yang terjadi pada Sphere Mapping. OpenGL sebagai perangkat lunak yang
memiliki kumpulan library, fungsi dan prosedur di bidang desain 3D sudah mendukung Cube
Mapping sebagai
salah satu
metode Environment Mapping. OpenGL dan kumpulan
library untuk Cube Mapping yang dimilikinya telah banyak berjasa dalam dunia permodelan
untuk membuat sebuah model grafis 3D yang lebih realistis.
2. ENVIRONMENT MAPPING
Di bidang
grafika komputer,
Environment Mapping adalah teknik untuk mensimulasikan sebuah obyek agar dapat
merefleksikan lingkungan
environment sekitarnya. Pada bentuk yang paling sederhana,
teknik ini biasanya memakai obyek yang permukaannya terlihat seperti krom. Teknik ini
dicetuskan pertama kali oleh James Blinn dan Martin Newell pada tahun 1976 setelah
menyempurnakan teori yang dicetuskan oleh Edwin Catmull 2 tahun sebelumnya.
Seiring dengan perkembangan teori Environment Mapping ini, muncullah beberapa
metode yang banyak dipakai, yaitu :
2.1 Sphere Mapping
Dicetuskan oleh Gene Miller pada tahun 1982 di MAGI Synthavision. Sphere Mapping
seolah-olah menggunakan sebuah bola kaca yang memantulkan lingkungan sekitarnya
seperti dikelilingi oleh tembok berbentuk kubah yang sangat jauh. Gambar lingkungan ini
disimpan sebagai tekstur yang menggambarkan semua sudut kecuali area yang berada tepat
dibelakang bola. Berikut
ini adalah
penggambaran eksperimen yang dilakukan oleh Gene Miller.
Miller menggunakan bola kaca sebagai media pemantulan gambar environment yang lalu
digunakan sebagai tekstur di model 3D berbentuk anjing.
Gambar 1. Eksperimen Gene Miller
2.2 Cube Mapping
Cube Mapping adalah metode yang menggunakan enam sisi sebuah kubus sebagai
bentuk dasar pemetaan. Gambar lingkungan diproyeksikan ke enam permukaan kubus dan
disimpan dalam bentuk 6 gambar yang berbeda dari 6 sudut pandang.
Cube Mapping
masih merupakan
metode mapping yang paling banyak dipakai hingga sekarang. Karena selain menutupi
kelemahan yang ada pada Sphere Mapping seperti keterbatasan sudut pandang, distorsi
gambar dan titik buta, Cube Mapping juga menyediakan
solusi efisien
untuk mengaplikasikan pencahayaan dan hanya
membutuhkan 1 kali rendering dimana Sphere Mapping harus melakukan render berulang-
ulang saat sudut pandang berubah. Selain itu, Cube
Mapping juga
tidak memerlukan
perangkat keras yang sangat kuat seperti Ray Tracing, jadi Cube Mapping bisa digunakan
oleh lebih banyak orang.
Gambar 2. Refleksi dengan Cube Map
Jika Cube
Mapping memiliki
kekurangan, hal itu adalah pada saat perlu menambahkan objek atau sumber cahaya baru,
maka harus melakukan render ulang. Juga harus me-render ulang saat objek tersebut bergerak
melalui area tertentu. Tapi hal itu tidak terlalu bermasalah jika menggunakan Cube Mapping
pada benda-benda mati yang tidak perlu banyak bergerak, misalnya bebatuan, rumah atau pohon.
3. PEMBAHASAN