29
Vita Annisya Septevi, 2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN
END EMIK JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
penelitian ini juga diperlukan studi literatur syarat pertumbuhan tanaman endemik Jawa Barat Bouea macrophyla, Blumeodendron tokbrai, Pterospermum
javanicum.
2. Penelitian
Pengambilan data pada bulan Februari dan Juni dengan melakukan pengukuran faktor klimatik dan edafik di daerah lokasi penelitian seminggu 2x.
Penelitian di lapangan faktor klimatik meliputi : kecepatan angin, intensitas cahaya, kelembaban udara, suhu dan faktor edafik : kelembaban tanah, pH, suhu
tanah, aerasi tanah, kemiringan, ketinggian, dan Materi Organik Terlarut MOT. Pengujian MOT dilakukan di Laboratorium Ekologi Universitas Pendidikan
Indonesia.
a. Penelitian lapangan faktor klimatik dan edafik
1 Kecepatan angin
Digunakan alat anemometer dengan satuan ms. arahkan anemometer ke arah datangnya angin dan kemudian catat nilai yang tertera di layar pada alat tersebut.
Klasifikasi kecepatan angin yang digunakan penelitian ini adalah Beafort Scales yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Beafort Wind Scale Beaufort Wind Scale Estimated wind speeds
Beaufort number
Wind speed ms Mean wind speed
Calm 1
0,2-1,6 Light air
2 1,9-3
Light breeze 3
3,3-5 Gentle breeze
4 5,5-8
Moderate breeze 5
8,3-10 Fresh breeze
6 11-13
Strong breeze 7
14-17 Near gale
30
Vita Annisya Septevi, 2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN
END EMIK JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
8 17,5-20
Gale 9
21-24 Severe gale
10 24-48
Storm 11
28-33 Violent storm
12 33,3
Hurricane 2
Intensitas cahaya Untuk mengetahui sinar cahaya yang dipantulkan ke tanah dapat digunakan
lux meter yaitu dengan cara menekan tombol ON dan mengarahkan probe dari lux meter ke daerah yang akan diukur intensitas cahayanya. Kemudian catat nilai
yang keluar dari layar lux meter. 3
Kelembaban udara dan suhu udara Hygrometer dapat digunakan dan mengetahui kelembaban dan suhu udara
suatu daerah. Isi air dalam tabung termometer wet sebelum pelaksanaan perhitungan parameter.
4 Kelembaban tanah dan pH
Digunakan soil tester untuk pengukuran kelembaban dan pH tanah. Untuk pengukuran kelembaban tombol pada soil tester ditekan sampai jarum penunjuk
arah kelembaban berhenti atau tunggu sekitar 5-10 menit, sedangkan untuk penentuan pH tanah tombol pada soil tester tidak perlu ditekan.
5 Suhu tanah
Termometer digunakan untuk menentukan suhu tanah yang terlebih dahulu dikalibrasi dengan suhu ruangan selama sehari.
6 Kemiringan
Alat yang digunakan adalah klinometer sebagai alat pengukur kemiringan lereng di lapangan. Sehingga secara umum dapat diperoleh gambaran kemiringan
lereng daerah penelitian. Klasifikasi kemiringan lereng, biasanya dikelompokkan dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.2 Klasifikasi Kelas Kemiringan Lereng
31
Vita Annisya Septevi, 2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN
END EMIK JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
No Kelas Kemiringan Lereng
Persentase Keterangan
1 I
0-3 Datar
2 II
3-8 Landai atau
3 III
8-15 Agak
4 IV
15-30 Miringberbukit
5 V
30-45 Agak Curam
6 VI
45-65 Curam
7 VII
65 Sangat curam
Sumber : Jamulya dan Munianto, 1996
7 Ketinggian
Menggunakan Altimeter yang sebelumnya telah dikalibrasi di daerah yang sudah diketahui ketinggiannya. Agar lebih terjamin keakuratan hasil altimeter
yang akan dipakai. 8
Untuk pengujian aerasi tanah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a Dibuat lingkaran kertas saring dengan diameter 10 cm
b Dilipat kertas saring tersebut tepat pada garis tengahnya dan beri tanda
pada setiap kertas saring untuk KCNS kiri dan K
3
FeCN
6
kanan. c
Sampel tanah diambil dari lokasi yang berbeda, lalu tempatkan sedikit sampel tanah pada kedua tepi kertas saring dan lakukan pengujian
dengan cepat. d
Kemudian diteteskan 2 tetes HCL 1,2 N pada masing-masing sampel, lalu dilipat dan ditekan sedikit sehingga HCL merembes.
e Diteteskan pada daerah HCL tadi satu tetes KCNS sampel kiri dan
satu tetes K
3
FeCN
6
sampel kanan. f
Lalu diamati dan dicatat perubahan warnanya seketika setalah diteteskan.
Dalam proses pengujian aerasi tanah terjadi reaksi-reaksi antara senyawa kimiawi dengan tanah yang akan di uji. Penjelasan rekasi tersebut
adalah apabila daerah yang dikenai KCNS menimbulkan warna merah,
32
Vita Annisya Septevi, 2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN
END EMIK JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
maka daerah tersebut memperlihatkan adanya garam-garam besi feri pasokan oksigen baik, sedangkan bila daerah yang dikenai K
3
FeCN
6
menimbulkan warna biru, maka daerah tersebut memperlihatkan adanya garam-garam besi fero pasokan oksigen buruk. Warna biru timbul
dengan K
3
FeCN
6
, daerah-daerah yang dikenai KCNS hanya dapat memperlihatkan warna merah pucat, atau tidak menimbulkan warna
apapun. Maka daerah tersebut dikatakan miskin oksigen. Jika kedua warna merah dan biru timbul terdapat besi feri dan fero, kekurangan oksigen
tidak dianggap terlalu parah Michael, 1984.
Gambar 3.1 Peta Titik Pengamatan di Taman Kehati
Sumber : Dokumen Pribadi, 2014
33
Vita Annisya Septevi, 2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN
END EMIK JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
a. Penelitian di Laboratorium Ekologi