Melakukan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian.

Bupati. BKPRD mempunyai Sekretariat dan Kelompok Kerja. Sekretariat BKPRD berada di Bappeda yang dipimpin oleh Sekretaris Bappeda. Terdapat 2 dua Kelompok Kerja yang terdiri dari Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang dan Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kedua kelompok kerja ini bertanggung jawab kepada BKPRD. Dalam rangka pelaksanaan koordinasi penataan ruang, BKPRD menyiapkan laporan Bupati kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun pada bulan April dan Agustus.

2. Melakukan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian.

Bupati dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang terhadap alih fungsi lahan pertanian telah mengeluarkan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 5 Tahun 2012 Tanggal 20 Januari 2012 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Kabupaten Temanggung. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa dibentuk Tim Pengendali dan Tim Teknis dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Pengendali Alih Fungsi Lahan TPAFL yang dibantu oleh Tim Teknis Alih Fungsi Lahan TTAFL dituangkan dalam Keputusan Bupati. Dengan dibentuknya tim ini, Bupati memberikan kewenangan kepada Tim Pengendali untuk menerbitkan Surat Keterangan Alih Fungsi Lahan Pertanian atau sering disebut SKAL. SKAL ini merupakan bagian dari persyaratan untuk melakukan proses perizinan selanjutnya. Batasan mengenai alih fungsi lahan pertanian meliputi lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LP2B yang harus dilindungi dan dilarang untuk dialih fungsikan, dan juga semua lahan pertanian yang beralih fungsi. Dasar yang dijadikan pertimbangan pengendalian alih fungsi lahan pertanian antara lain; a berada di luar lahan yang sudah ditetapkan sebagai LP2B; b kesuburan tanahnya; c luas tanamnya; d terdapattidaknya irigasi; e produktivitas usaha taninya; f lokasi dan lingkungannya. Mekanisme pelaksanaannya secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : pemohon mengajukan permohonan alih fungsi lahan kepada Bupati melalui Ketua Tim Pengendali, dengan melengkapi dokumen pendukung berupa: salinan Kartu Tanda Penduduk KTP, salinan bukti kepemilikan tanah, dan gambar letak lokasi yang dimohon. Setelah Tim Pengendali menerima dokumen permohonan alih fungsi lahan pertanian, selanjutnya menugaskan Tim Teknis untuk melakukan rapat koordinasi, melakukan veriikasi dokumen, dan melakukan peninjauan lapangan, yang hasilnya dilaporkan kepada Tim Pengendali. Secara hirarki, tanggung jawab pelaksanaan pengendalian alih fungsi lahan pertanian adalah bahwa Tim Teknis bertanggung jawab kepada Tim Pengendali, dan Tim Pengendali bertanggung jawab kepada Bupati. Bupati menandatangan Surat Keterangan Alih Fungsi Lahan diserahkan kepada pemohon oleh Tim Pengendali Alih Fungsi Lahan berdasarkan kesepakatan hasil rapat koordinasi dari para anggota yang didasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh Tim Teknis Alih Fungsi Lahan. 3. Memberikan Arahan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Pelaksanaan dari arahan ini dituangkan dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 43 Tahun 2012 Tanggal 24 Agustus 2012 tentang Arahan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan pangan, oleh karena itu perlu adanya pengendalian secara komprehensif melalui penataan ruang yang seimbang. Sesuai dengan RTRW, lahan pertanian yang masuk dalam lahan arahan permukiman dan lahan arahan industri dapat dialihfungsikan menurut peruntukannya. Alih fungsi lahan pertanian terutama lahan sawah yang subur dan beririgasi teknis perlu dilaksanakan secara bertahap. Pelaksanaan alih fungsi lahan diatur dalam pentahapan 5 lima tahunan dan dirinci dalam pentahapan 1 satu tahunan. Alih fungsi lahan pertanian yang berupa sawah irigasi untuk arahan industri dapat dilakukan tanpa pentahapan namun dengan tetap melakukan penggantian lahan sesuai dengan kriteria. Penggantian lahan dalam pelaksanaan alih fungsi lahan dikecualikan untuk lahan yang luasnya sampai dengan 250 m 2 untuk wilayah kelurahan, dan lahan yang luasnya sampai dengan 500 m 2 untuk wilayah desa. Pentahapan 5 lima tahunan untuk alih fungsi lahan telah diatur sebagai berikut: a Tahap Pertama tahun 2012-2016 seluas 763,67 Ha; b Tahap Kedua tahun 2017-2021 seluas 796,95 Ha; Tahap Ketiga tahun 2022-2026 seluas 591,21 Ha; Tahap Keempat tahun 2026-2031 seluas 335,39 Ha. Untuk tiap tahapan, lokasi alih fungsi lahan ini bisa berada di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Apabila dijumlahkan, maka total luas lahan tersebut adalah 2.487,22 Ha sesuai dengan luas total lahan arahan permukiman sebagaimana tertuang dalam pola arahan ruang menurut RTRW. Untuk Tahap Pertama seluas 763,67 Ha dibagi dalam pentahapan 1 satu tahunan dapat dirinci sebagai berikut: a Tahun 2012 luas 196,83 Ha; b Tahun 2013 luas 174,13 Ha; c Tahun 2014 luas 133,96 Ha; d Tahun 2015 luas 127,78 Ha; Tahun 2016 luas 130,97 Ha. Adapun luas lahan arahan industri sebagaimana tertuang dalam pola arahan ruang RTRW adalah 459,10 Ha, meliputi lahan pertanian dan lahan non pertanian. Izin alih fungsi lahannya akan diberikan jika pemohon memenuhi syarat- syarat sebagai berikut: a Pemohon bersedia mematuhi kewajiban akibat alih fungsi lahan dengan membuat surat pernyataan bermeterai; b Pemohon menyediakan lahan pengganti sesuai dengan kriteria teknis yang ditentukan oleh Tim Pengendali Alih Fungsi Lahan dengan membangun infrastruktur pengairan; c Lahan yang akan dialihfungsikan di luar Arahan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Lahan yang akan dialihfungsikan masuk dalam Lahan Arahan Permukiman dan Lahan Arahan Industri; e Untuk sawah irigasi teknis mengganti 3 tiga kali lipat; f Untuk sawah irigasi setengah teknis mengganti 2 dua kali lipat; g Untuk sawah irigasi sederhana mengganti 1 satu kali lipat; h Lahan pengganti dapat menggunakan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan; i Lahan di luar Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan maupun Lahan Cadangan dapat dijadikan lahan pengganti dengan memenuhi kriteria teknis yaitu antara lain dapat ditanami komoditas pangan dan padi minimal 1 satu kali setahun.

4. Memberikan Izin Penggunaan Tanah