29
BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA
3.1. Pendahuluan
Pemodelan yang dibangun menggunakan kode komputer digunakan untuk melakukan perhitungan matematis dengan memasukkan varibel-variabel yang telah
ditentukan yaitu sebagai berikut: a.
Ketinggian film input dan output adalah 1 µm. Sedangkan ketinggian fluida masuk didapatkan sesuai dengan gap ratio yang akan ditentukan hi = gap ratio x ho.
b. Panjang kontak sliding di bantalan adalah 20 mm.
c. Kecepatan permukaan yang bergerak adalah sebesar 1 ms.
d. Viskositas fluida 0,001 Pa.s
e. Tekanan atmosfer
f. Konstanta slip yang digunakan adalah 0,02
. m
Pa s . Nilai ini mengacu pada percobaan
yang dilakukan oleh Choo, dkk .
2007. Pada percobaan tersebut didapatkan panjang slip sebesar 20 µm. Sehingga didapatkan nilai konstanta slip sebagai berikut:
. .
. g.
Memvariasikan area slip di bagian inlet d = 0, d = 0,25; d = 0,5; dan d = 0,75. h.
Semua hasil yang didapat ditunjukkan dengan parameter tak berdimensi yaitu tekanan tak berdimensi. Pengubahan menjadi parameter tak berdimensi dilakukan
sebagai berikut:
2 1
o
ph P
U Lx
μ
=
3.1 x
X Lx
= 3.2
30
i. Panjang slip dan tanpa slip adalah sama yaitu setengah dari panjang kontak, yaitu
untuk slip 0,5 dari panjang kontak dan tanpa slip adalah 0,5 dari panjang kontak. j.
Pergerakan area slip T
s
dan area tanpa slip T
a
dari Lx = 0 sampai Lx = 1 Beberapa kasus seperti dalam Tabel 3.1 menjadi konsentrasi penelitian yang akan
diamati: Tabel 3.1. Kasus-kasus penelitian
NO KASUS PENELITIAN
1 Permukaan smooth dengan slip
2 Permukaan smooth dengan slip dan menggunakan kavitasi model
half-sommerfeld 3
Kekasaran permukaan bertektur rectangular dengan slip 4
Kekasaran permukaan bertektur rectangular dengan slip dan menggunakan kavitasi model half-sommerfeld
5 Kekasaran permukaan bertektur sinusoidal dengan slip
6 Kekasaran permukaan bertektur sinusoidal dengan slip dan
menggunakan kavitasi model half-sommerfeld 7
Single-grooved slider
3.2. Kasus I – Permukaan smooth dengan slip
3.2.1. Diskripsi masalah
Langkah penting untuk membangun persamaan aliran fluida di dalam kontak terlubrikasi yang mana terjadi kontak sliding dan salah satu permukaannya terjadi slip
adalah memodelkan kontak sliding dengan infinite width slider bearing yaitu lebar bantalan diasumsikan tak hingga, sehingga gradien kecepatan fluida dan tekanan hanya
berpengaruh pada arah x. Dan slider bearing dimodelkan dalam inclined pad bearing yang sederhana seperti pada Gambar 3.1, dimana dua permukaan membentuk parallel
gap. Pada bearing ini ketebalan film atau ketinggian fluida h memisahkan dua permukaan. Ketinggian fluida ini merupakan fungsi linier dari x Persamaan 3.3.
Permukaan atas dilabelkan sebagai permukaan 1 yang merupakan permukaan yang
d t
d m
P k
a s
t s
p diam. Sedan
tanpa slip da
i
h x h
= −
Gamba Suat
diaplikasikan mempunyai
Pada permuk kemudian ke
area Ls dan sepanjang a
tekanan pada Untu
sehingga dap pada permuk
z = ,
z h
= , ngkan permu
an bergerak d
i o
x
h h
x L
−
ar 3.1 Skema tu kontak ter
n pada perm ketinggian
kaan tersebu eluar pada d
n selanjutny rea Lx setel
a kondisi ba uk kasus sm
pat dikataka kaan batas fl
1
u U =
u u
z αμ ∂
= − ∂
ukaan bawah dengan kece
atik infinite rlubrikasi he
mukaan 1 y film sebesa
ut keadaan y daerah tanpa
ya meningg lah digunaka
atas x = 0 da ooth dengan
an bahwa kec luid-solid. U
h dilabelkan epatan U
1
W
width slider eterogen dar
yang merup ar h
i
dan pad yang direkay
a slip terhad galkan area
an oleh area an x = Lx.
n slip ini dim cepatan slip
Untuk kecepa dengan perm
Wu, 2006.
bearing den ri sliptanpa
pakan permu da sisi outle
yasa adalah dap permuka
slip untuk a slip. Deng
modelkan de berbanding
atan arah x k Fluid f
mukaan 2 ad
ngan mixed s slip atau m
ukaan diam. et ketinggian
aliran fluida aan 1. Slip t
memasuki gan asumsi b
engan Navie lurus denga
kondisi batas film
U
1
La dalah permu
3
slip surface ixed slip sur
. Pada sisi n film adala
a mengalami terjadi sepan
area tanpa bahwa tidak
er slip condi an tegangan g
s sebagai ber 3
3 Permukaan
Permukaan 31
ukaan
3.3
rface inlet
ah h
o
. i slip
njang slip
k ada ition,
geser rikut:
3.4 3.5
n 1
n 2
32
Konstanta α disebut sebagai koefisien slip dan bernilai selalu positif. Jika koefisien slip
sama dengan nol maka kondisi batas di atas menjadi kasus tanpa slip. Dengan mengaplikasikan persamaan kesetimbangan gaya sebelumnya yaitu Persamaan
2.7 sebagai berikut ini:
2 2
p u
x z
μ ⎛ ⎞
∂ ∂
= ⎜ ⎟
∂ ∂
⎝ ⎠
3.6
Langkah pertama adalah mengintegralkan Persamaan 3.6 di atas sebanyak dua kali terhadap
z untuk mendapatkan persamaan kecepatan.
2 1
1
1 2
p u
z C z U
x
μ
∂ =
+ +
∂ 3.7
1 2
u z U
C = = =
3.8
2 1
1
1 2
u p
u z h
h C h U
z x
αμ μ
∂ ∂
= = − =
+ +
∂ ∂
3.9
2 1
1
1 2
p u
C h h
U x
z
αμ μ
∂ ∂
= −
+ ∂
∂ 3.10
1
1 sedangkan untuk komponen
sehingga persamaannya menjadi: u
p h C
z x
μ
∂ ∂
= +
∂ ∂
1 1
1 2
U h
p C
x h
h αμ
μ αμ
αμ ⎛
⎞ ∂
= − +
− ⎜
⎟ ∂
+ +
⎝ ⎠
3.11
Dengan memasukkan koefisien ke dalam persamaan kecepatan:
2 1
1
1 1
2 2
U p
h p
u z
z U x
x h
h αμ
μ μ
αμ αμ
⎛ ⎞
⎛ ⎞
∂ ∂
= + −
+ −
+ ⎜
⎟ ⎜
⎟ ∂
∂ +
+ ⎝
⎠ ⎝
⎠ 3.12
Kecepatan ini digunakan untuk menghitung debit aliran yaitu sebagai berikut:
33
x
q x
∂ = ∂
3.13
1
3 1
1 2
h x
U h p
q udz
x h
h αμ
αμ αμ
αμ ⎛
⎞ ⎛
⎞ ∂
= =
+ +
+ ⎜
⎟ ⎜
⎟ ∂
+ +
⎝ ⎠
⎝ ⎠
∫
3.14
Ketika dimasukkan ke dalam persamaan kontinuitas, persamaan Reynolds yang telah dimodifikasi didapatkan:
3 1
3 1
6 1
h p
U h x
x h
x h
αμ αμ
μ αμ
αμ ⎛
⎞ ⎛
⎞ ⎛
⎞ ⎛
⎞ ∂
∂ ∂
+ =
+ ⎜
⎟ ⎜
⎟ ⎜
⎟ ⎜
⎟ ∂
∂ +
∂ +
⎝ ⎠
⎝ ⎠
⎝ ⎠
⎝ ⎠
3.15
Persamaan Reynolds modifikasi, Persamaan 3.15 ini merupakan persamaan umum untuk sistem fluid lubrication pada infinite width slider bearing.
3.2.2. Diskretisasi persamaan umum
Sebuah formulasi control volume digunakan dalam diskretisasi persamaan umum. Untuk kasus infinite width slider bearing, control volume diasumsikan sebagai
kasus 1 Dimensi. Karena gradien P terhadap arah y dan z sama dengan nol, dengan kata lain variabel tidak bergantung terhadap arah y dan z. Dalam hal ini, panjang grid tiap
control volume adalah seragam, yaitu sepanjang Δx. Control volume digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.2 Control volume nodal P pada infinite width slider bearing Versteg, 1995
34
Persamaan umum sesuai dengan Persamaan 3.15 diintegralkan seluruh control volume.
3 1
3 1
6 1
CV CV
p h
dV U
h dV
x x
h x
h αμ
αμ μ
αμ αμ
⎛ ⎞
⎛ ⎞
⎛ ⎞
⎛ ⎞
∂ ∂
∂ +
= +
⎜ ⎟
⎜ ⎟
⎜ ⎟
⎜ ⎟
∂ ∂
+ ∂
+ ⎝
⎠ ⎝
⎠ ⎝
⎠ ⎝
⎠
∫ ∫
3.16
1
6
e e
w w
p K
dx U
C dx x
x x
μ ∂
∂ ∂
⎛ ⎞ =
⎜ ⎟
∂ ∂
∂ ⎝
⎠
∫ ∫
3.17
Dimana K dan C adalah variabel untuk menyederhanakan Persamaan 3.17 dan didefinisikan sebagai berikut:
3
3 1
K h
h αμ
αμ ⎛
⎞ =
+ ⎜
⎟ +
⎝ ⎠
3.18
1 C
h h
αμ αμ
⎛ ⎞
= +
⎜ ⎟
+ ⎝
⎠ 3.19
Sehingga integral persamaan umum menjadi:
1
6
e w
e w
p p
K K
U C
C x
x
μ
∂ ∂
⎛ ⎞ ⎛
⎞ ⎡
⎤ −
= −
⎜ ⎟ ⎜
⎟ ⎣
⎦ ∂
∂ ⎝
⎠ ⎝ ⎠
3.20
1
3
P W
E P
e w
E W
p p
p p
K K
U C
C x
x μ
− −
⎡ ⎤
− =
− ⎣
⎦ Δ
Δ 3.21
1
3
W P
E e
w e
w W
E
p p
p K
K K
K U
C C
x x
x μ ⎡
⎤ +
= +
+ −
⎣ ⎦
Δ Δ
Δ 3.22
P P
E E
W W
c
a p a p
a p S
= +
+ 3.23
E E
K a
x =
Δ 2
E P
E E
P
K K K
K K
= +
3.24
W W
K a
x =
Δ 2
W P
W W
P
K K K
K K
= +
3.25
35
P E
W
a a
a = +
3.26
1
3
c W
E
S U
C C
μ ⎡ ⎤
= −
⎣ ⎦ 3.27
Karena nilai K merupakan fungsi dari x, maka untuk menjaga kontinuitas nilai K dari batas permukaan control volume dievaluasi berdasarkan harmonic mean Pantankar,
1980. Persamaan 3.23 tersebut merupakan persamaan diskretisasi yang dapat dipakai pada tiap control volume untuk kasus infinite width slider bearing.
3.3. Kasus II – Permukaan smooth dengan slip dan menggunakan kavitasi model