Three-Pass Protocol Big O

2.9. Three-Pass Protocol

Three Pass Protokol pada kriptografi, dalam pengiriman pesan merupakan suatu skema kerja yang memungkinkan satu pihak terjaga kerahasiaanya saat mengirimkan pesan ke pihak kedua tanpa perlu bertukar atau mendistribusikan kunci enkripsi. Disebut Three-Pass Protocol karena pengirim dan penerima pesan melakukan tiga tahap pertukaran untuk mengenkripsi pesan tersebut. Konsep dasar Three-Pass Protocol bahwa masing-masing pihak memiliki kunci enkripsi pribadi dan sebuah kunci deskripsi pribadi. Kedua belah pihak menggunakan kunci mereka masing- masing untuk mengenkripsi pesan dan kemudian untuk mendekripsi pesan. Berikut merupakan Skema dari Three-Pass Protocol : Gambar 2.5 Skema Three-Pass Protocol Cara kerja skema Three-Pass Protocol: 1. Pengirim Agus memilih sebuah kunci sandi pribadi s dan kunci dekripsi t. Pengirim pesan mengenkripsi pesan m dengan kunci s dan mengirimkan pesan terenkripsi Es, m untuk penerima Boni. 2. Penerima memilih sebuah kunci pribadi r dan kunci dekripsi q dan mengenkripsi pesan pertama Es, m dengan kunci r lalu, mengirimkan kembali kunci enkripsi ganda Er, Es, m kepada pengirim Agus. 3. Pengirim Agus mendekripsi pesan kedua dengan kunci t. Karena dari sifat komutatif dimana Dt, Er, Es, m = Er, m yang merupakan pesan dienkripsi dengan hanya penerima private key. Lalu pengirim mengirimkan pesan ini ke Universitas Sumatera Utara penerima. Selanjutnya penerima mendekripsi pesan tersebut dengan kunci q sehingga dapat diketahui plainteksnya. Dengan demikian antara Agus dan Boni tidak terdapat pertukaran atau pendistribusian kunci, sehingga kerahasiaan kunci tetap terjaga.

2.10. Big O

Notasi big O pertama kali diperkenalkan oleh seorang teoritis bilangan bernama Paul Bachmann pada tahun 1894, didalam buku keduanya yang berjudul Analytische Zahlentheorie “analytic number teory”. Dalam teori kompleksitas komputasi, notasi big O sering digunakan untuk menjelaskan bagaimana ukuran data masukan mempengaruhi sebuah kegunaan algoritma dari sumber daya komputasi biasanya running time atau memori. Definisi pertama dalam pengukuran kompleksitas suatu masalah adalah Big O Hankerson D. Menezes, Vanstone, 2003. Definisi : Tn = Ofn, jika ada konstanta positif c dan dimana Tn cfn, ketika n . Tn = Ofn, artinya Tn berorde paling besar fn bila terdapat konstanta c dan sehingga Tn = cfn untuk n = 2.10 .1 Big Omega Ω Defenisi kedua dalam pengukuran kompleksitas suatu masalah adalah Big Omega. Hankerson D. Menezes, Vanstone, 2003. Definisi : Tn = Ωfn, jika ada konstanta positif c dan dimana Tn cFn, ketika N 1 2.10.2 Big Theta ɵ Definisi ketiga dalam pengukuran kompleksitas suatu masalah adalah Big Theta. Hankerson D. Menezes, Vanstone, 2003. Definisi : Tn= ɵ fn, jika dan hanya jika Tn = Ofn dan Tn = Ωfn Universitas Sumatera Utara Suatu algoritma dikatakan anggota Θ hn jika algoritma itu adalah anggota Ohn dan anggota Ωhn. Contoh : Karena Tn = + adalah angota O dan anggota Ω , maka Tn adalah anggota Θ . Contoh : For i ← 1 to n do For j ← 1 to i do For k ← j to n do a ← a + 1 end for end for end for Nilai O- besar, Ω-besar, dan Θ-besar dari algoritma di atas adalah sebagai berikut : Untuk i = 1, Untukj = 1, jumlah perhitungan = n kali Untuk i = 2, Untukj = 1, jumlah perhitungan = n kali Untukj = 2, jumlah perhitungan = n –1 kali … Untuk i = n, Untuk j = 1, jumlah perhitungan = n kali Untuk j = 2, jumlah perhitungan = n –1 kali Untuk j = n, jumlah perhitungan = 1 kali. Tn = + + + ... + 1 = nn + 12n + 16 = + + 1. Diperoleh Tn ≤ 3untuk n ≥ 4 dan Tn ≥ 2 untuk n ≥ 1. Sehingga diperoleh : Tn = O = Ω = Θ .

2.11. Penelitian Terkait