Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: p
: presentase jawaban f
: frekuensi setiap jawaban dari responden n
: banyaknya responden 100 : presentase frekuensi dari tiap jawaban responden
Berikut merupakan penafsiran presentase yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil pengolahan data angket dalam penelitian ini:
Tabel 3.3 Penafsiran Hasil Pengolahan Data Angket
Presentase Penjelasan
Tidak seorangpun 1 - 25
Sebagian kecil 26 - 49
Hampir setengahnya 50
Setengahnya 51 - 75
Sebagian besar 76 - 99
Hampir seluruhnya 100
Seluruhnya
G. Uji Kelayakan Instrumen Tes
1. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya Arikunto, 2013
Kita dapat mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan: TK
: tingkat kesukaran BA
: jumlah jawaban kelompok benar kelompok atas BB
: jumlah jawaban benar kelompok bawah N
: jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah
Penafsiran TK
: 0,00 – 0,25 = sukar
TK : 0,26
– 0,75 = sedang TK
: 0,76 – 1,00 = mudah
Untuk mengukur tingkat kesulitan butir soal esai digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: TK
: tingkat kesukaran SkA
: jumlah skor jawaban kelompok atas Sk B : jumlah skor jawaban kelompok bawah
Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
n : jumlah skor sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Sk.mak: skor maksimal Sk.min : skor minimal
2. Daya Pembeda
Soal yang baik adalah yang bisa membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Daya pembeda suatu butir soal adalah
kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah untuk
melihat daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus berikut:
Keterangan: DP
: daya pembeda BA
: jumlah jawaban benar kelompok atas BB
: jumlah jawaban benar kelompok bawah N
: jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Sedangkan untuk mengukur daya pembeda butir soal esai yaitu sebagai berikut:
Keterangan: DP
: daya pembeda SkA
: jumlah skor jawaban kelompok atas SkB
: jumlah skor jawaban kelompokk bawah
Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
n : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Sk.mak: skor maksimal Sk.min : skor minimal
Penafsiran: TK
: 0,00 – 0,25 = rendah lemah
TK : 0,26
– 0,75 = sedang TK
: 0,76 – 1,00 = tinggi kuat
3. Uji Validitas
Validitas yaitu sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument Arikunto, 2013,
hlm. 211. Hasilnya bisa dianalisis dengan t-test untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang sangat berarti atau tidak. Jika tidak ada
perbedaan yang berarti signifikan, artinya soal atau pertanyaan tersebut dapat dianggap memiliki validitas yang layak untuk dijadikan
instrument penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara dengan mencari
nilai
t-hitung
untuk menguji validitas instrument, yaitu dengan rumus:
Keterangan: t
: nilai t hitung Mx
: mean variabel x My
: mean variabel y Sdx
: pengkuadratan dari standar deviasi variabel x
Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sdy : pengkuadratan dari standar deviasi variabel y
Penafsiran uji validitas: 0,00
– 0,20 : sangat rendah 0,21
– 0,40 : rendah 0,41
– 0,70 : sedang 0,71
– 0,90 : tinggi 0,91
– 1,00 : sangat tinggi
4. Uji Reliabilitas
Perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunkan pada
sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula.
Untuk menguji reliabilitas suatu perangkat tes yaitu dengan cara ekuivalensi, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: r
xy
: koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y N
: banyaknya siswa ∑ X : jumlah skor siswa pada setiap butir soal
∑ Y : jumlah total skor siswa ∑ XY : jumlah hasil perkalian skor siswa pada setiap butir soal
dengan total skor siswa
Yuni Khamniyah, 2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penafsiran: 0,00
– 0,20 : sangat rendah 0,21
– 0,40 : rendah 0,41
– 0,70 : sedang 0,71
– 0,90 : kuat 0,91
– 1,00 : sangat kuat
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian