Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional III Site Operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumen Di Kota Bandung

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi komunikasi didasari oleh adanya perencanaan yang matang sehingga dapat tercapai tujuan dari kegiatan strategi komunikasi tersebut. Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk divisi regional III Site Operation Kopo dengan cara melalui Kegiatan Open Table (OT) dalam memperkenalkan produk IndiHome di kalangan konsumen di kota Bandung. IndiHome merupakan singkatan dari Indonesia Digital Home adalah salah satu produk layanan dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang berupa paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket Indihome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Sejak diluncurkannya IndiHome, pelanggan berlangganan paket internet Speedy satu-per-satu diminta untuk pindah ke Indihome, karena layanan penjualan Speedy akan segera diberhentikan di tahun 2015.

Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik, untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses


(2)

komunikasi tersebut terutama akibat dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).

Dalam mensosialisasikan produknya ini, PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memerlukan adanya strategi komunikasi yang baik agar masyarakat dapat lebih tahu, mengerti dan paham tentang produk tersebut. Berawal dari perhatian, pengertian dan penerimaan itu maka diharapkan terdapat ketertarikan dari masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melalui kegiatan Open Table (OT) yang merupakan sebuah kegiatan untuk memperkenalkan produk terbarunya pada masyarakat yaitu Indihome.

Indihome resmi diluncurkan pada tahun 2012. Indihome juga merupakan salah satu program dari proyek utama PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk (Indonesia Digital Network, 2015) yang merupakan paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Dalam penyelenggaraannya, PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menggandeng sejumlah pengembang teknologi telekomunikasi


(3)

untuk membangun rumah berkonsep digital. Pelayanan Indihome hanya bisa diterapkan pada rumah di wilayah yang tersedia jaringan Fiber Optik dari Telkom yaitu Fiber to the Home (FTTH) dan area yang masih menggunakan kabel tembaga.

Indihome merupakan paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation.

Open Table (OT) merupakan salah satu kegiatan dalam memperkenalkan produk Indihome pada masyarakat. Kegitan ini bukan merupakan kegiatan besar, Open Table dilakukan di setiap wilayah yang telah siap atau tersedia jaringan Fiber Optik dari Telkom (FTTH). Sebelum melaksakan kegiatan Open Table (OT) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk telah melakukan pemasangan jaringan Fiber Optik di wilayah yang akan menjadi tempat kegiatan Open Table (OT) dan sudah siap untuk dipasarkan kepada masyarakat. Open Table (OT) merupakan kegiatan yang direncanakan dilaksanakan oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk dalam memperkenalkan produk unggulan terbaru mereka.

Open Table (OT) merupakan kegiatan yang mulai dilaksakan pada bulan Juni tahun 2015 oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang dikhususkan pada area yang telah siap dengan jaringan Fiber Optik. Salah satu diantaranya divisi regional III Site Operations Kopo


(4)

yang telah melaksanakan kegiatan Open Table (OT) dari bulan Juni 2015 yang bertempat di komplek perumahan disekitar Site Operations kopo. Untuk saat ini Kopo merupakan salah satu daerah dengan konsumen tertinggi.

Upaya PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam memperkenalkan produk IndiHome dikalangan konsumen melalui kegiatan Open Table (OT) merupakan kegiatan promosi dari Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menurut William J. Stanton dalam buku “Prinsip Pemasaran” menyatakan : “ Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungannya yang membantu pencapaian tujuan perusahaan”. (Stanton, 2000).

Open Table (OT) ini dilakukan dengan membuka stand kecil atau biasa juga disebut ”lapak” sebagai media untuk membantu pada saat pelaksanaan kegitan tersebut. Para Avengers (sales promotion) membagikan brosur kepada konsumen untuk membantu proses pengenalan produk. Kegiatan Open Table (OT) ini juga sebagai sarana registrasi bagi konsumen yang akan memakai produk Indihome. Konsumen bisa langsung mendapatkan nomor registrasi tanpa harus mendaftarkan diri ke Plasa Telkom.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk


(5)

menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk sebagai satu-satunya perusahaan pertelekomunikasian negeri di Indonesia, dengan jumlah konsumen sebanyak 71,3jt pelanggan (Desember, 2014). PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk berusaha memberikan inovasi dan pengembangan produk kepada konsumen, salah satunya adalah dengan Indihome sebagai pengganti dari layanan Internet Speedy. Indihome mulai dikenalkan kepada masyarakat dari tahun 2012 dimana pada tahun 2015 ini sudah memiliki konsumen sebanyak 350ribu pelanggan diseluruh Indonesia.

Adapun yang melatarbelakangi kegiatan Open Table (OT) dilihat dari jumlah tersebut jumlah konsumen produk Indihome masih sedikit dimana masih banyak konsumen yang masih menggunakan produk lama yaitu Speedy, maka dari itu PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengadakan kegiatan ini untuk lebih menarik minat konsumen lama (Pengguna Speedy) ataupun konsumen baru.

Konsumen bagi sebuah perusahaan adalah hal yang paling penting untuk tetap berlangsungnya dari perusahaan itu sendiri. Perlu dilakukannya inovasi, sesuatu yang baru yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya. Untuk mempertahankan konsumen, maka PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk membuat suatu gebrakan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya yaitu


(6)

dengan menciptakan sebuah paket paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat sehingga tujuan dibuatnya inovasi terbaru tersebut bisa tercapai dengan baik. Strategi komunikasi merupakan salah satu tugas dari Marketing Public Relations untuk membuat sebuah perencanaan komunikasi yang baik agar dapat mencapai tujuan dari dibuatnya strategi komunikasi tersebut.

Agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan lancar, maka diperlukan sebuah strategi yang matang untuk membentuk perencanaan dan pelaksanaan yang harus dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam melakukan inovasi tersebut. Perencanaan mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang, karena perencanaan melihat semua komponen secara menyeluruh, secara tidak langsung perencanaan meminimalisir kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan tahapan kerja yang jelas terukur dan spesifik serta lengkap dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila terjadi kegagalan bisa diambil alternatif penyelesaian.

Dari permasalahan diatas maka penelti mengakat penelitian dengan judul : “Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III Site Operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT)


(7)

Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

Berikut rumusan masalah mikro yang telah dirumuskan oleh peneliti secara lebih spesifik :

1. Bagaimana Identifikasi Target Khalayak PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

2. Bagaimana Penetapan Tujuan dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

3. Bagaimana Penyusunan Pesan yang disampaikan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation


(8)

Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung? 4. Bagaimana Pemilihan Media Yang Digunakan PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

5. Bagaimana Evaluasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan mengenai Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.


(9)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui jumlah keseluruhan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui identifikasi Target Khalayak kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui Penetapan Tujuan dari kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui Penyusunan Pesan pada kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui Pemilihan Media Yang Digunakan pada kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

5. Untuk mengetahui Evaluasi kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui


(10)

Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini sebagai pengembangan Ilmu Komunikasi, dengan bahasan Hubungan Masyarakat khususnya konteks Komunikasi Interpersonal tentang Strategi Komunikasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama masa perkuliahan dan diharapkan berguna untuk meningkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan dan dapat melengkapi kepustakaan mengenai strategi komunikasi.

 Universitas

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan literatur maupun referensi bagi mahasiswa UNIKOM pada umumnya dan khususnya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang melakukan penelitian pada kajian yang serupa yang berkaitan dengan bidang strategi komunikasi


(11)

 PT. Telekomunikasi Indonesia

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia dalam memperkenalkan produk IndiHome.


(12)

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan yang membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar. Tentunya studi terdahulu tersebut harus yang relevan baik dari konteks penelitian maupun metode penelitian yang digunakan.

Berdasarkan studi pustaka, berikut ini peneliti menemukan beberapa referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti.

1. Skrispi Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota bekasi.

Penelitian Ibnu Mukhlisin, 41805043 dengan judul “Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi” dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi badan keluarga berencana pemerintah Kota Bekasi dalam mensosialisasikan program keluarga berencana di


(13)

Kota Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang program KB kepada sasaran yang dituju. Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih banyak menggunakan media massa dan pendekatan baik secara individu maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB dengan penambahan petugas lapangan.

2. Skripsi Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia.

Penelitian Ardis Tri Wahyuni dengan judul “Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia” dari Program Studi Ilmu Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan


(14)

Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Untuk mengetahui proses penyusunan hingga pelaksanaan dari strategi komunikasi PT Carrefour Indonesia dalam meningkatkan employee engagement di perusahaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Indonesia terutama internal komunikasi harus menunjukan citranya di dalam perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiuran informasi dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini adalah strategi komunikasi korporat dilakukan melalui sebuah proses hingga pada bentuk keputusan dari strategi dan mekanisme program kerja serta evaluasi. Dengan melaksanakan strategi tersebut diharapkan komunikasi internal di dalam perusahaan akan semakin solid dan menciptakan kenyamanan kerja yang lebih baik.

3. Skripsi Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan).

Penelitian Agung Rezkina Pramesti, L 100060041 dengan judul “Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public


(15)

Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan)” dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi marketing public relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggan Telkomsel. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menemukan bahwa: 1. Strategi Marketing Public Relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggannya yaitu menggunakan strategi Pull, Push, Pass. 2. Bentuk dan alat kegiatan marketing public relations Grapari Telkomsel: a. Iklan: Above The Line dan Below The Line. Events, yaitu melalui on air special events dan off air special events.c.community network 3.Loyalitas pelanggan Telkomsel 1) Melakukan bentuk dan kegiatan pemasaran yang berbeda dari competitor, seperti strategi pemasaran berbasis komunitas. Menempatkan pertumbuhan pelanggan berbasis youth, woman, netizen. 2) Terus berinovasi sesuai dengan jaman untuk menarik hati pelanggan, Telkomsel memberikan fitur layanan internetan yang cepat di banding kompetitornya. 3) Sekarang masyarakat membutuhkan layanan operator-operator yang ekonomis dan nyaman dalam berkomunikasi, Telkomsel memberikan jaringan terluas dan sinyal yang kuat hingga ke pelosok daerah meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk 4) Mengeluarkan layanan program yang sesuai dengan waktunya. Adanya program-program MPR Telkomsel yang berbeda dengan kompetitornya membuat


(16)

banyak orang yang menggunakan Telkomsel dan menjadi pelanggan yang loyal.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Nama Peneliti

Metode yang

Digunakan Hasil Penelitian

Perbedaan Dengan Penelitian Peneliti 1 Skripsi Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi Ibnu Mukhlisin (41805043) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, 2010 Metode Kualitatif Studi Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi

dilapangan,

melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan

kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang program KB kepada sasaran Penelitian Ibnu Mukhlisin meneliti mengenai BPKBPP mensosialiasasikan program keluarga berencana di kota bekasi Penelitian ini meneliti mengenai strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia yang melakukan pengenalan produk lama yang berinovasi menjadi sebuah produk paket yang lebih lengkap untuk mempertahakan konsumen ataupun meningkatan jumlah konsumennya.


(17)

2 Skripsi Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia Ardis Tri Susistiati, Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat, Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, 2011 Metode Kualitatif Studi Deskriptif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Indonesia terutama internal komunikasi harus menunjukan citranya di dalam perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiuran informasi dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan.

Penelitian Ardis Tri Wahyuni meneliti tentang Skripsi Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee

Engagement di PT Carrefour Indonesia. Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia yang melakukan pengenalan produk lama yang berinovasi menjadi sebuah produk paket yang lebih lengkap untuk mempertahakan konsumen ataupun meningkatan jumlah konsumennya. 3

Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan). Agung Rezkina Pramesti, (100060041) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012 Metode Kualitatif Studi Deskriptif Adanya program-program MPR Telkomsel yang berbeda dengan kompetitornya membuat banyak orang yang menggunakan Telkomsel dan menjadi pelanggan yang loyal.

Penelitian Agung Rezkina Pramesti meneliti mengenai strategi yang dilakukan oleh marketing public relations sebuah perusahaan yaitu Telkomseluntuk menjaga loyalitas pelanggan dengan melihat dari strategi yang dilakukan marketing public relations dan bentuk dan alat


(18)

kegiatannya. Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia yang melakukan

pengenalan produk lama yang

berinovasi menjadi sebuah produk paket yang lebih lengkap untuk

mempertahakan konsumen ataupun meningkatan jumlah konsumennya. Sumber: Peneliti, 2015.


(19)

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi

Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin “communis” yang berarti 'sama'. “Communico”, “communicatio” atau “communicare” yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).

Dalam buku Jurnal Komunikasi dan Informasi menjelaskan tentang komunikasi, yaitu:

“Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berbicara”, bermusyawarah, berpidato, bercakap-cakap dan berkonsultasi satu sama lain. Kata itu juga dekat dengan “communitas” (bahasa Latin) yang “tidak hanya berarti komuniti tapi juga persahabatan dan keadilan dalam pergaulan dan kehidupan antar manusia.” (Mulyana, 2005:2).

Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.


(20)

2.1.2.2 Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli

Berikut ini akan dijabarkan definisi ilmu komunikasi menurut beberapa ahli :

Menurut Everett M. Rogers : “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Rogers dalam Mulyana, 2007:69)

Menurut Harorld D. Lasswell (1960)

“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).” (Lasswell dalam Mulyana, 2005:69)

Menurut Raymond S. Ross

“Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.” (Ross dalam Mulyana, 2005:62)

Menurut Carl I.Hovland : “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.” (Hovland dalam Mulyana, 2005:69)

Menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss: ”Komunikasi adalah proses makna diantara dua orang atau lebih.” (Moss & Tubs dalam Mulyana, 2005:69)


(21)

Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diambil sebuah kesimpulan yang menjelaskan apa itu komunikasi secara singkat yaitu komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dapat menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.3 Model Komunikasi

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, maka digunakan model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dari fenomena tersebut. Paradigma Lasswel yang mengatakan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Mengilhami Phillip Kotler untuk membentuk suatu model proses komunikasi. Model komunikasi yang ditampilkan oleh Phillip Kotler, berdasarkan paradigma lasswel,yang dikutip Onong Uchjana Effendy, sebagai berikut.

Gambar 2.1

Model Proses Komunikasi


(22)

Dari model proses komunikasi di atas dapat diidentifikasi unsur-unsur dari komunikasi sebagai berikut :

1. Sender : Komunikator menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding : Penyandian yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message : Pesan, merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan.

5. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna lambing yang disampaikan.

6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan

8. Feedback : umpan balilk, tanggapan komunikan apabila pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator 9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda pesan yang diberikan oleh komunikator. (Kotler, Effendy, 2003:18)


(23)

2.1.2.4 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai berikut :

The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan

The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda).

The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. 2. Mendidik masyarakat (Publik Education).

3. Mempengaruhi masyarakat (Publik Persuasion). 4. Menghibur masyarakat (Publik Entertainment).


(24)

William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana (Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: 1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.


(25)

3. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajak, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk


(26)

mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. (Mulyana, 2005:5-30)

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

2.1.2.5 Tujuan Komunikasi

Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :

1. Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor).


(27)

2. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.

3. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima massege. (Curtis, 1992 : 9)

Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

A. Perubahan Sosial dan Partisipasi Sosial. B. Perubahan Sikap.

C. Perubahan Pendapat.

D. Perubahan Perilaku. (Effendy, 2003) 2.1.2.6 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul


(28)

hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).

2. Penyandian. Pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.

3. Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan. 4. Perjalanan. Pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan

komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.

5. Penerimaan. Pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

6. Penyandian Balik. Pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

7. Penginterpretasian. Pada tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.


(29)

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 2.1.3.1 Pengetian Komunikasi Interpesonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik (dyadic communication)yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya.(Mulyana, 2010:81).

Sedangkan menurut Miller dan Steinberg yang dikutip oleh Muhamad Budyatama, dalam bukunya Teori Komunikasi Antarpribadi, bahwa komunikasi antarpribadi terdapat tiga tingkatan analilis yaitu, kultural, sosiologi, dan psikologis.

 Analilis Tingkat Kultural

Kultural merupakan keseluruhan kerangka kerja komunikasi: Kata-kata, tindakan-tindakan, postur, gerak-isyarat, nada suara, ekspresi wajah, pengguna waktu, ruang dan materi, dan cara ia bekerja, bermain, bercinta, dan mempertahankan diri. kesemuanya itu dan lebihnya merupakan system-sistem komunikasi yang lengkap dengan makna-makna yang hanya dpata dibaca secara tepat apabila seseorang akrab dengan perilaku konteks sejarah, sosial, dan kultural.


(30)

 Analisis Tingkat Sosiologis

Prediksi komunikator tentang reaksi penerima atau receiver terhadap pesan-pesan yang disampaikan didasarkan kepada keanggotaan penerima dalam kelompok social tertentu, maka komunikator melakukan prediksi pada tingkat sosiologi. Prediksi mengenai reaksi pihak lain atau penerima terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan pada analilis dari pengalaman-pengalaman belajar individual yang unik, maka prediksi analilis pada tingkat psikologis. (Miller & Steinberg dalam Budyatama, 2011:4)

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal

Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan di mana komunikasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa komunikasi insan atau human communication baik non-pribadi ataupun yang antarpribadi semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam bentuk fisik, ekonomi, dan sosial.


(31)

2.1.3.3Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri sendiri. Dengan memperbincangkan diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.

 Mengenal diri sendiri dan orang lain

Nasihat seorang filsuf terkenal Socrates yaitu : cogito ergosum yang memiliki arti kurang lebih ”kenalilah dirimu”. Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi.

 Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian kejadian orang lain.

 Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna

Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain.


(32)

 Mengubah sikap dan perilaku

Dengan komunikasi interpersonal sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain.

 Bermain dan mencari hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.  Membantu

Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain.

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Strategi

Strategi sering digunakan oleh organisasi-organisasi dalam mencapai tujuannya. Biasanya istilah stategi sering dipergunakan dalam perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali ini strategi juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memasarkan poduknya. Adapun pengertian strategi sendiri ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya, salah satu diantaranya adalah:

Menurut Boyd dalam buku Manajemen Perusahaan: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global mengemukakan bahwa, strategi (strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengarahan sumber daya, interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan lain. (Boyd, 2000:29)


(33)

2.1.4.2 Definisi Strategi Komunikasi

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan,karenaberhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari


(34)

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.

Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju. Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dan lain-lain. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut. Perlu diketahui bahwa arah sasaran komunikasi berorientasi pada efek yang positif atau efektivitas, untuk itu dalam mencapai efektifitas komunikasi diperlukan atau pendekatan atau strategi operasional tertentu.


(35)

Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Apabila strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap komunikannya.

2.1.5 Tinjauan Tentang Marketing Public Relations 2.1.5.1Sejarah Marketing Public Relations

Berawal dari pertentangan, Public Relations itu fungsi tersendiri dalam organisasi, Public Relations merupakan bagian dari pemasaran. Akan tetapi dibanding berkonflik lebih baik kita menemukan solusi. Dan pemasaran dalam hal ini mendominasi, menurunkan teori, serta menggenggam Marketing Public Relations. Dimulai dari konsep pemasaran, turun kepada bauran pemasaran yang telah begitu menggema produk, harga, distribusi, dan promosi. Promosi pun demikian mempunyai bauran iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan langsung, Public Relations. Public Relations terpecah ke dalam Marketing Public Relations dan Corporate Public Relations. Tampak jelas disini Public Relations yang bergrand teori pemasaran tidak lain Marketing Public


(36)

Relations dimana berlangsung percampuran konsep Public Relations dengan pemasaran.

Pada awalnya kegiatan pemasaran dan Public Relations merupakan bagian yang terpisah. Satu perbedaan utama adalah pemasaran berorientasi pada hasil akhir berupa pencapaian tujuan-tujuan pemasaran yang salah satunya adalah penjualan, sedangkan Public Relations adalah kegiatan menyiapkan dan menyebarkan informasi dengan tujuan mendidik dan menanamkan pemahaman yang baik pada publik sasaran. Namun perbedaan tersebut sudah mulai hilang karena perusahaan membentuk Public Relations yang lebih berorientasi kepada pasar dan perusahaan membentuk kelompok Public Relations yang berorientasi pemasaran untuk secara langsung mendukung promosi dan citra perusahaan. Sinergi antara pemasaran dan Public Relations ini kemudian dinamakan sebagai Marketing Public Relations.

Hal tersebut, telah diteliti sendiri Marketing Public Relations berpengaruh terhadap citra perusahaan, citra perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Namun, secara langsung Marketing Public Relations tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Singkatnya, Marketing Public Relations tidak begitu serta merta mendorong keputusan pembelian melainkan meski secara tidak langsung melalui citra perusahaan. Tidak sekedar berguna meningkatkan volume penjualan, Marketing Public Relations lebih bertenaga untuk mempertahankan dan memperbaiki keberadaan citra perusahaan.


(37)

2.1.5.2Peran Marketing Public Relations

Marketing Public Relations (MPR) sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui komunikasi yang baik mengenai impresi dari perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kesan dari konsumen. Keberadaan MPR di perusahaan dianggap efektif, hal ini dikarenakan :

1. MPR dianggap mampu dalam membangun brand awareness (kesadaran akan merek) dan brand knowledge (pengetahuan akan merek).

2. MPR dianggap potensial untuk membangun efektivitas pada area ”increasing category usage” dan “increasing brand sales”.

3. Dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya bila dibandingkan dengan perusahaan memasukkan produknya melalui iklan. Lebih cost-effective dari biaya media yang semakin meningkat.

Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut Rosady Ruslan :

1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu.

2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan / digunakan


(38)

3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.

4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggannya.

6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama

7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup agar tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / publik.

8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya

9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang . (Ruslan : 2008) 2.1.5.3Tujuan Marketing Public Relations

Marketing Public Relations mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan positif publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.


(39)

2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.

3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations. 4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. 5. Mendukung bauran pemasaran keberadaan Marketing Public

Relations yang dilandasi tujuan telah dikemukakan semakin penting dengan berperannya beberapa faktor, yaitu :

a. Pecahnya pasar yang bersifat masal b. Peledakan informasi dan teknologi c. Peningkatan persaingan

d. Jaringan periklanan semakin kurang kuat e. Peningkatan biaya iklan

f. Penekanan biaya promosi g. Ketahanan iklan berkurang 2.1.6 Tinjauan Tentang Promosi

Menurut Michael Ray yang dikutip oleh Morissan mendefinisikan promosi sebagai:

“The coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea”. “Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan”. (Morissan, 2010:16)

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumenya. Promosi mencakup seluruh unsur dari promotional mix. Namun banyak praktisi


(40)

pemasaran yang menggunakan istilah promosi mengacu pada promosi penjualan yaitu “kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan” (Morrissan,2010:25).

Promosi bertujuan untuk membangun citra merek dan pengenalan produk baru yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Sedangkan tujuan dari promosi penjualan dapat disebutkan sebagai berikut:

 Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.  Mengkomunikasikan produk baru.

 Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.

 Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.

 Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan produk

 Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk.

Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix, yang terdiri dari empat elemen yaitu periklanan, personal selling, promosi penjualan dan hubungan masyarakat (Machfoedz, 2010 : 2).

2.1.7 Tinjauan Tentang Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang


(41)

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk dipedagangkan. Konsumen dapat dikelompokan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen, dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir, yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain (Suryani 2003:12).


(42)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini didasari pula pada kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis.

Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti. Tentunya kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan yang benar. Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori sebagai penguat peneliti.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton, Cangara, 2013)

Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah satu atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa


(43)

fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Menetapkan tujuan harus dimulai dengan apa yang ingin dicapai, penetapan tujuan akan menentukan isi pesan yang akan disampaikan, selanjutnya bagaimana menyampaikan dan dimana disampaikan akan menentukan saluran atau media yang akan dipilih.

Terdapat beberapa model yang menjelaskan mengenai perencanaan dan strategi komunikasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model perencanaan komunikasi Alur Tanda “?” menurut Hafied Cangara sebagai teori digunakan dalam penelitian ini. Model perencanaan komunikasi alur tanda “?” terdiri dari beberapa langkah diantaranya, yakni:

1.Identifikasi Target Khalayak

Dalam langkah ini, perencanan komunikasi mengidentifikasikan atau membuat segmentasi khalayak sasaran yang mereka tuju. Segmentasi ini dibuat untuk dapat mengenal khalayak sasaran agar komunikasi yang dilakukan lebih mudah dan efektif.

2.Penetapan Tujuan

Tujuan dari dibuatnya rencana komunikasi harus dibuat dengan sejelas-jelasnya. Penetapan tujuan yang jelas akan mempermudah langkah-langkah perencanaan komunikasi yang berikutnya. Perubahan yang dikehendaki setelah pelaksanaan perencanaan komunikasi yang dilakukan pun akan mudah terbaca.


(44)

3.Penyusunan Pesan

Tahap ini merupakan tahap yang penting. Pemilihan dan penyusunan pesan yang tepat akan membuat komunikasi lebih efektif dan selanjutnya berimbas pada hasil yang dikehendaki dari pelaksanaan perencanaan komunikasi tersebut lebih mudah untuk dicapai. Pemilihan dan penyusunan pesan harus disesuaikan dengan khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan.

4.Pemilihan Media

Media berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan perencanaan komunikasi yang dilakukan. Media yang dipilih haruslah media yang sesuai dengan khalayak sasaran dan yang banyak digunakan oleh khalayak sasaran tersebut.

5.Evaluasi

Perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan perlu dibuat evaluasinya agar bisa mengukur sejauhmana keberhasilan yang telah


(45)

dicapai selama rencana tersebut dilaksanakan, bagaimana perubahan dari khalayak sasaran, kekurangan dalam pelaksanaan, dan lain-lain. Peneliti memilih model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini dikarenakan model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini dirasa sesuai untuk menjelaskan bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Divre III Site Operation Kopo Indonesia Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumennya.

Strategi komunikasi adalah Perencanaan komunikasi dengan Manajemen komunikasi seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo dalam memperkenalkan produk IndiHome melalui kegiatan Open Table (OT) bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan :

1. Identifikasi Target Khalayak

Sebelum melakukan strategi pihak PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo diperlukan pemahaman siapa sasaran yang akan dituju dengan melakukan identifikasi sasaran khlayak. Identifikasi target khalayak atau biasa disebut dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping). Disini pemetaan dilakukan untuk mengetahui apakah khalayak yang menjadi target sasaran bentuknya perorangan atau perkelompok. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan strategi tersebut, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui


(46)

(informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (persuasif).

2. Penetapan Tujuan

Setelah adanya gambaran mengenai siapa sasaran khalayak, tahap selanjutnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site opeartion Kopo menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut harus jelas, dan perubahan harus dikehendaki bisa terbaca, untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi untuk mendorong ke arah tujuan yang ingin dicapai.

3. Penyusunan Pesan

Pesan PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melakukan kegiatan strategi komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Dengan memahami tipe khalayak dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Maka perencanaan komunikasi harus mampu memilah pesan apa yang sesuai dengan pengetahuan, kebutuhan, dan pengalaman khalayak yang menjadi target sasaran. Setiap khalayak memiliki keragaman yang berbeda satu sama lainnya. Untuk itu diperlukan kunci-kunci pesan yang cocok dengan sasaran khalayak.


(47)

4. Pemilihan Media

Penggunaan media saluran oleh pihak PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melalui kegitan Open Table (OT) sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Memilih media yang tepat terlebih dahulu harus mengetahui infomasi lapangan yang telah dipetakan, yakni apakah khalayak yang menjadi target sasaran rata-rata mengetahui dan memiliki media yang digunakan dalam kegiatan tersebut.

5. Evaluasi

Evaluasi kegiatan dalam pelaksanaan strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo merupakan bagian dari manajemen secara umum. Manajemen harus mampu memahami arah organisasi yang inginkan sebelum mulai melangkah ke arah tersebut. Pada tahap ini, program komunikasi yang dijalankan perlu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang diperoleh. Apakah khalayak sudah menerima dan mengerti isi pesan yang disampaikan, dan apakah ada perubahan perilaku dan sikap yang ada pada khalayak sesuai dengan tujuan program.

Kegiatan strategi komunikasi merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation


(48)

Kopo dalam proses kegiatan, penyebaran pesan melalui media yang digunakan serta sasaran khalayak dalam kegiatan tersebut.

Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai fokus penelitian ini, yang mencankup dalam kajian peneliti ini mengenai strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site operation Kopo melalui kegiatan Open Table (OT) dalam memperkenalkan produk IndiHome dikalangan konsumennya.


(49)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Peneliti

Sumber : Peneliti, 2016

Marketing Public Reliations PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site

operation Kopo

Strategi komunikasi Kegiatan Open Table (OT)

Sasaran

Khalayak Tujuan Media Evaluasi

Memperkenalkan Produk Indihome

(Mengetahui, Menggunakan Produk IndiHome)


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Pada desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian dengan pendekatan secara Kualitatifdimana untuk mengetahui dan mengamati segala hal yang menjadi ciri sesuatu hal.

Menurut David Williams dalam buku Lexy Moleong menyatakan: “Bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah” (Williams dalam Moleong, 2007:5).

Menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln dalam buku Lexy Moleong, menyatakan: “Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” (Denzin & Lincoln dalam Moleong, 2007:5)

Pengertian kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln dalam Moleong, menyatakan:

“Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk


(51)

kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. (Denzin & Lincoln, Moleong dalam 2007:5)

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Elvinaro dalam buku Metode Penelitian Public Relations :

“Metode deskriptif adalah metode yang menitik beratkan pada observasi suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan bertindak sebagai pengamat dan membuat obsrevasi tanpa berusaha memanipulasi variabel”. (Elvinaro, 2010:60).

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti menggunakan metode deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan interaksi.


(52)

3.2. Teknik Penentuan Informan 3.2.1 Subjek Peneltian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya (attribut-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian

3.2.1.1 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut.

Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010:300).

Pemilihan informan didasari dari kualitas informasi terkait dengan penelitian. Kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Terlibat dalam perencanaan kegiatan strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site operation Kopo melalui kegiatan Open Table (OT). Sepeti misalnya Asst. Manager Home Service III dan juga Supervisor.

b. Terlibat secara langsung dalam kegiatan strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site operation Kopo melalui


(53)

kegiatan Open Table (OT). Seperti misalnya Koordinator, Avenger (sales), dan para pengunjung kegitan open table.

Adapun untuk pemilihan tempat penelitian merupakan atas kesepakatan bersama antara peneliti dengan informan dan disesuaikan dengan kajian peneliti. Untuk lebih jelas, informan penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Sumber: Peneliti, 2016

No Nama Jabatan Lama

Bekerja Usia

Pendidikan Terakhir

1. Kusnandar

Asst.Manager Home Service

III

29 tahun 53th D1

2 Zurianti, A.Md Suprevisor 31 tahun 52th D3

3 Jojo Koordinator 18 tahun 50th SMA

4 Yuki Pramukti, A.Md Avenger


(54)

3.2.1.2 Informan Pendukung Penelitian

Informan pendukung yaitu orang-orang yang menggunakan produk Indihome melalui kegiatan Open Table (OT), dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang dianggap kurang dan sekiranya dibutuhkan.

Tabel 3.2

Informan Pendukung Penelitian

No Nama Umur Pekerjaan Keterangan

1 Hendi

Rohaendi 42th

Pegawai Swasta

Pengunjung kegiatan Open Table (OT),

pengguna produk IndiHome

2 Yani

Hadisaputri 30th

Pemilik Kostan

Pengunjung kegiatan Open Table (OT),

pengguna produk IndiHome

3 Fikar Lataba 35th Wiraswasta

Pengunjung kegiatan Open Table (OT),

pengguna produk IndiHome Sumber: Peneliti, 2016


(55)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid tidak hanya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan informasi-informasi dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan bahan-bahan penelitian untuk di analisis pada akhirnya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan, sebagai berikut:

3.3.1 Studi Pustaka

Memahami apa yang di teliti, maka upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari pustaka-pustaka lainnya.

Menurut J.Supranto dalam buku Rosadi Ruslan, mengemukakan: “Studi pustaka adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Supranto dalam Ruslan, 2003:31).

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data melalui buku-buku literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan pembanding dalam pembahasan masalah. Seluruh data yang telah diperoleh melalui cara ini merupakan data yang disajikan dengan cara mengutip dan mengungkapkan kembali teori-teori yang ada yang


(1)

Perusahaan PTT tesebut bertahan sampai adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang adanya persyaratan suatu Perusahaan Negara (PN), tetapi pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965. Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.

Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi merupakan penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri saat itu juga diselenggarakan oleh PT. Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT), yang masih berstatus perusahaan asing yakni dari American Cable and Radio Corp yaitu suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan negara bagian Delaware, USA. Seluruh saham PT. Indosat dengan modal asing ini pada tahun 1980 dibeli oleh Indonesia dari American Cable and radio Corp. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1274 berdasarkan PP No. 53 tahun 1980, Perumtel ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi urnurn untuk internasional.

4.2 Pembahasan

Identifikasi target khalayak dalam kegiatan open table yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia mempunyai target khalayak yang sejenis terlebih penentuan target khalayak ditentukan berdasarkan segmentasi kelas sosial, Wilayah dan Jaringan. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menentukan segmentasi kelas sosial menengah keatas yang sesuai dengan penjualan produk Indihome ini dimana melihat dari harga produk Indihome yang dikeluarkan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini dapat dikatakan relatif mahal, maka Tim Marketing PR sendiri menentukan target khalayak berada di kalangan kelas sosial menengah keatas. Jaringan dan wilayah pun sangat berkaitan dimana jaingan dan wilayah saling ketergantungan. Wilayah mempengaruhi jaringan begitu pun sebaliknya. Jaringan yang dimaksud disini adalah kekuatan sinyal pada suatu daerah, karena berlansungnya kegitan open table sangat bergantung pada jaringan, jika pada wilayah tertentu terdapat jaringan yang kurang baik atau stabil, maka kegiatan open table tidak bisa dilaksanakan pada wilayah tersebut. Dilihat dari data konsumen yang ada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk site operations Kopo menentukan segementasi berdasarkan kelas sosial menegah keatas, karena pada faktanya memang konsumen yang terdata berada pada kalangan kelas sosial


(2)

menengah keatas. Wilayah dan jaringan sangat erat hubungannya dikarekanakan wilayah sangat menentukan bagus atau tidaknya jaringan.

Tujuan yang ingin dibangun oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk didasari oleh semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi khususnya paket layanan Internet dan TV Kabel. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melakukan inovasi dengan membuat sebuah produk baru untuk menarik minat masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Produk Indihome ini. Kegiatan open table ini adalah langkah awal PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk untuk memperkenalkan produk Indihome dengan tujuan agar masyarakat kebih mengetahui tentang produk baru tersebut. Mengingat jumlah konsumen yang belum mencapai pada targetnya, PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melakukan kegiatan open table ini untuk membuat masyarakat lebih sadar akan hadirnya produk baru dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini. Tujuan utama dari kegiatan open table ini adalah untuk memberikan informasi mengenai produk Indihome, setelah masyarakat mengerti akan lebih memudahkan para avengers untuk mengajak calon konsumen menjadi pengguna produk Indihome.

Pesan yang disampaikan adalah PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk khususnya divre III site operations Kopo dengan cara mendekatkan diri dengan publik. Maka artinya yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyrakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu sehingga hal tersebut bermuara bagaimana PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memberikan penceraan dan pencerdasan masyarakat melalui kegiatan Open Table yang dilaksanakan sehingga pesan-pesan verbal maupun non verbal yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh masyarakat. Pesan berupa infomatif dan persuasif. Informatif berupa pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia adapun pesan persuasif yakni untuk mengajak masyarakat agar menggunakan poduk Indihome yang dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Pesan-pesan yang disampaikan ini dibuat dengan dasar yaitu tujuan dari dilakukannya kegiatan open table ini yaitu untuk memperkenalkan produk Indihome dikalangan masyarakat.

Penggunaan media oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam kegiatan open table ini tidak terlalu banyak media yang digunakan mengingat kegiatan yang dilakukan bukan merupakan kegiatan besar. Media yang digunakan pada kegiatan ini adalah media luar ruangan seperti spanduk, banner, brosur dll. Semua itu merupakan cara memperkenalkan produk Indihome kepada masyarakat luas. Adapun PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini dibantu dengan adanya situs resmi dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk itu sendiri yaitu www.indihome.co.id. Situs resmi dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dirasa sangat membantu untuk memperkanalkan produk Indihome dimana masyarakat pada saat ini lebih memilih media internet sebagai cara mudah untuk mendapatkan informasi. Dengan mengikuti perkembangan zaman pada saat ini akhirnya PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengikuti minat masyarakat dengan membuat


(3)

situs resmi dari perusahaan untuk membantu masyarakat mencari informasi. Selain dengan situs resmi PT. Telekomunikasi Indoneisa,Tbk juga memasang pada media cetak maupun media elektronik untuk membantu kegiatan memperkenal produk Indihome selain dengan kegiatan open table.

Proses evaluasi dilakukan oleh Tim Marketing PR dan para Avengers dari PT. Telekomuniksi Indonesia,Tbk divre III site operations Kopo yang berkerja sama melakukan evaluasi secara bersama-sama sehingga dapat ditarik kesimpulan serta hasil yang jelas dari kegiatn open table yang telah dilaksanakan, biasanya evaluasi sendiri dilakukan setiap hari setelah melakukan kegiatan open table dan laporan-laporan kegiatan telah diberikan kepada pimpinan atau ketua pelaksana kegiatan open table. Sehingga kami dapat melihat pencapaian atau tujuan dari kegiatan yang telah dilaksanan sudah berjalan dengan baik atau belum. Dilihat dari terus bertambahnya konsumen dari produk Indihome ini dapat dikatankan bahwa kegiatan open table yang dilakukan oleh tim Marketing PR PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini berhasil, hal ini juga dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang datang mengunjungi kegiatan open table ini untuk mendapatkan informasi tentang produk Indihome. Evaluasi tidak hanya sebatas melihat dari peningkatan jumlah konsumen tetapi juga dari para Avengers itu sendiri. PT. Telekomunikasi Indonesia melakukan kegiatan evaluasi ini sebagai ajang sharing antar avengers untuk saling berdiskusi bagaimana cara yang tepat untuk menarik minat konsumen agar ingin menggunakan produk Indihome ini. 5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari Bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Identifikasi target khalayak dalam kegiatan open table yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mempunyai target khalayak yang sejenis terlebih penentuan target khalayak ditentuakan berdasarkan segmentasi kelas sosial. Dimana melihat dari harga produk Indihome yang dikeluarkan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini dapat dikatakan relatif mahal, maka Tim Marketing PR sendiri menentukan target khalayak berada di kalangan kelas sosial menengah keatas. Dilihat dari data konsumen yang ada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk site operations Kopo menentukan segementasi berdasarkan kelas sosial menegah keatas, karena pada faktanya memang konsumen yang terdata berada pada kalangan kelas sosial menengah keatas. Wilayah dan jaringan sangat erat hubungannya dikarekanakan wilayah sangat menentukan bagus atau tidaknya jaringan.

2. Tujuan yang ingin dibangun oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk didasari oleh semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi khususnya paket layanan Internet dan TV Kabel. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melakukan inovasi dengan membuat sebuah produk baru untuk menarik minat masyarakat. Salah satunya adalah dengan


(4)

mengeluarkan Produk Indihome ini. Kegiatan open table ini adalah langkah awal PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk untuk memperkenalkan produk Indihome dengan tujuan agar masyarakat lebih mengetahui tentang produk baru tersebut.

3. Pesan berupa infomatif dan persuasif. Informatif berupa pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia adapun pesan persuasif yakni untuk mengajak masyarakat agar menggunakan poduk Indihome yang dikeluakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Pesan-pesan yang disampaikan ini dibuat dengan dasar yaitu tujuan dari dilakukannya kegiatan open table ini yaitu untuk memperkenalkan produk Indihome dikalangan masyarakat.

4. Penggunaan media oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam kegiatan open table ini tidak terlalu banyak media yang digunakan mengingat kegiatan yang dilakukan bukan merupakan kegiatan besar. Media yang digunakan pada kegiatan ini adalah media luar ruangan seperti spanduk, banner, brosur dll. Semua itu merupakan cara memperkenalkan produk Indihome kepada masyarakat luas. Adapun PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk ini dibantu dengan adanya situs resmi dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk itu sendiri yaitu www.indihome.co.id. Situs resmi dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dirasa sangat membantu untuk memperkanalkan produk Indihome dimana masyrakat pada saat ini lebih memilih media internet sebagai cara mudah untuk mendapatkan informasi. Selain dengan situs resmi PT. Telekomunikasi Indoneisa,Tbk juga memasang pada media cetak maupun media elektronik untuk membantu kegiatan memperkenal produk Indihome selain dengan kegiatan open table.

5. Evaluasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melalui kegiatan open table dalam memperkenal produk Indihome dilakukan oleh Tim Marketing PR dan para Avengers dari PT. Telekomuniksi Indonesia,Tbk divre III site operations Kopo yang berkerja sama melakukan evaluasi secara bersama-sama sehingga dapat ditarik kesimpulan serta hasil yang jelas dari kegiatn open table yang telah dilaksanakan, biasanya evaluasi sendiri dilakukan setiap hari setelah melakukan kegiatan open table dan laporan-laporan kegiatan telah diberikan kepada pimpinan atau ketua pelaksana kegiatan open table. Evaluasi tidak hanya sebatas melihat dari peningkatan jumlah konsumen tetapi juga dari para Avengers itu sendiri. PT. Telekomunikasi Indonesia melakukan kegiatan evaluasi ini sebagai ajang sharing antar avengers untuk saling berdiskusi bagaimana cara yang tepat untuk menarik minat konsumen agar ingin menggunakan produk Indihome ini.


(5)

Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divre III Site Operations Kopo melalui kegiatan open table dalam memperkenalkan produk Indihome di kalangan konsumen di Kota Bandung pun dimata pengunjung kegiatan telah sesuai dengan tujuan yang direncanakan serta feedback yang diharapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Dimana masyarakat telah mengetahui informasi produk Indihome dan bahkan hingga masyarakat ingin menggunakan produk tersebut.

Daftar Pustaka Buku

Abdurrachman, A. Waris Oemi. 2001. Dasar-Dasar Pubic Relations. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Ardianto, Elvinaro. 2013. Handbook Of Public Relations. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Arni, Muhamad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara

Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta. Erlangga

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdakarya

Kasali, Rhenald. 2009. Manajemen Public Relations. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Prenada Media Group.

Lexy J., Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta : Cakra Ilmu.

Morrissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta. Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasii. Jakarta. Rajawali Pers

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada


(6)

Sendjaja, S Djuarsa. 2004. Teori Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka Stanton, J Willian. 2000. Prinsip Pemasaran. Jakarta. Erlangga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta. PT. Graha ilmu.

Yualinita, Neni 2005. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung. Pusat Penerbitan Universitas (P2U).

Karya Ilmiah

Mukhlisin, Ibnu. 2010. Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota bekasi. Bandung, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Tri Wahyuni, Ardis. 2011. Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Bandung, Program Studi Ilmu Hubungan Masyrarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Rezkina Pramesti, Agung. 2012. Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan). Solo, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sudarmiyati. 2010. Strategi Public Relation PT. Telkom, Tbk Dalam Mengokohkan Brand Image Pada Customer (Studi Deskriptif Kualitatif pada PT. Telkom,Tbk Kandatel Yogyakarta). Yogyakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta.