f Format Kartu Pemeliharaan lampiran 42. X. PENILAIAN BARANG DAERAH
1. Umum
a. Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka pengamanan dan penyusunan neraca daerah;
b. Penilaian barang milik daerah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah Daerah;
c. Kegiatan penilaian barang milik daerah harus didukung dengan data yang akurat atas seluruh kepemilikan barang milik daerah yang tercatat dalam daftar
inventarisasi barang milik daerah; d. Penilaian barang milik daerah selain dipergunakan untuk penyusunan neraca
daerah, juga dapat dipergunakan dalam rangka pencatatan, inventarisasi, pemanfaatan, pemindahtanganan dan inventarisasi.
2. Pelaksanaan Penilaian Barang Milik Daerah.
a. Pelaksanaan penilaian barang milik daerah dilakukan oleh Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dan dapat melibatkan dengan lembaga
independen bersertifikat dibidang penilaian asset; b. Lembaga independen bersertifikat dibidang penilaian aset adalah perusahaan
penilai yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan;
c. Penilaian barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Panitia penilai, khusus untuk tanah danatau bangunan, dilakukan dengan estimasi terendah menggunakan Nilai
Jual Objek Pajak sehingga diperoleh nilai wajar; d. Penilaian barang milik daerah selain tanah danatau bangunan berdasarkan nilai
perolehan dikurangi penyusutan serta memperhatikan kondisi fisik aset tersebut; e. Penilaian barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Lembaga Independen yang
bersertifikat dibidang penilaian aset, dilakukan dengan pendekatan salah satu atau kombinasi dari data pasar, kalkulasi biaya dan kapitalisasi pendapatan serta
dilakukan sesuai standar penilaian Indonesia yang diakui oleh Pemerintah.
3. Ketentuan Khusus.
a. apabila harga
barang hasil
pembelian, pembuatan
dan berasal
dari sumbanganhibah tidak diketahui nilainya, maka dapat dilakukan penilaian oleh Tim
Penaksir atau oleh pengurus barang; b. dalam menentukan nilai taksiran dilakukan dengan membandingkan barang yang
sejenis dan tahun yang sama; c. penilaian
terhadap benda-benda
bersejarah dan
benda-benda bercorak
kebudayaan, pelaksanaan penilaiannya dapat melibatkan tenaga ahli dibidang tersebut;
d. terhadap barang milik daerah yang kondisinya telah rusak sama sekali dan tidak mempunyai nilai, tidak perlu dicantumkan dalam daftar nilai untuk membuat neraca
segera di proses penghapusannya dari buku inventaris; e. apabila harga barang pembelian, pembuatan atau harga barang yang diterima
berasal dari sumbanganhibah dan sebagainya tidak diketahui karena tiadanya dokumen yang bersangkutan menunjukan nilai yang tidak wajar, nilainya supaya
ditaksir oleh Timpengurus barang; f. benda-benda bersejarah dan benda-benda yang bercorak kebudayaan tetap
dimasukkan ke dalam Buku Inventaris, sedangkan nilainya dapat ditaksir dengan bantuan tenaga ahli dibidang tersebut.
XI. PENGHAPUSAN
1. Umum