Sistem Ekonomi Indonesia

SEJARAH DAN

FAKTOR INTERNAL

  (DOMESTIK) FAKTOR EKTERNAL (GLOBAL)kondisi fisik (termasuk iklim) perkembangan teknologi

    Lokasi geografi perekonomian dankondisi

   Jumlah dan kualitas SDM politik duniaJumlah dan Kualitas SDA

   keamanan globalKondisi awal ekonomi, sosial dan budayaSistem politik Kondisi perekonomian negara-negara berkembang (LDCs) tidak dapat dipisahkan dari :  sistem perekonomian atau orientasi pembangunan ekonomi yang diterapkan Pembangunan infrastruktur fisik dan sosial

  (seperti pendidikan dan kesehatan) yang dilakukan Tingkat pembangunan yang telah dicapai pada masa lampau yakni pada zaman penjajahan (kolonialisasi)

SEJARAH PEREKONOMIAN

  INDONESIA

  

Sejarah

Perekonomian

Indonesia

  (1) Pemerintahan Orde Lama (2)

  Pemerintahan Orde baru (3) Pemerintahan

  Transisi (4) Pemerintahan

  Reformasi

  (1) PEMERINTAHAN ORLA (1945

  • – 1965)
    • Banyak kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil mempengaruhi kondisi perekonomian:

  • – Tekanan dari Belanda masih ada
  • – Pemberontakan di daerah-daerah marak
    • Buruknya kondisi infrastruktur ekonomi, fisik, dan non fisik sepeninggalan Jepang.

  

Ilustrasi buruknya perekonomian masa

Orde Lama : 1951 – 1958 Sempat mengalami pertumbuhan rata-rata 7% 1958

  • – 1966
  • Pertumbuhan turun drastis rata-rata 1,9% 1965 – 1966 Mengalami stagflansi 1955
  • – 1965
    • -Jumlah pendapatan rata-rata 151 juta rupiah - Jumlah pengeluaran rata-rata 359 juta rupiah 1955 Defisit anggaran 14% 1965 Defisit anggaran 200%
    Dinamika Perekonomian Indonesia (1945

    • – 1965) :
      • Dari perkembangan Politiknya masa ini dibagi- bagi 3 (tiga) periode (Dumairy: 1996)

      >– Periode 1945 – 1950
    • – Periode 1950 – 1959 : Demokrasi terpimpin / liberal
    • – Periode 1959 – 1965 : Demokraso terpimpin

      Periode 1945 - 1950

    Demokrasi

    Parlementer /

      

    Liberal

    Demokrasi Terpimpin

      Struktur ekonomi masih peninggalan zaman kolonialisasi

    Masa peralihan struktur

    ekonomi: nasionalisasi perusahan-perusahan Belanda Perubahan struktur ekonomi semakin dekat dengan pemikiran sosialis/ komunis

      (2) PEMERINTAHAN ORBA (1966

    • – 1996)
      • Konsentrasi ekonomi pemerintahan ditujukan

      pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan

    • 1966 – 1970, upaya-upaya pemulihan stabilitas

      ekonomi, sosial dan politik terutama rehabilitasi ekonomi

    • 1969, Repelita I (Rencana Pembangunan lima

      tahun pertama) tujuan utama: membuat Indonesia menjadi swasembada.

    • 1980-an :
      • – Perubahan sistem perekonomian dari sentralisasi

      (1970-an) menjadi desentralisasi

    • – Sektor swasta semakin besar
    • – PMA berdatangan
      • Pada tingkat mikro: Pembangunan tidak terlalu berhasil

      >– Jumlah kemiskinan absolut masih tinggi
    • – Kesenjangan ekonomi semakin besar

      PERBEDAAN ORLA & ORBA: ORLA (1945 – 1965) ORBA (1966 – 1996) Orientasi Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi tertutup orientasi sosialis/ komunis Ekonomi terbuka orientasi kapitalis Kemauan Politik (Political will) Kondisi baru merdeka, emosi nasionalisme sangat tinggi, keinginan terlihat lebih unggul dimata bangsa asing, sehingga proyek mercu suar sangat marak Kemauan politik kuat untuk membangun ekonomi dan membuka ruang yang besar bagi modal asing

      Stabilitas Politik & Ekonomi Tingkat inflansi sangat tinggi Menurunkan tingkat inflansi (1966 = 500%

    ORLA ORBA

      Sumber Daya Kualitas SDM yang baik sangat Lebih baik dengan (1945 – 1965) (1966 – 1996) Manusia terbatas yang sekolah presentasi masyarakat meningkatnya Dunia Perang Dunia II berpengaruh berakhirnya Perang Kondisi Politik Situasi dunia yang baru selesai Kondisi oil boom, negatif Vietnam dan Perang dampak positif Dingin membawa

      (3) PEMERINTAHAN TRANSISI (1997

    • – 1998)
      • Pada tahun 1997 terjadi krisis nilai tukar Baht terhadap

      Dollar di Thailand. Peristiwa ini kemudian menyeret situasi krisis keuangan Asia termasuk krisis yang melanda keuangan Indonesia.

    • Indonesia kemudian meminta bantuan IMF, namun situasi semakin buruk dengan melemahnya nilai rupiah.
    • Krisis di Indonesia kemudian meluas kepada masalah tidak hanya moneter, tapi juga politik dan keamanan.

      (4) PEMERINTAHAN REFORMASI (1999

    • – 2001)
      • 1999 : Abdurahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai presiden
      • Diawal kepemimpinannya kepercayaan investor mulai membaik
      • 2000, kondisi mulai stabil, dilihat dari:

    • – laju pertumbuhan hampir 5 %
    • – Laju inflansi rendah
    • Gejolak politik dalam negeri meningkat:

    • – Pertentangan dengan elit politik
    • – Hubungan dengan IMF memburuk
    • – Kabinet tidak menunjukkan kinerja yang optimal
    • – Dituding tidak adanya sense of crisis
      • 2001, indikator ekonomi memburuk:

      >

      – IHSG : memperlihatkan tren negatif (merosot 300

      poin)
    • – Kurs Rupiah Rp 2000  menjadi Rp 7.000, bahkan

      tahun 2001 mencapai Rp 10.000
    • – Cadangan devisa menurun dari US$ 29 Milyar menjadi 28,87 Milyar US$

    SISTEM EKONOMI INDONESIA

      

    DEFINISI :

      : Sistem Ekonomi adalah suatu

    • Dumairy (1996)

      sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia sebagai subyek; barang-barang ekonomi sebagai obyek; dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan

      : Sistem Ekonomi

    • Kyoko Sheridan (1998)

      adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.

      : Sistem ekonomi

    • Bachrawi Sanusi (2000)

      merupakan sebuah organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, politik, ide-ide) yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem-produksi-

      ELEMEN-ELEMEN PENTING DARI

    SISTEM EKONOMI

      1. Lembaga-lembaga /pranata-pranata ekonomi

      2. Sumber daya ekonomi

      3. Faktor-faktor produksi

      4. Lingkungan ekonomi

      5. Organisasi dan manajemen

      6. Motivasi dan perilaku decesion maker

      7. Decesion making process

      2) SDA termasuk iklim 3) Filsafat yang dimiliki dan dibela oleh sebagian besar masyarakat 4) Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu dan sekarang mengenai tujuan/ sasaran yang dipilih

      

    Pertimbangan-pertimbangan memilih

    sistem ekonomi, dipengaruhi oleh :

    • Menurut SANUSI :

    1) Sumber sejarah/kultur/tradisi, cita-cita, keinginan dan sikap masyarakat.

    • Menurut LEMHANAS :

      1) Falsafah dan ideologinya 2) Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat 3) Karakteristik demografinya 4) Nilai-nilai moral dan adat masyarakat 5) Nilai estetika, norma serta kebudayaan masyarakatnya.

      6) Sistem hukum nasional 7) Sistem politik 8) Subsistem-subsistem sosialnya, termasuk

    SISTEM-SISTEM EKONOMI

      Sistem

    ekonomi yang

    umum di dunia

      KAPITALIS SOSIALIS CAMPURAN

      

    Adalah suatu sistem dimana

    kekayaan yang produktif terutama

    dimiliki secara pribadi dan produksi

    terutama dilakukan untuk dijual

      

    Asas-asas yang menjadi ciri sistem

    ekonomi kapitalis :

      1) Hak milik pribadi 2) Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih 3) Motif kepentingan diri sendiri 4) Persaingan 5) Harga ditentukan mekanisme pasar

      

    Adalah kebalikan dari kapitalis, dimana pasar

    justru dikendalikan melalui perencanaan

    berpusat. Adanya berbagai distorsi dalam

    mekanisme pasar, menut aktifyebabkan tidak

    mungkin bekerja secara efesien: oleh karena itu

    pemerintah atau negara turut aktif bermain

    dalam perekonomian. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis/ Sistem Pasar Sosial

      1) Ada kebebasan individu sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha.

      2) Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga negara 3) Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi 4) Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan

      5) Kebijaksanaan strktural

      

    Adalah sistem ekonomi yang mengandung

    beberapa elemen dari sistem kapitalis dan

    ekonomi sosialis, dimana kekuasaan serta

    kebebasan berjalan secara bersamaan

    walaupun dalam kadar berbeda-beda

    SISTEM EKONOMI PANCASILA:

      RELEVANSI PLATFORM EKONOMI PANCASILA MENUJU PENGUATAN PERAN EKONOMI RAKYAT Oleh: Dewi Triwahyuni

    A. Landasan Sistem Ekonomi

      

    Indonesia

      Pancasila sebagai ideologi nasional membawa keharusan untuk dijadikan dasar atau pedoman dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara. Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

      

    Maka sistem ekonomi Indonesia adalah

    sistem ekonomi yang berorientasi kepada:

      1. Ketuhanan YME, yaitu berlakunya etika dan moral agama, bukan Materialism.

      

    2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal pemerasan

    atau eksploitasi,

      3. Persatuan Indonesia, yaitu berlakunya kebersamaan, asas

    kekeluargaan, sosionalisme, dan sosio-demokrasi dalam ekonomi,

      4. Kerakyatan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak, 5. Keadilan sosial, yakni asas persamaan atau emansipasi.

      Pancasila sebagai Platform Ekonomi

      

    Ekonomi Pancasila sebagai Sistem Ekonomi

    yang berplatform (Prof. Mubyarto: 1981):

    • Moral agama
    • Moral kemerataan sosial
    • Moral nasionalisme ekonomi
    • Moral kerakyatan
    • Moral keadilan sosial
    Masih relevankah platform Pancasila dengan kondisi sosial-ekonomi saat ini?

    Relevansi tersebut dapat dideteksi melalui

    3 (tiga) konteks, yaitu:

      1. Cita-cita ideal pendiri bangsa

      2. Praktek ekonomi rakyat

      

    3. Praktek ekonomi aktual (berwatak liberal,

      Platform Pertama: Moral Agama

      Artinya pembangunan ekonomi harus beriringan dengan pembangunan moral atau karakter bangsa dan ditujukan untuk menjamin keadilan antar sesama makhluk ciptaan Allah SWT, bukan hanya sekedar pembangunan materil.

      Platform Kedua: Kemerataan Sosial Yaitu kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan

    kemerataan sosial, tidak membiarkan

    ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial terjadi dimana- mana.

      

    Platform Ketiga: Nasionalisme

    ekonomi

      Bahwa dalam era globalisasi makin jelas adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang tangguh, kuat dan mandiri. Sesuai dengan konsep founding fathers (Soekarno dan Hatta) politik-ekonomi berdikari, yang bersendikan usaha mandiri (self-help), percaya diri (self-reliance) dan

      Platform Keempat: Demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan

      Bahwa seharusnya koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat. Sementara kenyataan di lapangan, upaya penegakan demokrasi ekonomi dihadapkan dengan upaya-upaya untuk memperjuangkan pasar bebas, yang menjadi senjata penganut liberalism dan kapitalisme. Contoh: privatisasi

      

    Platform Kelima: Keadilan Sosial

    Keseimbangan yang harmonis, efesien dan adil antara perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas dan

    bertanggung jawab menuju perwujudan

    keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

      Paradigma Pembangunan yang Berkeadilan Sosial Sesuai dengan platform yang kelima dari sistem ekonomi Pancasila: Keadilan Sosial, maka moral pembangunan berdasarkan platform kelima ini haruslah menyangkut hal berikut ini:

      1. Peningkatan partisipasi dan emansipasi rakyat

    laki-laki dan perempuan serta otonomi daerah

      2. Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan ketidakadilan

      3. Pendekatan pembangunan berkelanjutan

      4. Pencegahan kecenderungan disintegrasi nasional

      

    5. Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-

    ilmu sosial di universitas

      6. Penghormatan HAM dan masyarakat.

      Untuk mensukseskan paradigma pembangunan diatas, dapat dilakukan beberapa strategi kebijakan sebagai berikut:

    1. Ketetapan hati, yaitu menciptakan pembangunan dengan

      ketetapan hati bahwa pembangunan ini dilakukan dari rakyat

    untuk rakyat sehingga hasilnya harus dapat dirasakan oleh

    semua golongan masyarakat tanpa terkecuali.

      2. Penghentian Kemiskinan, yaitu kesadaran bahwa kemiskinan

    merupakan hal yang paling penting sebagai masalah sosial

    ekonomi yang harus diselesaikan. Kemiskinan dapat

    menciptakan berbagai masalah baru dalam masyarakat jika

    tidak diselesaikan dengan baik, seperti pengangguran dan

    kriminalitas. Sehingga perlu diciptakan strategi yang tepat

    dalam pembangunan untuk menghapus kemiskinan.

    3. Menghapus Pengangguran. pengangguran terkadang juga muncul sebagai akibat tidak teratasinya masalah kemiskinan dengan baik.

      Sehingga jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan atau

    penggangguran terus bertambah banyak. Salah satu upaya yang

    bisa dilakukan adalah menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang

    padat karya sehingga mampu menyerab tenaga kerja. Selain itu,

    meningkatkan pendidikan masyarakat juga dapat memperkecil tingkat pengangguran karena sumber daya manusia Indonesia memiliki pendidikan yang lebih baik sekaligus meningkatkan keterampilan.

      4. Revitalisasi Perbankan. Masalah yang paling berat dihadapi Indonesia disaat krisi moneter tahun 1998 yang lalu adalah masalah buruknya kinerja perbankan di Indonesia. Tidak sedikit jumlah Bank di Indonesia yang pailit dan merugikan Negara dengan meninggalkan setumpuk hutang yang tentu saja nilainya tidak sedikit. Buruknya kinerja perbankan di Indonesia, selain akibat tidak tersedianya sistem yang mampu mengawasi kedisiplinan para

    pelaku perbankan, juga diperparah dengan budaya korupsi, kolusi

    5. Kebijakan pertanian yang memihak petani. Globalisasi

      menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh

    bangsa Indonesia saat ini. Globalisasi merupakan proses

    yang tidak mungkin dapat dihindari, tetapi wajib untuk dihadapi. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat

    rentan terhadap gelombang globalisasi. Sehingga sudah

    menjadi keharusan pemerintah mempersiapkan perangkat kebijakan yang berpihak pada petani, tidak justru

    kebalikannya berpihak kepada para pemilik modal yang

    hanya mengejar keuntungan bagi kelompoknya saja.

      6. Hubungan keuangan pusat dan daerah. Otonomi daerah diharapkan menjadi solusi untuk membuat pembangunan Negara Indonesia menjadi lebih merata. Sehingga prinsip keadilan sosial semakin terlaksana. Dengan otonomi daerah, hubungan keuangan pusat dan daerah juga

      7. Pengelolaan perdagangan bebas. Perdagangan bebas, sebagai salah satu bentuk globalisasi ekonomi semakin di depan mata. Yang harus dilakukan adalah mempersiapkan Sumber daya Manusia (SDM) agar lebih mampu bersaing dengan SDM luar negeri. Peningkatan mutu produk lokal juga harus dilakukan untuk menangkal maraknya produk luar. Serta

    kebijakan-kebijakan yang mampu meminimalisir

    kelemahan dari sistem ekonomi kita.

    KEADILAN SOSIAL

    KEADILAN ANTAR WILAYAH (DAERAH)

      

    OTONOMI DAERAH: PENGUATAN

    BASIS PEREKONOMIAN DAERAH

      

    3 MISI UTAMA OTONOMI DAERAH:

      1. Menciptakan efesiensi dan efektifitas pengelolaan SDD;

      2. Meningkatkan Pelayanan Umum dan kesejahteraan masyarakat;

      3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

      SISTEM ANGGARAN PUBLIK :

      1. Desentralisasi dan devolved management

      2. Berorientasi pada input, output dan outcome (value

      for money)

      3. Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang

      4. Berdasarkan sasaran dan target kinerja

      5. Lintas departemen

      6. Zero-base budgeting, planning programming,

      budgeting system

      7. Sistimatik dan rasional

      8. Bottom-up budgeting

    PRINSIP-PRINSIP KEUANGAN DAERAH:

      1. Akuntabilitas

    2. Value for money

      3. Kejujuran dalam mengelola keuangan publik (probity)

      4. Transparan

      5. Pengendalian

      GLOBALISASI konsekuensi ekonomi internasional (baik dalam negara dalam suatu sistem Meningkatkan persaingan antar kerangka AFTA, APEC dan WTO)

      Dihadapi dengan: peningkatan efesiensi dan produktivitas Meningkatkan daya saing melalui Dilakukan dengan: Yaitu perubahan/penyesuaian struktural untuk memperkuat kedudukan STRUCTURAL ADJUSTMENT :

      STRUCTURAL Subsistem Ekonomi Tradisional yang ADJUSTMENT  menjadi Ekonomi Modern yang berorientasi pada pasar.

    CARA-CARA YANG DITEMPUH:

      1. Pengalokasian Sumber Daya

      2. Penguatan Kelembagaan

      3. Penguatan Teknologi

    PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

      

    Sesuai dengan UU No.2 Tahun 1999 dan

    UU No.25 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah dan Perimbangan

    Keuangan Daerah antara pemerintah

    Pusat dan Daerah, maka perlu dilakukan

    udgeti g Refor (reformasi anggaran

      Reformasi Anggaran Meliputi Proses:

      1. Penyusunan

      2. Pengesahan

      3. Pelaksanaan

      4. Pertanggungjawaban BUDGETING REFORM TRADITIONAL BUDGET PERFORMANCE BUDGET (NEW PUBLIC MANAGEMENT)

    Anggaran Tradisional, Karakteristik Umumnya, antara lain:

      1. Sentralisasi

      2. Berorientasi pada input

      3. Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang

      4. Line-item dan incrementalism

      5. Batasan (rigid) departemen yang kaku

      

    6. Menggunakan aturan klasik: vote accounting

      7. Prinsip Anggara Bruto

    BAB III

      1. Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut dan . Modern merupakan simbol dari modern tradisional kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efesien, dst.

      2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor non- sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan material atau alam pemikiran.

      

    3. Teori modernisasi biasanya bersifat . Hukum-hukumnya

    a-historis sering diaggap berlaku secara universal, dan dapat diberlakukan tanpa memperhatikan faktor waktu ataupun faktor tempat.

      

    4. Faktor-faktor yang atau pembangunan

    mendorong menghambat harus dicari di dalam negara-negara yang bersangkutan.

      1. Mordenisasi merupakan proses bertahap 4. Mordenisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. dengan istilah bahwa modernisasi sama dengan barat. proses Eropanisasi atau Amerikanisasi ata yang lebih dikenal

    6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Evolusioner bukan revolusioner

      3. Mordenisasi kadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai 2. Modenisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi

      5. Modernisasi merupakan perubahan progresif

      Negara yang memproduksi hasil pertanian Negara yang memproduksi barang industri Negara2 miskin

    Terjadi hubungan dagang

    Negara2 kaya

    Result = Saling diuntungkan

      Negara2 pertanian Semakin tertinggal Negara2 Industri Semakin maju

      

    Menghadapi kenyataan diatas, ada

    dua kelompok teori :

      1. Teori-teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan itu terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri yang bersangkutan.

      Teori-teori yang termasuk didalam kelompok

      2. Teori-teori yang lebih banyak mempersoalkan faktor-faktor eksternal sebagai penyebab terjadinya kemiskinan di negara-negara tertentu. Kemiskinan terutama dilihat sebagai akibat dari bekerjanya kekuatan-kekuatan luar yang menyebabkan negara yang bersangkutan gagal melakukan pembangunannya. Teori-

      

    BEBERAPA TEORI MODERNISASI

    KLASIK :

      TEORI HARROD – DOMAR (Tabungan & Investasi)

      Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Prinsipnya: Kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan

      (ETIKA PROTESTAN) TEORI MAX WEBER

      Teori Weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya disekitarnya, terutama nilai-nilai agama. Etika Protestan yang dikemukakan Weber adalah cara bekerja yang keras dan sungguh-sungguh, lepas dari imbalannya,

      (DORONGAN BERPRESTASI ATAU N- TEORI DAVID McCLELLAND ACH)

      McClelland terkenal dengan konsepnya : the eed for a hieve e t (kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi) dan disingkat n-ach. Ia mengatakan, jika dalam suatu masyarakat ada yang banyak memiliki n- ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi

      (Lima tahap Pembangunan) TEORI W.W. ROSTOW

      Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap:

      1. Masyarakat tradisional

      2. Prakondisi untuk lepas landas

      3. Lepas landas

      4. Begerak ke kedewasaan

      

    Rostow melihat perlunya kelompok wiraswastawan : yaitu

    orang-orang yang berani melakukan tindakan pembaruan-

    pembaruan meskipun tndakan tersebut ada resikonya. Kondisi sosial yang melahirkan para wiraswastawan ini :

    1. Adanya elit baru dalam masyarakat yang merasa diingkari haknya.

      2. Masyarakat tradisional yang ada cukup lemah untuk memperbolehkan warganya mencari kekayaan atau kekuasaan politik sebagai jalan untuk menaikkan

      (Faktor-faktor Non ekonomi) TEORI BERT F. HOSELITZ

      Hoselitz menyebut faktor non ekonomi ini sebagai faktor lingkungan yang ianggap penting dalam proses pembangunan bagi Hoselitz, pembangunan membutuhkan pemasokan dari beberapa unsur:

      1. Pemasokan modal besar dan perbankan

    TEORI BARU MODERNISASI

      

    Pengembangan :

    • Hasil kajian baru teori modernisasi menghindari untuk memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua perangkat sistem nilai yang bertolak belakang. Tetapi saling mendukung.
    • Teori baru modernisasi lebih mempertanyakan
    • Kajian baru teori modernisasi tidak lagi menjadikan barat sebagai satu2nya model.
    • Teori baru modernisasi ini lebih memberikan perhatian pada faktor eksternal (lingkungan internasional) dibanding pada masa sebelumnya.

      Tokoh-tokoh :

    • Wong Siu-Lun
    • Wiston Davis • Michael R. Dove

      Teori Mordenisasi Klasik Teori Mordenisasi Baru Persamaan keprihatinan Negara Berkembang sama Tingkat analisa Nasional Variabel Pokok Faktor internal : nilai-nilai budaya-pranata sama sosial sama Konsep pokok Tradisional dan Modern sama Implikasi Kebijakan Modernisasi memberikan manfaat positif sama P erbedaan Tradisi Sebagai penghalang pembangunan Faktor positif pembangunan

    Metode Kajian Abstrak dan Konstruksi Tipologi Studi kasus & analisa sejarah Arah Pembangunan Garis lurus & menggunakan USA sebagai model Berarah dan bermodel banyak Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang

    Berdasarkan perkembangannya, maka Teori Dependensia dikategorikan :

    SEJARAH LAHIRNYA

      Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia mewakili suara negara-negara pinggiran untuk menentang hegemoni, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.

      

    Teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan

    program Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa- bangsa untuk Amerika Latin (KEPBBAL) di awal

      Teori Modernisasi: Bahwa kesalahan terletak pada keterlambatan negara2 melakukan modernisasi Teori Struktural MENOLAK Teori Struktural beranggapan bahwa kemiskinan yan terdapat di negara2 dunia ketiga yg mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang eksploitatif negara yg kuat kepada negara yang lemah, sehingga surplus negara2 dunia ketiga beralih ke negara industri Lahirnya teori2 struktural Teori ketergantungan memiliki dua induk:

    • Nuasannya pada pedekatan ekonomi liberal
    • Tokoh terkemuka Paul Presbisch

      Teori-teori tentang Imperialisme dan Kolonialisme

      

    Studi-studi empiris tentang pembangunan di

    negara-negara pinggirian

    • Kental pengaruh pemikiran-pemikiran Marxis

      PAUL PRESBISCH : Industri Substitusi Impor

    • Menurut Prebisch adanya pembagian kerja secara internasional membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya sehingga terciptalah dua kelompok: negara pusat (industri) dan negara pinggiran (pertanian)
    • Nilai tukar barang industri dengan barang

    • Defisit anggaran tersebut dijelaskan dari beberapa hal:
      • – Hukum Engles : bahwa pendapatan yang meningkat menyebabkan prosentase konsumsi makanan terhdap pendapatan justru menurun.
      • – Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara pertanian untuk mengekspornya kesana.
      • – Kebutuhan akan bahan mentah bisa dikurangi sebagai akibat dari adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang bisa membuat bahan-bahan
      Perdebatan tentang Imperialisme dan Kolonialisme:

      1. Kelompok teori yang menekankan idealisme manusia dan keiinginanya untuk menyebarkan ajran Tuhan.

    • TEORI GOD

      2. Kelompok teori yang menekankan kehausan manusia terhadap kekuasaan, untuk kebesaran pribadi maupun kebesaran masyarakat dan negaranya.

      3. Kelompok teori yang menekankan pada keserakahan manusia, yang selalu berusaha mencari tambahan kekayaan, yang dikuasai oleh kepentingan umum.

    • TEORI GOLD

      Ketiga hal tersebut yang mendorong manusia untuk melakukan kolonialisme dan

      Elemen Perbandingan Teori Modernisasi Klasik Teori Dependensi Klasik PERSAMAAN Fokus Perhatian (keprihatinan) Pembangunan dunia ketiga sama Metode Sangat abstrak perumusan model-model Sama Sama

    Dwi – Kutub struktur teori Tradisional dan Modern (maju) Sentral (metropolis) dan pinggiran

    (satelit) PERBEDAAN

      Warisan teoritis Teori evolusi dan Fungsionalisme Program KEPBAL dan Marxis ortodoks Sebab keterbelakangan Faktor dalam Faktor luar Hubungan Internasional Saling menguntungkan Merugikan negara dunia ketiga Masa depan dunia ketiga Optimis Pesimis Kebijaksanaan pembangunan Lebih mendekatkan keterkaitan Mengurangi keterkaitan dengan

    BAB IV TEORI MODERNISASI Sebuah pendekatan dalam

      

    mempelajari pembangunan di

    SEJARAH LAHIRNYA

       Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dominan dunia pasca PD II.

      Pada saat yang hampir bersamaan, Uni Soviet mencoba  memperluas pengaruh politiknya di dunia sehingga mendorong AS untuk mengimbangi hal tersebut dengan pengaruhnya di dunia.

      Banyaknya negara-negara yang baru merdeka mencari 

    model pembangunan yang hendak digunakan sebagai

    contoh untuk membangun ekonominya (Suwarsono,

      

    Teori Modernisasi banyak dipengaruhi dari pemikiran Teori evolusi

    dan Teori Fungsionalisme sebagai pendahulunya.

    Dalam menjelaskan persolan pembangunan di negara berkembang,

    TEORI EVOLUSI

      Pada garis besarnya teori evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat sebagai berikut :

       teori evolusi menganggap bahwa perubahan

      sosial merupakan gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakat berkembang dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju. Sehingga masa depan masyarakat dunia sudah dapat diramal yaitu melewati masa yang relatif

       Teori evolusi membaurkan antara pandangan

      subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu bentuk masyarakat modern merupakan bentuk masyarakat yang dicita-citakan yang mengandung semua unsur yang disebut dengan “baik” dan “sempurna”.

    TEORI FUNGSIONALISME

      

    Dipelopori oleh Talcot Parsons , yang melihat masyarakat

    tidak ubahnya seperti organ tubuh manusia, dan oleh karena itu masyarakat manusia dapat juga dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia:

     Seperti halnya sstruktur tubuh manusia yang memiliki

    berbagai hubungan satu sama lain, maka masyarakat juga

    memiliki kelembagaan yang saling terkait dan bergantung

    satu sama lain. Parsons menggunakan konsep “sistem” untuk menggambarkan koordinasi harmonis antar

      

     Karena setiap bagian tubuh manusia memiliki

      fungsi yang jelas dan khas (specific) maka demikian pula halnya dengan setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat. Parson menggunakan istilah “fungsi pokok”.

       Analogi tubuh manusia inii juga yang

      melahirkan konsep “keseimbangan dinamis- stasioner”. Jika ada salah satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian lain akan mengikutinya.

      

    KONTROVERSI

    PENANAMAN MODAL ASING (PMA)

    & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

    INDONESIA KRISIS EKONOMI

      1997 Kondisi krisis diperburuk oleh praktek-praktek ekonomi yang seperti: tidak sesuai /tidak mengindahkan tata krama keadilan,

    • Operasi perbankan yang sangat buruk
    • nepotisme merajalela
    • Utang swasta tidak transparan
    • Korupsi melalui monopoli • Spekulasi modal asing yang tinggi, dst.

      

    PENANAMAN MODAL PILIHAN SOLUSI : UTANG LUAR NEGERI

    ASING (PMA) (ULN)

    KONDISI MAKRO EKONOMI INDONESIA

    • Pasca 1997 (krisis ekonomi), kondisi makroekonomi Indonesia mengalami perbaikan, indikatornya adalah:
      • – Penguatan kestabilan rupiah (mata uang nasional terhadap dolar)

      TAHUN KISARAN / LEVEL 2003 Rp 10.000 / US dollar 2004 - 2005 Rp 8.500 / US dollar 2006 - 2007 Rp 9.000

    • – Rp 9.800 / US dollar
    • – Angka inflansi menurun :

    • 2002 : 10,5%
    • 2003 : 5,06%
      • – Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bisa ditekan dari 10,5% menjadi 8,34%
      • – Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat, meskipun baru diseputar 4%

    • Selain ini kondisi makro ekonomi juga dipengaruhi oleh isu-isu atau masalah- masalah :

      1) Pembesaran korupsi dan malpraktek perbankan 2) Masalah pengangguran

       Sampai 2003, ada 40 juta orang (40%) dari angkatan kerja di Indonesia yang menganggur.

      

    KONTROVERSI PENANAMAN

    MODAL ASING (PMA)

      Arus modal Asing /keuangan Internasional Negara umumnya dalam dua bentuk : PENANAMAN MODAL ASING (PMA), Yang dilakukan oleh swasta/ private foreign investment Bantuan Pembangunan Resmi Pemerintah dan swasta / public Development Assistance

      

    PENANAMAN MODAL ASING (PMA), Private

    foreign investment, Contoh :

    • Foreign Direct Investment • Deposito Asing pada Bank-bank Komersial nasional (Foreign Deposits/FD)
    • Pinjaman Utang baik swasta/pemerintah
    • Investasi dalam pasar uang, dalam pasar modal.

      

    Bantuan Pembangunan Resmi Pemerintah dan

    swasta / Public Development Assistance

    • Contohnya bisa berbentuk bantuan atau pinjaman luar negeri (foreign Aid) baik individual, multilateral melalui lembaga independen.

      PERBANDINGAN PMA / FDI :

       Biasanya menggunakan dana-dana investasi langsung untuk menjalankan kegiatan bisnis  Meningkatkan lapangan pekerjaan  Tingkat resiko paling kecil.

      PDA / FA :

       Dikhawatirkan terjadi kebocoran dalam penggunaan dana pinjaman tersbut  Kesulitan membayar bungan dan cicilan utang Kontroversi seputar PMA adalah dalam hal kontribusinya dalam konteks pembangunan, yaitu antara yang positif (yang mendukung PMA) dan negatif (yang menentang PMA) :

      MENDUKUNG (PMA memberikan sumbangan Positif) : MENENTANG (PMA menberikan sumbangan negatif) : Memenuhi kebutuhan tabungan (modal), devisa, pendapatan, dan keahlian manajemen. PMA justru memperlebar kesenjangan PMA berperan mengisi kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah tabungan domestik yang dapat dimobilisasikan. Terjadinya berbagai bentuk persaingan yang tidak sehat diantara pihak multinasional dengan pemerintah Mengisi kesenjangan antara target jumlah devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil aktual devisa dari ekspor dan bantuan luar negeri. Dalam jangka panjang, PMA justru mengurangi devisa karena adanya impor besar-besaran atas barang- barang setengah jadi dan barang modal dari perusahan multinasional tersebut, ditambah dengan

      MENDUKUNG (PMA memberikan sumbangan Positif) : MENENTANG (PMA menberikan sumbangan negatif) : Mengisi kesenjangan antara target penerima pajak pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat dikumpulkan Prakteknya adalah, pajak yang didapat sangat kecil dibandingkan dengan keuntungan yang didapat, akibat adanya fasilitas pemerintah terhadap investor asing tersebut.

      Mengisi kebutuhan manajemen, teknologi, keterampilan atau skill. Tidak semua dapat diberikan

      

    PMA dalam hal ini diwakilkan oleh perusahaan-perusahaan

    multinasional (MNC), pada kenyataannya sepak terjangnya di Indonesia memunculkan banyak keberatan yang dapat dirangkum sebagai berikut (Todaro: 2006:166)

      1) Implikasi positif yang diberikan bagi proses pembangunan pada kenyataanya tidak merata 2) Perusahaan multinasional umumnya menghasilkan barang/jasa yang sebenarnya tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan penduduk di negara berkembang. 3) Sumber daya domestik milik negara berkembang cenderung dialokasikan kepada proyek-proyek yang secara sosial tidak menguntungkan sehingga terjadi

      4) Perusahaan Multinasional (kekuatan modal) sering mempengaruhi, menyuap, manipulasi berbagai kebijakan pemerintah di negara-negara berkembang.

      5) Perusahaan Multinasional berpotensi besar merusak perekonomian dengan cara menekan timbulnya semangat wirausahawan lokal. 6) Kekhawatiran politis

      

    KONTROVERSI UTANG LUAR NEGERI

    DI INDONESIA

      Utang Luar Negeri (ULN) :

      Adalah semua pinjaman konsensional dan bantuan pemerintah dalam bentuk uang atau barang yang secara umum ditujukan untuk mengalihkan sumber-sumber dari negara- negara kaya ke negara dunia ketiga, dengan tujuan utamanya pembangunan dan atau pemerataan pendapatan. (Todaro, 2000:175)

      AKUMULASI ULN INDONESIA :

    • 60 % ULN adalah utang sektor publik, dengan komposisi sebagai berikut:
      • – 52% : utang pemerintah
      • – 3,24% : Utang Bank Pemerintah – 4.13% : Utang BUMN

    • Utang swasta 40,5%

      

    Pengaruh ULN terhadap Kondisi Sosial-

    politik Negara :

      1. Tingkat utang pemerintah yang tinggi, dapat meningkatkan resiko pelarian modal (capital

      flight)

      2. Tingkat utang pemerintah yang didanai oleh ULN bisa menurunkan pengaruh secara politis (bergaining position) negara di pergaulan internasional

      Aspek-aspek Kritis yang menyebabkan ULN memiliki implikasi serius terhadap Negara berkembang :

      1. ULN datang dalam bentuk barang atau teknologi sehingga tidak fleksibel karena hanya bisa dipakai untuk program-program tertentu saja

      2. Karena datang dalam bentuk tadi, maka kemungkinan yang muncul barang atau teknologi itu tidak lagi sesuai dengan

      3. Biasanya ULN diikuti kesepakatan untuk menyertakan konsultan asing, yang tentu saja biayanya mahal jika dibandingkan dengan konsultan lokal

      4. Biasanya disertai dengan kesepakatan- kesepakatan berbagai kebijakan seperti

      Structural adjustment.

      

    Kemiskinan sangat identik dengan

    beberapa variabel berikut ini:

      

      

      Perndapatan perkapita

      

      Pelayanan kesehatan

      

      Pendidikan

      Kekurangan gizi

      

      

      Sumber daya manusia

      

      Kepemilikan lahan

      

      Kepemilikan modal

      Minimnya investasi Parameter Kemiskinan : 

      W. SCOTT (1979) : Kemiskinan diukur dari

    pendapatan rata-rata perkepala (income percapita)

    A. SEN (1977) : Melihat dari kebutuhan dasar (basic

      needs) 

      WORLD BANK : Mengukur kemiskinan dengan mematok minimal pengeluaran US$ 1 per hari. Jika dibawah itu termasuk kategori kemiskinan absolut.

       UNDP (United Nations Developed Program) : mengukur kemiskinan dengan melihat Indeks Kemiskinan Manusia (Human Poverty Index

      UNDP kemiskinan manusia harus diukur dalam

    satuan hilangnya tiga hal utama (three Key Deprivations),

    yaitu :

    1) Kehidupan

      (lebih dari 30% penduduk negara-negara berkembang tidak mungkin hidup lebih dari 40 tahun 2)

      Pendidikan Dasar (dilihat dari presentasi tingkat penduduk dewasa yang buta huruf ,dan seterusnya)

      1) Ketetapan Ekonomi

    (dilihat dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai Sudut Pandang mengukur Kemiskinan: 

      SAYOGO (1997) : melihat atau mengukur kemiskinan dari tingkat konsumsi beras perkapita pertahun:

    Jika konsumsi dibawah 420 kg untuk kota = miskin

       Jika Konsumsi dibawah 320 kg untuk pedesaan = miskin

       Biro Pusat Statistik (BPS) : Kemisikinan dilihat atau diukur dari jumlah pengeluaran tiap bulan. Entang Sastraatmadja (2003): Kemiskinan ABSOLUT : Yaitu kemiskinan karena pendapatannya dibawah jumlah minimum UMR

      Kemiskinan dilihat dari tingkat

      Kemiskinan RELATIF : Pendapatan :

      Yaitu Kemiskinan karena hidup dengan pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Kemiskinan dilihat atau diukur dari berdasarkan pola waktu (sastraatmadja; 2003) :

      1. PERSISTENT POVERTY , yakni kemiskinan yang kronis atau terjadi secara turun temurun.

      2. CYCLICAL POVERTY , yaitu kemiskinan yang terjadi

    karena mengikuti siklus ekonomi secara keseluruhan.

      3. SEASONAL POVERTY , yaitu kemiskinan musiman yang terjadi berdasarkan masa-masa tertentu, misalnya masa panceklik bagi petani, dst.

      4. ACCIDENT POVERTY , yaitu kemiskinan yang tercipta karena adanya bencana alam, konflik & kekerasan atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya kesejahteraan suatu

    KARAKTERISTIK EKONOMI PENDUDUK

      

    MISKIN :

      

    1. Ada generalisasi (anggapan sederhana), bahwasanya

    penduduk miskin umumnya bertempat tinggal didaerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatanlainnya yang berhubungan dengan sektor ekonomi trasional tersebut.

      2. Bahwasanya kemiskinan itu banyak diderita oleh kaum wanita beserta anak-anak.

      3. (a)kondisi minor yang diderita etnis minoritas (b) tingginya tingkat kemiskinan dalam kelompok pribumi.

    MASALAH KEMISKINAN DI

      INDONESIA Fenomena yang sering terjadi Dalam pembangunan di Negara berkembang

      Tingkat Pengangguran di kota dan desa besar Ketimpangan distribusi Pendapatan antara Kaum kaya dan miskin

      Gap y ang luas

    KONDISI PEMBANGUNAN DI

      INDONESIA 

      Semakin Timur, pembangunan semakin tidak merata, sehingga ketimpangan pembangunan sangat kerasa 

      Upaya-upaya pengentasan kemiskinan tidak selalu membuahkan hasil, misalnya: Untuk mengelola ekonomi, pemerintah pernah mengeluarkan kebijakan growth with distribution of wealth , yaitu suatu upaya mengatur ekonomi melalui manajemen sentralistik.