Analisis Pengembangan Obyek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah

(1)

ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI

PANTAI INDAH KALANGAN KABUPATEN TAPANULI

TENGAH

TESIS

Oleh

IRA ZULAIKA INVERARY SIREGAR

087024016/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI

PANTAI INDAH KALANGAN KABUPATEN TAPANULI

TENGAH

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Dalam Program Studi Pembangunan

Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

IRA ZULAIKA INVERARY SIREGAR 087024016/SP

PROGRAM MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI PANTAI INDAH KALANGAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Nama Mahasiswa : Ira Zulaika Inverary Siregar

Nomor Pokok : 087024016

Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS) (Drs. Gustanto, M.Hum)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) (Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 24 Agustus 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS

Anggota : 1. Drs. Gustanto, M.Hum

2. Drs. Irfan, M.Si

3. Drs. Henry Sitorus MSi 4. Prof. Dr. Subhilhar, PhD


(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI

PANTAI INDAH KALANGAN KABUPATEN TAPANULI

TENGAH

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar perpustakaan.

Medan, 24 Agustus 2010 Penulis,


(6)

PERSEMBAHAN :

Karya ini dipersembahkan untuk Keluarga tercinta khususnya kepada :

1.

Capt. S. Siregar


(7)

ABSTRAK

Pengembangan program pembangunan wisata bahari idealnya akan mengembangkan berbagai jenis lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat di luar wilayah (obyek) wisata bahari. Kegiatan wisata bahari juga akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat setempat secara aktif didalamnya, sebab masyarakat asli itu bermukim di sekitar atau di dalam obyek wisata bahari dilakukan, memiliki lokasi wisata tersebut sesuai hak adatnya, kehidupannya masih tergantung dari potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya, serta kehidupan sosial ekonominya masih sederhana sehingga perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menelitinya dan dituangkan dalam judul “Analisis Pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah”. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah dan apakah sudah ada strategi khusus untuk pengembangan objek wisata bahari ini. Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dalam penyusunan kebijakan dan dalam pengembangan potensi wisata.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan tehnik Purposive, yaitu penentuan informan yang ditentukan secara sengaja yang dianggap mengetahui tentang Pengembangan Objek Pariwisata Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah. Yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Lurah Kelurahan Kalangan dan Pengelola Pantai Kalangan.

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa Program pengembangan obyek wisata bahari khususnya untuk mendukung sektor pariwisata dalam meningkatkan perekonomian daerah diharapkan dapat diimplementasikan dengan benar, dan ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk meningkatkan potensi wisata Pantai Indah Kalangan yaitu 1) strategi yang jelas 2) penyediaan dana yang lebih besar 3) menciptakan iklim yang baik bagi para investor 4) melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif 5) menumbuhkan minat dan partisipasi masyarakat yang lebih besar. Dan saran yang diberikan adalah perlu peningkatan peran serta dan komitmen dari pemerintah daerah untuk mengembangkan obyek wisata bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya pada pengembangan obyek wisata di Pantai Indah Kalangan dan lokasi wisata lainnya.


(8)

ABSTRACT

Development of marine tourism development program ideally will also develop various types of jobs for local people and communities outside the region (object) of nautical tourism. Marine tourism activities should ideally also would increase involvement, participation and the participation of local people actively in it, because the indigenous people that live around or in the maritime sights done, have the appropriate tourist locations customary rights, life still depends on the potential of natural resources existing in its territory, its economic and social life was still simple that it needs to be improved.

Based on this writer is interested to examine and set forth in the title of "Analysis Development for Maritime Tourism Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah." The purpose of the writing of this manuscript is the strategy and the constraints in the development of Marine Tourism Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah. While the expected benefit is as an input to the Government Central Tapanuli in policymaking and in developing the tourism potential.

The research method used is a qualitative descriptive method by using purposive technique, namely the determination of the informant who set deliberately deemed known and intentionally aware of the Tourism Development for Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah. Ie Head of Culture and Tourism Tapanuli Tengah, Head of Village (Lurah) Village Kalangan, Circle Coastal Management.

From the results of data analysis, we concluded that the Programme, especially maritime tourism object thresholded to support the tourism sector to boost the regional economy is expected to be implemented properly, and there are some things that need to be addressed to enhance the tourism potential of the Pantai Indah circle one) a clear change of strategy 2 ) provision of greater funding 3) create a good climate for investors, 4) conduct a more intensive promotion activities 5) to grow interest and participation in the larger society. And advice given is necessary to increase the participation and commitment from local government to develop maritime tourism in Tapanuli Tengah especially on tourism development in Pantai Indah Kalangan and other tourist locations.


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk thesis, yang mana thesis ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Thesis ini mengangkat masalah Analisis Pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan melakukan penelitian melalui daftar pertanyaan yakni wawancara kepada orang yang benar-benar mengetahui tentang pengembangan objek wisata bahari Pantai Indah Kalangan.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis juga mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis merasa sangat pantas untuk menghaturkan terimakasih yang tidak terhingga kepada: Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Capt. S. Siregar dan Ibunda Asminar Harahap atas dukungannya hanya ALLAH yang bisa membalas semuanya. Terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM &H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).

2. Bapak Prof. DR. Badaruddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, dan Drs. Gustanto, M.Hum, selaku dosen pembimbing dalam penulisan tesis ini. Terima kasih untuk bimbingan yang telah diberikan selama ini.


(10)

4. Bapak Bapak Drs. Irvan, MSi, dan Drs. Henry Sitorus, Msi, selaku dosen penguji. Terima kasih untuk kritik dan saran yang sangat membangun demi kebaikan tesis ini.

5. Bapak dan ibu dosen atau staf pengajar Program Magister Studi Pembangunan USU beserta seluruh pegawai.

6. Ir. Hercules selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten Tapanuli Tengah dan Bapak Imam Simatupang selaku pengelola pantai Indah Kalangan.

7. Teman-teman serta rekan-rekan mahasiswa Program Magister Studi Pembangunan USU Angkatan XIII, terimakasih untuk persahabatan dan kebersamaan yang begitu indah, semoga jalinan kekeluargaan ini akan abadi. Amin.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan tulisanini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kita semua, Amin.

Medan, 24 Agustus 2010

Penulis


(11)

RIWAYAT HIDUP

IRA ZULAIKA INVERARY SIREGAR, dilahirkan di Medan, 12 Agustus 1985, anak tunggal dari Capt. S. Siregar dan Asminar Harahap .

Pendidikan yang telah dilalui adalah SD negeri 060812 Medan lulus tahun 1996, SMP Negeri 34 Medan lulus tahun 1999, SMU Harapan Medan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002 diterima kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Di Universitas Sumatera Utara Jurusan Administrasi Negara dan meraih gelar Sarjana Sosial tahun 2007.

Pada tahun 2008, penulis memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan program S2 di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Pembangunan. Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tapanuli Tengah sejak tahun 2009 sampai dengan hari ini.


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata...11

2.1.1. Sasaran Pariwisata Indonesia...13

2.2. Wisata Bahari...14

2.3. Sudut Pandang Sosiologis Kepariwisataan...16

2.4. Pariwisata dan Ekonomi Daerah...18

2.5. Peranan Obyek Pariwisata...24


(13)

2.6.1. Tingkatan Strategis...33

2.6.2. Karakteristik Strategi...35

2.6.3. Formulasi Strategi...36

2.7. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Bahari...40

2.8.Strategi Pengembangan Obyek Wisata Bahari ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 46

3.2.Defenisi Konsep. ... 46

3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 47

3.4. Lokasi Penelitian... 48

3.5. Sumber Informasi... 48

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 46

3.7. Metode Analisis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1. Kondisi Geografis. ... 51

4.1.2. Profil Kelurahan Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah. ... 52

4.1.3. Gambaran Kondisi Fisik Desa. ... 53

4.1.4. Potensi Pariwisata ... 54

4.1.5. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah. ... 55

4.2. RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007-2016 sebagai Basis RIPP. ... 58

4.3. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat pada objek Wisata Pantai Indah Kalangan ... 65


(14)

4.3.1. Kekuatan (Strength) ... 56

4.3.2. Kelemahan (Weakness) ... 74

4.3.3. Peluang (Opportunity)... 83

4.3.4. Tantangan (Threat)... 87

4.4. Strategi Pengembangan Obyek wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah... 89

BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan. ... 92

5.2. Saran... 94


(15)

DAFTAR GAMBAR


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara...115 Dokumentasi Photo Pantai Indah Kalangan...118 Peta KWU Kabupaten Tapanuli Tengah...126 Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Tapian Nauli (Pusat KWU : Tapian Nauli)130

Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Pandan (Pusat KWU : Pandan)...132 Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Mursala (Pusat KWU : Mursala)...134


(17)

ABSTRAK

Pengembangan program pembangunan wisata bahari idealnya akan mengembangkan berbagai jenis lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat di luar wilayah (obyek) wisata bahari. Kegiatan wisata bahari juga akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat setempat secara aktif didalamnya, sebab masyarakat asli itu bermukim di sekitar atau di dalam obyek wisata bahari dilakukan, memiliki lokasi wisata tersebut sesuai hak adatnya, kehidupannya masih tergantung dari potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya, serta kehidupan sosial ekonominya masih sederhana sehingga perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menelitinya dan dituangkan dalam judul “Analisis Pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah”. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah dan apakah sudah ada strategi khusus untuk pengembangan objek wisata bahari ini. Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dalam penyusunan kebijakan dan dalam pengembangan potensi wisata.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan tehnik Purposive, yaitu penentuan informan yang ditentukan secara sengaja yang dianggap mengetahui tentang Pengembangan Objek Pariwisata Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah. Yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Lurah Kelurahan Kalangan dan Pengelola Pantai Kalangan.

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa Program pengembangan obyek wisata bahari khususnya untuk mendukung sektor pariwisata dalam meningkatkan perekonomian daerah diharapkan dapat diimplementasikan dengan benar, dan ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk meningkatkan potensi wisata Pantai Indah Kalangan yaitu 1) strategi yang jelas 2) penyediaan dana yang lebih besar 3) menciptakan iklim yang baik bagi para investor 4) melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif 5) menumbuhkan minat dan partisipasi masyarakat yang lebih besar. Dan saran yang diberikan adalah perlu peningkatan peran serta dan komitmen dari pemerintah daerah untuk mengembangkan obyek wisata bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya pada pengembangan obyek wisata di Pantai Indah Kalangan dan lokasi wisata lainnya.


(18)

ABSTRACT

Development of marine tourism development program ideally will also develop various types of jobs for local people and communities outside the region (object) of nautical tourism. Marine tourism activities should ideally also would increase involvement, participation and the participation of local people actively in it, because the indigenous people that live around or in the maritime sights done, have the appropriate tourist locations customary rights, life still depends on the potential of natural resources existing in its territory, its economic and social life was still simple that it needs to be improved.

Based on this writer is interested to examine and set forth in the title of "Analysis Development for Maritime Tourism Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah." The purpose of the writing of this manuscript is the strategy and the constraints in the development of Marine Tourism Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah. While the expected benefit is as an input to the Government Central Tapanuli in policymaking and in developing the tourism potential.

The research method used is a qualitative descriptive method by using purposive technique, namely the determination of the informant who set deliberately deemed known and intentionally aware of the Tourism Development for Object Pantai Indah Kalangan Tapanuli Tengah. Ie Head of Culture and Tourism Tapanuli Tengah, Head of Village (Lurah) Village Kalangan, Circle Coastal Management.

From the results of data analysis, we concluded that the Programme, especially maritime tourism object thresholded to support the tourism sector to boost the regional economy is expected to be implemented properly, and there are some things that need to be addressed to enhance the tourism potential of the Pantai Indah circle one) a clear change of strategy 2 ) provision of greater funding 3) create a good climate for investors, 4) conduct a more intensive promotion activities 5) to grow interest and participation in the larger society. And advice given is necessary to increase the participation and commitment from local government to develop maritime tourism in Tapanuli Tengah especially on tourism development in Pantai Indah Kalangan and other tourist locations.

Keywords : Development of marine tourism, Strategy


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan perencana pembangunan. Pembangunan sektor kepariwisataan diharapkan akan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat. Pembangunan pariwisata alam bertujuan mengelola dan mengembangkan sumber daya alami dan hayati bagi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha–usaha yang terkait di bidang tersebut.

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pembangunan pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan juga tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan nasional dan daerah diarahkan menjadi andalan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi, sekaligus dapat berperan dalam menciptakan peluang lapangan dan kesempatan kerja


(20)

Pariwisata mempunyai dampak dan manfaat yang banyak, diantaranya selain menghasilkan devisa Negara dan memperluas lapangan kerja, sektor pariwisata bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan mengembangkan budaya nasional serta mempertebal rasa cinta tanah air. Apabila dihubungkan dengan pembangunan daerah maka sektor pariwisata secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pembangunan daerah karena hubungan antara satu daerah dengan daerah yang lain terjalin sebagai akibat dari pengembangan kegiatan pariwisata. Indonesia menempatkan bidang pariwisata sebagai prioritas untuk pembangunan khususnya di daerah yang memiliki potensi wisata, hal ini dengan melihat keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, lautan yang luas dan disertai keadaan alam yang kaya raya dengan hasil tambang, hutan serta pemadangan alam yang indah dan latar belakang kehidupan.

Sebagaimana diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang dapat menciptakan kemakmuran, dalam hal :

1. Membuka lapangan kerja

2. Menambahkan pendapatan masyarakat daerah. 3. Menambahkan devisa negara

4. Merangsang pertumbuhan kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan yang ada di Indonesia dapat tumbuh karena adanya pariwisata.

5. Menunjang gerak pembangunan di daerah. Di daerah pariwisata banyak timbul pembangunan jalan, hotel, restoran, dan lain-lainnya sehingga pembangunan di daerah itu lebih maju.


(21)

Salah satu jenis wisata yang berkembang di Indonesia adalah jenis wisata bahari. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km serta memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar (Bengen dalam Aryanto, 2003). Program pembangunan wisata bahari di kabupaten Tapanuli Tengah diharapkan dapat menunjang kehidupan ekonomi masyarakat luas, khususnya masyarakat asli (indigenous people) setempat yang berada di sekitar dan atau dalam lokasi wisata bahari. Wisata bahari berhubungan dengan pemanfaatan potensi alam bahari yang berada di daerah ini untuk dikembangkan menjadi kegiatan wisata bahari.

Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata bahari diharapkan akan mampu memberikan tambahan pendapatan masyarakat secara memadai, disamping pendapatan dari sektor pembangunan lainnya. Hal ini penting agar upaya pengembangan pariwisata tidak hanya demi meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga benar-benar memberikan manfaat terutama yang berada di daerah obyek pariwisata yang bersangkutan.

Salah satu obyek wisata bahari yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pantai Indah Kalangan yang terletak di Kecamatan Pandan, yang juga merupakan Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Pantai Indah Kalangan merupakan salah satu Kawasan Wisata Unggulan (KWU) II Pandan, selain itu terdapat dua kawasan wisata yang termasuk Kawasan Wisata Unggulan (KWU) II Pandan yaitu Pantai Pandan dan Pantai Hajoran.


(22)

Pantai Indah Kalangan terletak di posisi strategis yang tidak jauh dari pemukiman penduduk dan mudah dijangkau pengunjung. Di tambah dengan potensi laut Tapanuli Tengah yang baik, seperti makanan laut (sea food) yang melimpah seharusnya obyek wisata ini dapat menjadi obyek wisata unggulan di Tapanuli Tengah. Namun obyek wisata ini belum sepenuhnya dikelola secara profesional sebagai tempat wisata bagi turis lokal maupun mancanegara. Obyek wisata harus di rancang, di bangun dan di kelola secara profesional sehingga menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu obyek wisata harus di rancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang cocok dengan daerah wisata tersebut.

Pembangunan prasarana wisata harus mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesbilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik dari obyek wisata itu sendiri. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana wisata tinggal memilih dan menentukan jenis dan kualitas yang disediakan.

Masyarakat berperan dalam melakukan promosi objek wisata tersebut, selain promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terhadap objek


(23)

wisata tersebut, masyarakat juga harus memberikan pelayanan terhadap wisatawan. Melakukan pelayanan terhadap wisatawan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Ramah tamah dalam menerima wisatawan b. Jujur melayani wisatawan

c. Kesediaan masyarakat membantu memenuhi kebutuhan wisatawan di obyek pariwisata.

d. Rasa aman yang di peroleh wisatawan, baik terhadap dirinya maupun harta bendanya.

Pengembangan program pembangunan wisata bahari idealnya akan mengembangkan pula berbagai jenis lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat di luar wilayah (obyek) wisata bahari. Kegiatan wisata bahari idealnya pula akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat setempat secara aktif didalamnya, sebab masyarakat asli itu bermukim di sekitar atau di dalam obyek wisata bahari dilakukan, memiliki lokasi wisata tersebut sesuai hak adatnya, kehidupannya masih tergantung dari potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya (natural endowment), serta kehidupan sosial ekonominya masih sederhana sehingga perlu ditingkatkan. Kegiatan wisata bahari diharapkan akan berdampak positif terhadap kesejahteraan (pendapatan) masyarakat. Finsterbusch (1983) mengemukakan bahwa : “studi dampak ekonomi merupakan studi tentang konsekwensi ekonomi dari suatu rencana kegiatan program pembangunan”.


(24)

Memfokuskan tentang dampak pada manusia sebagai akibat dari penerapan kebijakan, program dan proyek pembangunan (wisata bahari).

Dampak pembangunan pariwisata bahari terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya pendapatan masyarakat perlu diketahui, dipahami dan didalami secara baik setelah program pembangunan pariwisata bahari dicanangkan di daerah ini. Faktor ini merupakan indikator penting tentang sejauh mana program pembangunan kepariwisataan menguntungkan masyarakat sesuai dengan tujuannya meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat. Pemerintah daerah dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak tepat sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian kegiatan ekonomi yang multi dimensional yang tidak hanya mempunyai tujuan akhir berupa output ekonomi atau nilai finansial yang diperoleh tetapi juga menyangkut persoalan sosial, agama, budaya dan keamanan yang bahkan menjadi ruh pariwisata untuk dieksploitasi menjadi daya tarik wiasata yang mempunyai daya jual tinggi. Pariwisata


(25)

berkembang menjadi industri pariwisata yang melibatkan kepentingan berbagai pihak (Sphillone, J. James, 1994) yang bahkan antar daerah atau antar negara.

Sebagai contoh adalah keberhasilan pemerintah Serdang Bedagai dalam pengelolaan objek wisata baharinya. Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menjadikan periwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan asli daerah (PAD). Sergai memang memiliki potensi wisata yang beragam. Hiburan hari raya idul fitri 1428 H, sejumlah lokasi wisata yang ada di lokasi wisata yang ada di sergai di serbu masyarakat bukan hanya warga Sergai saja tetapi juga warga dari sejumlah daerah di Sumatera Utara. Umumnya yang paling banyak diminati adalah wisata air yakni mengunjungi pantai atau sungai. Sejak hari lebaran pertama, sudah ribuan masyarakat mendatangi pantai-pantai di sepanjang pesisir timur Sumatera ini. Demikian juga sejumlah lokasi wisata sungai. Harus diakui kondisi geografis Sergai memang memberikan keuntungan bagi sergai seperti jarak yang tidak terlalu jauh dari kota medan. Pemanfaatan potensi alam maupun budaya yang dimiliki sergai akan menjadi daya tarik wisata yang berbasis lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah perinsip dalam membangun dunia kepariwisataan.

Potensi wisata yang begitu banyak ini pelan-pelan mulai dibenahi Pemkab Sergai. Kawasan-kawasan wisata di tata dengan baik dan dijaga kebersihannya. Bahkan selain Pantai Cermin memiliki kawasan wisata bertaraf internasional, Pemkab Sergai kini akan melakukan hal serupa pada pulau berhala. Beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain Pantai Cermin Theme Park. Objek


(26)

wisata yang satu ini mungkin menjadi salah satu ikon pariwisata Sergai selain Pulau Berhala. Setiap minggu jika tidak masa libur, lokasi ini selalu dipadati pengunjung.

Ribuan orang setiap hari menikmati berbagai arena permainan air yang tersedia. Berbagai permainan ada di lokasi itu, mulai dari karaoke, games serta bagi-bagi hadiah bagi-bagi para pengunjung yang datang. Pengunjung bebas berkaraoke ria menunjukkan kemampuannya di ruangan yang tersedia dan di tata sedemikian rupa. Sedang lokasi pantai, terlihat pengunjung bermain voli pantai. Yang tidak kalah menariknya seperti jetski, kayak, dan boat. Yang paling difavoritkan adalah banana boat, yakni boat yang berbentuk seperti pisang. Kemudian di tengah lokasi persis di tengah lokasi Theme Park terdapat Pantai Putih bersih tentu saja akan menarik untuk dinikmati, kendati berada pada Selat Malaka yang lalu lintasnya sangat padat mencapai 54 (lima puluh empat) kapal setiap tahun melintasinya. Lokasi Pantai Cermin Theme Park ini sangat menarik dan sangat cocok sebagai lokasi darmawisata bagi keluarga, apalagi lokasi ini menyediakan tempat penginapan seperti resort.

Tentunya hal ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang memiliki potensi wisata yang sejenis yaitu wisata bahari. Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk daerah yang memiliki potensi wisata yang sangat potensial banyak sekali objek wisata bahari yang layak dan dapat dikembangkan oleh masyarakat dam pemerintah setempat. Tentunya dalam hal ini dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihatk, termasuk pemerintah, masyarakat maupun stakeholders atau pemegang saham.


(27)

Adanya partisipasi dan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan masyarakat akan dapat mengembangkan pariwisata tersebut dengan cepat sehingga banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Pantai Indah Kalangan untuk menikmati keindahan alam pantai yang ada di sana. Industri pariwisata berperan dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat, aktivitas perekonomiandaerah akan meningkat di tandai dengan adanya masyarakat yang berjualan atau berdagang, terciptanya industri padat karya yang dapat membuka lapangan kerja yang dapat menciptakan pendapatan bagi penduduk. Untuk itu diperlukan sebuah strategi yang matang yang akan mempunyai potensi besar akan berhasil dan membawa dampak perubahan yang lebih baik di berbagai bidang.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat perumusan strategi wisata bahari tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang dituangkan dalam bentuk tesis. Dan penulis memilih judul “Analisis Pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, agar permasalahnnya tidak melebar, maka permasalahnya perlu dirumuskan. Perumusan masalah dimaksudkan sebagai usaha guna menfokuskan penelitian yang akan dilakukan hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Maka penulis mengemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah


(28)

Analisis Pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sejauh mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian adalah untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kendal-kendala dalam pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.3.2Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Segi ilmu pengetahuan, sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan tentang strategi pengembangan objek wisata khususnya obyek wisata bahari. 2. Segi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan dan dalam pengembangan potensi wisata.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pariwisata

Perkataan pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta dengan rangkaian suku kata “pari”= banyak, ditambah dengan “ wis” = melihat, dan “ ata” = tempat. Jadi, pariwisata merupakan terjemahan dari melihat banyak tempat. Indonesia pada awalnya mengenal pariwisata dengan mempergunakan bahasa asing yaitu “ tourism”. Perubahan istilah “tourism” menjadi “pariwisata” dipopulerkan ketika dilangsungkan Musyawarah Nasional (Kamus Bahasa Indonesia di www.google.com).

Pengertian pariwisata secara lengkap dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam Pasal 1 menyatakan:

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.


(30)

e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Sedangkan pendapat para ahli mengenai para ahli pariwisata dapat dilihat berikut ini. Menurut Prof. Hans Bachli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.

Kemudian Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1983 :106), dalam bukunya berjudul “An Introduction on Tourusm Theory” mengemukakan: bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: manusia (man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata, ruang (space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan, dan waktu (time), yakni waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.

Aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau di luar


(31)

negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

2.1.1. Sasaran Pariwisata Indonesia

Sasaran yang ingin di capai Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005-2009 ditetapkan sebagai berikut (Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Tapanuli Tengah) :

1. Terwujudnya pariwisata nusantara yang dapat mendorong rasa cinta tanah air. Pertumbuhan rata-rata perjalanan wisnus per tahun 1,5%, jumlah wisnus sebanyak 119,617 juta orang, pengeluaran wisnus pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 82,26 triliun, jumlah perjalanan sebesar 226,3 Juta, dan meningkatnya perjalanan Wisnus di setiap Provinsi, Kabupaten/Kota.

2. Meningkatnya pemerataan dan keseimbangan pengembangan destinasi pariwisata yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah. Meningkatnya kualitas dan kuantitas destinasi : wisataeko, wisata bahari, wisata belanja, wisata konvensi (MICE), dan wisata budaya.

3. Meningkatnya kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional. Jumlah penerimaan devisa pada akhir tahun 2009 menjadi 10 miliar USD, dengan


(32)

jumlah wisman sebesar 10 Juta, dan kesempatan kerja pada akhir tahun 2009 menjadi 12,5 juta.

4. Meningkatnya produk dan pelayanan pariwisata yang memiliki keunggulan kompetitif. Meningkatnya : pelayanan di pintu-pintu masuk, Bandara, Pelabuhan Laut Internasional dan Lintas Batas Negara, aksesibilitas dan fasilitas di setiap destinasi, keselamatan dan keamanan serta tersedianya akses dan fasilitas bagi penyandang cacat di setiap destinasi, kepedulian dan tanggungjawab para pihak dalam upaya perlindungan anak atas eksploitasi seksual komersialdi lingkungan.

2.2. Wisata Bahari

Wisata Bahari sangat erat kaitannya dengan Tanah Air Indonesia di mana banyak memiliki laut, pantai, samudera, pantai dan pulau. Wisata bahari memang secara langsung bertujuan kepada segala hal yang berhubungan dengan flora dan fauna laut, maupun berbagai biota laut lainnya. Wisata bahari umumnya bertujuan sama seperti wisata flora dan wisata fauna yakni sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup khususnya menyangkut khazanah segala macam jenis biota laut dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Di samping itu, wisata bahari juga akan menjadi potensi yang besar dalam peningkatan perkonomian masyarakat, yaitu dari berbagai sumber kelautan yang dapat dijadikan sebagai lahan pencarian bagi masyarakat.


(33)

Secara umum sumberdaya pesisir dapat di bagi menjadi : (1) sumberdaya dapat pulih (renewable resource) seperti : ikan, udang, rumput laut, kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable resource) meliputi : mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti : OTEC, pasang surut, gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti : pariwisata dan perhubungan laut (Purnomowati, R. 2003 : Menuju Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat. Makalah disampaikan pada Pelatihan ICZPM. Kerjasama PKSPL-IPB dengan Ditjen P3K,DKP. Bogor).

Seiring dengan semangat reformasi, pemerintah pusat membuat undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana kepada daerah diberikan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan dengan pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional. Dengan adanya pemberian wewenang kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya ini, diharapkan manfaat terbesar akan berpindah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah terutama masyarakatnya. Namun permasalahan yang dihadapi sekarang adalah seberapa besar keinginan dan komitmen pemerintah daerah untuk mengelola sumberdaya pesisir dan lautan di wilayahnya secara berkelanjutan? Pertanyaan ini penting, mengingat tidak seluruh daerah memiliki pemahaman yang sama akan arti pentingnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan secara berkelanjutan. Pembangunan secara berkelanjutan pada dasarnya adalah pembangunan untuk mencapai “keseimbangan” antara manfaat dan kelestariannya sumberdaya pesisir dan


(34)

lautan. Artinya, bahwa sumberdaya ini dapat dieksploitasi untuk kemaslahatan manusia namun tidak menjadikan lingkungan termasuk sumberdaya itu menjadi rusak.

2.3. Sudut Pandang Sosiologis Kepariwisataan

Dari sudut pandang sosiologis, kegiatan pariwisata sekurang-kurangnya mencakup tiga dimensi interaksi, yaitu: kultural, politik dan bisnis. Dalam dimensi interaksi culutural, kegiatan pariwisata memberi ajang akulturasi budaya berbagai macam etnis dan bangsa. Melalui pariwisata, kebudayaan masyarakat tradisional agraris sedemikian rupa bertemu dan berpadu dengan kebudayaan masyarakat modern industrial. Kebudayaan-kebudayaan itu saling menyapa, saling bersentuhan, saling beradaptasi dan tidak jarang kemudian menciptakan produk-produk kebudayaan baru.

Dalam dimensi interaksi politik, kegiatan pariwisata dapat menciptakan dua kemungkinan ekstrem, yaitu: (1) persahabatan antar etnis dan antar bangsa, dan (2) bentuk-bentuk penindasan, eksploitasi dan neokolonialisme. Di satu pihak, melalui pariwisata, masing-masing etni dan bangsa dapat mengetahui atau mengenal tabiat, kemauan dan kepentingan etnis dan bangsa lain.

Pengetahuan demikian dapat memudahkan pembinaan persahabatan atau memupuk rasa satu sepenanggungan. Tetapi di lain pihak, melalui pariwisata pula,


(35)

dapat tercipta bentuk ketergantungan suatu etnis atau bangsa kepada etnis atau bangsa lain. Misalnya, meningkatnya ketergantungan pendapatan negara sedang berkembang kepada wisatawan dari Negara maju. Sedangkan dalam dimensi interaksi bisnis, kegiatan pariwisata terlihat menawarkan bertemunya unit-unit usaha yang menyajikan bermacam-macam keperluan wisatawan. Bentuk yang disajikan oleh unit-unit usaha ini dapar berupa barang ataupun jasa. Adapun rentangnya dapat berskala lokal, nasional, atau internasional.

Tanpa mengabaikan pentingnya dimensi interaksi cultural dan interaksi politik, pokok bahasan tulisan ini terletak pada interaksi bisnis dan difokuskan pada rentangan skala lokal. Pokok bahasan interaksi bisnis dipilih dengan pertimbangan bahwa pembangunan industri pariwisata kita sampai sekarang masih ditujukan untuk kepentingan ekonomi, seperti menambah kesempatan kerja, meningkatkan devisa Negara dan income perkapita, serta menghasilkan ketergantungan pada minyak bumi. Dan sengaja difokuskan pada rentangan skala lokal karena pada saat ini masalah-masalah krusial dalam kaitannya dengan pembangunan industri pariwisata lebih banyak terjadi di tingkat local (propinsi dan kabupaten).

1.4. Pariwisata dan Ekonomi Daerah

Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal.


(36)

Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pariwisata mempunyai andil yang cukup besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Namun hal ini banyak dilupakan oleh daerah bahkan Negara dengan terlalu memfokuskan perkembangan sektor lain untuk meningkatkan perekonomian daerah seperti dari sektor tambang, perkebuanan, industri, perikanan, kelautan dan sebagainya.

Dalam konsep otonomi daerah telah ditekankan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah merupakan tugas pemerintah, swasta dan masyarakat. Pembangunan. Pengembangan ekonomi daerah harus berupaya untuk menciptakan berbagai kesempatan dalam berusaha yang akan menghasilkan berbagai keuntungan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam artian keuntungan dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi maupun social. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, daerah arus memiliki modal yang akan mendorong peluang dan kemampuan kompetitif atau daya saing atas dasar keunggulan komparatif daerahnya (letak geografis, SDM profesional, akses informasi dan teknologi, kompetensi kelembagaan dan manajemen, kemampuan permodalan dan akses pasar dan lain-lain).


(37)

Untuk lebih mempertajam kemampuan daerah dalam mengelola potensi kekayaan daerahnya, tentu dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana serta keunggulan kompetitif dari daerah tersebut. Apa yang dapat dilakukan daerah agar dapat memenangkan persaingan dan menjadi pemenang dalam berbagai persaingan, semuanya harus diatur dalam sebuah konseop strategi yang matang. Namun, untuk menyusun sebuah rencana yang memiliki kekuatan juga dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kreatifitas untuk membaca berbagai peluang dan ancaman yang ada. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari pemberian otonomi daerah adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2. Pelayanan umum

3. Daya saing daerah. (Mardiasmo, 2002: 12)

Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis pada satu sektor tertentu. Keanekaragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap konjungtur ekonomi.

Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama.


(38)

Pemerintah daerah mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah daerah tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.

Maka kepada daerah diberi hak untuk menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. Misalnya meningkatkan sector industry, sektor pelayanan jasa, mendorong laju penanaman modal melalui promosi dan peningkatan pelayanan perijinan, membangun dan meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan investasi, mengembangkan sentra-sentra produksi potensial, melakukan berbagai inovasi manajemen pembangunan dan meningkatkan kualitas SDM dan lain-lain.

Dalam konteks desentralisasi ekonomi, pendayagunaan potensi daerah untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, hal ini dapat dilakukan melalui strategi kombinasi yaitu kewenangan daerah untuk dapat berdiri sendiri, dengan basis sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan menciptakan interaksi dan keterkaitan secara ekonomi dengan daerah sekitarnya, atau dengan wilayah ekonomi yang lebih luas


(39)

(Bappenas, 2003). Dengan demikian ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian yakni pengembangan ekonomi lokal dan kemitraan.

Pengembangan ekonomi lokal yaitu pembangunan lokal dilakukan dengan menggunakan sumberdaya lokal misalnya sumber daya manusia, sumber daya alam maupun sumber daya kelembagaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan sumberdaya lokal memiliki keuntungan tersendiri, misalnya pengurangan angka pengangguran, lebih mudah menumbuhkan partisipasi masyarakat dan semakin kecil kemungkinan terjadi penyimpangan antara pembangunan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dilakukan melalui suatu forum kemitraan. Sedangkan kemitraan itu sendiri mempunyai makna bahwa dalam tataran proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program ada kebersamaan yang sinergis antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan kemitraan ini dapat menjadi katalis bagi penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui berbagai proses pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal.

Salah satu sektor sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mengisi kas daerah adalah dari sektor pariwisata. Bagi daerah yang memiliki potensi panorama alam, maka pengembangan sektor ini akan lebih mengarah pada sektor wisata alam. Namun, bagi daerah yang tidak memilih panorama alam yang mendukung, maka pengembangan wisatanya dapat berupa


(40)

wisata jasa, teknologi dan sebagainya. Contohnya adalah Negara Singapura, mereka menjadikan Negara mereka sebagai tempat wisata yang banyak diminati wisatawan mancanegara karena mereka mampu menyuguhkan berbagai sarana hiburan sebagai obyek wisata dari sektor jasa, teknologi, dan sebagainya.

Indonesia sebagai Negara yang dikenal dengan panorama alam yang indah, sudah sepantasnya bila mengembangkan sektor wisata sebagai sumber penerimaan Negara. Perhatian terhadap pariwisata sudah sangat mulus tersebar karena sadar akan manfaat-manfaat yang didatangkan bagi negara-negara penerima wisatawan:

a. Bahwa pariwisata menjadi sumber pendapatan valuta asing dengan menjual jasa-jasa dan barang-barang yang berkaitan dengan pariwisata.

b. Bahwa pendapatan ini mengalir cepat dan langsung terbagi-bagi secara meluas kepariwisataan dalam perekonomian nasional, sehingga mampu membagi-bagi laju pendapatan secara meluas, bertambah banyak dan berputar-putar ke segala lapisan pedagang besar dan pengecer, transportasi, beragam komponen sektor pariwisata, kebutuhan-kebutuhan dan usaha yang berdasarkan tingkat pengeluaran konsumen.

c. Bahwa pariwisata adalah suatu pasaran lanjutan searah dengan meningkatnya yang begitu pesat tingkat pendapatan keluarga yang tidak habis terpakai, khususnya pada Negara-negara yang industrinya sudah maju.

d. Bahwa industri pariwisata jika dibanding dengan industri lain termasuk industri yang investasi modalnya kecil sebanding dengan arus pendapatan yang mungkin.


(41)

e. Bahwa pariwisata menyediakan suatu pasaran ekspor tempat konsumen datang untuk meneliti produk-produk tersebut.

f. Bahwa produk yang dijual terutama berupa jasa-jasa dan tidak dapat dijamah karena udara yang sejuk, alam yang indah terdapat tempat-tempat yang bersejarah, yang kelihatannya secaar potensial tidak akan habis-habisnya, dan hanya tunduk pada keterbatasan upaya promosi dan penjualan.

g. Bahwa pariwisata adalah sarana yang ampuh dan efektif bagi kebijakan umum untuk menciptakan perpaduan sosial dan budaya pada tingkat nasional maupun internasional, untuk mengembangkan industri-industri lain dan sarana pemupukan tenggang rasa dan saling pengertian dengan Negara-negara tetangga dan dunia umumnya.

Jika pemikiran tersebut pada dasarnya membuktikan tentang perluasan akibat pariwisata pada ekonomi Negara penerima dan apakah ada dasarnya atau tidak untuk memberi sektor pariwisata prioritas utama dalam perencanaan pengembangan ekonomi negara itu, maka hal-hal ini akan berbeda pada suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini sangat bergantung pada keadilan ekonomi Negara itu. Apakah ada pilihan-pilihan untuk pengembangan, juga pada tingkat perkembangan Negara itu dalam bidang prasarana dan pada bobot atraksi wisata yang dimiliki Negara itu. Unsur lain seperti jarak dan pasaran sumber wisatawan dan biaya fasilitas wisata memainkan peranan yang penting juga.


(42)

Karena itu dalam perekonomian tidak ada pengkotak-kotakan, melainkan yang ada adalah ketergantungan pada berbagai bagian ekonomi yang menciptakan masalah-masalah konseptual dan tolak ukurnya dalam analisa ekonomi. Karena pariwisata mempengarui dan sekaligus juga dipengaruhi oleh sektor-sektor produksi ekonomi daerah, maka banyaknya kekuatan penghambat yang terjadi didalam ekonomi akan lebih mempersulit pengukuran kerugian yang timbul dan perhitungan dalam rangka mendapatkan keuntungan.

2.5. Peranan Obyek Pariwisata

Pariwisata dapat dipergunakan sebagai katalisator dari kegiatan pembangunan, kepariwisataan merupakan mata rantai panjang yang dapat menggerakkan bermacam-macam kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan, wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut dilakukan secara tidak permanen. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 obyek pariwisata adalah perwujudan dari ciptaan Tuhan, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa dan tempat serta keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk kunjungan wisata.

Dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan pariwisata adalah suatu kegiatan atau perjalanan manusia yang sifatnya untuk sementara waktu yang dilakukan berdasarkan kehendaknya sendiri, dengan tujuan bukan berusaha, bekerja


(43)

atau menghasilkan uang, akan tetapi untuk melihat atau menikmati suatu obyek yang tidak didapatkannya dari asal tempat tinggalnya.

Menurut Darmadjati dalam Ediwarsyah (1987) memberi batasan tentang pengertian obyek pariwisata adalah :

“ Pada garis besarnya berwujud obyek, barang-barang mati atas statis, baik yang diciptakan oleh manusia sebagai hasil seni budaya, atau yang berupa gejala-gejala alam yang memiliki daya tarik kepada para wisatawan untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati sehingga terpenuhi rasa kepuasan wisatawan-wisatawan itu, sesuai dengan motif kunjungannya”.

Peranan obyek pariwisata adalah suatu tingkatan kedudukan atau tugas yang harus dilaksanakan manusia untuk memelihara, mengembangkan, meluaskan, memperindah, menambah fasilitas yang ada di obyek pariwisata. Sebelum wisatawan mengunjungi obyek pariwisata, maka perlu mengetahui terlebih dahulu tentang keadaan obyek yang akan dikunjunginya, seperti :

a. Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan daerah tujuan wisata yang ingin dikunjunginya

b. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat sementara tinggal di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya

c. Fasilitas tempat makan dan minum yang lengkap dan sesuai dengan selera wisatawan tersebut

d. Obyek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjungi. e. Aktifitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi f. Fasilitas perbelanjaan


(44)

Dari keterangan di atas, Penulis mengambil kesimpulan agar wisatawan tertarik untuk mengunjungi obyek pariwisata yang perlu dikembangkan adalah :

1. Obyek Wisata

Obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka obyek wisata harus dirancang dan di bangun atau di kelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu obyek wisata harus di rancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang cocok dengan daerah wisata tersebut. Obyek wisata umumnya berdasarkan pada :

a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka

d. Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

e. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau.

2. Prasarana dan Sarana Wisata


(45)

Prasarana obyek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya, dan itu termasuk ke dalam prasarana umum. Untuk kesiapan obyek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu di bangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi obyek wisata yang bersangkutan.

Pembangunan prasarana wisata dengan mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

Dalam pembangunan prasarana wisata pemerintah lebih dominan, karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya yang tentu saja meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya.


(46)

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang di maksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah di susun standar wisata yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana wisata tinggal memilih dan menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan.


(47)

Pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjualan mendapat keuntungan maksimal dengan resiko serendah-rendahnya (James J. Spillane dalam ediwarsyah 1987). Menurut Winardi dalam Ediwarsyah (1986) mengatakan bahwa pemasaran adalah aktifitas dunia usaha yang berhubungan dengan arus benda-benda serta jasa-jasa dari produksi sampai konsumsi dimana termasuk tindakan membeli, menjual, menyelenggarakan reklame, menstandarisasi, pemisahan menurut nilai, mengangkut, menyimpan benda-benda, serta informasi pasar. Pemasaran adalah usaha untuk memajukan sesuatu, sering kali istilah promosi dihubungkan dengan misalnya kepariwisataan, perniagaan yang berarti usaha untuk memajukan kedua bidang tersebut. Karena tujuan promosi yaitu :

a. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada pihak luar b. Untuk meningkatkan penjualan

c. Sebagai sarana untuk memberitahukan kepada pihak luar tentang kehebatan perusahaan tersebut

d. Ingin mengetengahkan segi kelebihan perusahaan atau produk atau jasa terhadap saingan.

Bila dikaitkan dengan kepariwisataan maka yang menjadi sasaran promosinya adalah obyek pariwisata yaitu dengan cara menerangkan (memaparkan) keadaan daya tarik dari wisata tersebut, sarana dan prasarana yang telah tersedia di obyek pariwisata, sehingga menimbulkan keinginan orang untuk berkunjung di


(48)

obyek pariwisata tersebut. Berdasarkan gambaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan promosi obyek pariwisata adalah :

a. Agar masyarakat mengetahui bahwa ada obyek pariwisata yang baik untuk dikunjungi.

b. Untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan

c. Untuk menunjukkan pada wisatawan tentang keadaan obyek wisata yang mempunyai sifat spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan obyek pariwisata lainnya.

d. Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama yang ada dilingkungan obyek pariwisata.

4. Pelayanan Terhadap Wisatawan

Pelayanan terhadap wisatawan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan orang untuk membantu atau melayani kepentingan wisatawan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan wisatawan. Dalam melakukan pelayanan terhadap wisatawan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pelayanan terhadap wisatawan di obyek pariwisata adalah :

a. Ramah tamah dalam menerima wisatawan

b. Jujur melayani wisatawan, terutama dalam memenuhi kebutuhannya di obyek pariwisata


(49)

c. Kesediaan masyarakat membantu wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya di obyek pariwisata.

d. Rasa aman yang diperoleh wisatawan, baik terhadap dirinya maupun harta bendanya.

2.6. Pengertian Strategi

Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah komandan perang dalam jaman tersebut. Adapun pada pengertiannya saat ini, strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah ”kemenangan”.

Menurut Glueck dan Jauch, strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Sehingga dapat kita simpulkan pengertian Strategi secara umum dan khusus, yaitu :

a. Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.


(50)

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Saat ini ada sebuah pencampuradukkan kata antara strategi dengan taktik. Dalam hal pengertian, taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.

Untuk memudahkan pengertian antara strategi dan taktik, kita bisa menggunakan kata tanya “apa” dan “bagaimana”. Jika kita akan memutuskan “apa” yang seharusnya kita lakukan maka kita akan memutuskan suatu strategi. Jika kita akan memutuskan “bagaimana” untuk mengerjakan sesuatu maka itulah yang dinamakan taktik. Menurut Drucker, strategi adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things) dan taktik adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the things right). Sedangkan menurut Hunger, Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menetukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (J. David Hunger dan Thomas L W : 2003:4).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional jangka pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Dari uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa strategi memiliki beberapa sifat, yaitu :


(51)

a. Menyatu (unified) yaitu : menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi.

b. Menyeluruh (comprehensif) yaitu : mencakup seluruh aspek dalam organisasi. c. Integral (integrated) yaitu : seluruh strategi akan cocok / sesuai untuk seluruh

tingkatan (corporate, business and functional).

2.6.1.Tingkatan Strategis

Dan Schendel dan Charles Hofer menjelaskan adanya 4 tingkatan strategi, keseluruhannya disebut master strategi yaitu :

a. Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.


(52)

Corporate Strategy adalah sebuah strategi untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa disebut dengan Grand Strategy karena akan berakibat sangat fatal ketika kita salah dalam menjawab misi dari sebuah organisasi baik dari kata-kata maupun kebijakan yang diterapkan dalam organisasi.

c. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d. Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

- Strategi functional ekonomi

Mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.


(53)

Mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.

- Strategi isu strategic

Fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal kesehatan organisasi dari sudut ekonomi.

2.6.2. Karakteristik Strategi

Penalaran yang mendasari penelitian manajemen strategi adalah bahwa melalui formulasi dan penerapan strategi yang efektif, kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. Pada umumnya, strategi yang berhasil mengkombinasikan empat karakteristik utama :

a. Sasaran sederhana jangka panjang.

Landasan setiap strategi organisasi harus merupakan kejelasan dari sasaran. Apabila tidak ada konsensus dan konsistensi terhadap sasaran, strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah.


(54)

Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen anggota masyarakat. Pemahaman tentang penilaian pasar saham, pandangan terhadap kemungkinan potensi akuisisi, dan keahlian dalam mengidentifikasi dan memotivasi para manajer (Mark & Spencer).

c. Penilaian sumber daya yang obyektif.

Keberhasilan Mark & Spencer dalam jangka panjang dapat merefleksikan kesadarannya akan sumber daya dan kemampuan utamanya. Termasuk reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merk, kemampuan untuk memotivasi karyawan, keefektifannya dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuannya menangani dan mengendalikan mutu.

d. Penerapan yang efektif.

Strategi yang paling cemerlang tidak akan berguna jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan yang efektif memerlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi, dan sistem manajemen yang memegang teguh komitmen dan koordinasi seluruh pegawai, dan mobilisasi sumber daya untuk melengkapi strategi tersebut.

2.6.3. Formulasi Strategi

Formulasi atau perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.


(55)

Ada 3 landasan strategi yang dapat membantu organisasi memiliki keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Adapun yang biasa digunakan untuk membuat strategi adalah dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat).

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor,(Ibid 2003: 63) yaitu:

a. Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

b. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.


(56)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

d. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri

Pemetaan analisis SWOT dibuat dalam bentuk tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar yang meliputi Opportunity dan Threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. Dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi Weakness dan Threat.

Berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi yaitu:


(57)

a. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

e. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Banyak faktor mempengaruhi pelaksanaan strategi, seperti faktor kepemimpinan, faktor komunikasi dalam organisasi, faktor konflik, sistem imbalan, sisntem kontrol, dan faktor sumber daya manusia. yang penting, organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap proses pembelajaran terus-menerus.

2.7. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata adalah pembangunan yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan


(58)

sosial. Potensi sumberdaya wisata Kabupaten Tapanuli Tengah sekaligus potensi pasar wisatawan yang tersebar tidak merata di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, serta kondisi lingkungan fisik, sosial, budaya, maupun ekonomi beragam menyebabkan pengembangan pariwisata yang sesuai dengan kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Pengembangan wilayah melihat sektor-sektor sebagai suatu sistem yang saling berkaitan, ekonomi yang utama di suatu wilayah perlu dikembangkan dalam kerangka saling melengkapi dan mendukung dengan sektor lain. Pariwisata sangat multisektoral dan tidak dapat maju dan berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan dari sektor lain. Di lain pihak, sektor lain pun dapat memanfaatkan pariwisata sebagai energi pengerak secara positif sehingga saling mendukung dan menguntungkan. Dengan kreativitas dan inovasi perencanaan, pariwisata dapat dikembangkan seiring dengan sektor lainnya tanpa harus memunculkan konflik.

Oleh karena itu pengembangan pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah harus :

a) Dikaitkan dan diselaraskan dengan sektor ekonomi dasar yang berkembang atau berpotensi di daerah yang bersangkutan.

b) Secara kreatif menggali potensi, baik yang tangible (teraba) maupun intagible (tak teraba) dan potensi sumberdaya sektor-sektor di wilayah.

c) Bekerjasama dan berkoordinasi dengan sektor lain dalam berbagai tahapan perencanaan, implementasi dan pengawasan pembangunan serta dengan jelas menguraikan 'siapa melakukan apa’ diantara sektor-sektor yang ada dalam


(59)

Dengan konsep ini pariwisata menjadi alat pemersatu sektor-sektor pembangunan wilayah dan mengurangi potensi konflik antar kepentingan.

Pengembangan kepariwisataan harus disesuaikan dengan daya dukung spesifik untuk tiap-tiap wilayahnya. Pengembangan pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah yang berkelanjutan berprinsip pada :

1. Terjaminnya keberlanjutan sumberdaya wisata dan sumberdaya pendukung pengembangan pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Terintegrasinya pembangunan kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan lingkungan alam, budaya, dan manusia, serta menjamin perubahan yang terjadi akibat pengembangan pariwisata dapat diterima oleh lingkungan. 3. Terpadunya perencanaan dan pengembangan pariwisata Kabupaten Tapanuli

Tengah yang disusun pemerintah dan otoritas yang berwenang dengan seluruh stakeholders pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dengan konsep ini pariwisata menjadi alat untuk keberlanjutan sumberdaya dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.

United Nation Environment Programme (UNEP) menyusun prinsip-prinsip dasar pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Dalam pariwisata dan juga dalam industri-industri lainnya, pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) terdiri dari tiga aspek yang saling berkaitan : lingkungan hidup, sosial


(60)

budaya, dan ekonomi. Karena sifatnya yang 'menerus', maka pariwisata yang berkelanjutan mencakup pelestarian keanekaragaman hayati; minimalisasi dampak ekologis, budaya dan sosial; dan pemanfaatan secara maksimal konservasi dan komunitas lokal. Selain itu diperlukan juga struktur pengelolaan yang diperlukan untuk mencapainya.

Prinsip-prinsip pengembangan pariwisata yang berkelanjutan :

a) Mengintegrasikan pariwisata ke dalam kebijakan umum pembangunan berkelanjutan agar pengembangan pariwisata selaras dengan tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup nasional maupun regional.

b) Pengembangan pariwisata berkelanjutan harus didukung dua komponen penting, yaitu perencanaan, serta pengaturan dan standar. Perencanaan memastikan keselarasan rencana pengembangan dengan rencana-rencana lain dalam dimensi ruang yang lebih luas dan dimensi waktu yang lebih panjang. Penyusunan peraturan dan standar memberikan kerangka hukum dan koridor yang jelas dalam membangun.

c) Pengelolaan pariwisata berkelanjutan dilakukan untuk menjaga konsistensi pengembangan melalui kerjasama dan inisiatif seluruh sektor dan pemangku kepentingan, termasuk pelibatan langsung komunitas lokal, melakukan pemantauan, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

d) Keberhasilan tidak dapat lepas dari konsistensi seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan semua rencana yang sudah disusun dan terus


(61)

menerus meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pertukaran informasi mengenai pengembangan pariwisata berkelanjutan.

2.8. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Bahari

Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias. Objek wisata bahari lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai. Pada umumnya, Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami. Di antaranya adalah pantai barat Sumatera, Pesisir Sibolga, Pulau Simeuleu. Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu di selatan Pulau Lombok. Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan kegiatan berselancar air atau surfing. Terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak yang besar dan berkesinambungan.

Terdapat dua faktor penting dalam strategi pembangunan kegiatan pariwisata nasional. Pertama, faktor internal berupa strategi terukur manajemen daya tarik objek wisata, yang terkait mulai dari aspek teknis, strategi jasa pelayanan sampai kepada strategi penawaran. Kedua, faktor eksternal berupa dukungan perangkat kebijakan dari pemerintah serta penciptaan iklim keamanan yang kondusif bagi kegiatan pariwisata di Indonesia. Sehingga secara ringkas dapat dikatakan bahwa untuk


(62)

menyusun sebuah strategi dalam kepariwisataan, perlu dilakukan amalisa terhadap lingkungan eksternal dan lingkungan internal lingkungan objek wisata tersebut. Lingkungan internal akan menggambarkan kekuatan dan kelemahan dari objek, sedangkan analisa eksternal akan menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh objek tersebut. Secara umum sketsa atau bagan dalam menyusun sebuah strategi adalah

ANALISA

Lingkungan

Eksternal

Peluang

(Opportunity)

Ancaman

(Threat)

STRATEGI

Kelemahan

(Weakness)

Kekuatan

(Strength)

Lingkungan

Internal

Gambar 1 : Skema Penyusunan Strategi


(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa pengembangan pariwisata terhadap Pantai Indah Kalangan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.2.Defenisi Konsep

Definisi konsep dipergunakan untuk menjelaskan gambaran masalah-masalah yang akan diteliti di lapangan. Hal ini dilakukan untuk memberikan fokus pada apa yang akan diteliti, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami kerangka penelitian ini. Defenisi konsep juga akan mengarahkan arah pembahasan sehingga tidak melenceng dari permasalahan yang sebenarnya. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah:

a. Strategi pembangunan wisata adalah suatu upaya atau langka-langkah jitu untuk menghasilkan sesuatu di bidang pariwisata. Terdapat dua faktor penting dalam strategi pembangunan kegiatan pariwisata nasional. Pertama, faktor internal berupa strategi terukur manajemen daya tarik objek wisata, yang terkait mulai dari aspek teknis, strategi jasa pelayanan sampai kepada strategi penawaran. Kedua, faktor eksternal berupa dukungan perangkat kebijakan dari pemerintah


(64)

serta penciptaan iklim keamanan yang kondusif bagi kegiatan pariwisata di Indonesia.

3.3. Defenisi Operasional Variabel

Untuk memenuhi data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka ditetapkan batasan-batasan operasionalnya yang akan digunakan sebagai indikator dari masing-masing variabel yang akan diteliti yaitu :

1. Daya tarik atau obyek wisata adalah suatu potensi keindahan alam berupa pantai yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan. Maka keindahan pantai tersebut harus di bangun atau di kelola secara profesional.

2. Prasarana obyek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata. Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.

3. Penawaran atau promosi pariwisata yaitu adanya upaya masyarakat ikut serta untuk mempromosikan pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Pelayanan terhadap wisatawan adalah upaya masyarakat dalam memberikan pelayanan terhadap para wisatawan


(65)

5. Aktivitas ekonomi adalah suatu aktivitas manusia dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas ini dapat terjadi dalam bentuk aktivitas di sektor formal maupun dalam bidang sektor informal.

6. Kebijakan /peraturan yang mendukung dari pemerintah, misalnya izin membuka tempat wisata seperti resort, penginapan atau hotel, pusat perbelanjaan.

7. Keamanan yang kondusif misalnya keamanan dari tindak kejahatan, keamanan perjalanan, kesehatan.

3.4. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.5. Sumber Informasi

Adapun teknik untuk menentukan siapa yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Purposive, yaitu penentuan key informan yang ditentukan secara sengaja yang dianggap mengetahui tentang Strategi Pengembangan Objek Pariwisata Pantai Indah Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah. Yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Lurah Kelurahan Kalangan, Pengelola Pantai Kalangan.


(66)

Dari sumber informan tersebut, penulis akan mencari data-ata tentang potensi pariwisata di Pantai Indah Kalangan, kendala dalam pengembangan, peluang yang ada dan strategi yang pernah digunakan bila memang ada (strategi khusus untuk Pantai Indah Kalangan).

3.6.Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan, yang diperoleh melalui :

1. Data Primer, data ini diperoleh dari penelitian lapangan dengan cara Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan berhadapan langsung dengan key informan. Metode wawancara ini digunakan untuk mencari data atau informasi kepada pihak yang terkait dengan kepariwisataan.

2. Data sekunder, data ini diperoleh dari :

a. Penelitian Kepustakaan (Liberary Research) yaitu cara ini dilakukan dengan menghimpun data maupun teori dari berbagai literatur dan dapat digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh.

b. Pengumpulan dokumen atau data-data yang berkaitan dengan penelitian yang penulis dapat dari Dinas Pariwisata, serta sesuatu hal yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi lokal pada obyek wisata Pantai Indah Kalangan.


(67)

3.7. Metode Analisis

Data yang sudah diperoleh dari para sample tersebut, selanjutnya di analisis dengan tehnik Analisis SWOT, agar dapat menyajikan informasi yang aktual dan valid untuk menjawab permasalahan yang ada. Dengan format penelitian deskriptif kualitatif, maka analisis data dilakukan melalui interprestasi berdasarkan pemahaman intelektual yang dibangun oleh pengalaman empiris. Interprestasi dan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pengumpulan data, melalui teknik dokumentasi untuk memperoleh data sekunder serta wawancara dan observasi untuk data yang bersifat primer. b) Mengubungkan berbagai informasi yang relevan yang diperoleh sehingga

menjadi sebuah paparan yang dapat menjawab permasalahan yang ada.

c) Penyimpulan yaitu penarikan kesimpulan atas dasar analisis data dan merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan.


(1)

(2)

Lampiran 4

Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Tapian Nauli (Pusat KWU : Tapian Nauli)

No. Kecamatan

Wisata Alam dan Geowisata Wisata Budaya (Haritages/Living Culture) Agrowisata/ Ekowisata Program Pengembangan 1 Manduamas

• Pantai Simanuk-manuk • Pohon Kelapa Cabang 5 • Perkebunan Sawit Nauli

2 Sirandorung • Pantai Muara Tapus 3 Andam

Dewi • Sungai Aek Busuk • Pantai Sipaubat • Pantai Sitiris - tiris • Sungai Aek Husor

• Makam Raja Utih

• Batu Ping

• Persawahan

4 Barus • Pantai Kedai Gedang (Horse Riding, Biking Swimmin g) • Pantai Batu • Pantai Tiga • Museum Maritim • Makam Tuan

Machdum • Shelter 1239 • Makam

Mahligai • Makam tuan

Ibrahimsyah • Makam tuan

Ambar

• Makam Papan Tinggi • Persawahan Galoga • Persawahan desa Sigambo-gambo • Perkebunan Kueni • Pengembangan

Kawasan Wisata Bahari • Pengembangan terpadu kawasan wisata bahari dan wisata agro

• Pengembangan Terpadu Wisata Bahari, Desa Wisata dan Nelayan • PengembanganKawasan Wisata Agro • Pengembangan Kawasan Wisata Budaya • Pengembangan

Kawasan Wisata Alam (ekowisata)

• Pengembangan Wisata Religius dan Wisata Alam Terpadu

• Pengembangan Wisata Konvensi

• Pengembangan jalur paket wisata


(3)

Gadong

Pulau Pane Pulau Pane (Horse Riding, Biking, Swimmin g)

Fruits Garden (usulan)

6 Sorkam Barat

• Pantai Binasi (Horse Riding, Biking, Swimmin g)

7 Kolang

• Air Terjun Silak-lak • Pantai

Muara Kolang (Horse Riding, Biking, Swimmin g,

Fishing)

• Makam Pahlawan DR. F.L Tobing • Taman Pemuda

(Youth Park ‘Mensana In Corpori Sano’) usulan

8 Tapian Nauli

• Air Terjun Aloban Bair • Pantai

Kuta • Air

Terjun Golkar

Persawahan


(4)

Lampiran 5

Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Pandan (Pusat KWU : Pandan)

No. Kecamatan

Wisata Alam dan Geowisata Wisata Budaya (Haritages/Living Culture) Agrowisata/ Ekowisata Program Pengembangan 1 Sitahuis • Air Terjun

Batu Lobang • Air Terjun

Bonan Dolok

• Sejarah Batu Lobang • Tugu

Perjuangan • Makam Raja

Sasi Hutagalung • Geopark Batu Lobang (Hiking, Adventure) • Bukit Anugerah (Hutan Raya) 2 Pandan • Pantai

Pandan/ Carita • Pantai Kalangan • Pantai Hajoran • Pantai Wisata Kuliner • Kuliner • Fastival • Seni Pertunjukan • Botanical Garden (Kebun Raya) (usulan)

3 Badiri • Pantai Bottot (Snorkelin g,

Swimming , Diving ) • Pantai Monyet • Pulau Bakkar • Pulau Ungge • Pantai Sijago-jago • Adventure

4 Pinangsori • Danau • Persawahan

• Pengembangan

Kawasan Wisata Bahari • Pengembangan terpadu kawasan wisata bahari dan wisata agro

• Pengembangan Terpadu Wisata Bahari, Desa Wisata dan Nelayan • PengembanganKawasan Wisata Agro • Pengembangan Kawasan Wisata Budaya • Pengembangan

Kawasan Wisata Alam (ekowisata)

• Pengembangan Wisata Religius dan Wisata Alam Terpadu

• Pengembangan Wisata Konvensi

• Pengembangan jalur paket wisata


(5)

(Swimmin g, Fishing )

• Pemandian Lukbon • Air Terjun

Aek Nabobar 5 Lumut • Puncak

Sihiong • Lubuk

Larangan

• Perkebunan Durian • Perkebunan

Manggis • Perkebunan

Pisang Barangan 6 Sarudik • Air Terjun

Sibuni-buni

7 Tukka • Taman

Seribu Kembang


(6)

Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Mursala (Pusat KWU : Mursala) No. Kecamatan Wisata Alam dan

Geowisata Program Pengembangan 1 Tapian Nauli • Pulau Mursala

(Swimming, Diving, Fishing, Snorkeling, Ski Diving Hiking, berjemur, Glass Botton Boat Tour) • Air Terjun Mursala • Bird Park

• Berburu hewan • Pulau Putri Runduk

(Pulau Cinta, Canoeing) • Pulau Raja Janggi (Pulau

Cinta, Canoeing) • Pulau Putih

(Scuba Diving, Snorkeling, Fishing)

• Pengembangan Kawasan Wisata Bahari

• Pengembangan Kawasan Wisata Alam (ekowisata)