Sistem Ekonomi Indonesia
SEJARAH DAN
FAKTOR INTERNAL
(DOMESTIK) FAKTOR EKTERNAL (GLOBAL) kondisi fisik (termasuk iklim) perkembangan teknologi
Lokasi geografi perekonomian dan kondisi
Jumlah dan kualitas SDM politik dunia Jumlah dan Kualitas SDA
keamanan global Kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya Sistem politik Kondisi perekonomian negara-negara berkembang (LDCs) tidak dapat dipisahkan dari : sistem perekonomian atau orientasi pembangunan ekonomi yang diterapkan Pembangunan infrastruktur fisik dan sosial
(seperti pendidikan dan kesehatan) yang dilakukan Tingkat pembangunan yang telah dicapai pada masa lampau yakni pada zaman penjajahan (kolonialisasi)
SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
Sejarah
Perekonomian
Indonesia
(1) Pemerintahan Orde Lama (2)
Pemerintahan Orde baru (3) Pemerintahan
Transisi (4) Pemerintahan
Reformasi
(1) PEMERINTAHAN ORLA (1945
- – 1965)
- Banyak kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil mempengaruhi kondisi perekonomian:
- – Tekanan dari Belanda masih ada
- – Pemberontakan di daerah-daerah marak
- Buruknya kondisi infrastruktur ekonomi, fisik, dan non fisik sepeninggalan Jepang.
Ilustrasi buruknya perekonomian masa
Orde Lama : 1951 – 1958 Sempat mengalami pertumbuhan rata-rata 7% 1958- – 1966 Pertumbuhan turun drastis rata-rata 1,9% 1965 – 1966 Mengalami stagflansi 1955
- – 1965
- -Jumlah pendapatan rata-rata 151 juta rupiah - Jumlah pengeluaran rata-rata 359 juta rupiah 1955 Defisit anggaran 14% 1965 Defisit anggaran 200%
- – 1965) :
- Dari perkembangan Politiknya masa ini dibagi- bagi 3 (tiga) periode (Dumairy: 1996)
- – Periode 1950 – 1959 : Demokrasi terpimpin / liberal
- – Periode 1959 – 1965 : Demokraso terpimpin
- – 1996)
- Konsentrasi ekonomi pemerintahan ditujukan
- 1966 – 1970, upaya-upaya pemulihan stabilitas
- 1969, Repelita I (Rencana Pembangunan lima
- 1980-an :
- – Perubahan sistem perekonomian dari sentralisasi
- – Sektor swasta semakin besar
- – PMA berdatangan
- Pada tingkat mikro: Pembangunan tidak terlalu berhasil
- – Kesenjangan ekonomi semakin besar
- – 1998)
- Pada tahun 1997 terjadi krisis nilai tukar Baht terhadap
- Indonesia kemudian meminta bantuan IMF, namun situasi semakin buruk dengan melemahnya nilai rupiah.
- Krisis di Indonesia kemudian meluas kepada masalah tidak hanya moneter, tapi juga politik dan keamanan.
- – 2001)
- 1999 : Abdurahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai presiden
- Diawal kepemimpinannya kepercayaan investor mulai membaik
- 2000, kondisi mulai stabil, dilihat dari:
- – laju pertumbuhan hampir 5 %
- – Laju inflansi rendah
- Gejolak politik dalam negeri meningkat:
- – Pertentangan dengan elit politik
- – Hubungan dengan IMF memburuk
- – Kabinet tidak menunjukkan kinerja yang optimal
- – Dituding tidak adanya sense of crisis
- 2001, indikator ekonomi memburuk:
– Kurs Rupiah Rp 2000 menjadi Rp 7.000, bahkan
tahun 2001 mencapai Rp 10.000- – Cadangan devisa menurun dari US$ 29 Milyar menjadi 28,87 Milyar US$
- Dumairy (1996)
- Kyoko Sheridan (1998)
- Bachrawi Sanusi (2000)
- Menurut SANUSI :
- Menurut LEMHANAS :
- Moral agama
- Moral kemerataan sosial
- Moral nasionalisme ekonomi
- Moral kerakyatan
- Moral keadilan sosial
- Hasil kajian baru teori modernisasi menghindari untuk memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua perangkat sistem nilai yang bertolak belakang. Tetapi saling mendukung.
- Teori baru modernisasi lebih mempertanyakan
- Kajian baru teori modernisasi tidak lagi menjadikan barat sebagai satu2nya model.
- Teori baru modernisasi ini lebih memberikan perhatian pada faktor eksternal (lingkungan internasional) dibanding pada masa sebelumnya.
- Wong Siu-Lun
- Wiston Davis • Michael R. Dove
- Nuasannya pada pedekatan ekonomi liberal
- Tokoh terkemuka Paul Presbisch
- Kental pengaruh pemikiran-pemikiran Marxis
- Menurut Prebisch adanya pembagian kerja secara internasional membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya sehingga terciptalah dua kelompok: negara pusat (industri) dan negara pinggiran (pertanian)
- Nilai tukar barang industri dengan barang
- Defisit anggaran tersebut dijelaskan dari beberapa hal:
- – Hukum Engles : bahwa pendapatan yang meningkat menyebabkan prosentase konsumsi makanan terhdap pendapatan justru menurun.
- – Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara pertanian untuk mengekspornya kesana.
- – Kebutuhan akan bahan mentah bisa dikurangi sebagai akibat dari adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang bisa membuat bahan-bahan
- TEORI GOD
- TEORI GOLD
- Operasi perbankan yang sangat buruk
- nepotisme merajalela
- Utang swasta tidak transparan
- Korupsi melalui monopoli • Spekulasi modal asing yang tinggi, dst.
- Pasca 1997 (krisis ekonomi), kondisi makroekonomi Indonesia mengalami perbaikan, indikatornya adalah:
- – Penguatan kestabilan rupiah (mata uang nasional terhadap dolar)
- – Rp 9.800 / US dollar
- – Angka inflansi menurun :
- 2002 : 10,5%
- 2003 : 5,06%
- – Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bisa ditekan dari 10,5% menjadi 8,34%
- – Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat, meskipun baru diseputar 4%
- Selain ini kondisi makro ekonomi juga dipengaruhi oleh isu-isu atau masalah- masalah :
- Foreign Direct Investment • Deposito Asing pada Bank-bank Komersial nasional (Foreign Deposits/FD)
- Pinjaman Utang baik swasta/pemerintah
- Investasi dalam pasar uang, dalam pasar modal.
- Contohnya bisa berbentuk bantuan atau pinjaman luar negeri (foreign Aid) baik individual, multilateral melalui lembaga independen.
- 60 % ULN adalah utang sektor publik, dengan komposisi sebagai berikut:
- – 52% : utang pemerintah
- – 3,24% : Utang Bank Pemerintah – 4.13% : Utang BUMN
- Utang swasta 40,5%
Periode 1945 - 1950
Demokrasi
Parlementer /
Liberal
Demokrasi TerpimpinStruktur ekonomi masih peninggalan zaman kolonialisasi
Masa peralihan struktur
ekonomi: nasionalisasi perusahan-perusahan Belanda Perubahan struktur ekonomi semakin dekat dengan pemikiran sosialis/ komunis(2) PEMERINTAHAN ORBA (1966
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
ekonomi, sosial dan politik terutama rehabilitasi ekonomi
tahun pertama) tujuan utama: membuat Indonesia menjadi swasembada.
(1970-an) menjadi desentralisasi
PERBEDAAN ORLA & ORBA: ORLA (1945 – 1965) ORBA (1966 – 1996) Orientasi Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi tertutup orientasi sosialis/ komunis Ekonomi terbuka orientasi kapitalis Kemauan Politik (Political will) Kondisi baru merdeka, emosi nasionalisme sangat tinggi, keinginan terlihat lebih unggul dimata bangsa asing, sehingga proyek mercu suar sangat marak Kemauan politik kuat untuk membangun ekonomi dan membuka ruang yang besar bagi modal asing
Stabilitas Politik & Ekonomi Tingkat inflansi sangat tinggi Menurunkan tingkat inflansi (1966 = 500%
ORLA ORBA
Sumber Daya Kualitas SDM yang baik sangat Lebih baik dengan (1945 – 1965) (1966 – 1996) Manusia terbatas yang sekolah presentasi masyarakat meningkatnya Dunia Perang Dunia II berpengaruh berakhirnya Perang Kondisi Politik Situasi dunia yang baru selesai Kondisi oil boom, negatif Vietnam dan Perang dampak positif Dingin membawa
(3) PEMERINTAHAN TRANSISI (1997
Dollar di Thailand. Peristiwa ini kemudian menyeret situasi krisis keuangan Asia termasuk krisis yang melanda keuangan Indonesia.
(4) PEMERINTAHAN REFORMASI (1999
– IHSG : memperlihatkan tren negatif (merosot 300
poin)SISTEM EKONOMI INDONESIA
DEFINISI :
: Sistem Ekonomi adalah suatu
sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia sebagai subyek; barang-barang ekonomi sebagai obyek; dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan
: Sistem Ekonomi
adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
: Sistem ekonomi
merupakan sebuah organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, politik, ide-ide) yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem-produksi-
ELEMEN-ELEMEN PENTING DARI
SISTEM EKONOMI
1. Lembaga-lembaga /pranata-pranata ekonomi
2. Sumber daya ekonomi
3. Faktor-faktor produksi
4. Lingkungan ekonomi
5. Organisasi dan manajemen
6. Motivasi dan perilaku decesion maker
7. Decesion making process
2) SDA termasuk iklim 3) Filsafat yang dimiliki dan dibela oleh sebagian besar masyarakat 4) Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu dan sekarang mengenai tujuan/ sasaran yang dipilih
Pertimbangan-pertimbangan memilih
sistem ekonomi, dipengaruhi oleh :
1) Sumber sejarah/kultur/tradisi, cita-cita, keinginan dan sikap masyarakat.
1) Falsafah dan ideologinya 2) Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat 3) Karakteristik demografinya 4) Nilai-nilai moral dan adat masyarakat 5) Nilai estetika, norma serta kebudayaan masyarakatnya.
6) Sistem hukum nasional 7) Sistem politik 8) Subsistem-subsistem sosialnya, termasuk
SISTEM-SISTEM EKONOMI
Sistem
ekonomi yang
umum di duniaKAPITALIS SOSIALIS CAMPURAN
Adalah suatu sistem dimana
kekayaan yang produktif terutama
dimiliki secara pribadi dan produksi
terutama dilakukan untuk dijual
Asas-asas yang menjadi ciri sistem
ekonomi kapitalis :1) Hak milik pribadi 2) Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih 3) Motif kepentingan diri sendiri 4) Persaingan 5) Harga ditentukan mekanisme pasar
Adalah kebalikan dari kapitalis, dimana pasar
justru dikendalikan melalui perencanaan
berpusat. Adanya berbagai distorsi dalam
mekanisme pasar, menut aktifyebabkan tidak
mungkin bekerja secara efesien: oleh karena itu
pemerintah atau negara turut aktif bermain
dalam perekonomian. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis/ Sistem Pasar Sosial
1) Ada kebebasan individu sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha.
2) Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga negara 3) Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi 4) Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan
5) Kebijaksanaan strktural
Adalah sistem ekonomi yang mengandung
beberapa elemen dari sistem kapitalis dan
ekonomi sosialis, dimana kekuasaan serta
kebebasan berjalan secara bersamaan
walaupun dalam kadar berbeda-beda
SISTEM EKONOMI PANCASILA:
RELEVANSI PLATFORM EKONOMI PANCASILA MENUJU PENGUATAN PERAN EKONOMI RAKYAT Oleh: Dewi Triwahyuni
A. Landasan Sistem Ekonomi
Indonesia
Pancasila sebagai ideologi nasional membawa keharusan untuk dijadikan dasar atau pedoman dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara. Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Maka sistem ekonomi Indonesia adalah
sistem ekonomi yang berorientasi kepada:
1. Ketuhanan YME, yaitu berlakunya etika dan moral agama, bukan Materialism.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal pemerasan
atau eksploitasi,3. Persatuan Indonesia, yaitu berlakunya kebersamaan, asas
kekeluargaan, sosionalisme, dan sosio-demokrasi dalam ekonomi,
4. Kerakyatan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak, 5. Keadilan sosial, yakni asas persamaan atau emansipasi.
Pancasila sebagai Platform Ekonomi
Ekonomi Pancasila sebagai Sistem Ekonomi
yang berplatform (Prof. Mubyarto: 1981):Relevansi tersebut dapat dideteksi melalui
3 (tiga) konteks, yaitu:1. Cita-cita ideal pendiri bangsa
2. Praktek ekonomi rakyat
3. Praktek ekonomi aktual (berwatak liberal,
Platform Pertama: Moral Agama
Artinya pembangunan ekonomi harus beriringan dengan pembangunan moral atau karakter bangsa dan ditujukan untuk menjamin keadilan antar sesama makhluk ciptaan Allah SWT, bukan hanya sekedar pembangunan materil.
Platform Kedua: Kemerataan Sosial Yaitu kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan
kemerataan sosial, tidak membiarkan
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial terjadi dimana- mana.
Platform Ketiga: Nasionalisme
ekonomi
Bahwa dalam era globalisasi makin jelas adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang tangguh, kuat dan mandiri. Sesuai dengan konsep founding fathers (Soekarno dan Hatta) politik-ekonomi berdikari, yang bersendikan usaha mandiri (self-help), percaya diri (self-reliance) dan
Platform Keempat: Demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan
Bahwa seharusnya koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat. Sementara kenyataan di lapangan, upaya penegakan demokrasi ekonomi dihadapkan dengan upaya-upaya untuk memperjuangkan pasar bebas, yang menjadi senjata penganut liberalism dan kapitalisme. Contoh: privatisasi
Platform Kelima: Keadilan Sosial
Keseimbangan yang harmonis, efesien dan adil antara perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas danbertanggung jawab menuju perwujudan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Paradigma Pembangunan yang Berkeadilan Sosial Sesuai dengan platform yang kelima dari sistem ekonomi Pancasila: Keadilan Sosial, maka moral pembangunan berdasarkan platform kelima ini haruslah menyangkut hal berikut ini:
1. Peningkatan partisipasi dan emansipasi rakyat
laki-laki dan perempuan serta otonomi daerah
2. Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan ketidakadilan
3. Pendekatan pembangunan berkelanjutan
4. Pencegahan kecenderungan disintegrasi nasional
5. Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-
ilmu sosial di universitas6. Penghormatan HAM dan masyarakat.
Untuk mensukseskan paradigma pembangunan diatas, dapat dilakukan beberapa strategi kebijakan sebagai berikut:
1. Ketetapan hati, yaitu menciptakan pembangunan dengan
ketetapan hati bahwa pembangunan ini dilakukan dari rakyat
untuk rakyat sehingga hasilnya harus dapat dirasakan oleh
semua golongan masyarakat tanpa terkecuali.2. Penghentian Kemiskinan, yaitu kesadaran bahwa kemiskinan
merupakan hal yang paling penting sebagai masalah sosial
ekonomi yang harus diselesaikan. Kemiskinan dapatmenciptakan berbagai masalah baru dalam masyarakat jika
tidak diselesaikan dengan baik, seperti pengangguran dan
kriminalitas. Sehingga perlu diciptakan strategi yang tepat
dalam pembangunan untuk menghapus kemiskinan.3. Menghapus Pengangguran. pengangguran terkadang juga muncul sebagai akibat tidak teratasinya masalah kemiskinan dengan baik.
Sehingga jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan atau
penggangguran terus bertambah banyak. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan adalah menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi yangpadat karya sehingga mampu menyerab tenaga kerja. Selain itu,
meningkatkan pendidikan masyarakat juga dapat memperkecil tingkat pengangguran karena sumber daya manusia Indonesia memiliki pendidikan yang lebih baik sekaligus meningkatkan keterampilan.4. Revitalisasi Perbankan. Masalah yang paling berat dihadapi Indonesia disaat krisi moneter tahun 1998 yang lalu adalah masalah buruknya kinerja perbankan di Indonesia. Tidak sedikit jumlah Bank di Indonesia yang pailit dan merugikan Negara dengan meninggalkan setumpuk hutang yang tentu saja nilainya tidak sedikit. Buruknya kinerja perbankan di Indonesia, selain akibat tidak tersedianya sistem yang mampu mengawasi kedisiplinan para
pelaku perbankan, juga diperparah dengan budaya korupsi, kolusi
5. Kebijakan pertanian yang memihak petani. Globalisasi
menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini. Globalisasi merupakan proses
yang tidak mungkin dapat dihindari, tetapi wajib untuk dihadapi. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangatrentan terhadap gelombang globalisasi. Sehingga sudah
menjadi keharusan pemerintah mempersiapkan perangkat kebijakan yang berpihak pada petani, tidak justrukebalikannya berpihak kepada para pemilik modal yang
hanya mengejar keuntungan bagi kelompoknya saja.6. Hubungan keuangan pusat dan daerah. Otonomi daerah diharapkan menjadi solusi untuk membuat pembangunan Negara Indonesia menjadi lebih merata. Sehingga prinsip keadilan sosial semakin terlaksana. Dengan otonomi daerah, hubungan keuangan pusat dan daerah juga
7. Pengelolaan perdagangan bebas. Perdagangan bebas, sebagai salah satu bentuk globalisasi ekonomi semakin di depan mata. Yang harus dilakukan adalah mempersiapkan Sumber daya Manusia (SDM) agar lebih mampu bersaing dengan SDM luar negeri. Peningkatan mutu produk lokal juga harus dilakukan untuk menangkal maraknya produk luar. Serta
kebijakan-kebijakan yang mampu meminimalisir
kelemahan dari sistem ekonomi kita.KEADILAN SOSIAL
KEADILAN ANTAR WILAYAH (DAERAH)
OTONOMI DAERAH: PENGUATAN
BASIS PEREKONOMIAN DAERAH
3 MISI UTAMA OTONOMI DAERAH:
1. Menciptakan efesiensi dan efektifitas pengelolaan SDD;
2. Meningkatkan Pelayanan Umum dan kesejahteraan masyarakat;
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)
SISTEM ANGGARAN PUBLIK :
1. Desentralisasi dan devolved management
2. Berorientasi pada input, output dan outcome (value
for money)
3. Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang
4. Berdasarkan sasaran dan target kinerja
5. Lintas departemen
6. Zero-base budgeting, planning programming,
budgeting system
7. Sistimatik dan rasional
8. Bottom-up budgeting
PRINSIP-PRINSIP KEUANGAN DAERAH:
1. Akuntabilitas
2. Value for money
3. Kejujuran dalam mengelola keuangan publik (probity)
4. Transparan
5. Pengendalian
GLOBALISASI konsekuensi ekonomi internasional (baik dalam negara dalam suatu sistem Meningkatkan persaingan antar kerangka AFTA, APEC dan WTO)
Dihadapi dengan: peningkatan efesiensi dan produktivitas Meningkatkan daya saing melalui Dilakukan dengan: Yaitu perubahan/penyesuaian struktural untuk memperkuat kedudukan STRUCTURAL ADJUSTMENT :
STRUCTURAL Subsistem Ekonomi Tradisional yang ADJUSTMENT menjadi Ekonomi Modern yang berorientasi pada pasar.
CARA-CARA YANG DITEMPUH:
1. Pengalokasian Sumber Daya
2. Penguatan Kelembagaan
3. Penguatan Teknologi
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Sesuai dengan UU No.2 Tahun 1999 dan
UU No.25 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah dan Perimbangan
Keuangan Daerah antara pemerintahPusat dan Daerah, maka perlu dilakukan
udgeti g Refor (reformasi anggaranReformasi Anggaran Meliputi Proses:
1. Penyusunan
2. Pengesahan
3. Pelaksanaan
4. Pertanggungjawaban BUDGETING REFORM TRADITIONAL BUDGET PERFORMANCE BUDGET (NEW PUBLIC MANAGEMENT)
Anggaran Tradisional, Karakteristik Umumnya, antara lain:1. Sentralisasi
2. Berorientasi pada input
3. Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang
4. Line-item dan incrementalism
5. Batasan (rigid) departemen yang kaku
6. Menggunakan aturan klasik: vote accounting
7. Prinsip Anggara Bruto
BAB III
1. Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut dan . Modern merupakan simbol dari modern tradisional kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efesien, dst.
2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor non- sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan material atau alam pemikiran.
3. Teori modernisasi biasanya bersifat . Hukum-hukumnya
a-historis sering diaggap berlaku secara universal, dan dapat diberlakukan tanpa memperhatikan faktor waktu ataupun faktor tempat.
4. Faktor-faktor yang atau pembangunan
mendorong menghambat harus dicari di dalam negara-negara yang bersangkutan.1. Mordenisasi merupakan proses bertahap 4. Mordenisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. dengan istilah bahwa modernisasi sama dengan barat. proses Eropanisasi atau Amerikanisasi ata yang lebih dikenal
6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Evolusioner bukan revolusioner
3. Mordenisasi kadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai 2. Modenisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi
5. Modernisasi merupakan perubahan progresif
Negara yang memproduksi hasil pertanian Negara yang memproduksi barang industri Negara2 miskin
Terjadi hubungan dagang
Negara2 kayaResult = Saling diuntungkan
Negara2 pertanian Semakin tertinggal Negara2 Industri Semakin maju
Menghadapi kenyataan diatas, ada
dua kelompok teori :1. Teori-teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan itu terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri yang bersangkutan.
Teori-teori yang termasuk didalam kelompok
2. Teori-teori yang lebih banyak mempersoalkan faktor-faktor eksternal sebagai penyebab terjadinya kemiskinan di negara-negara tertentu. Kemiskinan terutama dilihat sebagai akibat dari bekerjanya kekuatan-kekuatan luar yang menyebabkan negara yang bersangkutan gagal melakukan pembangunannya. Teori-
BEBERAPA TEORI MODERNISASI
KLASIK :TEORI HARROD – DOMAR (Tabungan & Investasi)
Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Prinsipnya: Kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan
(ETIKA PROTESTAN) TEORI MAX WEBER
Teori Weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya disekitarnya, terutama nilai-nilai agama. Etika Protestan yang dikemukakan Weber adalah cara bekerja yang keras dan sungguh-sungguh, lepas dari imbalannya,
(DORONGAN BERPRESTASI ATAU N- TEORI DAVID McCLELLAND ACH)
McClelland terkenal dengan konsepnya : the eed for a hieve e t (kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi) dan disingkat n-ach. Ia mengatakan, jika dalam suatu masyarakat ada yang banyak memiliki n- ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
(Lima tahap Pembangunan) TEORI W.W. ROSTOW
Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap:
1. Masyarakat tradisional
2. Prakondisi untuk lepas landas
3. Lepas landas
4. Begerak ke kedewasaan
Rostow melihat perlunya kelompok wiraswastawan : yaitu
orang-orang yang berani melakukan tindakan pembaruan-
pembaruan meskipun tndakan tersebut ada resikonya. Kondisi sosial yang melahirkan para wiraswastawan ini :1. Adanya elit baru dalam masyarakat yang merasa diingkari haknya.
2. Masyarakat tradisional yang ada cukup lemah untuk memperbolehkan warganya mencari kekayaan atau kekuasaan politik sebagai jalan untuk menaikkan
(Faktor-faktor Non ekonomi) TEORI BERT F. HOSELITZ
Hoselitz menyebut faktor non ekonomi ini sebagai faktor lingkungan yang ianggap penting dalam proses pembangunan bagi Hoselitz, pembangunan membutuhkan pemasokan dari beberapa unsur:
1. Pemasokan modal besar dan perbankan
TEORI BARU MODERNISASI
Pengembangan :
Tokoh-tokoh :
Teori Mordenisasi Klasik Teori Mordenisasi Baru Persamaan keprihatinan Negara Berkembang sama Tingkat analisa Nasional Variabel Pokok Faktor internal : nilai-nilai budaya-pranata sama sosial sama Konsep pokok Tradisional dan Modern sama Implikasi Kebijakan Modernisasi memberikan manfaat positif sama P erbedaan Tradisi Sebagai penghalang pembangunan Faktor positif pembangunan
Metode Kajian Abstrak dan Konstruksi Tipologi Studi kasus & analisa sejarah Arah Pembangunan Garis lurus & menggunakan USA sebagai model Berarah dan bermodel banyak Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang
Berdasarkan perkembangannya, maka Teori Dependensia dikategorikan :SEJARAH LAHIRNYA
Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia mewakili suara negara-negara pinggiran untuk menentang hegemoni, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.
Teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan
program Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa- bangsa untuk Amerika Latin (KEPBBAL) di awalTeori Modernisasi: Bahwa kesalahan terletak pada keterlambatan negara2 melakukan modernisasi Teori Struktural MENOLAK Teori Struktural beranggapan bahwa kemiskinan yan terdapat di negara2 dunia ketiga yg mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang eksploitatif negara yg kuat kepada negara yang lemah, sehingga surplus negara2 dunia ketiga beralih ke negara industri Lahirnya teori2 struktural Teori ketergantungan memiliki dua induk:
Teori-teori tentang Imperialisme dan Kolonialisme
Studi-studi empiris tentang pembangunan di
negara-negara pinggirianPAUL PRESBISCH : Industri Substitusi Impor
1. Kelompok teori yang menekankan idealisme manusia dan keiinginanya untuk menyebarkan ajran Tuhan.
2. Kelompok teori yang menekankan kehausan manusia terhadap kekuasaan, untuk kebesaran pribadi maupun kebesaran masyarakat dan negaranya.
3. Kelompok teori yang menekankan pada keserakahan manusia, yang selalu berusaha mencari tambahan kekayaan, yang dikuasai oleh kepentingan umum.
Ketiga hal tersebut yang mendorong manusia untuk melakukan kolonialisme dan
Elemen Perbandingan Teori Modernisasi Klasik Teori Dependensi Klasik PERSAMAAN Fokus Perhatian (keprihatinan) Pembangunan dunia ketiga sama Metode Sangat abstrak perumusan model-model Sama Sama
Dwi – Kutub struktur teori Tradisional dan Modern (maju) Sentral (metropolis) dan pinggiran
(satelit) PERBEDAANWarisan teoritis Teori evolusi dan Fungsionalisme Program KEPBAL dan Marxis ortodoks Sebab keterbelakangan Faktor dalam Faktor luar Hubungan Internasional Saling menguntungkan Merugikan negara dunia ketiga Masa depan dunia ketiga Optimis Pesimis Kebijaksanaan pembangunan Lebih mendekatkan keterkaitan Mengurangi keterkaitan dengan
BAB IV TEORI MODERNISASI Sebuah pendekatan dalam
mempelajari pembangunan di
SEJARAH LAHIRNYA
Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dominan dunia pasca PD II.
Pada saat yang hampir bersamaan, Uni Soviet mencoba memperluas pengaruh politiknya di dunia sehingga mendorong AS untuk mengimbangi hal tersebut dengan pengaruhnya di dunia.
Banyaknya negara-negara yang baru merdeka mencari
model pembangunan yang hendak digunakan sebagai
contoh untuk membangun ekonominya (Suwarsono,
Teori Modernisasi banyak dipengaruhi dari pemikiran Teori evolusi
dan Teori Fungsionalisme sebagai pendahulunya.Dalam menjelaskan persolan pembangunan di negara berkembang,
TEORI EVOLUSI
Pada garis besarnya teori evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat sebagai berikut :
teori evolusi menganggap bahwa perubahan
sosial merupakan gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakat berkembang dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju. Sehingga masa depan masyarakat dunia sudah dapat diramal yaitu melewati masa yang relatif
Teori evolusi membaurkan antara pandangan
subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu bentuk masyarakat modern merupakan bentuk masyarakat yang dicita-citakan yang mengandung semua unsur yang disebut dengan “baik” dan “sempurna”.
TEORI FUNGSIONALISME
Dipelopori oleh Talcot Parsons , yang melihat masyarakat
tidak ubahnya seperti organ tubuh manusia, dan oleh karena itu masyarakat manusia dapat juga dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia: Seperti halnya sstruktur tubuh manusia yang memiliki
berbagai hubungan satu sama lain, maka masyarakat juga
memiliki kelembagaan yang saling terkait dan bergantung
satu sama lain. Parsons menggunakan konsep “sistem” untuk menggambarkan koordinasi harmonis antar
Karena setiap bagian tubuh manusia memiliki
fungsi yang jelas dan khas (specific) maka demikian pula halnya dengan setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat. Parson menggunakan istilah “fungsi pokok”.
Analogi tubuh manusia inii juga yang
melahirkan konsep “keseimbangan dinamis- stasioner”. Jika ada salah satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian lain akan mengikutinya.
KONTROVERSI
PENANAMAN MODAL ASING (PMA)
& UTANG LUAR NEGERI (ULN)
INDONESIA KRISIS EKONOMI
1997 Kondisi krisis diperburuk oleh praktek-praktek ekonomi yang seperti: tidak sesuai /tidak mengindahkan tata krama keadilan,
PENANAMAN MODAL PILIHAN SOLUSI : UTANG LUAR NEGERI
ASING (PMA) (ULN)KONDISI MAKRO EKONOMI INDONESIA
TAHUN KISARAN / LEVEL 2003 Rp 10.000 / US dollar 2004 - 2005 Rp 8.500 / US dollar 2006 - 2007 Rp 9.000
1) Pembesaran korupsi dan malpraktek perbankan 2) Masalah pengangguran
Sampai 2003, ada 40 juta orang (40%) dari angkatan kerja di Indonesia yang menganggur.
KONTROVERSI PENANAMAN
MODAL ASING (PMA)Arus modal Asing /keuangan Internasional Negara umumnya dalam dua bentuk : PENANAMAN MODAL ASING (PMA), Yang dilakukan oleh swasta/ private foreign investment Bantuan Pembangunan Resmi Pemerintah dan swasta / public Development Assistance
PENANAMAN MODAL ASING (PMA), Private
foreign investment, Contoh :
Bantuan Pembangunan Resmi Pemerintah dan
swasta / Public Development AssistancePERBANDINGAN PMA / FDI :
Biasanya menggunakan dana-dana investasi langsung untuk menjalankan kegiatan bisnis Meningkatkan lapangan pekerjaan Tingkat resiko paling kecil.
PDA / FA :
Dikhawatirkan terjadi kebocoran dalam penggunaan dana pinjaman tersbut Kesulitan membayar bungan dan cicilan utang Kontroversi seputar PMA adalah dalam hal kontribusinya dalam konteks pembangunan, yaitu antara yang positif (yang mendukung PMA) dan negatif (yang menentang PMA) :
MENDUKUNG (PMA memberikan sumbangan Positif) : MENENTANG (PMA menberikan sumbangan negatif) : Memenuhi kebutuhan tabungan (modal), devisa, pendapatan, dan keahlian manajemen. PMA justru memperlebar kesenjangan PMA berperan mengisi kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah tabungan domestik yang dapat dimobilisasikan. Terjadinya berbagai bentuk persaingan yang tidak sehat diantara pihak multinasional dengan pemerintah Mengisi kesenjangan antara target jumlah devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil aktual devisa dari ekspor dan bantuan luar negeri. Dalam jangka panjang, PMA justru mengurangi devisa karena adanya impor besar-besaran atas barang- barang setengah jadi dan barang modal dari perusahan multinasional tersebut, ditambah dengan
MENDUKUNG (PMA memberikan sumbangan Positif) : MENENTANG (PMA menberikan sumbangan negatif) : Mengisi kesenjangan antara target penerima pajak pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat dikumpulkan Prakteknya adalah, pajak yang didapat sangat kecil dibandingkan dengan keuntungan yang didapat, akibat adanya fasilitas pemerintah terhadap investor asing tersebut.
Mengisi kebutuhan manajemen, teknologi, keterampilan atau skill. Tidak semua dapat diberikan
PMA dalam hal ini diwakilkan oleh perusahaan-perusahaan
multinasional (MNC), pada kenyataannya sepak terjangnya di Indonesia memunculkan banyak keberatan yang dapat dirangkum sebagai berikut (Todaro: 2006:166)1) Implikasi positif yang diberikan bagi proses pembangunan pada kenyataanya tidak merata 2) Perusahaan multinasional umumnya menghasilkan barang/jasa yang sebenarnya tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan penduduk di negara berkembang. 3) Sumber daya domestik milik negara berkembang cenderung dialokasikan kepada proyek-proyek yang secara sosial tidak menguntungkan sehingga terjadi
4) Perusahaan Multinasional (kekuatan modal) sering mempengaruhi, menyuap, manipulasi berbagai kebijakan pemerintah di negara-negara berkembang.
5) Perusahaan Multinasional berpotensi besar merusak perekonomian dengan cara menekan timbulnya semangat wirausahawan lokal. 6) Kekhawatiran politis
KONTROVERSI UTANG LUAR NEGERI
DI INDONESIAUtang Luar Negeri (ULN) :
Adalah semua pinjaman konsensional dan bantuan pemerintah dalam bentuk uang atau barang yang secara umum ditujukan untuk mengalihkan sumber-sumber dari negara- negara kaya ke negara dunia ketiga, dengan tujuan utamanya pembangunan dan atau pemerataan pendapatan. (Todaro, 2000:175)
AKUMULASI ULN INDONESIA :
Pengaruh ULN terhadap Kondisi Sosial-
politik Negara :1. Tingkat utang pemerintah yang tinggi, dapat meningkatkan resiko pelarian modal (capital
flight)
2. Tingkat utang pemerintah yang didanai oleh ULN bisa menurunkan pengaruh secara politis (bergaining position) negara di pergaulan internasional
Aspek-aspek Kritis yang menyebabkan ULN memiliki implikasi serius terhadap Negara berkembang :
1. ULN datang dalam bentuk barang atau teknologi sehingga tidak fleksibel karena hanya bisa dipakai untuk program-program tertentu saja
2. Karena datang dalam bentuk tadi, maka kemungkinan yang muncul barang atau teknologi itu tidak lagi sesuai dengan
3. Biasanya ULN diikuti kesepakatan untuk menyertakan konsultan asing, yang tentu saja biayanya mahal jika dibandingkan dengan konsultan lokal
4. Biasanya disertai dengan kesepakatan- kesepakatan berbagai kebijakan seperti
Structural adjustment.
Kemiskinan sangat identik dengan
beberapa variabel berikut ini:
Perndapatan perkapita
Pelayanan kesehatan
Pendidikan
Kekurangan gizi
Sumber daya manusia
Kepemilikan lahan
Kepemilikan modal
Minimnya investasi Parameter Kemiskinan :
W. SCOTT (1979) : Kemiskinan diukur dari
pendapatan rata-rata perkepala (income percapita)
A. SEN (1977) : Melihat dari kebutuhan dasar (basic
needs)
WORLD BANK : Mengukur kemiskinan dengan mematok minimal pengeluaran US$ 1 per hari. Jika dibawah itu termasuk kategori kemiskinan absolut.
UNDP (United Nations Developed Program) : mengukur kemiskinan dengan melihat Indeks Kemiskinan Manusia (Human Poverty Index
UNDP kemiskinan manusia harus diukur dalam
satuan hilangnya tiga hal utama (three Key Deprivations),
yaitu :1) Kehidupan
(lebih dari 30% penduduk negara-negara berkembang tidak mungkin hidup lebih dari 40 tahun 2)
Pendidikan Dasar (dilihat dari presentasi tingkat penduduk dewasa yang buta huruf ,dan seterusnya)
1) Ketetapan Ekonomi
(dilihat dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai Sudut Pandang mengukur Kemiskinan:
SAYOGO (1997) : melihat atau mengukur kemiskinan dari tingkat konsumsi beras perkapita pertahun:
Jika konsumsi dibawah 420 kg untuk kota = miskin
Jika Konsumsi dibawah 320 kg untuk pedesaan = miskin
Biro Pusat Statistik (BPS) : Kemisikinan dilihat atau diukur dari jumlah pengeluaran tiap bulan. Entang Sastraatmadja (2003): Kemiskinan ABSOLUT : Yaitu kemiskinan karena pendapatannya dibawah jumlah minimum UMR
Kemiskinan dilihat dari tingkat
Kemiskinan RELATIF : Pendapatan :
Yaitu Kemiskinan karena hidup dengan pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Kemiskinan dilihat atau diukur dari berdasarkan pola waktu (sastraatmadja; 2003) :
1. PERSISTENT POVERTY , yakni kemiskinan yang kronis atau terjadi secara turun temurun.
2. CYCLICAL POVERTY , yaitu kemiskinan yang terjadi
karena mengikuti siklus ekonomi secara keseluruhan.
3. SEASONAL POVERTY , yaitu kemiskinan musiman yang terjadi berdasarkan masa-masa tertentu, misalnya masa panceklik bagi petani, dst.
4. ACCIDENT POVERTY , yaitu kemiskinan yang tercipta karena adanya bencana alam, konflik & kekerasan atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya kesejahteraan suatu
KARAKTERISTIK EKONOMI PENDUDUK
MISKIN :
1. Ada generalisasi (anggapan sederhana), bahwasanya
penduduk miskin umumnya bertempat tinggal didaerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatanlainnya yang berhubungan dengan sektor ekonomi trasional tersebut.2. Bahwasanya kemiskinan itu banyak diderita oleh kaum wanita beserta anak-anak.
3. (a)kondisi minor yang diderita etnis minoritas (b) tingginya tingkat kemiskinan dalam kelompok pribumi.
MASALAH KEMISKINAN DI
INDONESIA Fenomena yang sering terjadi Dalam pembangunan di Negara berkembang
Tingkat Pengangguran di kota dan desa besar Ketimpangan distribusi Pendapatan antara Kaum kaya dan miskin
Gap y ang luas
KONDISI PEMBANGUNAN DI
INDONESIA
Semakin Timur, pembangunan semakin tidak merata, sehingga ketimpangan pembangunan sangat kerasa
Upaya-upaya pengentasan kemiskinan tidak selalu membuahkan hasil, misalnya: Untuk mengelola ekonomi, pemerintah pernah mengeluarkan kebijakan growth with distribution of wealth , yaitu suatu upaya mengatur ekonomi melalui manajemen sentralistik.