Definisi Nelayan KEMISKINAN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI CILINCING | Menggala | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 433 1414 1 SM

IJPA-The Indonesian Journal of Public Administration Volume 2 | Nomor 1 | Januari – Juni 2016 Page | 59 KEMISKINAN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI CILINCING Sidi Rana Menggala Professional Consultant SWITCH Indonesia Ranasidi13579gmail.com ABSTRACT The concept of community is a network, which not only consists of NGOs, but also whole elements of public private partnership, political parties, and other social volunteers. This network works hand by hand to set and enhance a partnership and public participation towards pro-social policy formulation. Social capital is strengthened by moral supports from public elements governance actors which aims to attain social developments, one of them is a concept of Sustainable Farming, which is Organic Farming. Keywords: Social Capital, Sustainable F arming ABSTRAK Konsep masyarakat merupakan sebuah jejaring network yang tidak hanya terdiri LSM, namun melibatkan segenap elemen dari pemerintah, perusahaan, partai politik hingga relewan-relawan pekerja sosial. Jejaring ini bergerak secara bersamaan dan berupaya menerapkan melalui proses keterlibatan dan partisipasi penduduk hingga akhirnya melahirkan kebijakan-kebijakan yang ro-sosial. Kapital sosial diperkuat dukungan moral dari segenap elemen penduduk dengan tujuan pembangunan sosial. Salah satu wujudnya adalah melalui konsep Pertanian Berkelanjutan, yakni pertanian organik. Kata-Kata Kunci: Kapital Sosial, Pertanian Berkelanjutan A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara maritim dan tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumah pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 Km dan luas laut sekitar 5,8 juta kilometer persegi dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 juta Km2 . Ada sekitar 60 juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah Pesisir dan penyumbang sekitar 22 persen dari pendapatan brutto nasional. Tak bisa dipungkiri di tengah potensi besar lautan justru kemiskinan banyak terletak di pemukiman nelayan. Memang banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan baik secara alamiah, struktural, maupun kultural. Secara alamiah laut memang sulit diprediksi. Gelombang tinggi, angin kencang atau badai, serta rusaknya alam membuat hasil tangkapan semakin sedikit. Di satu sisi masyarakat nelayan mempunyai kelemahan secara struktural. Kemampuan modal yang lemah, manajemen rendah, kelembagaan yang lemah, di bawah cengkeraman tengkulak, dan keterbatasan teknologi. Kita mengetahui nelayan termasuk warga negara kita yang berekonomi lemah, kontras dengan perannya sebagai pahlawan protein bangsa. Kondisi kultural juga bisa mendorong nelayan semakin terjun ke jurang kemiskinan. Kekayaan alam yang besar sering meninabobokan kita semua. Ketergantungan pada sumber daya laut mengakibatkan terjadi kepasrahan, dan ini berakibat tidak adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM.

1. Definisi Nelayan

IJPA-The Indonesian Journal of Public Administration Volume 2 | Nomor 1 | Januari – Juni 2016 Page | 60 Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya, mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai Mulyadi, 2005 . Mereka umumnya tinggal atau menetap di daerah pesisir pantai dan membentuk suatu komunitas yang disebut dengan komunitas nelayan. Mereka adalah orang-orang yang begitu gigih dan akrab dengan kehidupan di laut yang sifatnya keras. Pengetahuan tradisionalnya tentang ekologi kelautan, merupakan bagian dari kehidupan mereka yang sifatnya turun temurun. Para nelayan ini sangat percaya betapa pun kuatnya tantangan itu, laut tetap menawarkan berbagai kemungkinan serta memberikan peluang dalam mencari nafkah untuk memperolehnya dan mereka berjuang dengan penuh keyakinan, keuletan dan ketabahan serta penggunaan teknologi yang sederhana. Menurut Gordon Satria, 2002 dalam Deden, 2011 bahwa nelayan adalah orang yang melakukan penangkap ikan baik di perairan laut atau pun di perairan umum dengan menggunakan seperangkat alat tangkap ikan. Nelayan sering didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan penangkap ikan di laut. Definisi ini dibuat untuk konteks masyarakat tradisional. Ketika perikanan sudah mengalami berbagai perkembangan, pelaku-pelaku dalam penangkapan ikan semakin beragam statusnya. Secara sosiologis, fenomena ini merupakan konsekuensi dari adanya differensisasi sosial yang salah satunya berupa pembagian kerja atau divission of labour. Satria 2002 dalam Deden 2011 mengatakan bahwa nelayan dapat kita bagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik atau juragan adalah orang yang memiliki sarana penangkapan seperti kapalperahu, jaring, dan alat tangkap lainnya. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain, sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang alatnya dioperasikan oleh orang lain. adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. Sementara nelayan buruh adalah orang yang menjual jasa tenaga kerja sebagai buruh dalam kegiatan penangkapan ikan di laut.

2. Definisi dan Kondisi Umum

Dokumen yang terkait

FREE TRADE IN THE PERSPECTIVE OF THEORY OF DEPENDENCY | Indarti | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 437 1422 1 SM

0 0 5

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PAMSIMAS (PENYEDIAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT) | Rofiana | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 273 643 1 SM

0 0 30

REFORMASI BIROKRASI DITINJAU DARI ASPEK PELAYANAN PUBLIK & KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK | . | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 74 137 1 SM

0 0 15

MODAL SOSIAL DALAM GERAKAN KOPERASI | Faedlulloh | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 69 127 1 SM

0 0 13

ANALYSIS OF PUBLIC HEALTH POLICY IN REDUCING MATERNAL MORTALITY NUMBER | Prasetyanti | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 596 1968 1 SM

0 0 18

REFORMULASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA | Solikhan | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 509 1733 1 SM

0 0 16

STUDI FORMULASI KEBIJAKAN KARTU BANYUMAS SEHAT DI KABUPATEN BANYUMAS | Denok Kurniasih | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 432 1412 1 SM

0 0 14

BUREAUCRATIC REFORM IN JAKARTA: JOKOWI LEADERSHIP STYLE | Indrawan | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 430 1408 1 SM

0 0 19

PEMBANGUNAN INDONESIA DALAM PANDANGAN AMARTYA SEN | Indarti | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 727 2262 1 SM

0 0 16

PEMANFAATAN GADGET DALAM MEMAKSIMALKAN PELAYANAN MASYARAKAT | Khafsoh | The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 725 2258 1 SM

0 1 17