Zonasi Mangrove BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vegetasi Mangrove

terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit Eriza, 2010. 35 jenis vegetasi mangrove yang tumbuh di Indonesia, diantaranya yaitu marga Rhizophora, Bruguiera, Avicennia, Sonneratia, Xylocarpus, Barringtonia, Luminitzera dan Ceriops Heriyanto dan Subiandono, 2012. Menurut Chapman 1984 dalam Welly et al., 2010 Vegetasi mangrove dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu : 1. Vegetasi inti yaitu vegetasi yang memiliki peran ekologi utama dalam formasi mangrove. 2. Vegetasi peripheral pinggiran yaitu yang memiliki peran ganda dalam ekologi baik dalam formasi hutan mangrove maupun hutan lainnya. Jenis vegetasi ini biasanya terpisah atau tidak membentuk suatu tegakan atau komunitas. Berbeda dengan Tomlison 1986 masih dalam Welly et al., 2010, yang membagi vegetasi mangrove menjadi tiga komponen yaitu: 1. Komponen utama, kelompok yang terdiri dari hutan mangrove yang membentuk tegakan murni dan tidak pernah bergabung dengan kelompok tumbuhan darat. Vegetasi ini membentuk spesialisasi morfologi seperti akar udara dan mekanisme fisiologi khusus untuk mengeluarkan garam agar dapat beradaptasi dengan lingkungan. 2. Komponen tambahan, tidak begitu dominan didalam komunitas mangrove sehingga keberadaannya tidak begitu mencolok. Komponen ini banyak tumbuh ditepi atau batas terluar dari mangrove dan jarang membentuk tegakan murni. 3. Komponen asosiasi, komponen ini hidup bersama tumbuhan darat dan tidak pernah terdapat dalam komunitas mangrove sejati.

2.2 Zonasi Mangrove

5 Hutan mangrove alami membentuk zonasi tertentu, zonasi mangrove berbeda-beda berdasarkan sifat fisiologinya untuk beradaptasi dengan lingkungannya Nybaken, 1992. Mangrove pada suatu lokasi biasanya membentuk zonasi mulai dari pinggir pantai sampai pedalaman daratan. Zonasi mangrove memperlihatkan tanggapan ekofisiologis mangrove terhadap gradasi lingkungan. Zonasi mangrove bisa berupa zonasi sederhana satu zonasi, zonasi campuran dan zonasi kompleks beberapa zonasi tergantung pada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri Eriza, 2010. Gambar 2.1 Zonasi Mangrove Bengen, 2001 Menurut Bengen 2001, penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia: 1. Daerah yang paling dekat dengan laut yang memiliki substrat agak berpasir biasanya tumbuh Avicennia spp yang kadang berasosiasi dengan Sonneratia spp yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik. 2. Lebih kedarat hutan mangrove biasanya didominasi oleh Rhizopora spp dan pada zona ini juga bisa dijumpai Bruguiera spp dan Xylocarpus spp. 3. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. 6 4. Zona peralihan antara hutan mangrove menjadi hutan daratan rendah biasanya banyak ditumbuhi oleh Nypa fruticans dan beberapa spesies palem lainnya. Eriza 2010 mengatakan, Menurut struktur ekosistem, secara garis besar dikenal tiga tipe formasi mangrove, yaitu: 1. Mangrove pantai: pengaruh air laut lebih dominan daripada air sungai. Struktur horizontal formasi ini dari arah laut ke darat adalah mulai dari tumbuhan pionir Avicennia sp, diikuti oleh komunitas campuran Soneratia alba, Rhizophora apiculata, selanjutnya komunitas murni Rhizopora sp dan akhirnya komunitas campuran Rhizophora–Bruguiera. Bila genangan berlanjut maka akan dijumpai komunitas Nypa fructicans dibelakang komunitas campuran yang terakhir. 2. Mangrove muara: sama-sama dipengaruhi oleh air laut dan air sungai, dicirikan dengan zonasi tipis Rhizopora sp. Pada tepian alur diikuti komunitas campuran Rhizopora-Bruguiera dan diakhir komunitas murni Nypa fruticans. 3. Mangrove sungai: pengaruh air sungai sangat dominan daripada air laut. Mangrove tipe ini berkembang pada tepian sungai yang jauh dari muara dan jenis-jenis mangrove banyak berasosiasi dengan komunitas darat.

2.3 Faktor Pertumbuhan Mangrove