Perancangan Media Informasi Tentang Minuman Keras Untuk Remaja

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG
MINUMAN KERAS UNTUK REMAJA

DK 26313/Tugas Akhir
Semester 2 2009/2010

Oleh:
Yardina Pattihahuan
NIM:
52106022
Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2010
i

Laporan Pengantar Tugas Akhir


PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG
MINUMAN KERAS UNTUK REMAJA

DK 26313/Tugas Akhir
Semester 2 2009/2010

Oleh:
Yardina Pattihahuan
NIM:
52106022
Program Studi Desain Grafis

Disahkan oleh:
Pembimbing

M. Syahril Iskandar, S.Sn
4127 32 06 012

Koordinator Tugas Akhir


Kankan Kasmana, S.Sn
4127 32 06 010

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU no.
23/ 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama
untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang
berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Tetapi kenyataannya tidak semua
orang memperoleh atau memiliki kesehatan yang memadai.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol. yang juga biasa disebut etil
alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, Etanol adalah sejenis
cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol murni
(absolut) dihasilkan pertama kalli pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu

dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang. Senyawa ini dapat
ditemukan pada minuman beralkohol.
Minuman beralkohol memiliki kadar yang berbeda-beda. Misalnya, bir dan
soda alkohol (1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol), dan minuman keras atau
biasa disebut dengan spirit (35-55% alkohol), Konsentrasi alkohol dalam darah
dicapai dalam 30-90 menit setelah diminum. Meskipun belum ada standard yang
diterima secara umum tentang tingkat keamanan untuk konsumsi minuman
beralkohol, namun secara sederhana peminum alcohol dapat dibagi kedalam 3
(tiga) kelaompok, yang meliputi peminum ringan, peminum menegah dan peminum
berat.
(Journal Alcoholism: Clinical and Experimental Research)
Sebagian besar peminum alkohol memulai kebisaannya ini pada masa
remaja. Masa ini sangatlah kritis dimana pada periode yang inilah merupakan pintu
masuk pertama penyalahgunaan alkohol.Mason (2002)

Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan alkohol pada remaja yaitu motif
ingin tahu, adanya kesempatan, sarana dan prasarana, kepribadian, emosi dan
mental lemah. Oleh karena itu, diperlukan himbauan berupa informasi terhadap
masyarakat khususnya para remaja perihal bahaya minuman yang mengandung
alkohol, dengan cara penanggulangan sejak dini diharapkan dapat efektif

mengurangi jumlah peminum minuman beralkohol karena ditanggulangi dari akar
permasalahannya yaitu peminum minuman beralkohol remaja setingkat SMA.
Diharapkan pula dengan adanya media informasi ini dapat memberikan
pemahaman akan dampak alkohol pada seseorang efek jera lalu meninggalkan
kebisaannya.
Himbauan ini dapat berupa media informasi yang mengarah tepat dan efektif
agar dapat menginformasikan pesan yang dimaksud.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pemahaman masyarakat akan bahaya pengkonsumsian minuman
beralkohol.
2. Kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua dan masyarakat terhadap
remaja akan bahaya sesungguhnya dari minuman beralkohol.
3. Kurangnya usaha pemerintah menginformasikan kepada masyarakat tentang
bahaya minuman berlakohol.
1.3 Fokus Permasalahan
1. Strategi kreatif dalam menyampaikan informasi, khususnya kepada remaja
berumur 15 - 18 tahun tentang bahaya minuman beralkohol.
2. Bagaimana media yang tepat dan efektif untuk menunjang strategi kreatif yang
efektif untuk mencapai tujuan perancangan media informasi.
1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk menginformasikan kepada
remaja

setingkat

siswa

SMA

tentang

masalah

minuman

beralkohol,

memberitahukan dampak yang akan diterima apabila menyalahgunakan alkohol,

karena remaja tidak memiliki kemampuan untuk menilai resiko kesehatan yang

akan ditimbulkan oleh minuman beralkohol dan sifat zat psikoaktif yang bersifat
adiktif (ketagihan/kecanduan) yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, remaja
mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dengan berbagai macam sebab yang
berbeda (alasan tersendiri).
Dengan cara penanggulangan sejak dini ini diharapkan dapat efektif
mengurangi jumlah alkoholik

karena ditanggulangi dari akar permasalahannya

yaitu peminum remaja dan diharapkan pula akan timbul kesadaran pada diri remaja
tersebut agar mengetahui bahaya akan pengkonsumsian minuman beralkohol dan
bahan yang terkandung didalamnya sehingga timbul efek takut dan jera lalu segera
meninggalkan kebiasaannya dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.
1.5 Manfaat Perancangan
1.5.1 Bagi Penulis dan Rekan-Rekan Seprofesi
1.

Menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat mutlak kelulusan
mahasiswa di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer
Indonesia.


2.

Menambah pengetahuan yang lebih dalam mengenai minuman
beralkohol dan bahayanya terhadap peyalahgunaan alkohol khususnya
terhadap siswa SMA yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

1.5.2 Bagi Masyarakat
1.

Memberikan informasi tentang bahaya minuman beralkohol terhadap
kesehatan kepada remaja setingkat siswa SMA.

2.

Menghimbau para orangtua khususnya yang berusia 15-18 tahun agar
memantau dan memberikan pengertian kepada anak tersebut tentang
bahaya minuman beralkohol beserta kandungannya yang mengancam
kesehatan dan masa depan anak tersebut.


1.6 Kata Kunci
Perancangan, Informasi, Alkohol, Remaja.

BAB II
MEDIA INFORMASI DAMPAK MINUMAN BERALKOHOL
2.1. Perancangan
2.1.1. Definisi Perancangan
Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai
definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya memiliki maksud dan tujuan yang sama,
sejumlah

definisi

tentunya

sangat

berguna

dalam


memandang

definisi

perancangan secara luas. Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain
teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Analisis
adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk
permasalahan atau kasus yang terjadi.
2.2. Informasi
2.2.1. Pengertian Informasi
Informasi

adalah

pengetahuan

yang

didapatkan


dari

pembelajaran,

pengalaman, atau instruksi. Namun istilah ini memiliki banyak arti bergantung
pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti,
pengetahuan, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.
Informasi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang peristiwaperistiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses
komunikasi, pengumpulan data, atau sesuatu yang didapatkan dari berita.
Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi
statistik. Kesimpulannya, informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi, dan pemberitahuan.
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387)
yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti “garis besar, konsep,
ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktifitas dalam
“pengetahuan yang dikomunikasikan”
2.3. Dampak

2.3.1. Definisi Dampak

Dampak dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai pengaruh kuat
yang dapat mendatangkan akibat baik negatif maupun positif .
2.4. Perihal Alkohol
2.4.1 Definisi Alkohol
Alkohol adalah

zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat

psikoatif

adalah

golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat
menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran
seseorang. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan atau
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang yang menggunakan
alkohol mempunyai rentang respon yang tidak stabil dari kondisi yang ringan
sampai berat. (Teguh Pribadi, 2009).
Alkohol juga merupakan zat penekan susuan syaraf pusat meskipun
dalam

jumlah kecil mungkin

mempunyai

efek

stimulasi

ringan.

Bahan

psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari
proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian.
Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk konsumsi adalah miras,
kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, dan lain sebagainya.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan
soda alkohol (1% - 10% alkohol), martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan
minuman keras import yang biasa disebut sebagai whisky dan brandy (20% - 50%
alkohol).

2.4.2 Komposisi Alkohol
Ada dua cara menamai alkohol:
1. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil,
lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil
alkohol".

2. Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya,
menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol"
dan "etanol"
Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya
metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:
H
|
H-C-O-H
|
H

metanol

H H
|
|
H-C-C-O-H
|
|

H H
etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua.
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol
paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan,
mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang
khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin
anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
2.5. Perihal Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
perjalanan panjang peradaban manusia. Bangsa Mesir kuno percaya bahwa
bouza, sejenis bir, merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan
sekaligus minuman. Anggur juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan
dipergunakan untuk perayaan atau upacara keagamaan dan sekaligus sebagai

obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur dianggap sebagai minuman kaum
ningrat (aristocrat) dan bir adalah minuman rakyat jelata (masses). Di negeri kita
juga dijumapi banyak minuman tradisional yang mengandung alkohol seperti tuak,
arak dan lainnya. Setelah melalui perjalanan sejarah yang amat panjang barulah
pada paruh pertengahan abad 18 para dokter di Inggris menemukan adanya efek
buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu
peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol sebagai

Gin Act tahun

1751 (Widianarko, 2000).
Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap Negara
di seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap Negara berbeda-beda
tergantung pada kondisi sosio kultural, pola religius, kekuatan ekonomi,serta
bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara.
Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka pecandu alkohol di
negara-negara maju namun angka pecandu alkohol ini justru meningkat pada
negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan
saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang, dengan
angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya,
terdapat lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol
dengan 25% diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita. Kelompok
usia tertinggi pengguna alkohol di negara ini adalah 20 - 30 tahun, sementara
kelompok usia terendah pengguna alkohol adalah di atas 60 tahun, dan ratarata

mereka

mulai

mengkonsumsi

alkohol semenjak

usia

15

tahun.

Sementara di Canada tercatat sekitar 1 juta orang mengalami kecanduan
alkohol, jumlah pecandu pria dua kali lipat dari wanita dengan kelompok umur
pengguna alkohol tertinggi adalah 20 - 25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan
di Russia di mana terdapat data yang menunjukkan bahwa 40% pria dan 17%
wanita di negara ini adalah alkoholik (Encarta Encyclopedia, 2006).
Pada pertemuan yang digelar oleh World Health Organization - South
East Asia Regional Office (WHO SEARO) Juni 2002 di Bali dengan dihadiri 174
negara anggota, didapatkan beberapa fakta menarik terkait masalah penggunaan
alkohol di dunia :

Penggunaan alkohol untuk konsumsi dilarang di 7 negara di dunia
Peraturan tentang usia minimum untuk konsumsi alkohol hanya terdapat
pada 67 negara
Monopoli untuk produksi alkohol dilakukan 19 negara
Model lisensi produksi alkohol dilakukan di 50 negara
Pelarangan periklanan alkohol di berlakukan hanya pada 37 negara
Konsumsi alkohol mengalami penurunan di banyak negara maju namun
mengalami peningkatan drastis di negara-negara berkembang
Alkohol menjadi penyebab kematian tertinggi setelah rokok dan narkoba
Sekitar 774.000 kematian terjadi di seluruh dunia tiap tahun akibat
penyalahgunaan alkohol
Alkohol diproduksi dan diekspor oleh negara maju untuk negara-negara
berkembang
Alkohol mampu menyumbang pendapatan negara sekitar 2 - 4% di
negara-negara maju, dan mencapai 24% untuk negara-negara berkembang
Peranan

Public

Health

Technology dalam

menurunkan

prevelensi

pengguna alkohol lebih dominan di negara-negara maju daripada di negaranegara berkembang
Kebijakan dan regulasi alkohol mendapatkan tantangan serius dari
reformasi pasar bebas
Monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan alkohol masih sangat
kritis dan perlu untuk ditingkatkan
Rekomendasi bagi semua

negara anggota WHO untuk mengadopsi

suatu

program nasional penganganan masalah penyalahgunaan alkohol

yang

komprehensif

(education,

treatment,

and

regulation)

dengan

disesuaikan dengan budaya yang ada pada tiap-tiap negara
Di Indonesia sendiri penyalahgunaan alkohol juga menjadi masalah
kesehatan yang cukup serius. Sering munculnya pemberitaan tentang tata
niaga miras (minuman keras) setidaknya merupakan indikasi bahwa minuman
beralkohol banyak dikonsumsi oleh masyarakat di negara dengan mayoritas

penduduk

muslim

ini.

Sudah

sering

terungkap bahwa miras hanya akan

memberikan efek negatif (mabuk) bagi peminumnya bahkan pada beberapa kasus
justru berakibat pada kematian, namun setiap tahun jumlah pecandu miras justru
semakin meningkat. Bagi banyak kalangan mabuk dianggap sebagai sarana
untuk unjuk kegagahan atau kejantanan.
Penyalahgunaan alkohol yang terjadi di Indonesia menurut WHO (WHO
SEARO, 2002).dari tahun ke tahun adalah :
Tahun 1986 tercatat 2,6% pria pengkonsumsi alkohol yang berusia
rata-rata 20 tahun ke atas, sementara untuk wanita tercatat sekitar
0,8%.
Tahun 1998 di Indonesia tercatat lebih dari 350.000 orang meninggal
karena penyakit khronis akibat konsumsi alkohol.
Tahun 1999 - 2000, 58% angka kriminalitas terjadi ditenggara akibat
pengaruh minuman keras.
Pada

tahun

2000

diinformasikan

di Indonesia

terdapat lebih

dari

13.000 pasien penderita penyakit terkait penyalahgunaan alkohol dan
obat-obatan terlarang,
Tahun 2001 tercatat 39 kasus kematian pada remaja karena Hepatitis
B yang terkait erat dengan dampak pengkonsumsian alkohol (alcoholic
cirrhosis, alcoholic cancer, chronic pancreas

inflamation,

and

heart

diseases) terjadi di Bali
Tahun 2001 terdapat 50% dari total 65 kasus keracunan alkohol
meninggal di Manado dan Minahasa
Tahun 2008 tercatat lebih dari 40 kematian akibat keracunan alkohol
(intoxicaty), ini merupakan dampak langsung dari penyalahgunaan
alkohol. Di Surabaya 9 orang tewas di tiga lokasi berbeda setelah
mengkonsumsi miras, 11 orang meninggal di Indramayu Jawa Barat,
14 orang meninggal di Merauke karena mengkonsumsi

minuman

keras jenis sopi yang dicampur infus dan minyak babi, sementara
belasan korban tewas akibat miras lainnya tersebar di beberapa daerah
seperti Pasuruan Jawa Timur, Deli Serdang, dan Jaya Pura.

2.5.1 Faktor Determinan Penyalahgunaan Alkohol
Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol (sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan) yang mana peranannya sangat kompleks
dan saling terkait satu sama lainnya.
Sosial
Penggunaan alkohol sering kali didasari oleh motif-motif sosial seperti
meningkatkan

prestige

ataupun

adanya

pengaruh

pergaulan

dan

perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti sistem norma
dan

nilai

(keluarga

dan

masyarakat)

juga menjadi kunci dalam

permasalahan penyalahgunaan alkohol.
Ekonomi
Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi.
Tentu saja meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga
dapat

diasosiasikan dengan faktor keterjangkauan harga minuman

beralkohol (import atau lokal) dengan daya beli atau kekuatan ekonomi
masyarakat. Dan secara makro, industri minuman beralkohol
ditingkat

produksi,

distribusi,

dan

periklanan

ternyata

baik

itu

mampu

menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara (tax,
revenue dan excise).
Budaya
Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga
menjadi sangat

kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai

produk lokal

minuman beralkohol yang merupakan warisan tradisional (arak, tuak,
badeg, dll) dan banyak dikonsumsi oleh

masyarakat dengan

alasan

tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut dikaitkan dengan sisi
agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum muslim
yang notabene melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja menjadi
sangat bertolak belakang.
Lingkungan
Peranan negara dalam menciptakan

lingkungan

yang bersih

dari

penyalahgunaan alkohol menjadi sangat vital. Bentuk peraturan dan

regulasi tentang minuman beralkohol, serta pelaksanaan yang tegas
menjadi kunci utama penanganan masalah alkohol ini. Selain itu yang
tidak

kalah penting adalah

peranan

provider

kesehatan dalam

mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi
di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker.

2.5.2 Karakteristik Dari Perilaku Pengguna Minuman Beralkohol
Meskipun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat
keamanan untuk konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana
peminum

alkohol

dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yang meliputi

peminum ringan, peminum sedang, dan peminum berat.
Peminum Ringan (Light Drinker)Yaitu mereka yang mengkonsumsi antara
0,28 - 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang.
Peminum Menengah (Moderate Drinker)Kelompok ini mengkonsumsi
antara 6,2 - 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 - 4 botol bir per hari.
Peminum Berat (Heavy Drinker)Yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram
alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir setiap harinya.
Indikator terbaik untuk efek minuman beralkohol adalah

ukuran tingkat

kandungan alkohol dalam darah. Indikator ini sering dipergunakan oleh para
polisi lalu-lintas di beberapa negara untuk menindak pelanggaran di jalan
raya. Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 - 90 menit setelah
diminum. Ketika kandungan alkohol darah mencapai 5% (5 bagian alkohol
per 100 bagian cairan darah) maka si peminum akan mengalami sensasi
positif, seperti persaan relaks dan kegembiraan (euphoria). Dan pada kandungan
di atas 5% maka si peminum akan merasa tidak enak dan secara bertahap akan
kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan emosi.. Jika kandungan alkohol
dalam darah dinaikkan lagi sampai 0,1% maka si peminum akan mabuk total.
Kemudian pada tingkat 0,2% beberapa orang sudah pingsan. Jika mencapi 0,3%

sebagian orang akan mengalami koma, dan jika mencapai 0,4% si peminum
kemungkinan besar tewas.
Gangguan penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5
kategori utama menurut

respon

serta

motif

individu

terhadap pemakaian

alkohol itu sendiri (Sundeen, 1997).
1. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental. Kondisi
penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin
tahu

dari seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh

kembangnya, remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau sering
juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga mencoba menggunakan
alkohol.
2. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional. Penggunaan
alkohol

pada

waktu

berkumpul

bersama-sama

teman

sebaya,

misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau
acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi
bersama teman sebaya.
3. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat situasional. Seseorang
mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu
sebagai

pemenuhan

kebutuhan

seseorang

yang

harus

dipenuhi.

Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari
masalah, konflik, stress dan frustasi.
4. Gangguan

penggunaan

alkohol

yang

bersifat

penyalahgunaan.

Penggunaan alkohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai
digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan.
Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan atau pekerjaan.
5. Gangguan

penggunaan

Penggunaan
ketergantungan

alkohol
fisik

alkohol

yang

yang

sudah

bersifat

cukup

berat,

ketergantungan.
telah

terjadi

dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai

dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat (alkohol). Suatu kondisi
dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif (alkohol) secara

rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan
atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai
dengan macam zat yang digunakan.
Dari respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti tersebut
diatas, dampak yang diakibatkan oleh individu yang sudah berada pada fase
penyalahgunaan dan ketergantungan adalah paling berat. Individu yang sudah
berada pada fase

penyalahgunaan

dan

ketergantungan

akan

dapat

berperilaku anti sosial. Perilaku agresif, emosional, acuh, dan apatis terhadap
permasalahan dan kondisi sosisalnya adalah sifat-sifat

yang

sering

muncul

pada orang dengan penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap alkohol.
Pada fase eksperimental, rekreasional dan situasional, dampak yang
muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai alkohol
pada tahap ini. Kebut-kebutan di jalan, pesta pora, aktivitas seksual, perkelahian,
dan tawuran adalah perilaku yang sering ditunjukkan oleh kelompok remaja
pemakai alkohol pada tahap awal ini.
2.5.3 Dampak Minuman Beralkohol
Dampak negatif penggunaan alkohol dikategorikan menjadi 3, yaitu
dampak fisik, dampak neurology dan psychologi, juga dampak sosial (Woteki,
1992).
1. Dampak Fisik
Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum
alkohol antara lain serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf.
Sebagian besar kasus serosis hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum
berat yang kronis. Sebuah studi memperkirakan bahwa konsumsi 210
gram alkohol atau setara dengan minum sepertiga botol minuman
keras (liquor) setiap hari selama 25 tahun akan mengakibatkan serosis
hati.

Untuk

kanker

meningkatkan
termasuk:

terdapat

bukti

resiko kanker

mulut,

di

yang

konsisten

beberapa

bagian

bahwa

alkohol

tubuh

tertentu,

kerongkongan, tenggorokan, larynx dan hati. Alkohol

memicu terjadinya kanker melalui berbagai mekanisme. Salah satunya
alkohol mengkatifkan ensim-ensim tertentu yang mampu memproduksi
senyawa

penyebab

kanker.

Alkohol

dapat

pula

merusak

DNA,

sehingga sel akan berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali.
Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang
relatif lebih tinggi dibandingkan non peminum (abstainer), demikian pula
mereka lebih berisiko mengalami

stroke

dan

serangan

jantung.

Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai gangguan syaraf mulai
dari dementia (gangguan kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan dan
kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B komplek
berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf.
2. Dampak Psikoneurologis
Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat
merusak jaringan

otak

secara

permanen

sehingga

menimbulkan

gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan
gangguan neurosis lainnya.
3. Dampak Sosial
Gangguan

sosial

yang

berpengaruh

bagi

orang

lain,

di

mana

perasaan pengguna alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian
terhadap

lingkungan

menjadi terganggu. Kondisi ini menekan pusat

pengendalian diri sehingga pengguna menjadi agresif, bila tidak terkontrol
akan menimbulkan tindakan yang melanggar norma bahkan memicu
tindakan kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan. Sedangkan
pengaruh

penggunaan

alkohol

menurun

kisaran

waktu

pemakaiannya dibedakan menjadi 2 kategori (Woteki, 1992).

(periode)

Pengaruh jangka pendek
Walaupun

pengaruhnya

terhadap

individu

berbeda-beda,

namun

terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood
Alkohol

Concentration (BAC)

dan efeknya.

Euphoria

ringan

dan

stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi

alkohol

di

dalam

darah.

Resiko

intoksikasi

(mabuk)

merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan
kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang
berat

demikian

juga

nafas

terhenti hingga kematian. Selain itu efek

jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktifitas kerja.
Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai 70%
dari

narapidana menggunakan

alkohol sebelum melakukan

tindak

kekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi
oleh alkohol
Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah
tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker

saluran

pencernaan,

gangguan

pencernaan lain (misalnya tukak lambung), impotensi dan berkurangnya
kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara, kesulitan tidur,
kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan,
sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.

2.6. Remaja
2.6.1. Definisi Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti
to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak
tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam
Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak
memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan
secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Jadi kesimpulannya remaja
adalah manusia berumur belasan tahun, masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak - anak menuju dewasa.
2.6.2. Alasan Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Masa di mana seseorang pertama kali mencoba mengkonsumsi
alkohol adalah masa remaja. Masa ini sangatlah kirtis di mana pada
periode yang inilah merupakan pintu masuk pertama
alkohol.

Beberapa

faktor

penyebab

penyalahggunaan

remaja dapat diidentifikasikan berikut ini (Mason, 2002).

Motif Ingin Tahu

penyalahgunaan
alkohol pada

Pemberian informasi yang tidak tepat bisa mempengaruhi perkembangan
remaja. Pada masa remaja seseorang akan mempunyai rasa ingin tahu
yang sangat besar, termasuk keingintahuan terhadap alkohol.
Adanya Kesempatan
Remaja mengenal alkohol bisa dikarenakan faktor kurangnya perhatian
orang tua dan kurangnya rasa kasih sayang keluarga. Kontrol yang
lemah dari orang tua akan menjadikan remaja cenderung mencari
suatu pengalihan yang mampu menyenangkan dirinya, termasuk juga
pada penggunaan alkohol.
Sarana dan Prasarana
Remaja bisa

mengkonsumsi

alkohol karena

orang

tua memberikan

fasilitas dan uang yang berlebihan, ini merupakan sebuah pemicu
penyalahgunaan uang tersebut. Selain itu juga peredaran alkohol yang
merajalela di perkotaan sampai ke pelosok desa akan mempermudah
remaja untuk mendapatkan alkohol.
Kepribadian
Kepribadian yang labil dan pengaruh teman pergaulan di masyarakat
ataupun di lingkungan sekolah bisa menjadikan remaja terjerat dalam
lingkaran penyalahgunaan alkohol.
Emosi dan Mental Lemah
Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi untuk
melakukan perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan
alkohol.
Ciri Pecandu Alkohol :
Menjadi pemurung, mudah tersinggung, dan emosional
Wajah pucat dan bibir menjadi kecoklatan
Terdapat bau aneh yang tidak biasa

Mata berair dan merah
Perut membuncit dan tangan gemetar
Nafas tersengal dan susah tidur
Badan lesu dan selalu gelisah

2.7. Analisis
2.7.1. Analisis SWOT
Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas kemana arah
Media informasi ini ditujukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan
pengamatan penulis. Analisis yang dilakukan yaitu :
1. Strengths ( kekuatan)
Mayoritas mayarakat Indonesia adalah kaum Muslim
Norma dan sistem nilai dominan yang menganggap alkohol sebagai
larangan
Kultur dominan yang menganggap alkohol sebagai larangan
Keberadaan peraturan, regulasi dan perangkat hukum
2. Weakness (kelemahan)
Keberadaan minuman keras lokal tradisional dan ilegal (tidak
terdaftar)
Pengaruh

pergaulan,

lifestyle,

dan

nilai

prestige

dari

pengkonsumsian alkohol
Ketersediaan dan keterjangkauan minuman beralkohol
Kekuatan ekonomi makro termasuk pendapatan negara Indonesia
Maraknya media periklanan komersial
Minimnya program pomosi kesehatan terkait masalah alkohol
3. Oportunitty (peluang)
Upaya penanganan masalah alkohol skala internasional (WHO)

Mekanisme harga pasar sebagai kontrol peredaran minuman
beralkohol
4. Threat (ancaman)
Arus globalisasi dan perang kebudayaan
Perdagangan bebas dan maraknya produk alkohol import
2.7.2. Pemecahan Masalah
Dari analisa diatas maka dibutuhkan suatu srategi untuk mengatasi
ketidaktahuan para remaja yang masih duduk dibangku SMA terhadap
dampak minuman beralkohol terhadap kesehatan dan masa depan mereka
yaitu dengan cara membuat berbagai macam media informasi tentang
dampak minuman beralkohol pada siswa SMA di wilayah Jakarta agar
mereka lebih mengetahui cara penanggulangan dari masalah minuman
beralkohol ini.

2.8. Target Sasaran
2.8.1. Target Sasaran Media Informasi
Target sasaran dari perancangan media informasi dampak minuman
beralkohol ini dilihat dari beberapa segi yaitu :
1. Demografis ( Jenis / Tipe orang )
Untuk jenis/tipe orang yang dijadikan sasaran adalah remaja
berusia 15 - 18 tahun berpendidikan tingkat SMA kelas 1-3
2. Geografis ( berdasarkan lokasi)
Untuk pemilihan lokasi penulis menentukan pilihan lokasi pada
wilayah

Jakarta

karena

banyaknya

konsumen

minuman

beralkohol yang masih tergolong remaja di wilayah Jakarta.

3. Social Economi Status ( S.E.S )
Remaja dengan status ekonomi menengah ke atas.
4. Psikografis (sifat / karakteristik)
Yaitu para remaja yang bergaya hidup masa kini, hedonist,
cenderung tidak perduli terhadap sekitar, dan bersifat ekspresif
namun cenderung kearah negatif (rusuh).
5. Behavioristis (perilaku)
Yaitu seorang pelajar dengan frekuensi main yang tinggi,
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
yang belum pasti (belum kecanduan / masih mencoba-coba)
maupun yang tidak mengkonsumsi.

BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan disimpulkan dari beberapa
pemecahan masalah dari bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat SMA
di wilayah Jakarta yaitu membuat media informasi tentang bahaya minuman
beralkohol.
3.2. Strategi Komunikasi
Berdasarkan

data

penelitian

yang

telah

dianalisa,

maka

dalam

perancangan akan dilakukan pendekatan komunikasi dengan mengungkapkan
fakta-fakta yang terjadi disertai dengan solusi yang harus dilakukan. Fakta yang
diperoleh dari data-data yang ada membuktikan bahwa minuman beralkohol
menimbulkan berbagai macam akibat buruk bagi kesehatan tubuh.
Strategi komunikasi yang akan dilakukan yaitu : Membuat sasaran melihat
dan mengerti pesan yang disampaikan melalui media informasi dengan cara
menggunakan gaya bahasa yang tepat juga visual yang menarik, berbeda namun
bersifat faktual (mengacu pada fakta-fakta yang ada dan terjadi) juga dapat
dimengerti sasaran, dan menyebarkan informasi ini ditempat yang tepat.
3.2.1. Tujuan Komunikasi
Dalam pembuatan perancangan informasi sebagai media informasi
bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat SMA di wilayah
Jakarta, tujuan komunikasi sangatlah penting agar media informasi yang
disampaikan dapat tepat sasaran, adapun tujuan dari komunikasi adalah
selain

memberikan

informasi

dan

pengertian

tentang

pentingnya

kesehatan dan ancaman dari minuman beralkohol, juga diharapkan dapat
mengajak masyarakat juga mengetahui bahwa minuman beralkohol
adalah salah satu ancaman dan pembunuh sehingga diharapkan tumbuh
kesadaran pada setiap individu.

3.2.2. Tema Dasar Komunikasi
Dalam penyampaian pesan utama yang akan disampaikan kepada
objek sasaran adalah “ Informasi tentang bahaya minuman beralkohol
bagi para remaja setingkat siswa SMA di wilayah Jakarta ”.
3.2.3. Materi Pesan
Dalam

penyampaiannya,

perancangan

media

informasi

ini

memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan dari kegiatan
informasi ini, materi yang akan disampaikan adalah :
1. Dampak minuman beralkohol.
2. Alkohol tiket loe mati.
3. Penyakit-penyakit akibat alkohol yang berujung pada kematian.
3.3. Strategi Kreatif
Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan yang diharapkan, maka
informasi haruslah dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif
adalah informasi yang isi pesan, bentuk pesan, dan strategi visualnya yang
berbeda namun menarik, dengan pola seperti itu diharapkan agar informasi yang
disampaikan dapat menarik perhatian orang-orang khususnya objek sasaran yang
dituju.

3.4. Strategi Media
Setelah selesai merancang strategi komunikasi dan strategi kreatif setelah
itu yang harus dilakukan adalah merancang strategi media informasi yang baik,
karena dalam menyampaikan suatu pesan kepada khalayak dibutuhkan sebuah
media, pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang dapat diterima dengan baik
oleh objek sasaran yang ditujunya.
3.4.1. Pemilihan Media

Didasarkan pada permasalahnya, maka dalam pemilihan suatu
media harus benar-benar tepat dan cermat agar dapat menjadi solusi dan
menjawab permasalahan, berikut ini pemilihan media :

Media Utama
1. Poster
Poster adalah media yang cukup efektif untuk menarik perhatian
remaja selain karena biayanya yang cukup rendah poster juga dapat
ditempatkan dimana saja sehingga cakupannya luas.

Media Pendukung
2. Brosur
Alasan pemilihan brosur untuk media informasi adalah karena brosur
sangatlah memungkinkan untuk menyampaikan informasi yang lebih
banyak, biayanya pun cukup rendah, dapat dibagikan langsung
kepada objek sasaran yang dituju sehingga informasinya tepat
sasaran dan efektif.
3. Papan informasi
Papan informasi sangat berguna untuk mengingatkan para siswa
untuk tidak mengkonsumsi minuman berlakohol, papan informasi ini
dapat ditempatkan di tembok sekolah atau tempat-tempat strategis
yang lain.
4. Flyer
Flyer adalah satu halaman pamphlet, media ini biayanya cukup murah
dan cukup efektif karena dapat menyampaikan secara langsung
kepada target sasaran, dan mudah dibawa kemana-mana sehingga
dapat dibaca berulang-ulang.
5. Iklan Majalah
Iklan Majalah adalah sebuah iklan yang ditempatkan pada halaman
majalah, dengan tujuan agar target sasaran dapat melihat informasi ini

sambil membaca sebuah majalah yang dipilih sesuai dengan usia
remaja.
6. Spanduk
Spanduk adalah media yang cukup efektif karena bentuknya yang
besar juga penempatannya yang ada diatas (digantung), namun isi
dan materi dari spanduk harus lebih singkat, padat dan jelas karena
orang hanya beberapa detik saja melihatnya.

Merchandise
Media ini sangat efektif sebagai pengingat serta pendukung ambient
media juga mampu menarik perhatian dan berdaya guna.
Merchandise yang digunakan antara lain :

7. Bukaan botol
Bukaan botol merupakan media yang dipilih agar pesan yang
disampaikan tepat sasaran atau langsung kepada pengkonsumsi
minuman beralkohol.
8. Mouse Pad
Mouse pad dipilih sebagai media pengingat dan dapat berguna bagi
para siswa setingkat SMA sebagai alas mouse.
9. Pembatas Buku
Pembatas buku dipilih sebagai media pengingat dan dapat berguna
bagi para siswa SMA sebagai pembatas buku pelajaran atau buku
lainnya.
10. Mini Brosur
Mini brosur berisikan informasi singkat tentang bahaya minuman
beralkohol. Mini brosur ini akan dimasukan kedalam bungkus rokok.
11. Tas Kain

Tas Kain adalah media yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga sangat berguna sebagai media pengingat. Tas
kain berisikan Mini brosur, sticker, Pin dan Penggaris yang nantinya
akan dibagikan satu paket.
12. Penggaris
Penggaris merupakan media pengingat yang dapat berguna bagi para
siswa SMA. Penggaris ini akan dimasukan kedalam Tas kain.
13. Baju ( Kaos / T-Shirt )
Baju akan di berikan kepada para remaja setingkat SMA di sekolahsekolah sebagai wujud partisipasi dalam penyampaian informasi dan
dapat digunakan sehari-hari sehingga menjadi media pengingat baik
untuk diri sendiri maupun orang lainnya.
14. Sticker
Dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek sasaran yang dituju,
pada saat sticker dipakai dan ditempel dapat memberikan informasi
pada yang melihatnya dan sangat efektif. Sticker ini akan dimasukan
kedalam Tas kain.
15. Pin
Dipilih karena dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek sasaran
yang dituju, pada saat pin dipakai dapat memberikan informasi pada
yang melihatnya dan sangat efektif. Pin ini akan dimasukan kedalam
Tas kain.
16. Buku Catatan
Media ini dipilih karena dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek
sasaran yang dituju, dan dapat digunakan sebagai buku catatan yang
dapat berguna dan efektif sebagai pengingat bahaya minuman
beralkohol.
17. Topi
Topi akan di berikan kepada para remaja sebagai wujud partisipasi
dalam penyampaian informasi dan dapat digunakan sehari-hari

sehingga menjadi media pengingat baik untuk diri sendiri maupun
orang lainnya.
3.5. Strategi Distribusi
Strategi distribusi adalah suatu cara yang menjelaskan pertimbangan dasar
distribusi dan jalur distribusi. Dalam strategi distribusi pada perancangan media
informasi ini dibuat struktur gambar untuk waktu pendistribusian media yang
dibuat. Media-media yang telah disiapkan akan disebarkan ke sekolah- sekolah
tingkat Menengah Atas (SMA) dan juga tempat kumpul / nongkrong (café) remaja
di wilayah Jakarta, disebar mulai dari awal bulan September dan berakhir pada
bulan November yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, pada
tanggal 12 November.

Gambar 3. 1 Jadwal pendistribusian media

3.6. Konsep Visual
Konsep visual yang ditampilkan dalam media informasi ini memanfaatkan
teknik penyampaian dengan teknik fotografi dan digital imaging sebagai kekuatan
visual dan dibantu oleh bodycopy dan headline. Bentuk dan pesan secara visual
menggunakan image yang dekat dengan kehidupan remaja setingkat siswa SMA
yang mengkonsumsi minuman beralkohol, image tersebut lalu diolah sedemikian
rupa dengan teknik digital imaging agar pesan yang ingin disampaikan yaitu
bahaya minuman beralkohol dapat mudah dimengerti dan menarik perhatian.
3.6.1. Kesan Visual

Kesan visual yang ditampilkan dalam perancangan media informasi
bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat siswa SMA di wilayah
Jakarta ini memperlihatkan visual yang dramatis dan pengasosiasian
(disamakan /perumpamaan). Oleh karena itu, warna yang ditampilkan
dalam visualnya adalah warna hitam, abu-abu, putih dan coklat agar
mempertegas visual dan image tentang bahaya minuman beralkohol.
3.6.2. Format Desain
Format desain yang digunakan dalam media informasi ini dibuat
sederhana dengan menonjolkan image sebagai inti pesan melalui visual
dan didukung dengan pesan yang disampaikan dengan tulisan dengan
tujuan memperjelas dan mempertegas image yang ditampilkan. Berikut
formatnya :
1. Format Desain dengan Potrait
3 Poster
Brosur
Buku Catatan
4 Flyer
Papan Informasi
Studi Warna
Studi Tipografi
Pola Distribusi
Kerangka Berfikir
2. Format Desain dengan Landscape
Poster
Baju
Bukaan Botol
Iklan Majalah

Mini brosur
Pembatas Buku
Mouse Pad
2 Spanduk
4 Sticker
3 Pin
Penggaris
Topi
Tas kain
Studi Botol
3.6.3. Layout
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu
gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan
pembaca dalam menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media
layout yang disusun selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan
unsur-unsur grafis yang disusun sedemikian rupa untuk mendapat kesan
yang menarik juga informatif.
Untuk mendapatkan kesan tersebut, maka dibuat variasi yang
berupa pemberian unsur grafis. Selain itu, diberi perbedaan ukuran juga
warna huruf yang digunakan untuk memberikan penekanan dalam kata
yang dianggap penting dalam informasi tersebut.
3.6.4. Tipografi
Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan
gerak mata, energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam
penggunaannya senantiasa diperhatikan segi estetika, kenyamanan
keterbacaan, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen
visual yang ada disekitarnya.

Oleh karena itu, huruf yang baik mengacu pada keterbacaan dan
kemenarikan juga kesesuaian dengan tema yang diambil. Huruf tertentu
dapat menciptakan kesan atau karakter dari subjek yang ditampilkan .
Pemilihan huruf yang digunakan berdasar pada kesan visual yang ingin
dicapai, huruf yang digunakan dalam media informasi ini adalah jenis
huruf Anthology dan calibri.

Anthology
Anthology adalah jenis huruf yang tidak bertangkai, baik bagian atas
maupun bawahnya. huruf ini tebal, lurus, kaku dan mempunyai tekstur.
alasan digunakannya font ini adalah karena media yang dirancang adalah
media informasi yang menuntut informasi yang jelas dan tegas maka
tingkat keterbacaan pesan yang akan disampaikan harus baik. Maka
dipilihlah jenis huruf anthology, karena jenis tulisan menggunakan jenis
huruf ini mudah terbaca. Namun jenis huruf ini mempunyai kelemahan
yaitu apabila ukuran huruf terlalu kecil maka tulisan teks akan sulit terbaca
karena terlalu tebal.

Calibri
Calibri adalah jenis huruf yang tidak bertangkai dan agak tebal, huruf ini
digunakan untuk artikel-artikel yang ingin menampilkan tulisan yang
tingkat keterbacaannya mudah. Oleh karena itu, jenis huruf ini

dipergunakan agar informasi yang akan disampaikan dapat tersampaikan
dengan baik karena tingkat keterbacaannya.yang baik. Font Calibri ini
digunakan pada media-media yang berukuran kecil yang menuntut tulisan
berukuran kecil dan dapat terbaca.

3.6.5. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar yang dapat berbentuk sketsa atau image
atau foto. Ilustrasi yang digunakan pada perancangan media informasi ini
adalah foto yang diambil dari kamera digital. Foto-foto yang dipakai dalam
perancangan media informasi ini adalah :

1. Foto Remaja Setingkat SMA
Alasan mengapa ada foto Remaja Setingkat SMA adalah karena
media informasi ini mengangkat masalah minuman beralkohol pada
Remaja Setingkat SMA.

Gambar 3. 2 Foto Remaja Setingkat SMA

2. Foto Botol Minuman keras
Alasan mengapa ada foto minuman beralkohol adalah agar saat
target audiens melihat media informasi ini tanpa membaca informasi
yang ada dalam media ini dapat langsung mengerti tentang masalah
yang diangkat.

Gambar 3. 3 Foto Botol Minuman Keras

3. Foto Kaki Mayat .
Alasan mengapa ada foto ini adalah agar target audience melihat
fakta yang terjadi akibat minuman beralkohol yang dikonsumsi secara

berlebihan agar mengingatkan konsumen tentang bahaya minuman
beralkohol.

Gambar 3.4 Foto Kaki Mayat

3.6.6. Warna
Setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yang
dimaksudkan karakteristik disini adalah sifat khas yang dimiliki dalam
suatu warna. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang
peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat
kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Lebih lanjut dijelaskan
oleh Henry Dreyfuss “warna digunakan dalam simbol-simbol grafis
untuk mempertegas maksud dari simbol tersebut”. Pemilihan warna
pada perancangan media informasi ini adalah :

Gambar 3. 5 Penjelasan Warna

BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1. Teknis Media
Dalam proses produksi media dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
a.

Tahap Sketsa Awal
Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk pertama dari visual media
informasi ini. Tahap ini dibuat dalam bentuk gambar yang dibuat
menggunakan alat tulis. Tahap sketsa dilakukan untuk mempermudah dalam
proses eksekusi visual.

b.

Tahap Eksekusi Visual
Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual,
dalam hal ini proses visual adalah pemotretan dengan model yang dapat
mewakili citra remaja setingkat SMA, pada saat pemotretan remaja tersebut
selain di potret satu badan penuh, model remaja dipotret kakinya sesuai
dengan sketsa awal. Selain itu dilakukan juga pemotretan pada barang-barang
yang berhubungan dengan masalah yang diangkat yaitu botol minuman keras,
gelas beer, tali, penanda jenazah.

c.

Tahap Perancangan
Tahap perancangan adalah tahap penting untuk merancang mediamedia informasi yang akan dibuat sesuai dengan konsep yang telah
ditetapkan. Langkah pertama proses perancangan ini adalah mengolah fotofoto yang sudah dilakukan pada tahap eksekusi visual. Setelah di olah
sedemikian rupa maka tahap selanjutnya adalah membuat layout dan
memasukan informasi yang akan disampaikan yang berupa tulisan.

d.

Tahap Akhir adalah sebagai berikut :

1.

Poster
Ukuran media

: A2 (42,0 cm x 59,4 cm)

Teknis Produksi : Cetak separasi, kertas Glossy laminasi Glossy
Media poster dipakai sebagai media utama dalam perancangan
media informasi ini, alasannya adalah karena visual poster yang dibuat
menarik sehingga target audiens tertarik untuk melihatnya, selain itu isi
pesan yang singkat namun jelas membuat target audiens tidak terlalu sulit
untuk mencerna isi dari poster ini. Media poster dapat ditempel langsung ke
tempat sasaran.
Media ini terdiri dari 1 versi yaitu “Tiket loe buat mati” visual poster
dibagi menjadi 4 visual yang berbeda. Berikut tampilan posternya :
a. Poster Tiket loe buat mati 1

Gambar 4 .1 Poster 1
Pada poster ini ditampilkan remaja setingkat SMA yang tengkurap
tergeletak pada botol minuman keras. Arti dari poster ini adalah minuman
beralkohol dapat membuatmu tidak sadarkan diri, sakit bahkan mati. Pada
poster ini botol minuman keras itu dijadikan sebagai sebuah tempat
bertumpu, bersandar atau merebahkan diri, maksud dari model remaja
yang tergeletak diatasnya adalah merupakan efek yang ditimbulkan
langsung

kepada

remaja

konsumen

minuman

beralkohol

karena

menjadikan minuman keras ini sebagai sandarannya ataupun tumpuan.
b. Poster Tiket loe buat mati 2

Gambar 4 .2 Poster 2
Pada poster ini ditampilkan remaja setingkat SMA yang
tenggelam

/

terapung

didalam

gelas

beer.

Poster

ini

mengumpamakan gelas beer sebagai kolam yang berisi air yang
mematikan dan remaja adalah seseorang yang tercebur kedalam
kolam tersebut dan meninggal (mayat). Arti dari poster ini adalah
mengkonsumsi minuman beralkohol pada

usia

remaja akan

mengantarkan peminum tersebut meninggal usia muda.

c. Poster Tiket loe buat mati 3

Gambar 4 .3 Poster 3

Pada poster ini ditampilkan remaja yang mati gantung diri. Botol
minuman keras diumpamakan sebagai tiang gantungannya. Arti dari
poster ini adalah minuman keras merupakan media untuk seorang
remaja yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri dengan kematian.
d. Poster Tiket loe buat mati 3

Gambar 4 .4 Poster 4
Pada poster ini ditampilkan kaki jenazah yang diberi tanda
pengenal. Pada tanda pengenal yang ada pada jenazah ada image
botol minuman keras. Arti dari poster ini adalah orang yang
mengkonsumsi minuman beralkohol berujung pada kematian.
2.

Brosur
Ukuran media

: 30 x 21 cm

Teknis Produksi

: Cetak separasi, glossy Paper double side 80gr.

Media brosur adalah media pendukung dari media utama yaitu
poster, media ini dipilih karena selain informasi yang dapat disampaikan
brosur lengkap dan jelas, brosur dapat dibagikan langsung kepada para
remaja.

Gambar 4 .5 Brosur depan

Gambar 4 .6 Brosur belakang
3.

Spanduk
Ukuran media

: 800 x 120 cm

Teknis Produksi

: Kain spanduk, separasi.

Media spanduk digunakan sebagai media pendukung dari media
utama yaitu poster, alasan pemilihan media ini adalah karena spanduk
berukuran

besar

sehingga

dapat

terlihat

dengan

jelas,

apabila

penempatannya strategis dapat menjadi media pengingat dari media
utamanya yaitu poster. Spanduk ini menampilkan visual fotografi.

Gambar 4 .7 Spanduk

4.

Flyer
Ukuran media
Teknis Produksi

: 10 x 18,5 cm
: Cetak separasi, glossy Paper 150 gr.

Flyer digunakan sebagai media pendukung dari media utama yaitu
poster, alasan pemilihan media ini adalah karena flyer dapat dibagikan
langsung kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media
pengingat dari media utama yaitu poster.

Gambar 4 .8
Flyer

5.

Papan informasi
Ukuran media

: 42 x 24 cm

Teknis Produksi

: Cetak separasi, kertas Glossy, laminasi glossy.

Papan informasi digunakan sebagai media pendukung dari media utama
yaitu poster, alasan pemilihan media ini adalah karena papan informasi
dapat ditempel langsung pada tembok sekolah dan dapat berfungsi sebagai
media pengingat dari media utama.

Gambar 4 .9 Papan informasi

6.

Bukaan Botol
Ukuran media

: 12 x 5,5 cm

Teknis Produksi

: Acrylic.

Bukaan Botol digunakan sebagai merchandise media, alasan pemilihan
media i