkan. Contoh : 9,2 2 2 AP = 84,64 menjadi 85 2 AP  Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka yang sama banyak degan angka penting bilangan yang ditarik akarnya. Contoh : Akar dari 75 2 AP = 8,660254 menjadi 8,7 2 AP

2. Ketidakpastian pada Hasil Percobaan