Perancangan Tebal Pelapisan TambahanOverlay

II - 49 b. Lapis Pondasi Tabel 2.31. Batas–batas minimum tebal lapis perkerasan untuk lapis pondasi ITP Tebal minimum Bahan 3,00 15 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen,stabilitas tanah dengan kapur 3,00 – 7,49 20 10 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur Laston atas 7,50 – 9,99 20 15 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam Laston atas 10 – 12,14 20 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston atas 12,25 25 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston atas Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Departemen Pekerjaan Umum,1987. c. Lapis Pondasi Bawah Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm. Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Departemen Pekerjaan Umum,1987.

2.4.2 Perancangan Tebal Pelapisan TambahanOverlay

Diberikan pada jalan yang telahmenjelang habis masa pelayanannya dimana kondisi permukaan jalan telah mencapai indeks permukaan akhir IP yang diharapkan. Maksud dan tujuan overlay: a. Mengembalikan meningkatkan kemampuankekuatan struktural. II - 50 b. Kualitas permukaan • Kemampuan menahan gesekan roda skid resistance • Tingkat kekedapan terhadap air • Tingkat kecepatannya mengalirkan air • Tingkat keamanan dan kenyamanan

2.4.2.1 Prosedur Perencanaan Tebal Overlay Menggunakan Metode Analisa

Komponen Langkah-langkah perencanaannya: • Perlu dilakukan survey penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan lama existing pavement, yang meliputi lapis permukaan, lapis pondasi atas, dan lapis pondasi bawah. • Tentukan LHR pada awal dan akhir umur rencana. • Hitung LEP, LEA, LET dan LER. • Cari nilai ITP R menggunakan nomogram. • Cari nilai ITP P dari jalan yang ada existing. • Tetapkan tebal lapis tambahan D 1 R P ITP ITP ITP ∆ = − Dimana : ITP = selisih antara ITP R dan ITP P ITP R = ITP diperlukan sampai akhir umur rencana ITP P = ITP yang ada 1 1 ITP D a ∆ = × Dimana : D 1 = tebal lapisan tambahan a 1 = koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan II - 51 2.4.3 Perancangan Tebal Perkerasan Bahu Jalan [ ] CBR n Po He log 7 , 1 20 δ η µ × × × + = Dimana : He = h ekivalen terhadap batu pecah Po = lalu lintas ekivalen yang diperhitungkan N = lalu lintas ekivalen rencana δ = faktor drainase η = faktor curah hujan µ = umur rencana Beban kendaraan yang diperhitungkan melewati bahu jalan adalah kendaraan terberat dari lalu lintas yaitu truk 3 as 20 ton dengan maksimum 25 ton. tunggal ganda 25 75 Gambar 2.10 Penyebaran Beban Pada Roda Truk II - 52 2.5 ANALISA KELAYAKAN Menurut Woodhead, dkk buku terjemahan 1992-1994, penelitian kelayakan Assessment of Feasibility meliputi penentuan apakah penyelesaian terhadap suatu masalah itu sesuai, dapat diterima, dan dapat dicapai. Aspek-aspek ini sangat penting karena keputusan implementasi umumnya dikaitkan dengan kelayakan sistem atau proyek yang diusulkan. Sedangkan dalam implementasinya yang dianalisis adalah kelayakan dari suatu proyek. Hasil dari studianalisa kelayakan adalah rekomendasi mengenai perlu tidaknya proyek yang dikaji untuk dilanjutkan pada tahap lebih lanjut. Penilaian Kelayakan dibedakan menjadi 5 macam yaitu : 1. Kelayakan Perekayasaan Engineering Feasibility mengharuskan agar sistem mampu mejalankan fungsi yang harus dikehendaki. Prosedur analisis perancangan ini seperti yang diuraikan buku-buku pegangan standar tentang perekayasaan dapat digunakan menunjukkan kemampuan sistem yang diusulkan dalam menjalankan fungsinya. 2. Kelayakan Ekonomi Economiy Feasibility jika nilai total dari manfaat yang dihasilkan sistem tersebut melebihi biaya yang ditimbulkan. Kelayakan ekonomi tergantung pada kelayakan perekayasaan karena suatu sistem harus mampu menghasilkan keluaran yang dihasilkan guna menghasilkan manfaat. 3. Kelayakan Keuangan Finance Feasibility dapat atau mungkin pula tidak berkaitan dengan kelayakan ekonomi. Pemilik proyek harus mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pemasangan dan pengoperasian sistem, sebelum sistem tersebut dinyatakan layak secara keuangan. 4. Kelayakan Lingkungan Environment Feasibility mencakup penilaian konsekuensi-konsekuensi lingkungan dan sistem yang diusulkan. Karena meningkatnya perhatian masyarakat terhadap pengaruh jangka pendek dan jangka panjang terhadap lingkungan, maka pengembangan dan penerapan sebagian besar sistem perekayasaan yang berukuran apapun mengharuskan penelaahan ini menghasilkan apa yang dikenal dengan perumusan dampak lingkungan. II - 53 5. Kelayakan Politik dan Sosial Politics and Social Feasibility terjamin jika persetujuan politik yang diperlukan dapat diperoleh dan jika pemakai sistem potensial beraksi secara positif terhadap penerapan sistem. Setiap sistem harus dikaji ulang pada berbagai tahap perencanaan. Biasanya dukungan politik diperoleh setelah pembuktian kelayakan perekayasaan dan ekonomi dikemukakan. Pada analisa kelayakan data primer dan data sekunder dikumpulkan secara lengkap sehingga analisis teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan dapat dilakukan lebih detail. Dari studi ini dianalisis secara lebih rinci beberapa alternatif model desain yang ada. Ada beberapa kriteria tentang hal-hal yang memerlukan analisa kelayakan yaitu : a. Menggunakan dana publik yang cukup besar b. Mempunyai sifat ketidakpastian dan resiko cukup tinggi c. Memiliki indikasi kelayakan yang tinggi, dan lain-lain Fungsi kegiatan analisa kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan alternatif solusi yang ada dan untuk menajamkan analisis kelayakan bagi satu atau lebih alternatif solusi yang unggul. Maksud dari suatu analisa kelayakan proyek adalah untuk mengkaji sejauh mana tingkat kelayakan suatu proyek yang akan dilaksanakan, sedemikian agar sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan secara tepat, efisien, efektif. Sedangkan tujuan analisa kelayakan proyek adalah dalam skala yang luas, dengan terbatasnya sumber-sumber yang tersedia pemilihan antara berbagai macam proyek dapat dilakukan, sedemikian sehingga hanya proyek-proyek yang benar-benar layak saja yang terpilih. II - 54

2.5.1 Pendekatan Analisis Kegiatan Studi Kelayakan