8
Pasal 8
1 Besarnya NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp.60.000.000.00 enam puluh juta rupiah untuk setiap wajib pajak.
2 Dalam hal NPOP hak karena waris atau hibah, wasiat yang terima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke
atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suamiistri, NPOPTKP ditetapkan sebesar RP.300.000.000.00 tiga ratus juta rupiah.
Pasal 9
Tarif Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar 5 lima perseratus.
Pasal 10
Besaran pokok Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terhutang dihitung dengan cara perkalian dengan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 setelah dikurangi dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
BAB IV WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 11
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat tanah danatau bangunan berada.
BAB V MASA PAJAK DAN TERUTANGNYA PAJAK
Pasal 12
1 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan atau ditetapkan dengan Keputusan Bupati Tojo Una-una.
2 Saat terutangnya pajak bea perolehan hak atas tanah danatau bangunan ditetapkan untuk :
a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta; b. tukar menukar adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta;
c. hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta; d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta;
e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke
instansi di bidang pertanahan; f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainya adalah sejak tanggal dibuat
dan ditandatangani akta;; g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatangani akta; h. putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukun yang tetap; i. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak
tanggal diterbitkanya surat keputusan pemberian hak; j. pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah sejak tanggal diterbitkanaya surat
keputusan pemberian hak;
9
k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta; l. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta;
m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta; n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta; dan
o. lelang adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatangani akta;
3 Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya perolehan hak sebagaimana dimaksud pada
ayat 2.
BAB VI PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN PAJAK
Bagian kesatu Surat Setoran Pajak Daerah SSPD
Pasal 13
1 Setiap membayar pajak, wajib pajak menggunakan formulir SSPD. 2 SSPD diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib pajak.
3 SSPD wajib disampaikandilaporkan ke kantor daerah atau kepada pejabat yang
berwenang selambat-lambatnya pada berakhirnya masa pajak. 4 Jika terjadi kesalahan penulisan pada SSPD, maka dapat dibetulkan dengan cara
Pemindahbukuan Pbk, melalui permohonan wajib pajak.
Bagian kedua Tata Cara Pemungutan Pajak
Pasal 14
Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang dan membayar sendiri dengan menggunakan SSPD.
Pasal 15
1 Dalam jangka waktu 5 lima tahun sesudah saat terutangnya pajak, pejabat yang berwenang dapat menerbitkan :
a. SKPDKB dalam hal : 1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak
atau kurang dibayar; 2. jika SSPD tidak disampaikan kepada pejabat yang berwenang dalam jangka waktu
masa pajak dan setelah di tegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaiman ditentukan dalam surat teguran; atau
3. jika kewajiban mengisi SSPD tidak di penuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru danatau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
2 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 dua perseratus sebulan dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung
sejak saat terutangnya pajak.
10
3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan 100 seratus
perseratus dari jumlah kekurangan pajak tersebut. 4 Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 tidak dikenakan jika wajib pajak
melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan. 5 Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a
angka 3 dikenakan sanksi administratsi berupa kenaikan sebesar 25 dua puluh lima perseratus dari pokok pajak ditambah sanksi administratsi berupa bunga sebesar 2
dua perseratus sebulan dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung sejak saat
terutangnya pajak.
Pasal 16
Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penerbitan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT dan SKPDN akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Tojo Una-una.
BAB VII TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN