KEBERMAKNAAN HIDUP LANSIA KORBAN GEMPA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(Studi Deskriptif di Daerah Istimewa Yogyakarta)

KEBERMAKNAAN HIDUP LANSIA KORBAN GEMPADI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA(Studi Deskriptif di Daerah Istimewa
Yogyakarta)
Oleh: Ayuningtyas Dian Pratiwi ( 02810172 )
Psychology
Dibuat: 2007-04-17 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kebermaknaan Hidup, Lansia korban gempa

Bencana yang melanda Yogyakarta merupakan peristiwa tragis yang tidak dapat dihindari oleh
siapapun, begitupula oleh para lansia, di mana kondisi lansia korban gempa begitu
memprihatinkan, dengan kondisi sebagian mengalami luka secara fisik karena tertimpa bangunan
dan ada juga yang luka secara psikis. Berbagai kondisi tersebut membuat para lansia korban
gempa harus sebisa mungkin mempertahankan hidup dengan menggunakan semua kemampuan
yang dimiliki dalam berbagai keterbatasan sehingga mereka berhasil menjalani kehidupannya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, untuk menggambarkan bagaimana kebermaknaan hidup
lansia korban gempa dan untuk mengetahui apa yang membuat para lansia korban gempa dapat
menjalani hidup dengan tegar, bersemangat dan berhasil dalam berbagai keterbatasan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yang akan
mendeskripsikan atau menjabarkan semua data yang didapat tentang kebermaknaan hidup lansia
korban gempa dalam bentuk kalimat paragraf. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan metode wawancara dan observasi. Wawancara tidak hanya ditujukan kepada
subyek penelitian saja tetapi juga kepada orang lain yang memiliki informasi tambahan
(significant others). Subyek dalam penelitian ini adalah lansia korban gempa di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang tinggal di desa Sribit, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul sebanyak
tiga orang.
Penemuan makna hidup memang bersifat personal untuk itu makna hidup yang dimiliki
seseorang belum tentu sama dengan makna hidup yang dimiliki orang lain. Kebermaknaan hidup
pada lansia merupakan persepsi yang dimiliki oleh lansia tentang kehidupan yang dijalani,
termasuk didalamnya adalah aktivitas yang dilakukan meskipun aktivitas tersebut bukan aktivitas
secara fisik yang dianggap berguna, berharga dan dapat menjadi tujuan hidup bagi lansia sendiri
maupun orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia korban gempa memiliki
penilaian yang positif terhadap hidup yang dijalani, penilaian tersebut diwujudkan dalam bentuk
kepasrahan terhadap takdir yang sudah ditetapkan tanpa melupakan usaha dalam menjalani
kehidupan. Kebermaknaan hidup yang dimiliki oleh ketiga subyek setelah bencana terjadi dapat
mereka peroleh melalui berbagai proses, di mana ketiga subyek sempat mengalami kehilangan,
kesepian, kebingungan, kesedihan dan juga ketidak percayaan diri. Dari penyikapan subyek
terhadap hidup yang dijalani membuat mereka tidak pernah merasa khawatir akan masa
depannya dan hal tersebut juga yang membuat mereka dapat terus bersemangat dalam menjalani
kehidupan dan menemukan makna hidup yang sangat berarti dan menjadi kebahagiaan bagi
mereka.


Abstract

The disaster that struck Yogyakarta is a tragic event that can not be avoided by anyone, nor by the
elderly, where the condition of elderly victims of the earthquake was so alarming, with the condition
most physically injured because of falling buildings and there is also a psychic wound. These conditions
make the elderly victims of the earthquake should be as much as possible to maintain life by using all
the capabilities in a variety of limitations so that they managed to live their lives. The purpose of this
study is, to describe how the meaningfulness of life elderly victims of the earthquake and to find out
what makes the elderly victims of the earthquake can live life with a strong, vibrant and successful in a
variety of limitations
This type of research used in this research is qualitative descriptive, which will describe or describe all
the data obtained about the meaningfulness of life elderly victims of the earthquake in the form of the
sentence paragraphs. Collecting data in this study using interview and observation. Interviews are not
only intended to research subjects but also to others who have additional information (significant
others). The subjects in this study were elderly victims of the earthquake in Yogyakarta Special Region
who lived in the village Sribit, Bambanglipuro District, Bantul regency of three persons.
The discovery of the meaning of life really is personal to the meaning of one's own life is not necessarily
the same as the meaning of life that everyone else has. Meaningfulness of life in the elderly is a
perception held by the elderly about the life lived, including the activities undertaken even if the activity

is not a physical activity that are considered useful, valuable and could be the purpose of life for the
elderly themselves or others. Results showed that elderly victims of the earthquake had a positive
assessment of the life lived, the assessment is manifested in the form of resignation to the destiny that
had been established without forgetting the effort to live a life. Meaningfulness of life that is owned by
the three subjects after a disaster happens can they gain through various processes, in which three
subjects had experienced loss, loneliness, confusion, sadness and self-distrust. Of the subjects attitude
toward life that served to make them never feel worried about the future and it is also what makes
them eager to continue to live a life and find meaning in life are very meaningful and a joy for them.