Berkala MIPA, 162, Mei 2006
42
direction cause the change of frequency or
q q
− ≠ ω
ω
. There are two kinds of surface polaritions: one that has magnetostatic limit frequency real mode, and the aother that
does not have magnetostatic limit frequency virtual mode. Those two kinds of surface polaritions were not influenced by the magnetoelectric effect. In addition, the influence of
magnetoelectric effect on bult polaritions can be seen from magnon ang phonon polaritions formed at certain frequencies. The computation of ATR Attenuated Total reflection
reflectivity shows that the surface polaritions can be detected when the distance between the prism and the sample reaches an optimum value of 0.2 cm. The ATR reflectivity of
virtual mode can be probed using Si prism e
p
= 11.56, while the real mode ATR is probed using the prism of greater refractive index e
p
17. The ATR experiment on real mode may not be able to perform because the prism with greater refractive index is not available
so far. Keywords:
Magnetic Polaritions, Magnetoelectric Materials
Ma ka la h d it e r im a 6 Mei 2 0 0 6
1. PENDAHULUAN
Gelombang elektromagnetik yang merambat dalam zat padat dengan frekuensi
sama dengan frekuensi eksitasi ragam kolektif bahan fonon, eksiton, magnon atau plasmon
dapat tergandeng secara linear dengan eksitasi ini sehingga menghasilkan polariton Barnas,
1986. Telaah terhadap ragam dispersi polariton tersebut akan memberikan informasi
berguna tentang kuantitas karakteristik bahan.
Efek magnetoelektrik dicirikan oleh munculnya polarisasi listrik karena medan
magnet atau munculnya magnetisasi karena meda listrik Wiegelmann dkk, 1995, yang
dalam suku-suku linearnya ditulis sebagai
H c
E P
em e
r t
r t
r χ
χ ε
1 +
=
, 1
E H
c M
me m
r t
r t
r χ
χ ε
+ =
2 Sifat mendasar kristal yang dapat
memiliki efek magnetoelektrik adalah adanya respon magneolektrik linear
H D
em
r r
t ∂
∂ =
χ
dan
E B
me
r r
t ∂
∂ =
χ
Figotin dan vitebsky, 2001. Dalam kebanyakan kasus berlaku kaitan
em me
βα αβ
χ χ =
t
. Efek magnetoelektrik hanya dapat
dijumpai dalam kristal tanpa simetri inversi ruang,
I space-inversion dan simetri
pembalikan waktu, T time reserval. Hal ini dapat dipahami dengan mengingat bahwa
B I
B H
I H
E I
E D
I D
r r
r r
r r
r =
= −
= −
= ,
, ,
dan
B T
B H
T H
E T
E D
T D
r r
r r
r r
r r
− =
− =
= =
, ,
,
Figotin dan Vitebsky, 2001. Bila kaitan-kaitan
tersebut dimasukkan dalam kaitan suseptibilitas magnetoelektriknya, maka
diperoleh
me me
I χ
χ t
t −
=
dan
me me
T χ
χ t
t −
=
. Artinya, inversi ruang I dan pembalikan
waktu T mengubah tanda
me
χ t
, sehingga efek magnetoelektrik tidak memenuhi simetri
pembalikan ruang dan waktu. Grup titik kristal BaMnF
4
yang secara khusus akan ditelaah disini memiliki identitas
E dan element 2, yaitu rotasi 180° disekitar sumbu a diikuti oleh pembalikan arus Fox
dkk, 1980. Disisni, elemen R muncul dalam kombinasi dengan rotasi 180° di arus sekitar
sumbu a, sehingga efek magnetoelektrik dapat muncul dalam bahan tersebut.
Untuk memudahkan pemahaman, telaah ini akan
disajikan dalam beberapa bagian. Bagian II menguraikan teori-teori yang mendasarkan
kajian ini. Metode kajian disajikan pada Bagian III. Selanjutnya relasi dan kurva
dispersi akan dibahas pada Bagian IV dan telaah spektrum ATR Attenuated Total
Reflection akan diberikan pada Bagian V. Akhirnya kesimpulan dan saran ini akan
disajikan pada Bagian VI.
2. DASAR TEORI
Perambatan gelombang elektromagnet dalam bahan diperoleh melalui penggunaan
Malahayati dan Kamsul Abraha, Penetuan Kurva Dispersi Teoritis
43
persamaan-persamaan Maxwell, yaitu dalam satuan SI
= ⋅
∇ D
r
3
= ⋅
∇ B
r
4
t B
E x
∂ ∂
− =
∇ r
r
,
5
t D
H x
∂ ∂
= ∇
r r
.
6 Persaman – persamaan Maxwell di atas
berlaku untuk medium tanpa rapat arus bebas
=
f
j r
dan tanpa muatan bebas
= ρ
. Dalam bahasan berlaku
M H
B r
r r
+ =
µ
dan
P E
D r
r r
+ =
ε
. Jika persamaan 1 dan 2 disubstitusikan dalam ungkapan untuk
B r
dan
D r
, maka akan diperoleh persamaan gelombang dalam bahan dengan efek
magnetoelektronik linier, yaitu
E c
H i
E x
me
r t
r t
r ⋅
+ ⋅
= ∇
−
χ µ
µ ωµ
1
,
7
H c
E i
H x
em
r t
r t
r .
1
χ ε
ε ωε
−
+ ⋅
− =
∇
, 8 dengan anggapan medan listrik dan
magnetnya harmonik. Ungkapan
m
χ µ
t t
t +
= 1
dan
e
χ ε
t t
t +
= 1
berturut-turut adalah permeabilitas magnetik dan permitivitas
listrik. Tensor
e
χ t
dan
m
χ t
merupakan tensor suseptibilitas listrik dan magnetik, sementara
em me
χ χ
t t
=
adalah tensor suseptibilitas magnetoelektrik sebagai tensor sumbu orde
dua dan memiliki sembilan komponen. Jumlah komponen
me
χ t
atau
em
χ t
yang tidak nol dibatasi oleh syarat invarian terhadap
operasi simetri grup titik bahan magnetik. Persamaan 7 dan 8 akan
mendasari kajian kurva dispersi bahan dengan efek magnetoelektrik, yaitu bahan
antiferromagnet uniaksial dengan dua subkekisi BaMnF
4
, dengan arah relatif sumbu-sumbu kristal seperti terlihat pada
Gambar 1. Ungkapan untuk komponen tensor
suseptibilitas listrik, magnetik dan magnetoelektrik dengan arah sumbu-sumbu
relatif seperti Gambar 1 dan medan luar nol adalah Barnas, 1986,
2 2
2 2
2 2
1
2
~ ~
ω ω
ω ω
ω χ
− +
− −
Ω =
− a
T m
a f m
L m
xx
S S
B
, 9
2 2
2
1 ω
ω ω
ω χ
− =
a f a f
m yy
B
, 10
2 2
2
ω ω
ω χ
− Ω
=
a f M
m zz
B
, 11
2 2
ω ω
ω ω
χ ω
χ −
Ω −
= −
=
a f M
m zy
m yz
i
12
2 2
2 2
2
~ ~
ω ω
ω ω
χ ω
χ −
+ −
− =
=
a T
me wf
me me
xy em
yx
S S
,13
1 −
=
c e
xx
ε ω
χ
, 14
1 ~
~
2 2
2 2
2
2 2
− −
+ −
− =
ω ω
ω ω
ω ω
ε ω
χ
wf e
a T
a L
b e
yy
S
, 15
1
2 2
2 2
− −
− =
ω ω
ω ω
ε ω
χ
b T
b L
b e
zz
. 16
Komponen-komponen suseptibilitas dinamik di atas berlaku untuk
1
50
−
cm ω
. Dalam persamaan 9 – 16
a f
ω
dan
b T
ω
berturut- turut adalah frekuensi ragam antiferromagnet
dan fonon optis transversal yang terpolarisasi pada arah sumbu b. Sementara
wf
ω ~
dan
a T
ω ~
adalah frekuensi ragam ferromagnet lemah dan fonon opsi transversal yang terpolarisasi
sepanjang sumbu a, dengan koreksi interaksi magnetoelektrik dan dinyatakan sebagai
2 1
2
2 2
~ δβ
β λβ
ω ω
+ −
=
a T
a T
dan
wf wf
wf
ω δβ
ω ω
⋅ −
=
2 1
2 2
~
dan
a T
ω
adalah frekuensi dari ragam yang tidak memiliki interaksi magnetoelektrik.
Gambar 1. Arah relative sumbu-sumbu kristal pada BaMnF
4
Berkala MIPA, 162, Mei 2006
44
, ,
1
β β
dan
2
β
berturut-turut menggambarkan pertukaran antisimetri antisymmetric excha-
nge, interaksi magnetoelektrik linear dan orde dua. Parameter ?, d, S
m
, S
me
, dan S
e
didefinisikan sebagai,
,
2
µ µ
λ B
L =
∆ =
µ γ
µ δ
a L
4 2
3
,
∆ =
µ ε
δβ
2 1
2 e
S
,
2 2
1 2
2
L S
m
µ µ
β δ
=
,
1 2
L c
S
me
δβ =
, dengan L
merupakan momen antiferromagnet dan µ adalah parameter yang diperkenalkan dalam
rapat energi bebas Tilley dan Scott, 1982. Sementara
2
2
wf a
T
ω ω −
= ∆
, dan B adalah parameter fenomenologis yang diperkenalkan
oleh Tilley dan Scott 1982. Parameter ?
M
dan ?
L
didefinisikan sebagai
M
M
γµ =
Ω
;
2 2
2 1
β γµ
+ =
Ω Ba
M
, dengan M
adalah momen ferromagnet lemah dan ? rasio giromagnet. Selanjutnya,
e
ε
adalah konstanta dielektrik sumbu c dengan frekuensi nol pada temperatur rendah,
sementara
a
ε
dan
b
ε
adalah konstanta dielektrik temperatue rendah pada sumbu a
dan c dengan frekuensi berturut-turut di atas
a T
ω
dan
b T
ω
. Disini
b L
ω
menyatakan frekuensi fonon optis longitudinal yang terpolarisasi
sepanjang sumbu b, dan
a L
ω ~
adalah frekuensi fonon longitudinal yang terpolarisasi
sepanjang sumbu a dan dipengaruhi oleh interaksi magnetoelektrik,
2 2
2 1
2 2
2
1 1
~ β
λβ µ
ω ω
ε ε
δβ ω
ω −
− −
+ =
wf a
T a
a L
a L
. Sementara
a L
ω
tidak dipengaruhi oleh efek magnetoelektrik,
µ ε
ε ω
ω +
=
a a
T a
L
1
2 2
. Nilai parameter-parameter yang digunakan
pada perhitungan kurva dispersi diberikan dalam Tabel 1. Nilai-nilai tersebut diperoleh
secara langsung atau tidak langsung dari data- data eksperimental yang ada.
Tabel 1. Parameter BaMnF
4
yang digunakan dalam perhitungan kurva dispersi Barnas, 1986
Parameter Nilai dari parameter
satuan SI Parameter
Nilai dari parameter satuan SI
a f
ω
0,565 THz 3 cm
-1
wf
ω
0,565 THz 3 cm
-1
β
-0,49
a T
ω
7,53 THz 40 cm
-1
1
β
0,5X10
3
m
2
As
a L
ω
7,72 THz 41 cm
-1
2
β
3,0X10
7
m
4
A
2
s
2
b T
ω
6,35 THz 33,7 cm
-1
λ
5,6x10
17
A
2
m
4
b L
ω
6,57 THz 34,9 cm
-1
d 2,9X10
15
A
2
m
4
a
ε
11,6 S
m
1,5 GHz 0,008 cm
-1
b
ε
20,5 S
me
28 Ghz 0,15 cm
-1
c
ε
9,75 S
e
19 GHz 0,1 cm
-1
B 167
L
Ω
0,565 THz 93 cm
-1
µ 3,33X10
-15
kg m
3
A
2
s
2
M
Ω
3,2 GHz o,o17 cm
-1
3. METODE PERHITUNGAN