PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEEDHOP DAN KNEE TUCK JUMP
TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH PADA SISWA
SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Tommy Indra Kesuma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan double leg speed hop dan
knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah
Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
desain penelitian pretest, ordinal pairing, treatment, posttest. Sampel sebanyak 30
siswa yang dibagi dalam 3 kelompok. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung sebanyak 30 siswa dari
total sampling sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.Teknik pengambilan
data untuk tes hasil tendangan bola lambung jauh menggunakan tes kemampuan
tendangan lambung.Teknik analisis data menggunakan analisis varians (Anava).
Hasil analisis data menunjukan bahwa latihan double leg speed hop dapat
meningkatkan kemampuan tendangan jarak jauh secara signifikan (
3.48

>
3.32.) begitu pula latihan knee tuck jump menujukan peningkatan secara
signifikan (
4.64 >
3.32.). Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa
latihan knee tuck jump lebih baik dari pada double leg speed hop dengan
nilai (
1.16 <
3.32).
Kesimpulannya, perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa kelompok latihan knee
tuck jump lebih baik daripada kelompok latihan double leg speed hop terhadap
kemampuan tendangan jarak jauh.
Kata Kunci : Knee Tuck Jump, Double Leg Speed Hop, Tendangan Jarak Jauh,

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 25 Mei 1992,
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara bapak Suhartono dan
ibu Darsinah.


Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Swasta Sejahtera
1 Bandar Lampung selesai pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) di SD Swasta
Sejahtera 1 Bandar Lampung selesai pada tahun 2004, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 8 Bandar Lampung selesai pada tahun 2007, dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun
2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui
jalur PKAB. Pada Tahun 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa
Biha Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat. Pada tahun 2013 Penulis
melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan,
Pesisir Barat.

vi

vi

PERSEMBAHAN


Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT,
kupersembahkan karya kecilku ini kepada:
Ibu dan Papahku tercinta yang telah mendidikku sejak kecil
dan tiada pernah lelah memberi semangat dan mendoakan
anak-anaknya;
Mas Joko Surono dan Mbak Tina, Mas Rio dan Mbak Nori
serta Calya Nathaniela Kesuma yang telah mendukung dan
memberiku motivasi.
Teman-teman FKIP Unila, Prodi Penjas khususnya, Temanteman di SSB Bintang Utara Pratama Bandar Lampung,
juga Rekan-rekan Wasit Kota Bandar Lampung terima kasih
atas semua bantuannya.
Para pendidikku yang ku hormati, terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan
Almamaterku, Universitas Lampung.

viii

Moto


Suatu hari, kita hanya akan menjadi memori
bagi sebagian orang. Sebab itu,
lakukanlah yang terbaik untuk
menjadi orang baik

(Tommy Indra Kesuma)

Jika kamu lelah berbuat baik, maka lelah itu akan hilang
dan kebaikan itu akan abadi. Jika kamu senang
berbuat dosa, maka senang itu akan hilang
dan dosa itu akan abadi
(Khalifah Umar bin Khattab)

vii

SANWACANA

Assalammualaikum. Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila.
Dengan Judul “Pengaruh Latihan Double Leg Speed Hop dan Knee Tuck Jump
Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah
Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung”
Dalam Penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

xi

3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada
penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku dosen Pembimbing Kedua atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atas kesediannya untuk
memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan,
dan Rekreasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis
menyelesaikan perkuliahan.
8. Pengurus dan Pelatih serta rekan-rekan di Sekolah Sepakbola Bintang
Utara Pratama Bandar Lampung yang telah membantu dan memberi izin
penulis melakukan penelitian.
9. Teman-teman seperjuangan KKN / PPL FKIP Unila Ali, Komang, Wanti,
Iga, Milla, Aini, Novia, Riwanti, juga Warga Pekon Biha, Pesisir Selatan
terutama Bapak dan Ibu Zamintur, Ahmad, Intan, Indra, Mak Ngah dan
Dewan Guru SMAN 1 Pesisir Selatan.
10. Sahabat terdekat saya Abdul Ghaffar, Arby Wahyu, Anggiat M. Gultom,

xi

Teguh Iman , Rudi Saputra , Burhan Cak Umar, Mukhroni terkhusus untuk

Almarhum Ade Sapaldo yang selalu meluangkan waktu untuk membantu
dan juga tempat saya berkeluh kesah dalam segala hal.
11. Teman-teman saya Ani, Desna, I Wayan, Rohima, Made, Wayan, Aditya,
Habib, Ega, Ardona, Arif Cuy, Hamid, dan semua teman-teman Penjas
Unila 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas
bantuan doa dan motivasinya, juga Mas Ali, Fahmy Firman, Dimas
Pratama, Imam, Abi, Itqoh terima kasih atas motivasi dan doanya.
12. Kakak tingkat Penjas, Adik tingkat Penjas, juga rekan-rekan di Prodi PKn,
Prodi PGSD 2011 terkhusus tim “Chang-E”, terima kasih atas segala doa,
saran, dukungan dan juga motivasi yang selalu kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua, aamiin.
Wassalammualaikum, Wr. Wb.
Bandar Lampung,
Penulis

November 2014

Tommy Indra Kesuma


xi

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Rumusan Masalah ...........................................................
D. Batasan Masalah..............................................................
E. Tujuan Penelitian.............................................................
F. Manfaat Penelitian ..........................................................

BAB II


1
4
5
5
6
6

TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Permainan Sepakbola.....................................................
Teknik Dasar Sepakbola ................................................
Teknik Dasar Tendangan Dalam Sepakbola ..................

Tendangan Jarak Jauh Dalam Sepakbola.......................
Daya Ledak Otot Tungkai ..............................................
Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai.....................
Latihan Pliometrik .........................................................
1. Latihan Double Leg Speed Hop ................................
2. Latihan Knee Tuck Jump ..........................................
H. Komponen Kondisi Fisik ...............................................
I. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan…………………………..
J. Komponen dari Latihan...................................................
K. Penelitian yang Relevan ................................................
L. Kerangka Pemikiran ........................................................
M. Hipotesis……………………………………………….
BAB III

xiv
xv
xvi

8
10

10
13
15
18
18
19
20
22
23
25
27
29
30

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ..........................................................
B. Desain Penelitian............................................................

xii

32
32

C. Variabel Penelitian ........................................................
D. Definisi Operasional Variabel .......................................
E. Populasi dan Sampel ......................................................
1. Populasi……………………………………………..
2. Sampel ………………………………………………
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................
G. Prosedur Penelitian……………………………………..
H. Instrumen Penelitian .......................................................
1. Uji Validitas Instrumen………………………………
2. Uji Reliabilitas……………………………………….
I. Teknik Analisis Data ........................................................
a. Uji Normalitas………………………………………..
b. Uji Homogenitas……………………………………...
c. Uji Hipotesis………………………………………….
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................
1. Deskripsi Data ..........................................................
2. Analisis Data.............................................................
a. Uji Prasyarat……………………………………..
1. Uji Normalitas…………………………………
2. Uji Homogenitas………………………………
b. Uji Hipotesis .........................................................
1. Hipotesis 1............................................................
2. Hipotesis 2............................................................
3. Hipotesis 3............................................................
B. Pembahasan....................................................................

BAB V

33
34
38
38
38
39
39
42
43
44
47
47
48
49

53
53
58
58
58
59
60
61
62
62
63

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran...............................................................................

67
67

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

69

LAMPIRAN ............................................................................................

71

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai Validitas Instrumen .....................................................................
Kriteria Reliabilitas ..............................................................................
Nilai Koefisien Reliabilitas..................................................................
Kriteria Skor Penilaian Tendangan Jarak Jauh ....................................
Rumus Anava Tunggal…………….....................................................
Hasil Data Kemampuan Tendangan Jarak Jauh
Dengan Pemberian Treatment Latihan Double Leg Speed Hop,
Treatment Latihan Knee Tuck Jump, dan Kelompok Kontrol………...
7. Hasil Uji Normalitas…………………………………………………..
8. Hasil Uji Homogenitas………………………………………………...
9 Hasil Pengukuran Tes Kemampuan Tendangan Jarak Jauh ................
10. Ringkasan anava .................................................................................

xiv

44
45
45
47
51

54
59
60
60
61

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Program Latihan Double Leg Speed Hop…………………………….
2. Program Latihan Knee Tuck Jump……………………………………
3. Validitas Instrumen…………………………………………………...
4. Uji Validitas .........................................................................................
5. Uji reliabilitas.......................................................................................
6. Data Tes Awal......................................................................................
7. Pembagian Kelompok ..........................................................................
8. Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Double Leg Speed Hop,
Knee Tuck Jump, Kontrol ....................................................................
9. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok 1……………………………….
10. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok 2………………………………..
11. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Kontrol (K 0)…………………..
12. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok 1……………………………….
13. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok 2……………………………….
14. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Kontrol ( K 0)…………………
15. Uji Homogenitas Tes Awal K 1 dan K 2……………………………..
16. Uji Homogenitas Tes Awal K 1 dan K 0……………………………..
17. Uji Homogenitas Tes Awal K 2 dan K 0……………………………..
18. Uji Homogenitas Tes Akhir K 1 dan K 2…………………………….
19. Uji Homogenitas Tes Akhir K 1 dan K 0……………………………..
20. Uji Homogenitas Tes Akhir K 2 dan K 0……………………………..
21. Analisis Data Statistik..........................................................................
22. Penghitung Analisis Data Varians .......................................................
23. Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur ....................................................
24. Pengujian Hipotesis 1 ..........................................................................
25. Pengujian Hipotesis 2 ..........................................................................
26. Pengujian Hipotesis 3 ..........................................................................
27. Tabel F .................................................................................................
28. Tabel r Product Moment .....................................................................
29. Tabel Z ..................................................................................................
30. Tabel Uji Normalitas..............................................................................
31. Tabel Nilai F Untuk Homogenitas.........................................................
32. Instrumen Penelitian ............................................................................
33. Foto-Foto..............................................................................................
34. Administrasi Surat-surat ......................................................................

xvi

71
75
79
80
81
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
101
102
103
104
105
107
108
109
110
111
114
119

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.

Lapangan Sepakbola ............................................................................
Kaki Bagian Kiri ..................................................................................
Tahapan-tahapan Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Kanan .......
Bagian Kaki Yang Digunakan Untuk Menendang ..............................
Tendangan Bola Jarak Jauh .................................................................
Latihan Double Leg Speed Hop ...........................................................
Latihan Knee Tuck Jump......................................................................
Desain Penelitian………………………………………………………
Pengaruh sudut elevasi pada jarak horizontal dan vertikal……………
Diagram Lapangan Tes Tendangan Jauh (long pass)…………………
Hasil Tes Awal dan Akhir Latihan Double Leg Speed Hop ................
Hasil Tes Awal dan Akhir Latihan Knee Tuck Jump ..........................
Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol ....................................
Perbandingan Hasil Rata-rata Beda Kelompok ...................................
15. Peneliti dan pelatih memberikan pengarahan sebelum tes…………...
16. Para siswa SSB BUP melakukan pemanasan sebelum tes…………...
17. Pengambilan tes awal tendangan lambung jauh……………………..
18. Peneliti mengukur jarak tes awal tendangan lambung jauh………….
19. Pemberian treatment latihan knee tuck jump…………………………….
20. Pemberian treatment latihan double leg speed hop…………………….
21. Tes akhir tendangan jarak jauh kelompok knee tuck jump……….. ......
22. Tes akhir tendangan jarak jauh kelompok double leg speed hop… .....
23. Tes akhir tendangan jarak jauh kelompok kontrol……………… ......
23. Peralatan tes penelitian ( bola sepak, meteran, cones)………………

xv

9
11
13
14
15
21
22
32
37
44
52
53
54
55
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118

xv

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang telah memasyarakat dan popular
dimuka bumi ini, sehingga tidak asing lagi bila seorang pemain sepakbola
modern sekarang ini selain postur tubuh yang atletis dan bermental yang baik
dituntut menguasai teknik, taktik, dan strategi yang benar dan konsisten atas
dasar koordinasi kaki untuk tetap menguasai bola dalam upaya mendukung
tercapainya tujuan dalam permainan sepakbola yaitu memasukkan bola
sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan.

Dewasa ini sepakbola tidak sekedar dilakukan untuk tujuan olahraga rekreasi,
akan tetapi dituntut suatu olahraga prestasi. Menurut UU Republik Indonesia
No. 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga prestasi
adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai
prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang
direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus disertai
pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional.

2

Faktor penting dan berpengaruh serta dibutuhkan oleh pemain sepakbola
adalah teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh para pemain
dengan baik, penguasaan teknik dasar merupakan suatu syarat yang harus
dimiliki oleh setiap para pemain, agar pemain dapat menjalankan tugasnya
bermain sepakbola dengan baik. Sukatamsi (1984:34) menyatakan teknik
dasar permainan sepakbola ada beberapa macam yaitu menendang bola,
menggiring bola, mengontrol bola, menyundul bola, merebut bola, lemparan
ke dalam, gerak tipu dan teknik khusus penjaga gawang. Gerakan yang paling
dominan dalam permainan sepakbola adalah menendang. Pemain yang
memiliki teknik menendang dengan baik, akan mampu bermain secara efisien.
Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke
gawang (shooting at the goal), dan menyapu (menjauhkan bola dari gawang
sendiri) dan untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Dalam menendang bola selain faktor teknik, diperlukan kondisi fisik yang
baik untuk menendang bola, komponen kondisi fisik menurut M.Sajoto
(1990:16) antara lain adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan,
daya lentur, kelincahan, koordinasi, ketepatan, reaksi dan keseimbangan.
Faktor fisik mempunyai peranan yang sangat utama, hal ini berarti keberadaan
fisik yang baik merupakan modal utama bagi pemain dalam meraih prestasi.
Dukungan fisik yang baik akan meningkatkan prestasi seorang pemain bila
program yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Daya ledak (power) merupakan salah satu dari beberapa komponen
kondisi fisik. Menurut M. Sajoto, (1990:17) daya ledak adalah

3

kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang
dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Ada dua komponen yang
sangat penting di dalam daya ledak, yaitu kekuatan otot dan kecepatan
otot, maka daya ledak dapat dimanipulasi atau ditingkatkan dengan
meningkatkan kekuatan otot tanpa mengabaikan kecepatan otot atau
sebaliknya dapat meningkatkan kecepatan otot tanpa mengabaikan
kekuatan otot. Jadi, daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot
tungkai untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dengan kontraksi
yang sangat cepat untuk dapat mengatasi beban yang diberikan.
Plyometrics merupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak
otot tungkai. Plyometrics berasal dari bahasa Yunani “plio” dan “metric”
yang masing-masing berarti “lebih banyak” dan “ukuran”. Plyometrics
mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot
yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau
peregangan otot yang terlibat. Plyometrics adalah latihan yang bertujuan
menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan
gerakan-gerakan eksplosif.

Berdasarkan fakta di lapangan, seperti yang terjadi pada siswa Sekolah
Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung, menurut pengamatan
peneliti memiliki kemampuan menendang bola jarak jauh yang berbeda-beda.
Hal ini terlihat pada saat latihan dan bertanding, umumnya para siswa tidak
bisa melakukan tendangan jarak jauh dengan baik dan tepat, Faktor kekuatan
otot tungkai yang masih lemah serta kemampuan teknik dasar menendang bola

4

jarak jauh yang belum tepat menjadi hal yang perlu diperbaiki. Usaha untuk
meningkatkan hasil yang baik dalam teknik menendang dibutuhkan latihan
yang tepat, terutama untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai pada
kemampuan menendang bola jarak jauh.

Terkait dengan hal di atas, maka ditawarkan suatu bentuk latihan dengan
gerakan pelatihan yang lebih variatif untuk melatih komponen kondisi fisik
terutama daya ledak otot tungkai dengan latihan double leg speed hop dan
knee tuck jump. Latihan double leg speed hop dan knee tuck jump
merupakan gerakan plyometrics yang dirancang untuk menggerakkan otot
pinggul, tungkai dan otot-otot khusus.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Double
Leg Speed Hop dan Knee Tuck Jump Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak
Jauh Pada Siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kemampuan teknik dasar tendangan jarak jauh siswa Sekolah
Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.
2. Masih lemahnya kekuatan tendangan jarak jauh siswa Sekolah Sepakbola
Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

5

3. Masih lemahnya aspek kondisi fisik, terutama daya ledak otot tungkai yang
mana memegang peranan penting terhadap keberhasilan menendang jarak
jauh.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah latihan double leg speed hop berpengaruh terhadap kemampuan
tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara
Pratama Bandar Lampung?
2. Apakah latihan knee tuck jump berpengaruh terhadap kemampuan
tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara
Pratama Bandar Lampung?
3. Manakah yang lebih baik antara latihan double leg speed hop, dan latihan
knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa
Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah membandingkan
model latihan double leg speed hop dan knee tuck jump terhadap kemampuan
tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama
Bandar Lampung.

6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan double leg speed hop terhadap
kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang
Utara Pratama Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan knee tuck jump terhadap kemampuan
tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara
Pratama Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan double leg speed
hop dan knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada
siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Penulis
Menambah

pengetahuan

dalam

penerapan

model

latihan

dalam

meningkatkan tendangan jarak jauh yang efektif.
2. Siswa SSB Bintang Utara Pratama / Pemain Sepakbola
Menemukan cara meningkatkan kemampuan tendangan jarak jauh yang
efektif.
3. Guru Penjaskes / Pelatih Sepakbola
Memberikan tambahan pengetahuan bagi pengembangan ilmu untuk
membantu pelatih maupun guru pendidikan jasmani dan olahraga untuk

7

menerapkan bentuk latihan yang efektif dalam meningkatkan kekuatan otot
tungkai serta kemampuan tendangan jarak jauh.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Permainan Sepakbola

Feri Kurniawan (2012:76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat
populer dimainkan oleh dua tim, yang masing masing beranggotakan sebelas
orang . Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan
tungkai kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di
daerah hukumannya. Seperti dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ”
kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah
pinalti, pemain lainnya tidak diperbolehkan mengguakan tangan atau lengan
untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk
lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan
di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling
berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian
luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi
udara.

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang
penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang

9

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi gawangnya agar tidak kemasukan bola.

Gambar 1
Lapangan Sepakbola

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran
tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang
sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang
lawannya.

Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam permainan
sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang baik
maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

10

B. Teknik Dasar Sepakbola

Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang
baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut
cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik. Penguasaan teknik dasar
merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh para pemain. Keberhasilan
suatu tim dalam setiap pertandingan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar,
karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik akan tercipta permainan
yang bermutu atau baik pula.

Menurut Sucipto dkk, (2000:17) beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki
pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping),
menggiring

(dribbling),

menyundul

(heading),

merampas

(tackling),

melempar ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping).

C. Teknik Dasar Tendangan Dalam Sepakbola

Dalam permainan sepakbola, menendang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan. Menurut Sukatamsi, (1984:44) seorang pemain yang tidak
menguasai teknik menendang dengan baik, maka pemain tersebut tidak akan
menjadi pemain yang baik dan kesebelasan yang baik adalah suatu
kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan
baik.

Menurut Sukatamsi, (1984:48) berdasarkan kegunaan atau manfaat dari
tendangan ada beberapa macam, antara lain: (a) untuk memberi umpan pada
teman, (b) untuk menembakkan bola ke arah gawang, untuk membuat gol

11

kemenangan, (c) untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah
pertahanan langsung ke depan, biasa dilakukan pemain belakang, (d) untuk
melakukan bermacam-macam tendangan, khususnya tendangan bebas,
tendangan sudut, tendangan hukuman.

Berdasarkan gambar kaki yang digunakan untuk menendang bola, terdapat
macam-macam tendangan, yaitu: (a) tendangan kaki bagian dalam, (b)
tendangan kura-kura kaki bagian dalam, (c) tendangan kura-kura kaki bagian
luar, (d) tendangan kura-kura kaki penuh, (e) tendangan ujung kaki, (f)
tendangan dengan tumit. (lihat gambar 2).

Gambar 2
Kaki Bagian Kiri
Sumber: Sukatamsi (1984:47)

12

Urutan menendang bola dengan kaki bagian dalam depan menurut
Sukatamsi, (1984:117) lebih lanjut dapat digunakan sebagai berikut :

a. Letakkan kaki tumpu: (1) kaki tumpu diletakkan di belakang
samping bola kurang lebih 25 cm – 30 cm, (2) arah kaki tumpu membuat
sudut kurang lebih 400 dengan garis lurus arah bola (garis di belakang
bola).

b. Kaki yang menendang: (1) kaki yang menendang bola di angkat ke
belakang kemudian di ayunkan ke depan kearah sasaran, (2) hingga
kura-kura kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah di bawah
bola, (3) gerakan kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak
lanjut ke depan).

c. Sikap badan: (1) pada waktu kaki yang menendang bola diayunkan ke
belakang, badan condong ke depan, (2) pada waktu menendang bola
karena posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, sikap badan
condong ke depan, (3) kedua tangan terbuka ke samping badan untuk
menjaga keseimbangan.

d. Pandangan mata pada waktu menendang bola, mata melihat pada bola
dan kearah sasaran.

e. Bagian yang di tendang tepat di tengah-tengah bola, bola akan bergerak
ke depan.

13

Gambar 3
Tahap-tahapan menendang bola dengan kaki sebelah kanan
Sumber: Sukatamsi, (1984: 118)

D. Tendangan Jarak Jauh Dalam Sepakbola

Menurut A. Sarumpaet, (1992:20) menendang merupakan suatu usaha untuk
memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki
atau bagian kaki. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam,
menggelinding maupun melayang di udara. Masalah tendangan sendiri dalam
permainan sepakbola itu sendiri sangat vital, karena tendangan adalah bagian
yang terpenting, seorang pemain sepakbola yang dapat menendang dengan
baik maka akan menjadi pemain yang baik pula.

Menurut Sukatamsi (1984:48) mengatakan bahwa menendang bola bertujuan
untuk memberikan atau mengoperkan bola pada teman sendiri, tendangan
kearah gawang (shooting), tendangan pemain belakang untuk mematahkan
atau mengembalikan serangan dari lawan dan tendangan khusus, misalnya
tendangan bebas (free kick), tendangan pinalti (penalty kick), tendangan sudut
(corner kick), dan lain-lain. Selain itu, menendang bola sendiri dibagi

14

bermacam-macam cara yaitu: 1) tendangan dengan kaki bagian dalam (inside
foot), 2) tendangan dengan kura-kura kaki (instep foot), 3) tendangan dengan
kura-kura kaki bagian dalam (inside-instep foot), 4) tendangan dengan kurakura kaki bagian luar (out side foot).

Pada penelitian ini akan diteliti khusus mengenai tendangan bola dengan
menggunakan kaki kura-kura bagian dalam (inside instep foot). Cara
melakukan teknik menendang bola dengan kaki kura-kura bagian dalam
(inside instep foot) adalah awalan sedikit serong kaki tumpu diletakkan
disamping belakang bola menghadap serong kaki tumpu dengan diletakkan
disamping belakang bola, jari-jari kaki menghadap serong dengan lutut
sedikit ditekuk. Kaki sayap diayunkan dari belakang ke depan membentuk
suatu lengkungan. Persentuhan kaki pada bola dengan punggung kaki sebelah
dalam. Bola disepak pada bagian bawah titik pusatnya, sedang badan sedikit
condong ke belakang.

Gambar 4
Bagian kaki yang digunakan menendang
Sumber : Sukatamsi, (1984 : 47)

15

Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik menendang bola
dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Tendangan dengan kurakura kaki bagian dalam depan sering digunakan dalam permainan sepakbola,
karena bola yang ditendang akan dapat lebih terarah menuju sasaran.
Kegunaan tendangan dengan kura-kura bagian dalam adalah untuk operan
jarak jauh, operan lambung, memasukkan bola ke mulut gawang dengan
tendangan melengkung.

Gambar 5
Tendangan Bola Jarak Jauh

E. Daya Ledak Otot Tungkai
Menurut M. Sajoto, (1990 : 17) daya ledak adalah kemampuan seseorang
untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu
sependek-pendeknya. Daya ledak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
daya ledak otot tungkai yaitu kemampuan otot tungkai dalam mengatasi
tahanan atau beban dalam suatu gerakan utuh dengan kecepatan yang tinggi.

Depdikbud, (1989:923) menyatakan tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari
pangkal paha ke bawah). Syaifuddin, (2006:85) anggota gerak bawah

16

dikaitkan pada bagian bawah tubuh dengan perantara gelang panggul,
meliputi: 1) tulang pangkal paha (coxea), 2) tulang paha (femur), 3) tulang
kering (tibia), 4) tulang betis (fibula), 5), tempurung lutut (patella), 6) tulang
pergelangan kaki (tarsalia), 7) tulang telapak kaki (meta tarsalia), 8) ruas
jari-jari kaki (phalange)

Otot-otot pembentuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan menendang bola
adalah otot anggota gerak bawah. Syaifuddin, (2006:101) otot-otot anggota
gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok, yaitu: 1) otot tulang kering, 2)
muskulus ekstensor talangus longus, 3) otot kedang jempol, 4) otot tendo
achilles, (5) muskulus falangus longus, (6) otot tulang betis belakang, (7) otot
kedang jari bersama.

Syaifuddin, (2006:100) otot-otot tungkai penggerak atas, mempunyai selaput
pembungkus yang sangat kuat disebut fisia lata. Otot-otot tungkai atas dibagi
menjadi tiga golongan yaitu: 1) yaitu otot abductor, meliputi: a) muskulus
abductor maldanus sebelah dalam, b) muskulus abductor brevis sebelah
tengah, c) muskulus abductor longus sebelah luar, ketiga otot ini menjadi satu
yang disebut muskulus abductor femoralis, dengan fungsi menyelenggarakan
gerakan abduksi tulang femur. 2) otot ekstensor, meliputi: a) muskulus rektus
femoris, b) muskulus vastus lateralis eksternal, c) muskulus vastus medialis
internal, d) muskulus vastus intermedial, dan e) otot fleksor femoris, meliputi:
1) bisep femoris berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai
bawah, 2) muskulus semi membranosus berfungsi membengkokkan tungkai
bawah, 3) muskulus semi tendinosus, 4) muskulus sartorius berfungsi

17

eksorotasi femur, memutar keluar saat lutut fleksi, serta membantu gerakan
fleksi femur dan membengkokkan ke luar.
Dalam permainan sepakbola kekuatan (strength) merupakan unsur yang
sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam melaksanakan
program latihan. Maksudnya kekuatan latihan ini hendaknya dilakukan dan
mendapat porsi latihan yang lebih banyak dibanding unsur yang lain.
Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih ketrampilan gerak.
Menurut M. Sajoto, (1990:16) mengatakan bahwa kekuatan (strenght) adalah
komponen

kondisi

fisik

seseorang

tentang

kemampuannya

dalam

mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Istilah daya eksplosive sama dengan daya ledak atau power. Daya ledak
menurut M. Sajoto, (1990:17) adalah kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu
sependek-pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan
(force) X kecepatan (velocity).
Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai daya
ledak yaitu kemampuan sistem otot yang terdiri dari satu atau segerombol
otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan yang tinggi untuk
mengarahkan kekuatan maksimal dalam gerakan yang utuh. Daya ledak otot
tungkai sangat bermanfaat bagi atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal
dalam olahraga sepakbola khususnya untuk gerakan menendang, daya ledak
otot tungkai sangat dibutuhkan terutama saat melakukan tendangan.

18

Mengingat sangat perlunya daya ledak dalam permainan sepakbola, maka
para pelatih dan anak latih harus mampu mengembangkan secara kontinyu,
sistematis dan cermat.
F. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai
Menurut Harsono, (1988:101) latihan adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari
kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
Gerakan-gerakan pada permainan sepakbola terdapat gerakan lari, loncat,
menendang, menghentakkan, dan, menangkap bola bagi penjaga gawang.
Semua gerakan tesebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan
pemain dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Meninjau kembali bahwa
latihan plyometrics adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan daya
ledak otot.

Latihan daya ledak otot tungkai pada dasarnya dapat dilakukan dengan
berbagai materi latihan plyometrics. Salah satu latihan plyometrics tersebut
adalah double leg speed hop dan knee tuck jump, di mana keduanya sama
bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai.

G. Latihan Pliometrik
Latihan Plyometrics merupakan suatu metode untuk mengembangkan daya
ledak atau eksplosive otot (power otot) yang merupakan salah satu
komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kinerja olahraga. Arti
dari plyometric tersebut berasal dari kata bahasa Yunani yaitu pleythuein

19

yang berarti memperbesar atau meningkatkan,dari akar kata bahasa Yunani
“plio” dan “metric”. Masing-masing berarti lebih banyak dan ukuran.
Menurut Radcliffe, (2002:2) plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang
ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap
pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang
terlibat. Kecepatan otot pada saat memanjang dan memendek tersebut
berpengaruh pada tenaga yang dihasilkan. Latihan untuk meningkatkan
power dapat dilakukan dengan menggunakan plyometric, prinsip metode
plyometric adalah otot selalu berkontraksi baik saat memanjang (Eccentric)
maupun saat memendek (Concentric). Dari definisi di atas dapat dikatakan
bahwa latihan Plyometrics adalah bentuk latihan Eksplosive Power dengan
karakteristik menggunakan kontraksi otot yang sangat kuat dan cepat, yaitu
otot selalu berkontraksi baik saat memanjang (Eccentric) maupun saat
memendek (Concentric) dalam waktu cepat, sehingga selama bekerja otot
tidak ada waktu relaksasi.

1. Latihan Double Leg Speed Hop

Yang dimaksud latihan double leg speed hop menurut Radcliffe
(2002:42) adalah latihan yang dilakukan dengan cara posisi badan
berdiri dengan setengah jongkok, kedua kaki diregangkan selebar bahu,
kemudian meloncat ke atas depan dengan cepat hingga posisi kaki di
bawah pantat dan selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Pelatihan
double leg speed hop ini melibatkan otot-otot gluteals, hamstrings,
quadriceps dan gastrocnemius.

20

Gambar 6
Latihan Double Leg Speed Hop
Sumber : Radcliffe (2002:42)

Keterangan gambar:
1. Posisi awal ke dua kaki rapat, badan agak membungkuk.
2. Lutut sedikit di tekuk ke bawah untuk melakukan loncatan.
3.Lakukan loncatan dengan ayunan lengan untuk membantu angkatan
maksimal.
4. Lutut di angkat setinggi mungkin dengan melipat kaki berada di bawah
pantat.
5. Kaki lentur saat akan mendarat.
6.Lompat dengan lepas keatas lagi dengan gerakan sama setelah mendarat.

2. Latihan Knee Tuck Jump

Menurut Radcliffe (2002:56) latihan knee tuck jump adalah latihan yang
dilakukan dengan cara posisi badan berdiri, kedua kaki diregangkan

21

selebar bahu dan telapak tangan menghadap ke bawah setinggi dada,
kemudian meloncat ke atas dengan cepat dan gerakkan lutut ke atas
ke arah dada dan usahakan menyentuh telapak tangan dan selanjutnya
mendarat dengan kedua kaki. Otot-otot yang dikembangkan adalah
fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps,dan
hamstrings.

Gambar 7
Latihan Knee Tuck Jump
Sumber: Radcliffe (2002:56)
Keterangan gambar:
1. Berdiri tegak dengan ke dua tangan di depan dada.
2. Lutut sedikit dilipat sedikit ke bawah.
3. Hentakkan ke dua kaki serentak ke atas, angkat lutut setinggi
mungkin ke atas sampai menyentuh telapak tangan.
4. Kaki rilek saat akan mendarat.
5. Lakukan loncatan seperti semula setelah posisi mendarat dengan
gerakan yang sama.

22

H. Komponen Kondisi Fisik
Tendangan yang baik harus didukung dengan kekuatan otot gerak kaki yang
baik. Untuk mendapat hasil tendangan yang jauh, keras, dan akurat selain
menguasai teknik tendangan juga diperlukan faktor pendukung yang lain,
yaitu faktor kondisi fisik. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh
dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik
peningkatan maupun pemeliharaan. Adapun komponen kondisi fisik
menurut M.Sajoto, (1990:16) adalah :
1) Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja.
2) Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan,
yaitu: Daya tahan umum (general endurance) adalah kemampuan
seseorang

dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan

peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terusmenerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas
tinggi dalam waktu cukup lama. Daya tahan otot (local endurance)
adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk
berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
beban tertentu.
3) Daya otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu
yang sependek-pendeknya.

23

4) Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu
sesingkat- singkatnya.
5) Daya lentur (flexibility) adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan
diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.
6) Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di
area tertentu.
7) Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintregasikan
bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal
secara efektif.
8) Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan
organ-organ syaraf otot.
9) Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan
gerakan-gerakan bebas terhadap sasaran.
10) Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak
secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera,
syaraf, atau feeling lainnya.

I. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan

Program latihan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar
latihan yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Prinsip beban berlebih (the overload principles).

24

Pendapat Fox (1993: 687) dalam Arif Cahyanto (2014) dikemukakan
bahwa intensitas kerja harus bertambah secara bertahap melebihi ketentuan
program latihan merupakan kapasitas kebugaran yang bertambah baik.
Bompa (1994: 29) dalam Arif Cahyanto (2014) bahwa pemberian beban
latihan yang melebihi kebiasaan kegiatan sehari-hari secara teratur. Hal itu
bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi
yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi.

b. Prinsip kekhususan (the principles of specificity).
Bompa, (1994: 32) dalam Arif Cahyanto (2014) latihan harus bersifat
khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan
dilakukan. Perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan kebutuhan
olahraga dan pertandingan tersebut.

c. Prinsip individual (the principles of individuality).
Bompa (1994: 35) dalam Arif Cahyanto (2014) menjelaskan bahwa latihan
harus memperhatikan dan memperlakukan seseorang sesuai dengan
tingkatan kemampuan, potensi, karakteristik belajar dan kekhususan
olahraga. Seluruh konsep latihan harus direncanakan sesuai dengan
karakteristik fisiologis dan psikologis seseorang, sehingga tujuan latihan
dapat ditingkatkan secara wajar.
d. Prinsip beban latihan meningkat bertahap (the tprinciples of progressive
increase load).

25

Bompa, (1994: 44) dalam Arif Cahyanto (2014) seseorang yang melakukan
latihan, pemberian beban harus ditingkatkan secara bertahap, teratur dan
ajeg hingga mencapai beban maksimum.

e. Prinsip Kembali Asal (the principles of reversibility).
Djoko P.I, (2000: 11) dalam Arif Cahyanto (2014) bahwa kebugaran yang
telah dicapai seseorang akan berangsurangsur menurun bahkan bisa hilang
sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran
yang tepat.

f. Prinsip mengenal sumber energi utama (the principles of predominant
energi system).
J. Komponen Dari Latihan
Komponen-komponen dari latihan meliputi:
1.

Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan
latihan yang betul dalam pelaksanaannya. Jadi apabila seorang atlet
melakukan

latihan

secara

kemampuannya, berarti

sungguh-sungguh

dengan

segala

dapat menjalankan intensitasnya 100%

(maksimal). Kategori intensitas menurut Bompa, (1983 : 78) : super
maksimal 90-100 % dari maksimum, maksimal 80-90 % dari
maksimum, sub maksimal 70-80 % dari maksimum, intermediate 50-70
% dari maksimum, rendah 30-50 % dari maksimum.

26

2. Volume Latihan
Volume latihan adalah latihan yang diberikan dalam satu set latihan,
jumlah repetisi, waktu interval istirahat selama 2-3 menit bila beban di
bawah 85%, dan 3-5 % bila beban lebih besar dari 85%. Bompa
menyatakan di dalam penentuan volume atau beban latihan untuk
menggunakan sistem step sype approach atau tangga, dimana setiap
garis vertical menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan
garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru
dinaikkan.
3. Durasi
Durasi adalah lamanya waktu latihan yang diperlukan dalam satu set
latihan. Waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat
dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Selain itu setiap latihan
juga harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan
kualitas atau mutu yang tinggi.
4. Frekuensi Latihan
Frekuensi adalah berapa kali suatu latihan setiap minggunya, cepat atau
lambatnya suatu latihan dilakukan setiap setnya, untuk program latihan
menendang bola menggunakan model latihan Double Leg Speed Hop
dan Knee Tuck Jump, latihan ini menggunakan frekuensi latihan 3 kali
dalam setiap minggunya.

27

5. Ritme
Ritme adalah irama dari suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat
irama latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan
berat ringannya suatu latihan dalam satu set latihan.
Tujuan utama dalam latihan adalah memperbaiki tingkat keterampilan
maupun unjuk kerja atlet. Menurut Bompa (1983:6) tujuan latihan adalah:
a. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.
b. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khususnya
sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam praktek olahraga.
c. Untuk memoles dan menyempurnakan teknik olahraga yang
dipilih.
d. Memperbaiki dan menyempurnakan strategi yang penting yang dapat
diperoleh dari belajar taktik lawan.
e. Menanamkan kualitas kemauan .
f. Menjamin dan mengamankan persiapan tim secara otomatis.
g. Untuk mempertahankan keadaan sehat setiap atlet.
h. Untuk mencegah cidera.
i. Untuk menambah pengetahuan atlet.

K. Penelitian yang Relevan

Untuk melengkapi dan membantu dalam penelitian ini, peneliti mencari
bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan
diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna
mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan

28

sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang
relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Adhi Parthayasa tahun 2013 dalam
jurnal yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Double Leg Speed Hop dan
Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai”. Jenis penelitian
ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan the
randomized

pretest

posttest

control

groups design.

Berdasarkan

kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara
kedua pelatihan dan pelatihan knee tuck jump mempunyai pengaruh yang
lebih baik dari pelatihan double leg speed hop.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Rosnita (2012) dengan judul
“Perbedaan Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Double Leg Speed Hop
Terhadap Power Otot Tungkai Pada Siswa Putri Ektrakurikuler SMK
Negeri 7 Pekanbaru”. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
eksperimen. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yaitu bahwa ada perbedaan pengaruh antara latihan knee tuck
jump dan double leg speed hop.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrizal Effendi (2012) dengan judul
“Pengaruh Latihan Knee-Tuck-Jump Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya
Jongkok Siswa Putra Kelas VIII SMP 4 Tambang Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar”. Kesimpulan yang diperoleh bahwa adanya pengaruh
yang signifikan antara latihan Knee-Tuck-Jump terhadap Hasil Lompat

29

Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas VIII SMP 4 Tambang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar.
L. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting. Kerangka berfi

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN Pengaruh Latihan Double Leg Speed Hop Dan Squat Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Sepak Bola Club Salatiga.

0 2 14

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN Pengaruh Latihan Double Leg Speed Hop Dan Squat Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Sepak Bola Club Salatiga.

0 2 14

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KUALITAS TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 3 20

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KUALITAS TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 2 7

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG CONE HOP TERHADAP TENDANGAN MELAMBUNG JAUH PADA Pengaruh Latihan Double Leg Cone Hop Terhadap Tendangan Melambung Jauh Pada Sekolah Sepak Bola New Salatiga Football Club.

0 1 15

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG CONE HOP TERHADAP TENDANGAN MELAMBUNG JAUH PADA Pengaruh Latihan Double Leg Cone Hop Terhadap Tendangan Melambung Jauh Pada Sekolah Sepak Bola New Salatiga Football Club.

3 7 15

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL MENENDANG JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA KLUB BUANA PUTRA KUWU KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010.

0 0 2

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DENGAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DENGAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN KELINCAH

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DENGAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN FUTSAL NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DENGAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGK

0 8 16