39
h. Rencana Induk Pelabuhan danatau rencana pembangunan pelabuhan.
Pasal 156
Badan Usaha Pelabuhan menyampaikan laporan bulanan kegiatan terminal kepada Otoritas Pelabuhan setiap bulan paling lambat pada tanggal 5 lima bulan berikutnya.
Pasal 157
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 meliputi: a. arus kunjungan kapal;
b. arus bongkar muat peti kemas dan barang; c. arus penumpang;
d. kinerja operasional; dan e. kinerja peralatan dan fasilitas.
Pasal 158
Otoritas Pelabuhan mengevaluasi laporan bulanan yang disampaikan oleh Badan Usaha Pelabuhan untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan sistem informasi pelabuhan dan disampaikan kepada Menteri dengan
tembusan kepada gubernur.
Pasal 159
Unit Penyelenggara Pelabuhan wajib menyampaikan informasi kepada Menteri yang memuat paling sedikit mengenai:
a. kedalaman kolam pelabuhan; b. arus kunjungan kapal;
c. arus bongkar muat peti kemas dan barang; d. arus penumpang;
e. kinerja operasional; f. kinerja peralatan dan fasilitas;
g. kedalaman alur; dan h. perkembangan jumlah Badan Usaha Pelabuhan yang mengoperasikan terminal.
Pasal 160
Menteri berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 mengolah data dan informasi untuk dijadikan sebagai bahan inform asi pelabuhan kepada masyarakat.
Pasal 161
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengolahan dan laporan serta penyusunan sistem informasi pelabuhan diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 162
Pengelola kawas an industri yang memerlukan fasilitas pelabuhan wajib menyediakan lahan yang dialokasikan untuk kegiatan kepelabuhanan.
Pasal 163
1 Penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani
angkutan penyeberangan yang diusahakan secara komersial harus memenuhi ketentuan: a.
kegiatan pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan dilaksanakan oleh Otoritas Pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan;
b. kegiatan pemerintahan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilaksanakan oleh
Syahbandar; dan c.
kegiatan pengusahaan dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhan yang mengusahakan pelabuhan laut untuk melayani angkutan penyeberangan.
2 Penyelenggara pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani
angkutan penyeberangan yang belum diusahakan secara komersial dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Pemerintah, Unit Pelaksana Teknis pemerintah provinsi, atau Unit Pelaksana Teknis pemerintah
kabupatenkota.
40
Pasal 164
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 165
1 Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, Pemerintah, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik
Negara yang menyelenggarakan pelabuhan tetap menyelenggarakan kegiatan pengusahaan di pelabuhan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
2 Dalam waktu paling lama 3 tiga tahun sejak berlakunya Undang -Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, kegiatan usaha pelabuhan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib disesuaikan dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
3 Kegiatan pengusahaan di pelabuhan yang telah diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara tetap
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara dimaksud.
BAB XII KETENTUAN PENUTUP