Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant Blue

7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant Blue

Air merupakan salah satu komponen penting bagi kebutuhan makhluk hidup. Adanya penambahan zat kimia yang tidak diinginkan menyebabkan kualitas air menjadi semakin buruk dan tidak layak digunakan. Zat kimia pencemar lingkungan yang banyak ditemukan saat ini salah satunya penggunaan zat warna tekstil. Zat warna tekstil merupakan salah satu pencemar organik yang bersifat non biodegradable. Zat warna tekstil merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh dengan kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai pengikat warna dengan serat. Senyawa organik tidak jenuh yang dijumpai dalam pembentukan zat warna adalah senyawa aromatik antara lain senyawa hidrokarbon yang mengandung nitrogen. Gugus kromofor adalah gugus yang menyebabkan molekul menjadi berwarna. Gugus auksokrom terdiri dari dua golongan yaitu golongan kation: –NH 2 ; –NHCH 3 ; –NCH 3 2 dan golongan anion: –SO 3 H; –OH; –COOH seperti –O; –SO 3 dan lain-lain. Tabel 2.1. Nama dan Struktur Kimia Gugus Kromofor Nama Gugus Kromofor Struktur Kimia Nitroso NO atau –N-OH Nitro NO 2 atau NN-OOH Grup Azo –N=N- Grup Etilen –C=C- Grup Karbonil –C=O Grup Karbon – Nitrogen –C=NH; CH=N- Grup Karbon Sulfur –C=S; -C-S-SC- Manurung Irvan. 2004 Zat warna remazol banyak digunakan untuk tenun kain di Troso Pecangaan blue ditambah dengan soda dengan pelarut air. Limbah sehingga langsung dibuang bersifat karsinogenik yaitu bagi kesehatan, mempeng air lingkungan yang menjadika Nirmasari Asty, 2008. Gambar 2 Remazol brilliant pernafasan, saluran pencernaan kulit gejalanya dapat mengalami pencernaan gejalanya mual diakibatkan oleh zat warna i limbah zat warna ini. Dekolorisasi Penurunan intensitas zat remazol brilliant blue merupakan zat warna reaktif untuk proses pencelupan tekstil Indrawati, 2008. Pencelupan Troso Pecangaan Jepara menggunakan zat warna remazol dengan soda kaustik NaOH dan natrium hidrosulfit Limbah home industy tenun kain tidak mengalami pengolahan dibuang begitu saja. Limbah zat warna Remazol Brilliant karsinogenik yaitu merangsang tumbuhnya kanker, dapat membahayakan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air mempengaruhi yang menjadikan gangguan bagi mikroorganisme dan hewan Asty, 2008. Gambar 2.1 Remazol Brilliant Blue brilliant blue menimbulkan iritasi kulit, mata dan saluran pencernaan dan berbahaya jika tertelan atau terhirup. dapat mengalami kemerahan, gatal dan nyeri. Iritasi pada gejalanya mual Mallinckrodt, 2008. Pencemaran lingkungan h zat warna ini dapat diatasi salah satunya dengan mendekolorisasi Dekolorisasi merupakan penurunan intensitas zat intensitas zat warna ini dapat dilakukan dengan berbagai car warna reaktif yang 2008. Pencelupan remazol brilliant hidrosulfit Na 2 HSO 3 mengalami pengolahan Brilliant Blue membahayakan mempengaruhi pH dan hewan air mata dan saluran terhirup. Iritasi Iritasi pada saluran lingkungan yang mendekolorisasi intensitas zat warna. berbagai cara salah satunya dengan metode filtasi. Dalam penelitian ini telah dilakukan dekolorisasi zat warna remazol brilliant blue dengan metode filtrasi menggunakan teknologi membran. Membran yang digunakan disini bertindak sebagai fasa penghalang, sehingga dapat mengurangi intensitas limbah zat warna akibat cemaran zat warna.