Hubungan Karakteristik Personal Dan Perilaku Komunikasi Dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat)

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL

DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN

KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata: Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2008

Widiastuti Furbani Nrp : P054030031


(3)

ABSTRACT

WIDIASTUTI FURBANI. The Relationships between Personal Characteristics and Communication Behavior toward the Decisions in Selecting Tourism Objects (Study Case in Tourism Objects in Lombok Island West Nusa Tenggara Province). Under the supervision of SARWITITI S AGUNG and TOHA NURSALAM

A number of studies on tourism seen from the point of view of communication have been carried out in which they greatly focused on the roles of groups, institution or organization in tourism businesses. Therefore this research was focused more on the utilization of various types of sources of information in supporting the tourists’ decision in visiting tourism objects without considering the organizations, institutions, or groups in tourism businesses.

The independent variables used in this study included the personal characteristics of the tourists such as age, sex, hobby, income, and country of origin. The other variables included the communication behavior of the tourists at the stage of initial information search before they arrived in Lombok and the stage of confirmation after they were in the island. The variables of personal characteristics and communication behavior of the tourists were used to find out whether there was a relationship between the decisions in selecting the tourism objects of nature and culture and in determining their length of stay in Lombok.

The aims of the research were (1) to find out the relationship between the tourists’ personal characteristics and their decision in selecting the object tourism, and (2) to identify the relationship between the tourists’ communication behavior and their decisions in selecting the tourism objects.

The survey method was used in this research, and sample collection using the Convenience technique was carried out in the tourism areas in Lombok where seventy nine tourists were involved in this study. The primary data from the respondents were obtained through questionnaire and interview of those involved in hotel businesses and travel agencies. The secondary data were obtained from the tourism guide book of NTB Annual Figures at the Office Of Tourism NTB Province. The analysis was carried out by using Spearman Correlation.

The results of the research showed that the tourists’ personal characteristics and communication behavior were interrelated with their decisions in selecting the tourism objects. The characteristics included (1) the age of the tourists which was related with their length of stay; (2) the country of origin was related with their decisions in selecting their tourism objects. On the other hand, the tourists’ communication behavior related with their decision included (1) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects; (2) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects nature and culture in determining the length of stay.

Key words: Tourists’ personal characteristics, communication behavior, decisions in selecting tourism object and in determining length of stay.


(4)

RINGKASAN

WIDIASTUTI FURBANI. Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat). Dibawah bimbingan SARWITITI S. AGUNG dan TOHA NURSALAM.

Penelitian dalam bidang pariwisata dari sudut pandang komunikasi sudah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut mengkaitkan peranan sebuah kelompok, institusi ataupun lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan berbagai macam sumber informasi dalam mendukung keputusan berwisata tanpa melihat lembaga, institusi, ataupun sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Adapun variabel bebas yang digunakan meliputi karakteristik personal wisatawan yang terdiri dari usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara. variabel bebas lainnya adalah perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal sebelum tiba di pulau Lombok dan konfirmasi setelah berada di pulau Lombok. Variabel karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dalam memutuskan memilih obyek wisata alam, budaya, dan masa tinggal di Pulau Lombok.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan antara karakteristik personal wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata. (2) mengetahui hubungan perilaku komunikasi wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata.

Penelitian ini menggunakan metode survai dan pengambilan sampel dilakukan pada kawasan wisata di Pulau Lombok menggunakan tekhnik convenience dengan sampel 79 orang wisatawan asing. Data primer diperoleh melalui kuesioner oleh responden dan wawancara informasi terhadap pihak perhotelan, pemandu wisata, dan agen perjalanan. Data sekunder diperoleh melalui buku pariwisata NTB Dalam Angka Tahun di Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Analisis data menggunakan Koefisien Korelasi Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata. Adapun karakteristik personal wisatawan tersebut adalah (1) Usia wisatawan berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam. Sedangkan perilaku komunikasi yang berhubungan dengan keputusan adalah (1) perilaku komunikasi pada pencarian informasi awal berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. (2) perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam,obyek wisata budaya, dan menentukan masa tinggal.

Kata kunci: Karakteristik personal wisatawan, perilaku komunikasi, keputusan memilih obyek wisata dan masa tinggal


(5)

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(6)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL

DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN

KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(7)

(8)

Judul Tesis : Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat)

Nama : Widiastuti Furbani NRP : P054030031

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S. Anggota

Ir. Toha Nursalam, M.Si. Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.


(9)

PRAKATA

Puji syukur pada kekuatan ALLAH SWT Raja dan Tuhan manusia atas karunia-Nya penulis dapat meraih gelar M.Si di Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih yang tulus pada Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S & Ir. Toha Nursalam, M.Si selaku pembimbing yang sabar memberi dorongan, arahan, saran dan masukan hingga tersusunnya tesis ini. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S, penguji Luar Komisi Ir. SutisnaRiyanto, M.S dan seluruh staff pengajar KMP.

Terima kasih pada seluruh teman-teman KMP, asrama Putra-Putri NTB Bogor, Klinik Medika, Puri Madani & teman-teman lainnya atas dukungan dan persaudaraannya. Saya & keluarga mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga pada bapak Drs. Cecep Rustandi, M.M. (staf pengajar di IPB) hanya Allah SWT yang bisa membalasnya dengan sempurna. Secara khusus terima kasih disampaikan pada bapak Drawani-Pemda Lotim & R. Kurnianingsih, M.Si, Lutfi & sahabatku Juarman, S.Sos untuk pendakian Rinjani - survai penelitian & Kusumawardani, S.E yang membantu penyebaran kuesioner di Senggigi, Human Resources Manager Senggigi Beach Hotel an Hairul Chotib, Senggigi Reef Resort dan Taman Restauran Senggigi an Taufan, Yellow Flower Bar & Restauran an Made dan Café & Bungalow Putri Nyale-Kuta Lombok Tengah yang telah memberi kesempatan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.

Penghargaan tertinggi untuk kedua orang tua atas doa, motivasi dan dukungannya Drs. Zainal Abidin - Rosniwangi, kakaku Habiburrahman Hidayat, S.Psi, kedua adiku: Sufiani Roza, S.T, Aulia Fitria Sandi untuk kasih sayangnya & Lalu Muhammad Fathurrahman, S.Hi atas kesetiaan, kesabaran & cinta yang tulus hingga terwujudnya kesempurnaan ibadah ini, semuanya adalah pelitaku yang tak pernah padam. Penulis juga tidak akan pernah melupakan segala bentuk dukungan, motivasi, waktu, & dorongan saat penulis kehilangan semangat menyelesaikan tesis ini yaitu kedua pembimbingku, para sahabat: Dwi Nurul Mahmudah - Lamongan, Undang Suryatna - Bogor, Yusnidar - Aceh, Mas Ayu Ambayoen - Malang, Fahrul Abdullah - Nunukan, Mercy Patanda - Toraja, Ibrahim Arifin - Maluku, Syam Sulaeha - Jakarta, Hasnia Arami - Kendari, & Adi - Rini Rahmania - Jakarta, terimakasih untuk semuanya.

Bogor, September 2008 Widiastuti Furbani


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara pada tanggal 19 Mei 1979 di Aikmel Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dari pasangan Drs. Zainal Abidin dan Rosniwangi.

Jenjang pendidikan formal di mulai dari SDN 4 Ampenan Lombok Barat lulus tahun 1991, SMPN 1 Mataram lulus tahun 1994 dan tahun 1997 lulus dari SMAN 5 Mataram. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Provinsi Jawa Timur pada program studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Media Audiovisual dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis mempunyai kesempatan melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB) dengan mengambil program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan - KMP.


(11)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL

DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN

KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(12)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata: Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2008

Widiastuti Furbani Nrp : P054030031


(13)

ABSTRACT

WIDIASTUTI FURBANI. The Relationships between Personal Characteristics and Communication Behavior toward the Decisions in Selecting Tourism Objects (Study Case in Tourism Objects in Lombok Island West Nusa Tenggara Province). Under the supervision of SARWITITI S AGUNG and TOHA NURSALAM

A number of studies on tourism seen from the point of view of communication have been carried out in which they greatly focused on the roles of groups, institution or organization in tourism businesses. Therefore this research was focused more on the utilization of various types of sources of information in supporting the tourists’ decision in visiting tourism objects without considering the organizations, institutions, or groups in tourism businesses.

The independent variables used in this study included the personal characteristics of the tourists such as age, sex, hobby, income, and country of origin. The other variables included the communication behavior of the tourists at the stage of initial information search before they arrived in Lombok and the stage of confirmation after they were in the island. The variables of personal characteristics and communication behavior of the tourists were used to find out whether there was a relationship between the decisions in selecting the tourism objects of nature and culture and in determining their length of stay in Lombok.

The aims of the research were (1) to find out the relationship between the tourists’ personal characteristics and their decision in selecting the object tourism, and (2) to identify the relationship between the tourists’ communication behavior and their decisions in selecting the tourism objects.

The survey method was used in this research, and sample collection using the Convenience technique was carried out in the tourism areas in Lombok where seventy nine tourists were involved in this study. The primary data from the respondents were obtained through questionnaire and interview of those involved in hotel businesses and travel agencies. The secondary data were obtained from the tourism guide book of NTB Annual Figures at the Office Of Tourism NTB Province. The analysis was carried out by using Spearman Correlation.

The results of the research showed that the tourists’ personal characteristics and communication behavior were interrelated with their decisions in selecting the tourism objects. The characteristics included (1) the age of the tourists which was related with their length of stay; (2) the country of origin was related with their decisions in selecting their tourism objects. On the other hand, the tourists’ communication behavior related with their decision included (1) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects; (2) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects nature and culture in determining the length of stay.

Key words: Tourists’ personal characteristics, communication behavior, decisions in selecting tourism object and in determining length of stay.


(14)

RINGKASAN

WIDIASTUTI FURBANI. Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat). Dibawah bimbingan SARWITITI S. AGUNG dan TOHA NURSALAM.

Penelitian dalam bidang pariwisata dari sudut pandang komunikasi sudah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut mengkaitkan peranan sebuah kelompok, institusi ataupun lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan berbagai macam sumber informasi dalam mendukung keputusan berwisata tanpa melihat lembaga, institusi, ataupun sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Adapun variabel bebas yang digunakan meliputi karakteristik personal wisatawan yang terdiri dari usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara. variabel bebas lainnya adalah perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal sebelum tiba di pulau Lombok dan konfirmasi setelah berada di pulau Lombok. Variabel karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dalam memutuskan memilih obyek wisata alam, budaya, dan masa tinggal di Pulau Lombok.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan antara karakteristik personal wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata. (2) mengetahui hubungan perilaku komunikasi wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata.

Penelitian ini menggunakan metode survai dan pengambilan sampel dilakukan pada kawasan wisata di Pulau Lombok menggunakan tekhnik convenience dengan sampel 79 orang wisatawan asing. Data primer diperoleh melalui kuesioner oleh responden dan wawancara informasi terhadap pihak perhotelan, pemandu wisata, dan agen perjalanan. Data sekunder diperoleh melalui buku pariwisata NTB Dalam Angka Tahun di Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Analisis data menggunakan Koefisien Korelasi Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata. Adapun karakteristik personal wisatawan tersebut adalah (1) Usia wisatawan berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam. Sedangkan perilaku komunikasi yang berhubungan dengan keputusan adalah (1) perilaku komunikasi pada pencarian informasi awal berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. (2) perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam,obyek wisata budaya, dan menentukan masa tinggal.

Kata kunci: Karakteristik personal wisatawan, perilaku komunikasi, keputusan memilih obyek wisata dan masa tinggal


(15)

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(16)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL

DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN

KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(17)

(18)

Judul Tesis : Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat)

Nama : Widiastuti Furbani NRP : P054030031

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S. Anggota

Ir. Toha Nursalam, M.Si. Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.


(19)

PRAKATA

Puji syukur pada kekuatan ALLAH SWT Raja dan Tuhan manusia atas karunia-Nya penulis dapat meraih gelar M.Si di Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih yang tulus pada Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S & Ir. Toha Nursalam, M.Si selaku pembimbing yang sabar memberi dorongan, arahan, saran dan masukan hingga tersusunnya tesis ini. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S, penguji Luar Komisi Ir. SutisnaRiyanto, M.S dan seluruh staff pengajar KMP.

Terima kasih pada seluruh teman-teman KMP, asrama Putra-Putri NTB Bogor, Klinik Medika, Puri Madani & teman-teman lainnya atas dukungan dan persaudaraannya. Saya & keluarga mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga pada bapak Drs. Cecep Rustandi, M.M. (staf pengajar di IPB) hanya Allah SWT yang bisa membalasnya dengan sempurna. Secara khusus terima kasih disampaikan pada bapak Drawani-Pemda Lotim & R. Kurnianingsih, M.Si, Lutfi & sahabatku Juarman, S.Sos untuk pendakian Rinjani - survai penelitian & Kusumawardani, S.E yang membantu penyebaran kuesioner di Senggigi, Human Resources Manager Senggigi Beach Hotel an Hairul Chotib, Senggigi Reef Resort dan Taman Restauran Senggigi an Taufan, Yellow Flower Bar & Restauran an Made dan Café & Bungalow Putri Nyale-Kuta Lombok Tengah yang telah memberi kesempatan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.

Penghargaan tertinggi untuk kedua orang tua atas doa, motivasi dan dukungannya Drs. Zainal Abidin - Rosniwangi, kakaku Habiburrahman Hidayat, S.Psi, kedua adiku: Sufiani Roza, S.T, Aulia Fitria Sandi untuk kasih sayangnya & Lalu Muhammad Fathurrahman, S.Hi atas kesetiaan, kesabaran & cinta yang tulus hingga terwujudnya kesempurnaan ibadah ini, semuanya adalah pelitaku yang tak pernah padam. Penulis juga tidak akan pernah melupakan segala bentuk dukungan, motivasi, waktu, & dorongan saat penulis kehilangan semangat menyelesaikan tesis ini yaitu kedua pembimbingku, para sahabat: Dwi Nurul Mahmudah - Lamongan, Undang Suryatna - Bogor, Yusnidar - Aceh, Mas Ayu Ambayoen - Malang, Fahrul Abdullah - Nunukan, Mercy Patanda - Toraja, Ibrahim Arifin - Maluku, Syam Sulaeha - Jakarta, Hasnia Arami - Kendari, & Adi - Rini Rahmania - Jakarta, terimakasih untuk semuanya.

Bogor, September 2008 Widiastuti Furbani


(20)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara pada tanggal 19 Mei 1979 di Aikmel Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dari pasangan Drs. Zainal Abidin dan Rosniwangi.

Jenjang pendidikan formal di mulai dari SDN 4 Ampenan Lombok Barat lulus tahun 1991, SMPN 1 Mataram lulus tahun 1994 dan tahun 1997 lulus dari SMAN 5 Mataram. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Provinsi Jawa Timur pada program studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Media Audiovisual dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis mempunyai kesempatan melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB) dengan mengambil program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan - KMP.


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Permasalahan ... 4

Tujuan dan Manfaat ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

Pengertian Komunikasi ... 5

Komunikasi Massa ... 5

Komunikasi Interpersonal ... 7

Perilaku Komunikasi ... 8

Konfirmasi ... 8

Terpaan (Exposure) Media Informasi ... 11

Image Daerah Tujuan Wisata ... 12

Peranan Agen Perjalanan ... 13

Komponen dalam Kegiatan Pariwisata Batasan Ruang Lingkup Wisatawan ... 13

Masa Tinggal dalam Konteks Pariwisata ... 14

Konsep Pemasaran dalam Produk Pariwisata ... 15

Pengertian Komunikasi Pemasaran ... 15

Bauran dalam Komunikasi Pemasaran... 16

Model Perilaku Pengambilan Keputusan... 17

Faktor Demografi dan Psikografi ... 20

KERANGKA PEMIKIRAN ... 23

Hipotesis ... 27

Definisi Operasional... 28

METODOLOGI PENELITIAN ... 33

Waktu dan Lokasi Penelitian ... 33

Metode Penelitian ... 34

Metode Pengambilan Sampel ... 34

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 34

Pengumpulan Data ... 35

Analisis Data ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

Letak Geografis dan Obyek Wisata ... 37

Karakteristik Personal Wisatawan ... 40

Perilaku Komunikasi Wisatawan ... 43

Tahap Pencarian Informasi Awal ... 44

Tahap Konfirmasi ... 53

Keputusan Dalam Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal ... 62

Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Alam ... 62


(22)

Keputusan Menentukan Masa Tinggal ... 70 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Objek Wisata

dan Masa Tinggal ... 74 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Objek Wisata

dan Masa Tinggal ... 76 Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Objek Wisata

dan Masa Tinggal ... 77 Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Objek Wisata

dan Masa Tinggal ... 79 Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Objek Wisata

dan Masa Tinggal ... 81 Hubungan Perilaku Komunikasi Pada Tahap Pencarian Informasi

Awal Terhadap Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal ... 83 Hubungan Perilaku Komunikasi Pada Tahap Konfirmasi dengan

Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal ... 86 KESIMPULAN ... 90 Kesimpulan ... 90 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 91


(23)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Distribusi Wisatawan Menurut Karakteristik Personal ... 41 2 Distribusi Wisatawan Menurut Perilaku Komunikasi pada Tahap

Pencarian Informasi Awal ... 44 3 Distribusi Wisatawan Menurut Jenis Sumber Informasi dalam Tahap

Pencarian Informasi Awal ... 46 4 Distribusi Wisatawan Menurut Saluran Informasi yang Digunakan

pada Tahap Pencarian Informasi Awal ... 47 5 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana

Wisata pada Tahap Pencarian Informasi Awal ... 50 6 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Tentang Keamanan

dalam Informasi Awal ... 52 7 Distribusi Wisatawan Menurut Tingkat Perilaku Komunikasi

Wisatawan pada Tahap Konfirmasi ... 54 8 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Sumber Informasi

pada Tahap Konfirmasi ... 55 9 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Saluran Informasi pada

Tahap Konfirmasi... 57 10 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana

pada Tahap Konfirmasi ... 59 11 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Isi Informasi Tentang

Keamanan dalam Tahap Konfirmasi... 61 12 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam

Memilih Obyek Wisata Alam... 63 13 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan pada

Masing-masing Obyek Wisata Alam... 64 14 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih

Obyek Wisata Budaya ... 66 15 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih

Masing-masing Obyek Wisata Budaya ... 67 16 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan Masa Tinggal di Pulau

Lombok ... 70 17 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Masa Tinggal

dan Alokasi Waktu yang Digunakan ... 71 18 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Alokasi Waktu

pada Obyek Wisata ... 72 19 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

dan Masa Tinggal ... 74 20 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

dan Masa Tinggal ... 76 21 Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

dan Masa Tinggal ... 78 22 Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

dan Masa Tinggal ... .. 79 23 Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

dan Masa Tinggal ... 81 24 Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi


(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Unsur Komunikasi Pemasaran dalam Pariwisata ... 17 2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Engel ... 19 3 Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Lokasi Penelitian ... 94 2 Obyek Wisata Alam Pendakian Gunung Rinjani ... 95 3 Lokasi Kawasan Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat ... 96 4 Kuesioner ... 97 5 Validitas dan Reliabilitas Instrument ... 101


(26)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada abad 21 ini, komunikasi dan industri wisata sudah berkembang pesat yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan ini mengakibatkan terjadinya proses pembentukan tatanan dunia baru yang merupakan integrasi dari kehidupan multisektoral. Ibrahim (1999) melihat tatanan baru ini sebagai sesuatu yang ditandai dengan adanya arus investasi, industri, informasi, dan gerakan individualisme konsumen. Individualisme konsumen merupakan pemenuhan kebutuhan untuk diri pribadi pada sektor barang dan jasa. Sumarwan (2004) melihatnya sebagai elemen krusial dalam pertukaran antara pelanggan dan penyuplai. Bagi daerah tujuan wisata hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pelayanan dan jasa bagi kebutuhan para wisatawan. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Semuanya mengalir melalui jaringan telekomunikasi, transportasi, dan turisme.

Saat ini komunikasi sudah berkembang menjadi industri dan telah mampu membentuk lembaga industri komunikasi seperti media massa, jasa komunikasi atau manajemen komunikasi, periklanan, public relation, ataupun lahirnya lembaga-lembaga penelitian dalam bidang komunikasi dan media. Perubahan dalam teknologi komunikasi diakui juga oleh Rakhmat (2001) yang mengutip pendapat dari Frederick Williams bahwa teknologi komunikasi mampu mengubah pola kehidupan santai kita, transportasi, kesehatan, politik, pendidikan, dan seluruh tatanan sosial.

Kemudahan dalam mengakses informasi ini berdampak pada lahirnya pemikiran baru dimana informasi dijadikan pertimbangan ketika akan mengambil suatu keputusan. Informasi tersebut berhubungan dengan perkembangan yang terjadi di belahan dunia lain, hiburan, dan tidak kalah pentingnya adalah informasi mengenai daerah tujuan wisata. Saat ini pertumbuhan tingkat kunjungan wisata dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Menurut Orams (1999) pertumbuhan perjalanan wisata saat ini dapat disusun sebagai satu agenda industri terbesar didunia. Perjalanan wisata tersebut didorong oleh meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dunia terutama pada negara-negara industri maju, seperti negara-negara-negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Australia, maupun negara-negara Asia lainnya (Wahab, 2003).


(27)

2

Seiring meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dunia, negara-negara maju mempunyai Undang-undang resmi yang khusus mengatur masa liburan dan diberlakukan pada seluruh instansi pemerintah dan swasta, seperti Amerika Serikat yang mempunyai masa liburan penting pada perayaan Thanksgiving dan Natal. Selain Amerika Serikat ada juga perbedaan jumlah masa liburan di negara-negara maju lainnya, seperti negara Australia dan Belanda yang mempunyai masa libur selama 20 hari setiap tahun, Perancis mempunyai masa libur 25 hari setiap tahun, dan Cina menetapkan 10 hari masa libur setiap tahunnya (Hall dan Cooper, 2008).

Adanya masa libur yang tetap dan tingginya minat wisatawan asing berlibur keberbagai negara, menjadikan Pemerintah Indonesia lebih serius mengembangkan pariwisata dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Langkah dari keseriusan pemerintah Indonesia dapat dilihat dengan dicanangkannya program Visit Indonesia 2008 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia Jero Wacik. Pemerintah mengajak seluruh provinsi yang mempunyai potensi wisata untuk lebih aktif mengembangkan sektor pariwisata. Salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang potensi wisatanya tidak kalah menarik dengan provinsi lainnya di Indonesia. Dilihat dari peta tujuan wisata Indonesia, Provinsi NTB secara geografis mempunyai posisi yang cukup strategis karena berada di antara Pulau Bali, Tana Toraja, dan Pulau Komodo. Posisi strategis tersebut dinamakan ”segitiga emas” kawasan wisata.

Peranan media massa cetak maupun elektronik yang digunakan pemerintah Provinsi NTB sebagai sarana promosi obyek wisata diduga menyebabkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing yang cukup signifikan di Provinsi NTB. Berdasarkan statistik yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTB jumlah kunjungan wisatawan asing tahun 2005 mencapai 128.768 (DIKPAR, 2005). Hal ini tidak lepas dari peran aktif pemerintah Provinsi NTB dan pelaku wisata lainnya dalam mempromosikan obyek wisata alam maupun budaya melalui media massa cetak dan elektronik.

Isi pesan mengenai informasi wisata umumnya bersifat persuasif karena bertujuan mengajak calon wisatawan untuk mengunjungi Provinsi NTB. Hal ini sejalan dengan pandangan Liston (2005) bahwa untuk kegiatan apapun yang bertujuan promosi, kriteria pesan haruslah tepat, dapat dipertanggungjawabkan, memiliki perbedaan, dan bersifat persuasif atau


(28)

3

mengajak. Selain itu isi pesan harus bersifat strategis artinya pesan mampu memberi motivasi ataupun inspirasi untuk meyakinkan khalayak bahwa apa yang diungkapkan adalah sebuah kebenaran.

Untuk itu perlu dilakukannya suatu penelitian mengenai pariwisata dengan sudut pandang komunikasi. Penelitian mengenai pariwisata dari sudut pandang komunikasi sudah banyak dilakukan seperti melihat peranan sebuah kelompok, institusi atau lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Salah satu penelitian yang melihat peranan sebuah kelompok dalam pariwisata dilakukan oleh Ichwanudin pada tahun 1998 dengan judul ”Peserta kelompok penggerak pariwisata (kompepar) dengan adopsi program Sapta Pesona di Kabupaten Sukabumi”. Variabel bebas yang diteliti adalah karakteristik personal yang meliputi usia, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Variabel bebas lainnya adalah perilaku komunikasi yang terdiri dari mencari informasi dan menyebarkan informasi Sapta Pesona. Sedangkan variabel terikatnya yaitu adopsi inovasi yang terdiri dari pengetahuan, persepsi, dan penerepan unsur-unsur Sapta Pesona. Penelitian tersebut menyimpulkan 1) semua peubah perilaku komunikasi responden berhubungan nyata dengan tingkat pengetahuan, persepsi, dan penerapan masyarakat terhadap unsur-unsur program Sapta Pesona. 2) tingkat hubungan antar peubah karakteristik dan perilaku komunikasi bervariasi diantaranya (a) pendidikan sekolah, pendapatan dan jumlah tanggungan dalam keluarga berhubungan nyata dengan perilaku mencari informasi; (b) umur dan pendidikan formal maupun non formal berhubungan nyata dengan penyebarkan informasi.

Sedangkan penelitian lainnya mencoba mengevaluasi program promosi wisata melalui web side milik Departemen Pariwisata Seni dan Budaya dari tahun 1995 - 2001. Evaluasi pada penelitian tersebut hanya bersifat formatif yang lebih ditekankan pada proses dan mekanisme pengelolaan program serta output kegiatan yang dapat dicapai. Penelitian dilakukan oleh Astuty (2002) dengan judul ”Strategi Komunikasi Promosi Pemasaran Elektronik Pariwisata Indonesia”. Program yang dianalisa adalah program promosi pemasaran pariwisata Indonesia dalam rangka Penyelamatan Citra Pariwisata Indonesia dalam website

www.indonesia-tourisminfo.co.id.

Kesimpulan dari evaluasi program tersebut adalah (1) dilihat dari pembuatan website, telah dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan baik dalam proses dan mekanisme program maupun dalam hal out-put kegiatan yang


(29)

4

telah dilaksanakan. (2) dilihat dari tujuan program, untuk membangun citra positif pada masyarakat internasional sepenuhnya belum berhasil. (3) dilihat dari pengamatan terhadap penggunaan internet, diketahui adanya peningkatan dalam menggunakan internet oleh wisatawan maupun calon wisatawan.

Berdasarkan uraian dari penelitian yang pernah dilakukan maka penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan sumber informasi beserta salurannya dalam mendukung keputusan berwisata tanpa melihat peranan suatu lembaga, institusi, ataupun sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji hubungan antara masing-masing karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi terhadap keputusan memilih obyek wisata dan masa tinggal di Pulau Lombok. Khusus mengenai karakteristik perilaku komunikasi dibagi menjadi dua yaitu pencarian informasi sebelum berada di Pulau Lombok dan setelah berada di Pulau Lombok.

Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana hubungan karakteristik personal wisatawan dengan keputusan memilih obyek wisata?

2. Bagaimana hubungan perilaku komunikasi wisatawan dengan keputusan memilih obyek wisata?

Tujuan

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik personal wisatawan dengan keputusan memilih obyek wisata.

2. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku komunikasi dengan keputusan wisatawan memilih obyek wisata.

Manfaat

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi NTB, khususnya seluruh kabupaten yang ada di Pulau Lombok untuk menggunakan media informasi yang tepat sebagai sarana promosi dan informasi daerah tujuan wisata sehingga hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat untuk pengembangan dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing.


(30)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komunikasi Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi mengacu pada penggunaan media komunikasi secara massa. Istilah massa menurut McQuail (1987) adalah khalayak yang sangat luas maknanya dan seringkali lebih besar dari suatu kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Massa ditandai dengan adanya komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula serta terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Khalayak tidak bertindak untuk dirinya sendiri tetapi dikendalikan untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis.

Selain itu McQuail menambahkan bahwa kata massa kadangkala digunakan untuk menyebutkan para konsumen di pasar massal atau sejumlah besar pemilih (khalayak pada pemberi suara). Kumpulan semacam itu seringkali ada hubungannya dengan pengertian khalayak. Media massa digunakan untuk mengarahkan atau mengendalikan perilaku konsumen dan perilaku politik sejumlah besar pemilih. Pengembangan konsep massa mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan atau masyarakat massa (McQuail, 1987).

Shannon dan Weaver melihat komunikasi dalam arti yang sangat luas untuk menampung semua prosedur yang bisa digunakan oleh satu pikiran untuk mempengaruhi pikiran lain. Selain itu komunikasi bertujuan sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi tingkah laku sasaran (tujuan) komunikasi (atau penerima pesan) yang diaplikasikan dalam situasi komunikasi massa sehingga komunikasi dapat dilihat dalam berbagai bentuk hubungan (Shannon dan Weaver, diacu dalam Severin dan Tankard 2005).

Secara lengkap Lasswell mengemukakan bahwa komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut, who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa)? Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi interpersonal dan komunikasi massa (Lasswell 1948, diacu dalam Effendy 1988).


(31)

6

Dalam menggambarkan unsur penting dalam komunikasi massa diperlukan gambaran institusi media massa. Unsur penting dalam proses komunikasi massa dapat dibandingkan dengan komunikasi tatap muka antara beberapa orang (antarpribadi dan komunikasi di dalam kelompok atau komunikasi organisasi). Hal ini terkait dengan sumber dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya seringkali merupakan komunikator profesional (McQuail, 1987).

Sedangkan Ardianto dan Erdinaya (2004) melihat komunikasi interpersonal sebagai suatu proses adalah komunikator dan komunikannya tatap muka (face to face communication) dan di antaranya saling berbagi ide, informasi dan berbagi sikap. Sedangkan komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.

Lebih jauh Ardianto dan Erdinaya melihat bentuk komunikasi lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai komunikasi interpersonal tetapi memiliki sifat interpersonal karena komunikannya sering kali hanya satu orang dan dikenal oleh komunikatornya. Bentuk komunikasi ini tidak dapat dikategorikan ke dalam komunikasi massa meskipun memiliki situasi pada komunikasi massa. Bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi medio (seperti telepon, teleks, faksimili, dan sejenisnya).

Kata medio berasal dari bahasa Latin yang berarti tengah-tengah dan mempunyai karakteristik yang berada di antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Kategori komunikasi media dalam dunia periklanan adalah poster, spanduk, transit/panel bis, pameran, direct mail, kalender, display.

Oleh karena itu Severin dan Tankard (2005) mendefenisikan komunikasi massa secara lengkap sebagai berikut:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan bertujuan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.


(32)

7

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi selalu mempunyai dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindakan komunikasi. Dalam hubungan interpersonal yang melibatkan komunikasi antara dua orang maka salah satunya bertujuan untuk mempengaruhi dan membantu meningkatkan efektifitas komunikasi masing-masing individu (DeVito, 1997). Sedangkan Rakhmat (2001) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yaitu

1. Percaya.

Dalam proses komunikasi, percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai tujuannya.

2. Adanya sikap suportif.

Suportif merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Sikap defensif ditandai dengan seseorang akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Seperti dari faktor personal ditandai dengan adanya ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, dan lainnya.

3. Adanya sikap terbuka.

Sikap yang ditandai dengan adanya dorongan untuk saling mengerti ataupun saling menghargai.

Komunikasi interpersonal bisa lebih efektif dalam mempengaruhi komunikan daripada media massa. Hal ini dinyatakan oleh Rivers at al. (2003) bahwa komunikasi interpersonal dalam proses penyampaian pesan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi seseorang. Faktor personal ini terjadi (orang-orang dekat yang berpengaruh ataupun pembuat opini) ada di antara pesan media dan respon individu. Sedangkan Middleton dan Clarke (2001) memaknai komunikasi interpersonal sebagai komunikasi informal karena dilakukan secara lisan dan terdiri dari teman maupun kelompok acuan.

Dalam usahanya untuk membujuk, media dihadapkan pada suatu jaringan komplek yaitu adanya hubungan interpersonal yang bisa melemahkan pesannya. Artinya masing-masing individu mempunyai gambaran yang berbeda terhadap makna pesan yang disampaikan, dilihat, ataupun yang didengar sehingga komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai aktivitas manusia dalam menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Aktivitas tersebut


(33)

8

dapat dilihat sebagai suatu situasi yang memungkinkan suatu sumber menyebarluaskan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Miller, diacu dalam Mulyana 2001).

Sebelum pesan sampai pada penerima ada suatu proses yang dapat mendukung berhasilnya suatu informasi. Hybels dan Weafer memaknai komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya, penampilan diri atau menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan (Hybels dan Weafer, diacu dalam Liliweri 2003).

Perilaku Komunikasi Konfirmasi

Dalam lingkup pariwisata, informasi memegang peranan sangat penting. Menurut Gunn (1994) istilah informasi berisikan tentang deskripsi mengenai peta, buku panduan wisata, rekaman gambar dalam format video, artikel majalah, narasi para pemandu wisata, dan brosur. Perpaduan antara informasi peta (lokasi wisata) dengan buku panduan wisata dapat membantu wisatawan menemukan kebutuhan informasi tentang perjalanan wisata apa yang ingin mereka saksikan dan kerjakan.

Kolb (2006) menyatakan bahwa pencarian informasi dilakukan sebelum membuat keputusan mengenai tujuan wisata. Wisatawan menggunakan sejumlah waktu untuk mencari informasi melalui banyak sumber-sumber informasi sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan pada berbagai pilihan sebelum memutuskan apa yang akan dikunjungi. Sumber informasi tersebut berisikan fakta tentang produk, jasa, dan keuntungan yang diperoleh melalui internet, bertanya pada teman dan keluarga.

Pentingnya pencarian informasi dinyatakan juga oleh Ricci dan Werthner (2001) bahwa wisatawan selalu berdasarkan informasi dalam menentukan kebutuhan mengenai tempat yang dituju, aktivitas yang akan dilakukan, pelayanan, pemilihan batasan waktu, dan anggaran. Contohnya pada perilaku mencari informasi mengenai hotel yang menyangkut fasilitas dan restaurant pada perencana perjalanan (agen perjalanan).

Selain itu informasi wisata dapat diperoleh melalui media informasi formal yang bertujuan untuk membujuk wisatawan melalui brosur, promosi melalui


(34)

9

teknik penjualan langsung, aktivitas public relation dan Internet. Selain informasi formal, wisatawan dapat memperoleh informasi secara informal melalui keluarga mereka, para teman dan kelompok orang dengan siapa mereka saling berhubungan di tempat kerja dan secara sosial melalui kelompok acuan atau biasa dikenal sebagai pembentuk opini (Middleton dan Clarke, 2001).

Internet menjadi pilihan wisatawan dalam memperoleh informasi bisa disebabkan mudah mengaksesnya dengan biaya yang relatif lebih murah. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Chang (Chang 1988, diacu dalam Severin dan Tankard, 2005) bahwa untuk kategori daya akses atau jangkauan pengunjung situs internet lebih melihat pada nilai ekonomisnya (gratis atau murah) dibandingkan hanya untuk kesenangan (kemudahan mengakses informasi). Selain itu negara-negara Eropa, Amerika, Australia, maupun sebagian besar Asia menjadikan internet sebagai media informasi yang sangat populer setelah buku ataupun media informasi lainnya.

Fitur internet yang berisikan informasi wisata diantaranya www.travel.discovery.com atau www.travelchanel.com. Website ini mencakup informasi perjalanan wisata di seluruh dunia dengan berbagai macam lokasi tujuan wisata dan jenis wisata yang diinginkan. Informasi wisata yang bisa diakses diantaranya adalah adventure travel & sports, beaches, budget travel, museums & culture, romance & honeymoons, travel tips, world's best lists, dan lainnya. Sedangkan situs resmi pariwisata Indonesia adalah www.budpar.go.id yang menampilkan secara lengkap informasi wisata di seluruh Provinsi di Indonesia dalam berbagai bahasa Internasional. Situs lainnya adalah

www.indonesia-tourisminfo.co.id yang menampilkan informasi daerah tujuan

wisata seperti Sumatra, West Java, Central Java, Sumba, North Aceh, dan Bengkulu. Website tersebut menggunakan lima bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jerman (Astuty, 2002).

Adanya perilaku wisatawan ketika mencari informasi secara berulang-ulang dapat sebut sebagai konfirmasi. Pengertian konfirmasi merujuk pendapat dari Rogers (Severin dan Tankard, 2005) bahwa konfirmasi merupakan penguatan atau pembalikan keputusan inovasi yang dibuat. Sedangkan dari kamus komunikasi istilah konfirmasi adalah penegasan yang mengandung kenyakinan atau pengesahan sehingga tidak diragukan lagi (Effendy, 1989).

Dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Rakhmat (2001) bahwa dalam konteks hubungan interpersonal sangat diperlukan suatu


(35)

10

peneguhan yang terangkum dalam konteks respon yang tepat. Respon yang tepat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan interpersonal yang terjadi. Respon terbagi menjadi dua yaitu konfirmasi dan diskonfirmasi. Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal dan diskonfirmasi akan merusak hubungan tersebut.

Respon dalam konfirmasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengakuan langsung yaitu tahap dimana seseorang memberikan respon segera yang ditandai dengan menerima informasi dari sumber dan bentuk media komunikasi yang digunakan.

2. Perasaan positif yaitu tahap dimana seseorang menanggapi informasi dengan bersikap positif.

3. Respon meminta (bertanya) yaitu tahap menggali informasi lebih banyak lagi. 4. Respon setuju yaitu sikap yang ditandai dengan kesetujuannnya terhadap pilihan. Pada tahap ini terjadi peneguhan terhadap fakta tentang pilihan yang telah diketahui.

5. Respon suportif yaitu ungkapan dalam bentuk pengertian, dukungan, atau memperkuat keyakinan.

Sumber informasi wisata lainnya berupa media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik. Adanya penggunaan berbagai sumber informasi sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan tujuan wisata menunjukan ketidakpuasan wisatawan dengan satu sumber informasi. Umumnya seseorang merasa tidak puas hanya dengan satu jenis media saja dan jika seseorang ingin mengetahui lebih jauh tentang sesuatu maka ia akan mencarinya dari macam-macam media (Lazarfeld dan Merton, diacu dalam Rivers at al. 2003).

Media informasi tersebut salah satunya adalah buku panduan wisata. Beberapa negara Eropa ada yang menerbitkan buku mengenai wisata dunia. Negara-negara tersebut terdiri dari negara Jerman, Inggris, dan Perancis. Negara Jerman dan Inggris mempunyai buku terbitan mengenai panduan wisata yang memuat informasi secara menyeluruh mengenai wisata yang ada diseluruh dunia termasuk Indonesia dengan berbagai daerah tujuan wisatanya. Sedangkan Perancis belum mempunyai terbitan buku panduan (biasanya yang diterbitkan berupa buku panduan informasi perhotelan yang cukup lengkap) dengan kualitas setaraf dengan negara-negara seperti Jerman dan Inggris. Namun negara Perancis cukup dikenal sebagai negara yang dapat memberikan informasi terbaik mengenai informasi wisata (Wahab, 2003).


(36)

11

Selain menggunakan buku panduan wisata, wisatawan dapat menggunakan brosur-brosur wisata. Dalam industri perjalanan (travelling), pariwisata, taman bermain, daerah wisata, atraksi, dan perhotelan merupakan pengguna brosur yang paling besar. Mereka menyebarkan informasi kepada pebisnis, pencari kesenangan, dan profesional yang sering melakukan perjalanan. Selain itu itu brosur mampu mengidentifikasi penempatan informasi suatu produk atau jasa (Roman at al. 2005).

Terpaan (Exposure) Media Informasi

Terpaan (exposure) menurut Shimp (2003) adalah konsumen yang berinteraksi dengan pesan dari pemasar (mereka melihat iklan di majalah, mendengar iklan di radio, dan lainnya). Terpaan sendiri merupakan tahap awal menuju tahap-tahap dalam proses informasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam proses informasi dari tahapan sumber informasi yang digunakan hingga bagaimana khalayak dapat menerima informasi yang dibutuhkan. Terpaan tidak menjamin bahwa pesan akan menghasilkan efek tetapi ini merupakan tahapan penting untuk taraf berikutnya dalam memproses informasi.

Terpaan membutuhkan beberapa hal diantaranya:

1. Saluran media yang ditayangkan atau didistribusikan (surat kabar, majalah, radio, televisi dan sebagainya).

2. Konsumen menerima terpaan dari saluran media (dengan membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, menonton televisi dan sebagainya). 3. Konsumen menerima terpaan dari iklan tertentu dan pengiklan yang

disampaikan pada media yang ada melalui saluran media.

Jadi ketika individu menerima informasi dari penyampai pesan yang memiliki tujuan tertentu dari saluran media yang dikonsumsi oleh individu, maka keadaan ini disebut sebagai terpaan individu (Amini, 2004).

Donohew at al. (1980) dalam teorinya tentang Aktivasi Terpaan Informasi (Activation Theory of Information Exposure) menjelaskan bahwa seorang individu akan berusaha mencari (memenuhi) stimulasi dan informasi dari suatu pesan yang sesuai dengan keinginannya, sebelum mereka memenuhi kebutuhannya terhadap informasi itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dan stimulasi bias berbeda untuk setiap individu. Oleh karena itu setiap orang akan memilih stimulasi dan informasi yang menarik perhatiannya daripada informasinya itu sendiri.


(37)

12

Image Daerah Tujuan Wisata

Image muncul tidak lepas dari peranan sumber informasi yang memberikan sebuah gambaran positif atau negatif tentang kawasan wisata. Hal ini merupakan efek dari komunikasi massa dimana realitas yang terbentuk merupakan gambaran yang mempunyai makna (Rakhmat, 2001) sehingga Yoety (2002) menyatakan gambaran positif tentang produk daerah tujuan wisata merupakan image atau citra positif terhadap daerah tujuan wisata.

Adanya gambaran positif tidak lepas dari peranan stimuli dan stimuli merupakan setiap input yang dapat ditangkap oleh alat indra (Rakhmat, 2001). Stimuli dapat juga dipahami dari konteks pemasaran yaitu stimuli merupakan hal terpenting dari realitasartinya suatu proses dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasi stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti (Simamora 2004). Gambaran realitas ini dapat dilihat pada bentuk pilihan media seperti visual, visual gerak, audio, dan audiovisual. Media mampu di terima oleh stimuli panca indra yang merespon bentuk media.

Panca indra akan cepat merespon bila terdapat warna-warna terang dan adanya penggabungan dalam bentuk gerak. Kemampuan dalam menstimuli pesan tidak lepas dari kemampuan masing-masing panca indra. Hal ini terlihat pada panca indra penglihatan yang mampu menstimuli pesan lebih tinggi hingga 83% bila dibandingkan dengan panca indra pendengar yang hanya mencapai 11%. Sedangkan untuk panca indra penciuman hanya mencapai 3,5%, indra perasa mencapai 1,5%, dan indra pengecap hanya 1% (Soedarmanto, 1998).

Dalam komunikasi periklanan penggunaan media (media massa, elektronik) adalah hal yang sangat penting. Menurut Roman at al. (2005) image adalah adanya interaksi langsung dengan konsumen. Interaksi langsung ini lebih cepat mempengaruhi calon konsumen dan dalam ilmu komunikasi interaksi langsung terjadi dalam komunikasi dua arah.

Gunn (1994) dalam bukunya tourism planning: basic, concepts melihat gambaran wisata erat kaitannya dengan informasi pada media dan peranan para biro perjalanan. Kaitan terhadap peranan tersebut lebih kepada pemberian informasi positif tentang daerah tujuan wisata dengan segala fasilitas pendukung. Selain itu pihak agen perjalanan lebih menekankan untuk merekomendasikan kawasan wisata yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan ataupun kemampuan dari calon wisatawan itu sendiri.


(38)

13

Peranan Agen Perjalanan

Sejarah mencatat orang pertama yang dianggap sebagai traveller adalah Marcopolo pada tahun 1254-1374 yang melakukan perjalanan dari benua Eropa ke daratan Tiongkok dan kembali ke Venesia. Awal abad ke-XIX ditandai dengan kemajuan dalam bidang transportasi yang meliputi darat, laut dan udara sehingga memungkinkan dan memudahkan seseorang untuk berkunjung antar negara atau kota. Menurut Suwantoro (2004) dan Gunn (1994) tercatat dalam sejarah bahwa Thomas Cook dianggap sebagai orang pertama yang menjalankan profesi travell agent atau agen perjalanan di tahun 1855 pada The Paris Exhibition.

Peranan Agen perjalanan sangat penting dalam memberikan informasi tentang daerah tujuan wisata dan Wahab (2003) menyatakan bahwa agen perjalanan menangani kira-kira 70 % usaha perjalanan. Profesi agen perjalanan bertumpu pada kepercayaan yaitu kepercayaan pelaku perjalanan tentang bentuk pelayanan dan macam wisata yang diinginkan. Wahab juga menambahkan bahwa profesi agen perjalanan sifatnya sangat kompleks karena variasi jasa dan pelayanannya kepada pelanggan menyebabkan agen perjalanan menjadi salah satu sektor penting dalam industri pariwisata.

Hal ini dikarenakan agen perjalanan menjadi salah satu tempat mengakses hampir semua produk di dalam pariwisata dan traveling (Middleton dan Clarke, 2001). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Gunn (1994) bahwa agen perjalanan mempunyai keleluasaan yang lebih luas dibandingkan dengan sumber informasi lainnya dalam hal mempengaruhi calon wisatawan tentang lokasi wisata yang dapat dikunjungi. Lebih jauh lagi Gunn menyatakan dari sudut bisnis, lokasi bangunan ataupun gedung-gedung yang dimiliki suatu kawasan daerah tujuan wisata kedudukannya sedikit lebih penting dari seluruh produk wisata yang dapat ditawarkan. Wisatawan lebih mementingkan di mana letak lokasi wisata yang akan di kunjunginya.

Komponen dalam Kegiatan Pariwisata Batasan dan Lingkup Wisatawan

Pariwisata pada umumnya adalah suatu hal yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme. Hal ini dipertegas oleh Gunn (1994) bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang merangkum seluruh perjalanan dengan tujuan menikmati keindahan suatu tempat pada saat


(39)

14

liburan ataupun menikmati sebuah perjalanan yang menyenangkan. Istilah lain yang berhubungan dengan pariwisata adalah wisatawan. Orang yang datang ke lokasi wisata tidak semuanya dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Hal ini berdasarkan pengertian akan makna dari wisatawan itu sendiri.

Menurut Wahab (2003), Suwantoro (2004) dan Gunn (1994) dapat dirangkum makna wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang menetap sekurang-kurangnya 24 jam disuatu negara dan maksud mereka berkunjung dapat didasarkan atas dua hal yaitu 1). Waktu luang seperti berekreasi, cuti, untuk kesehatan, studi, dan olah raga; 2). Bisnis, keluarga, misi, rapat dinas.

Jadi seseorang dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan jika memiliki masa tinggal selama 24 jam atau lebih yang tersebar di seluruh kawasan wisata dengan tujuan untuk berlibur, usaha perdagangan, dinas (bekerja) ataupun datang untuk mengunjungi kerabat atau handai tolan mereka.

Masa Tinggal dalam Konteks Pariwisata

Masing-masing wisatawan mempunyai masa tinggal yang berbeda pada daerah tujuan wisata. Salah satu prinsip dasar dari pariwisata adalah masa tinggal karena akan diperoleh informasi mengenai jumlah masa tinggal wisatawan dari yang terendah hingga jumlah maksimum (Cooper dan Hall, 2008).

Para pemasar yang bergerak dalam bidang pariwisata menganggap penting data mengenai jumlah kedatangan dan masa tinggal wisatawan. Dengan adanya informasi tersebut maka akan mudah bagi para pemasar untuk mengetahui kegiatan wisata dan jumlah penerimaan yang dihasilkan dari pengeluaran wisatawan. Menurut Wahab (2003) dalam mengukur lalu lintas wisata dibutuhkan informasi mengenai jumlah masa tinggal wisatawan yang diketahui dari penjumlahan seluruh lamanya malam wisatawan menginap di hotel.

Untuk menentukan rata-rata lama tinggal para wisatawan dapat dilakukan dengan lebih sederhana yaitu dengan mengelompokan wisatawan berdasarkan asal negaranya dengan memberikan suatu batasan atau kategori mengenai lama tinggalnya. Misalnya saja kurang dari tujuh hari, delapan hari sampai lima belas hari, dan seterusnya.

Ada juga yang membagi jumlah malam menginap dengan jumlah wisatawan pada daerah tujuan wisata. Namun penghitungan tersebut sangat


(40)

15

lemah karena dapat terjadi penghitungan jumlah masa tinggal pada wisatawan yang sama. Hal ini disebabkan sebagian wisatawan suka berpindah tempat menginap dari hotel A ke hotel B.

Konsep Pemasaran dalam Produk Pariwisata Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Menurut Shimp (2003) pemasaran merupakan sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.

Pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan maka komunikasi pemasaran dapat merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.

Secara garis besar konsep produk dalam pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu produk berupa barang berwujud (tangible products) dan barang tidak berwujud (intangible products). Menurut Yoety (2002) produk industri pariwisata lebih bersifat intangible products. Selain sifatnya tidak nyata, dalam produk industri pariwisata terdapat bermacam-macam kegiatan yang harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun prinsip pemasaran dalam pariwisata umumnya tetap sama untuk pemasaran jasa (marketing of service) dengan pemasaran barang (marketing of goods).

Lebih jauh Yoety (2002) membagi beberapa karakteristik produk industri pariwisata yang berbeda dengan sifat barang-barang manufaktur diantaranya: 1. Tourism is a servise.

Produk industri pariwisata tidak berwujud karena itu produk tersebut tidak dapat dipindahkan, dicoba, ataupun dikumpulkan. Pada barang berwujud terjadi pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli terjadi setelah transaksi selesai dilakukan. Tidak demikian dengan produk industri pariwisata dimana pembeli sangat bergantung pada penjual untuk mengkonsumsinya. Dalam transaksi tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan hak milik tetapi hanya ada hak pakai untuk sementara waktu. Hal ini terlihat ketika wisatawan membeli paket wisata. Pada saat itu wisatawan tersebut tidak


(41)

16

menerima apapun kecuali selembar kuitansi sebagai bukti bahwa ia telah membelinya tetapi apa yang dibelinya tidak bisa dikonsumsi sendiri tanpa bantuan penjual (tour operator) yang biasanya diwakili oleh pemandu wisata. 2. Travel motivations are heterogeneous.

Motivasi perjalanan wisata yang dilakukan seseorang berbeda satu dengan yang lain. Diantaranya ada yang ingin menyaksikan hasil kebudayaan, kesenian, adat istiadat atau kebiasaan hidup masyrakat. Selain itu ada juga yang bertujuan untuk menyaksikan keindahan alam atau melakukan kegiatan olah raga.

3. Fragmented supply vs composite demand

Produk industri pariwisata merupakan kumpulan dari beberapa produk perusahaan-perusahaan termasuk kelompok industri pariwisata dalam hal ini bertindak sebagai penyedia jasa (supplier). Penyedia jasa tersebut terdiri dari akomodasi hotel, restauran, entertainment, maupun pusat perbelanjaan dimana antara yang satu dan lainnya terpisah (fragmanted) dan berbeda dalam hal lokasi, fungsi, pemilik, manajemen, dan produknya. Sedangkan dalam hal permintaan selalu dalam bentuk kombinasi atau campuran (composite) dari beberapa produk seperti produk transportasi, kamar untuk menginap di hotel, dan sarapan pagi di hotel.

Bauran dalam Komunikasi Pemasaran

Bentuk bauran komunikasi pemasaran dalam konteks pariwisata meliputi price, promotion, place, product (Yoety, 2002). Produk (product) merupakan keseluruhan totalitas produk yang akan ditawarkan meliputi jenis, bentuk dan nama produk, kwalitas produk dan desain produk. Harga (price) merupakan keseluruhan aspek yang menyangkut kebijakan mengenai harga dari produk. Umumnya konsumen menggunakan harga sebagai referensi untuk memberikan perhatian terhadap sesuatu produk. Bagi konsumen harga sering dikonotasikan dengan kualitas produk yang ditawarkan. Biasanya konsumen akan berfikir apakah harga sesuai dengan nilai produk tersebut bagi dirinya.

Tempat (place) menyangkut kebijakan penentuan tempat penawaran produk untuk membentuk citra positif mengenai tempat di dalam hati sanubari dan pikiran konsumen. Citra yang dimaksud meliputi lokasi (jauh dekat dari konsumen), bentuk bangunan (arsitektur, desain eksterior dan interior), logo, pegawai/pelayan toko, tata cara pelayanan angkutan barang, dan lainnya.


(42)

17

Promosi (promotion) bertujuan untuk menginformasikan produk kepada konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk membelinya. Promosi yang dilakukan oleh pemasar ataupun suatu agen priklanan lebih sering menggunakan media massa yang dapat mencakup khalayak lebih luas.

Gunn (1994) melihat pasar wisata dari sudut demand (markets) dan supply (development) seperti dalam gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Unsur Komunikasi Pemasaran dalam Pariwisata

Dari pendapat Gunn (1994) akan diketahui why (alasan, motif) dari wisatawan ketika datang mengunjungi daerah atau negara tujuan wisata. Kemudian akan diketahui what (apa saja) macam-macam obyek wisata yang tersedia. Satu hal yang terpenting disini adalah mengetahui where (dimana) para wisatawan mengetahui informasi tentang obyek wisata yang akan dikunjungi. Secara keseluhan hal tersebut merupakan bagian dari komunikasi pemasaran yang lebih menekankan pada makna persuasion atau membujuk.

Menurut Fill (1999) dari sudut pemasaran, kegiatan pameran secara tidak langsung sudah mengarah pada penjualan langsung terhadap image wisata yang ditawarkan. Penjualan langsung sebagai respon dari komunikasi langsung dapat membangun hubungan antar orang perorang ataupun membangun hubungan kemitraan. Terpenting pada penjualan langsung adalah adanya interaksi dalam berkomunikasi dengan masing-masing pelanggan.

Model Perilaku Pengambilan Keputusan

Konsumen dapat mengetahui informasi suatu produk tidak lepas dari peranan sebuah iklan. Dikalangan praktisi bisnis, iklan difungsikan sebagai perangsang dan pembentuk perilaku konsumen sehingga dapat dirumuskan

Atraksi

Informasi Transportsi

Promosi Pelayanan


(43)

18

beberapa tujuan dan fungsi penyajian iklan. Menurut Wibowo (2003) tujuan dan fungsi penyajian iklan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menarik perhatian masyarakat calon konsumen.

2. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri dibenak masyarakat.

3. Menggiring citra nama itu hingga menjadi perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk maupun jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan setelah tindakan ini. Lebih jauh lagi Engel menyatakan bahwa akar utama dari perilaku konsumen adalah ekonomi dan pemasaran. Selain itu proses pembelian lebih menjadi perhatian para pemasar (profit atau nonprofit) daripada proses konsumsi (Engel at al. 1994).

Keputusan berarti pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan yang diambil biasanya berdasarkan pertimbangan situasional bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik. Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002) keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Pertimbangan disini adalah menganalisa beberapa kemungkinan atau alternatif lalu memilih satu di antaranya.

Menurut Wahab (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan berwisata adalah yaitu:

1. Produk wisata yang ditawarkan.

Jenis produk wisata yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata yang terdiri dari seni tradisional, pengunungan, alam pedesaan, pantai, dan lainnya.

2. Sarana dan prasarana.

Hal ini mencakup pelayanan dari tempat penginapan (hotel, villa, losmen, bungalow), sarana transportasi (pelabuhan laut, udara, kendaraan), restauran, pusat perbelanjaan, pusat informasi pariwisata, art shop, dan lainnya.

3. Situasi politik.

Faktor keamanan pada negara tujuan wisata yang umumnya berkaitan dengan situasi politik, seperti adanya peperangan, kerusuhan, dan lainnya. Selain itu Middleton dan Clarke (2001) menambahkan bahwa keamanan dan keselamatan berkaitan dengan keputusan memilih obyek wisata pada daerah tujuan wisata. Faktor keselamatan tersebut meliputi adanya perasaan


(44)

19

ancaman dari kejahatan, resiko kesehatan (kondisi kesehatan), dan ketidakstabilan politik daerah tujuan wisata.

4. Pola hidup masyarakat.

Hal ini bisa dilihat dari sikap masyarakat terhadap wisatawan, makanan yang menjadi ciri khasnya, dan yang terpenting adalah keramahan masyarakat daerah tujuan wisata.

Adapun model keputusan secara lengkap dapat dilihat dalam gambar 2.

Gambar 2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Engel at al. (1994)

Proses Psikologi meliputi:

Pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan, dan sikap/perilaku

Perbedaan Individu yang meliputi: Sumber daya

konsumen, motivasi & keterlibatan,

pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi

Proses Keputusan

Pencarian informasi

Hasil Evaluasi

Pembelian

Pengenalan

Pengaruh Lingkungan yang meliputi:

Budaya, kelas sosial, pengaruh sosial, keluarga, dan sosial


(45)

20

Keputusan berarti pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan yang diambil biasanya berdasarkan pertimbangan situasional bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik. Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002) keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Pertimbangan disini adalah menganalisa beberapa kemungkinan atau alternatif lalu memilih satu di antaranya.

Menurut Wahab (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan berwisata adalah sebagai berikut:

a. Produk wisata yang ditawarkan.

Jenis produk wisata yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata yang terdiri dari seni tradisional, pengunungan, alam pedesaan, pantai, dan lainnya.

b. Sarana dan prasarana.

Hal ini mencakup pelayanan dari tempat penginapan (hotel, villa, losmen, bungalow), sarana transportasi (pelabuhan laut, udara, kendaraan), restauran, pusat perbelanjaan, pusat informasi pariwisata, art shop, dan lainnya.

c. Situasi politik.

Faktor keamanan dalam di negara tujuan wisata. d. Pola hidup masyarakat.

Hal ini bisa dilihat dari sikap masyarakat terhadap wisatawan, makanan yang menjadi ciri khasnya, dan yang terpenting adalah keramahan masyarakat daerah tujuan wisata.

Faktor Demografi dan Psikografi

Segmentasi sangat berguna secara efektif bagi pemasar ketika digunakan untuk membantu perencanaan dan mendorong peningkatan penjualan guna memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Secara khusus segementasi dapat mengindentifikasi prospek atau peluang pada kelompok kecil konsumen sehingga secara garis besarnya, segmentasi mempunyai dua tujuan utama yaitu mengidentifikasi kelompok konsumen di dalam pasar dan memposisikan produk-produk pariwisata dan kesenangan dengan melibatkan periklanan (Morgan dan Pritchard, 1999). Selain itu segmentasi sangat relevan digunakan untuk memberi batasan mengenai motivasi dan perilaku individu dalam melakukan pembelian(Middleton dan Clarke, 2001).


(1)

C. Did you also search for information on the facilities and infrastructure at NTB Province, which include the following?

[ ]. money Changer

[ ]. hotels from Melati level to five-star hotels.

[ ]. the entertainment areas such as nightclubs and the best Cafes in the tourism objects

[ ]. the best restaurants, which serve various kinds of favorite menus from overseas to traditional cuisines from Nusa Tenggara Barat Province

[ ]. locations of the performance of Art and Culture Festivals at Senggigi area

[ ]. special clinics for tourists

[ ]. transportation routes to the tourism sites, which are easily accessed [ ]. parties, which are commonly held at the tourism objects for the tourists

[ ]. the availability of various nets of telecommunication D. Security in the areas of tourism includes:

[ ]. the police station

[ ]. others (please write them on the space) ... KONFIRMASI

10. Did you still require information on tourism objects after you arrived at NTB Province?

[ ].Yes (Go on to number 11)

[ ]. No (Do not respond question number 11)

11. A. Does the information source on the tourism objects at NTB Province that you used come from:

[ ]. Friend, Family, Other persons; [ ] Mass-Media;

[ ]. Hotel;

[ ]. Travel Berau;

[ ] Airport at Selaparang – Mataram.

B. Does the form of the information on the tourism objects at NTB Province you used include the following?

VISUAL;

[ ] Photo Files of tourism objects; [ ] Magazine, newspaper, tabloid; [ ] Leaflet, Booklet, Brochures; [ ].Tourism Guide Book [ ].Internet;

[ ] Slides of photos AUDIO:


(2)

[ ]. Television;

[ ] Compact Disk (Records of tourism sites and objects)

C. Did you also search for information on the facilities and infrastructure at NTB Province, which include the following?

[ ]. money Changer

[ ]. hotels from Melati level to five-star hotels.

[ ]. the entertainment areas such as nightclubs and the best Cafes in the tourism objects

[ ]. the best restaurants, which serve various kinds of favorite menus from overseas to traditional cuisines from Nusa Tenggara Barat Province

[ ]. locations of the performance of Art and Culture Festivals at Senggigi area

[ ]. special clinics for tourists

[ ]. transportation routes to the tourism sites, which are easily accessed [ ]. parties, which are commonly held at the tourism objects for the tourists

[ ]. the availability of various nets of telecommunication D. Security in the areas of tourism includes:

[ ]. the police station

[ ]. others (please write them on the space)...

DECISION ON TYPES OF TOURISM OBJECT MADE BY THE TOURISTS GUIDELINES:

1. Read the questions carefully and read the instructions on how to respond the questions.

2. For questions 9 – 10 write down the days you did the activities in the tourism objects on the column “Day”.

3. If you did not visit the tourism objects, please do not respond to the questions. The Activities Of a Touris In One Unit NO

Questions

Day Hours

ACTIVITIES RELATED TO NATURAL TOURISM

12 On what day did you do the activities in the following object tourisms?

1. Climbing the top of Mount Rinjani

2. Camping at the Segara Anak Lake

3. Soaking in the hot spring water containing sulfur 4. Enjoying the natural beauty of the Fall 5. Watching the crowd of monkeys protected by the

local government and the society

6. Diving to see the Blue Corals


(3)

Snorkeling

8. Surfing

9. Swimming at the beach

10.Fishing

11.Enjoying the sunset along the beach or while sitting bear the beach.

12. Sunbathing to tan the skin

13. Others ………….

ACTIVITIES RELATED TO CULTURE TOURISM

13. On what day did you do the following activities in the culture tourism objects?

1. Watching the performance of traditional music of Gendang Beleq, which becomes the

characteristic of the tourism in NTB Province

2. Watching the traditional martial art of Sasaq tribe known as Peresean.

3. Watching various kinds of traditional ceremonies, which are regularly held at Senaru Village at the foot of Mount Rinjani

4. Observing the activities of the indigenous community of Sasaq tribe in its traditional village at Sade village, Central Lombok Regency.

5. Visiting the old mosque, which stands firmly at Senaru village.

6. Drinking the water, which is believed to make people stay young, and this water can be obtained from the old park of Selaparang Kingdom at Narmada Park- West Lombok Regency.

7. Visiting the museum in Mataram – West Lombok. 8. Enjoying the activities of night- clubs in the

tourism areas.

9. Eating all kinds of foods from favorite menus from overseas to traditional foods at NTB Province at the best restaurants in a relaxed atmosphere.

10. Observing the economic activities of the local people at their traditional market directly.

11. Enjoying more relaxing time at Cafes. 12. Others ………..

14. Did you extend your stay in NTB Province? If the answer is “NO”, do not respond to question


(4)

Validitas Dan Reliabilitas Instrument

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach' s Alpha if Item Deleted usia hoby pendapatan asal.negara sumber.awal radio internet buku foto leaflet slide majalah.dll CD televisi obyek wisata moneychanger info.hotel club.cafe restauran festival klinik.berobat jalur.transportasi acara.party jaringan.telekomunikasi guide kantor.polisi keamanan.hotel pecalang keamanan.bekerja private.of.security sumber.konfirmasi konfir.leaflet.dll konfir.buku konfir.foto konfir.slide konfir.internet konfir.majalah.dll konfir.CD konfir.TV konfir.obyek.wisata konfir.money.changer konfir.club.cafe konfir.hotel konfir.restauran konfir.festival konfir.klinik.berobat konfir.transportasi konfir.telekomunikasi 164,6000 165,3000 164,7000 162,6000 154,4000 167,1500 159,9000 160,9000 163,9000 164,9000 165,9000 165,9000 163,6500 165,1500 165,6500 165,6500 165,9000 164,4000 165,9000 166,9000 166,6500 165,4000 166,6500 166,4000 166,6500 165,9000 166,1500 166,4000 164,4000 166,9000 158,4000 161,4000 163,4000 160,9000 165,4000 166,4000 164,4000 166,6500 163,6500 165,9000 167,1500 166,4000 164,4000 166,4000 167,1000 166,6500 166,1500 164,9000 2940,989 2938,958 2904,011 2911,832 2765,095 2907,713 2956,516 2861,989 2814,200 2802,832 2913,568 2811,463 2798,555 2726,239 2794,239 2849,503 2951,989 2938,779 2864,095 2861,674 2826,555 2968,463 2772,871 2883,937 2812,345 2852,516 2856,976 2843,937 2844,042 2875,884 2658,042 2926,042 2663,305 2759,884 2704,779 2859,726 2724,568 2818,134 2594,871 2887,253 2877,187 2817,095 2824,042 2870,779 2931,779 2798,134 2791,187 2808,621 -,181 -,228 ,022 -,029 ,374 ,012 -,136 ,047 ,139 ,187 -,042 ,220 ,096 ,268 ,426 ,210 -,184 -,127 ,162 ,282 ,414 -,235 ,696 ,101 ,488 ,209 ,204 ,285 ,224 ,195 ,468 -,075 ,428 ,246 ,442 ,125 ,334 ,228 ,399 ,070 ,267 ,409 ,300 ,161 -,185 ,562 ,487 ,350 ,792 ,791 ,789 ,789 ,781 ,789 ,799 ,793 ,790 ,787 ,794 ,786 ,796 ,785 ,782 ,786 ,794 ,793 ,787 ,786 ,783 ,795 ,779 ,788 ,782 ,786 ,786 ,785 ,786 ,787 ,776 ,799 ,778 ,785 ,778 ,788 ,782 ,785 ,779 ,789 ,787 ,783 ,784 ,787 ,791 ,781 ,781 ,783


(5)

konfir.guide konfir.rentcar konfir.kantor.polisi konfir.pecalang konfir.private.of.security mendaki.gunung.rinjani berkemah pemandian.air.panas air.terjun kawanan.monyet menyelam snorkling surfing berenang.dipantai memancing sunset mandi.matahri bersepeda.motor bersepeda.gunung main.kano kegili.trawangan tete.batu atraksi.gendang peresean desa.senaru desa.sade masjid.kuno taman.narmada musium clubing restaurant pasar.tradisonal cafe membaca keliling.kawasan.wisata message keliling.kota.mataram gym pasar.seni masyarakat.senaru traveling.luar.lombok traveling.pulau.lombok masa.tinggal 166,4000 166,4000 166,1500 166,4000 164,9000 166,8000 166,9500 166,9500 166,0500 165,9000 166,8000 166,3500 166,6500 165,4500 166,8000 165,4500 165,4500 166,8000 166,8000 166,9500 167,1000 166,6500 166,5000 166,6500 166,6500 166,6500 167,1000 167,2500 167,2500 166,6500 165,6000 166,3500 165,6000 166,9500 167,1000 167,2500 167,1000 167,1000 167,1000 167,2500 167,2500 167,1000 158,9000 2822,358 2880,253 2799,082 2912,358 2867,042 2943,747 2936,050 2935,734 2841,945 2868,937 2902,379 2884,450 2872,450 2884,261 2871,747 2868,155 2848,576 2910,589 2824,695 2870,366 2898,305 2932,766 2833,316 2947,924 2884,766 2847,503 2923,884 2922,092 2876,618 2866,450 2814,463 2860,450 2859,937 2870,366 2907,779 2918,303 2889,147 2888,200 2856,305 2918,303 2900,934 2893,253 2448,411 ,385 ,118 ,453 -,028 ,134 -,260 -,225 -,222 ,405 ,238 ,050 ,151 ,254 ,153 ,282 ,255 ,381 -,012 ,644 ,330 ,114 -,167 ,501 -,271 ,167 ,430 -,143 -,167 ,464 ,296 ,586 ,305 ,299 ,330 ,018 -,114 ,206 ,216 ,540 -,114 ,126 ,165 ,677 ,783 ,788 ,782 ,790 ,788 ,792 ,791 ,791 ,784 ,786 ,789 ,787 ,786 ,787 ,786 ,786 ,785 ,789 ,782 ,786 ,788 ,791 ,783 ,792 ,787 ,784 ,790 ,790 ,786 ,786 ,782 ,786 ,786 ,786 ,789 ,789 ,787 ,787 ,785 ,789 ,788 ,788 ,763 Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 20 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(6)

Kesimpulan

1. Karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi yang tidak berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam, budaya, dan menentukan masa tinggal adalah:

a. Usia, jenis kelamin, hobi, tingkat pendapatan dan perilaku komunikasi pada pencarian informasi awal tidak berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam.

b. Usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara tidak berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya.

c. Jenis kelamin, hobi, pendapatan, asal negara, dan perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal tidak berhubungan dengan keputusan memilih masa tinggal.

2. Karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi yang menunjukan hubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam, budaya, dan menentukan masa tinggal adalah:

a. Asal negara wisatawan dan perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam.

b. Perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya.

c. Perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih masa tinggal di Pulau Lombok.

Saran

Leaflet/brosur dan internet dapat dijadikan sebagai media promosi wisata oleh pemerintah Provinsi NTB dan para pelaku wisata khususnya di Pulau Lombok.