Library Front-end SystemDevelopment Through Facebook

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN DEPAN
PERPUSTAKAAN MELALUI FACEBOOK
(STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN TIRANUS BANDUNG)

ELFIAN C. F. SUMENDAP

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Pengembangan Sistem
Layanan Depan Perpustakaan Melalui Facebook adalah karya saya dengan arahan
komisi pembimbing dan belum dijadikan bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Agustus 2011

Elfian C. F. Sumendap
NRP G652080125

ABSTRACT
ELFIAN SUMENDAP. Library Front-end SystemDevelopment Through Facebook.
Under direction of KUDANG BORO SEMINAR and SONY HARTONO WIJAYA.
The library is an institution that serves as central collector, processing and
dissemination of information. Today libraries face the challenge to provide better
service and faster. Competitors have developed far more advanced such as
google.com. Therefore it is necessary to utilize a front-end functions of the library
as a vital function to resolve the issue. Facebook is an opportunity to be the answer.
Facebook is relational, up to date, personal, flexible and mobile. This study
developed a front-end library system through Facebook. This study developed a
front-end library system through Facebook by exploring the features of Facebook
and develop a Facebook application that can perform the library front-end functions.
Development methodology is based on the System Development Life Cycle (SDLC)
consisting of stages of investigation, analysis, design, implementation and
maintenance where the research is done to the prototype manufacturing stage.
System testing conducted by black-box testing method. This research was
successfully explored a Facebook feature and built a Facebook application that can

perform the library front-end functions. Library front-end system through Facebook
is able to build relationships with users, maintaining user and improve the quality of
relationships with users.
Key words: Facebook, library, front-end function, back-end function, promotion

RINGKASAN
ELFIAN SUMENDAP. Pengembangan Sistem Layanan Depan Perpustakaan
Melalui Facebook. Dibimbing oleh KUDANG BORO SEMINAR dan SONY
HARTONO WIJAYA.

Perpustakaan adalah lembaga yang berfungsi menghimpun, mengolah dan
menyebarkan informasi. Pada masa kini perpustakaan menghadapi tantangan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat. Kemajuan teknologi search
engine telah menghadirkan pesaing baru bagi layanan perpustakaan yang telah
mengembangkan kemampuan layanan pencarian informasi jauh lebih maju seperti
google.com, sementara masih banyak perpustakaan yang tetap menganut konsep
layanan yang tertutup, lokal, tidak praktis dan non-kolaboratif. Oleh karena itu
dipandang perlu untuk memberdayakan fungsi layanan depan (front-end)
perpustakaan sebagai fungsi layanan vital untuk mengatasi masalah tersebut.
Facebook merupakan peluang yang baik untuk menjawab tantangan tersebut

mengingat Facebook bersifat relasional, up to date, personal dan fleksibel.
Studi ini mengembangkan sebuah sistem layanan depan perpustakaan melalui
Facebook dengan dua cara yaitu mengeksplorasi fitur-fitur
Facebook dan
membangun aplikasi Facebook dimana sistem ini dapat melakukan sejumlah
sembilan fungsi layanan depan (front-end) perpustakaan antara lain fungsi pencarian
koleksi, reservasi, sirkulasi/transaksi, sosialisasi, konsultasi, edukasi, survey,
kompilasi kritik/saran dan penyebaran informasi. Metodologi pengembangan
didasarkan pada System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari tahap
investigasi, analisis, desain, implementasi, dan pemeliharaan di mana penelitian ini
dilakukan sampai pada tahap pembuatan prototipe. Pengujian sistem dilakukan
dengan menggunakan metode pengujian black-box.
Penelitian ini telah berhasil mengeksplorasi fitur Facebook yang dapat
melakukan enam fungsi layanan depan (sosialisasi, konsultasi, edukasi, survey,
kompilasi kritik/saran dan penyebaran informasi) dan membangun sebuah aplikasi
Facebook yang dapat melakukan tiga fungsi layanan depan perpustakaan (pencarian
koleksi, reservasi dan sirkulasi/transaksi). Eksplorasi terhadap fitur-fitur Facebook
menghasilkan sekelompok fitur yang mampu melakukan fungsi layanan depan antara
lain Facebook Page, Facebook Group, Notes, Discussions, Links, Status wall,
Photos, Videos, Question/polling, Chat, Chat with group, Create document dan

Create events. Pembuatan aplikasi Facebook dilakukan dengan menggunakan
fasilitas yang telah tersedia yaitu Facebook Application Developer telah
menghasilkan aplikasi yang berjalan pada platform Facebook dan diberi nama
tiranuslibrary.apps.
Aplikasi tiranuslibrary.apps melakukan koneksi dengan
database perpustakaan yang sudah ada sebelumnya yang dioperasikan secara online
dengan menggunakan aplikasi web pada webserver terpisah. Dalam penelitian ini
aplikasi web yang digunakan adalah Senayan Library Management System (SLIMS).
Setelah melakukan implementasi SLDPMF secara teknis terhadap layanan
depan di Perpustakaan Tiranus, selanjutnya diperlukan strategi manajemen untuk
implementasi sistem ini dalam proses bisnis perpustakaan antara lain perlu dilakukan
sosialisasi mengenai manfaat sistem SLDPMF terhadap kinerja layanan depan
perpustakaan dan penyesuaian dalam hal kebijakan manajemen yang mengatur cara

pemanfaatan SLDPMF yang dapat dirumuskan pada rincian tugas dan SOP
(standard operation procedure). Juga diperlukan untuk merumuskan ketetapan
formal mengenai penggunaan SLDPMF di lingkungan perpustakaan sebagai aturan
resmi.
Hasil implementasi menunjukkan bahwa Sistem Layanan Depan Perpustakaan
Melalui Facebook ini mampu membangun hubungan yang positif dengan

pengguna, memelihara
hubungan
pengguna
dan
meningkatkan kualitas
hubungan dengan pengguna yang terindikasi dari adanya komunikasi dengan
pengguna lebih baik/personal, efisiensi layanan, mampu menjangkau pengguna lebih
luas, menjadi sarana promosi, sarana diskusi dan kolaborasi.
Aplikasi
tiranuslibrary.apps menjadi sarana untuk menghimpun data pengguna yang telah
tersedia dalam database pada server Facebook.com.
Pemaparan hasil implementasi pada penelitian ini ditinjau dari sisi kemampuan
sistem SLDPMF dalam menjalankan fungsi layanan depan perpustakaan. Perlu
dilakukan penelitian lebih jauh yang mengevaluasi penerapan SLDPMF untuk
memperoleh gambaran lebih lengkap mengenai kelebihan dan kekurangan sistem ini.

Kata kunci: Facebook, fungsi layanan depan perpustakaan, layanan perpustakaan,
promosi.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber.

Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN DEPAN
PERPUSTAKAAN MELALUI FACEBOOK
(STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN TIRANUS BANDUNG)

ELFIAN C. F. SUMENDAP
G652080125


Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T.

Judul Tugas Akhir

:

Nama
NRP
Program Studi


:
:
:

Pengembangan Sistem Layanan Depan Perpustakaan
Melalui Facebook
Elfian C. F. Sumendap
G652080125
MTP

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, M.Sc.
Ketua

Sony Hartono Wijaya, S.Kom., M.Kom.
Anggota

Diketahui


Ketua Program Studi MTP

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian: 29 Juli 2011

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Allah Yang Mahakuasa atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2010 s.d Juli 2011
adalah Pengembangan Sistem Layanan Depan Perpustakaan Melalui Facebook.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar,
M.Sc. dan Bapak Sony Hartono Wijaya, M.Kom. selaku pembimbing, serta Bapak

Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom. sebagai ketua program studi MTP yang telah banyak
memberi dukungan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Karen
Salamat, MLIS. sebagai library manager Universitas Bina Nusantara dan Dra.
Klarensi Naibaho, M.Si. sebagai asisten kepala Bidang Layanan Pengguna dan
Humas perpustakaan Universitas Indonesia yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada
isteri dan anak-anak terkasih yang memberikan dukungan semangat serta seluruh
keluarga yang turut mendoakan. Demikian pula kepada rekan-rekan MTP tahun
2008 yang setia memberi dukungan, Pak Ruchyan yang selalu siap menolong serta
karyawan kampus IPB Baranangsiang yang baik hati, penulis menghaturkan terima
kasih. Demikian pula penulis berterimakasih kepada Dr. Purnawan Tenibemas yang
setia memberi semangat, mendoakan penulis serta mengupayakan dukungan bagi
kelancaran perkuliahan penulis selama beliau menjabat sebagai ketua Sekolah Tinggi
Alkitab Tiranus dan Dr. Sridadi Atiyanto selaku ketua Sekolah Tinggi Alkitab
Tiranus periode 2011-2014 bersama para dosen dan rekan-rekan staf STAT yang
turut memberi dukungan doa dan dorongan yang sangat berarti.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perpustakaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi di masa mendatang.

Bogor, Agustus 2011

Elfian C. F. Sumendap

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Februari 1967 dari ayah Elfianus
Frits Sumendap dan ibu Charlotte F. A. Pangemanan. Penulis merupakan putra
pertama dari dua bersaudara.
Tahun 1987 penulis lulus dari STM Budi Utomo Jakarta jurusan Bangunan
Gedung. Penulis bekerja di sebuah konsultan arsitektur di Bandung tahun 1990 s.d.
1992. Tahun 1998 mengikuti pelatihan Manajemen Perpustakaan di Universitas
Kristen Petra selama satu bulan. Tahun 1998 diangkat menjadi kepala perpustakaan
di Institut Alkitab Tiranus. Gelar sarjana teologi diperoleh setelah lulus dari Institut
Alkitab Tiranus pada tahun 2005.
Pada tahun 2008 penulis mendapat tugas belajar dan memperoleh dukungan
penuh dari Sekolah Tinggi Alkitrab Tiranus untuk mengambil program S2 Magister
Teknologi Informasi untuk Perpustakaan (MTP) di IPB. Selama mengikuti program
S2, penulis aktif menjadi anggota Forum Pustakawan dan Perpustakaan Teologi di
Indonesia (ForPPTI) sebagai sekretaris periode 2010-2014 dan ketua korwil ForPPTI
Jawa Barat.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
I.

II.

III.

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

1.1.

Latar Belakang ..............................................................................

1

1.2.

Tujuan ...........................................................................................

6

1.3.

Manfaat .........................................................................................

6

1.4.

Ruang Lingkup ..............................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................

7

2.1.

Roadmap Penelitian ......................................................................

7

2.2.

Fungsi Layanan Perpustakaan (front-end, back-end, organization)

8

2.3.

Layanan Sirkulasi ..........................................................................

9

2.4.

Layanan Katalog Online ...............................................................

9

2.5.

Layanan Reservasi ........................................................................

9

2.6.

Internet ........................................................................................... 10

2.7.

Facebook (www.facebook.com) ................................................... 10

2.8.

Fitur Facebook .............................................................................. 11

2.9.

Facebook Applications ................................................................. 13

2.10.

Platform Facebook ........................................................................ 13

2.11.

Enterprise Reengineering ............................................................. 14

2.12.

Customer Relationship Management ............................................ 14

2.13.

Modal Sosial ................................................................................. 16

2.14.

System Development Life Cycle (SDLC) ..................................... 16

2.15.

Black-box ..................................................................................... 17

METODE PENELITIAN ......................................................................... 19
3.1.

Tahapan Penelitian ....................................................................... 19

3.2.

Investigasi sistem ......................................................................... 19

3.3.

Analisis Sistem ............................................................................. 20

3.4.

Desain sistem ................................................................................ 21
x

IV.

V.

3.5.

Implementasi ................................................................................. 22

3.6.

Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 23
4.1.

Investigasi Sistem ......................................................................... 23

4.2.

Analisis Sistem ............................................................................. 25

4.3.

Desain Sistem ............................................................................... 31

4.4.

Implementasi Sistem .................................................................... 38

4.5.

Implikasi Manajemen ................................................................... 48

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 53
5.1.

Kesimpulan ................................................................................... 53

5.2.

Saran ............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN .......................................................................................................... 59

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Peringkat Jumlah Anggota Facebook pada Mei 2011 ....................................... 11
2 Hasil Survey Website Perpustakaan .................................................................. 27
3 Analisa Penggunaan SLIMS di Perpustakaan STAT ........................................ 28
4 Kebutuhan Informasi ........................................................................................ 28
5 Kebutuhan Fungsional dalam Hubungan Dengan Fungsi Layanan Depan ...... 29
6 Desain Proses pada SLDPMF............................................................................. 34
7 Desain Input-Output .......................................................................................... 36
8 Hasil Pengujian SLDPMF ................................................................................ 46

xii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Model Aplikasi Web Standar ............................................................................ 15
2. Model Aplikasi Web dari Facebook ................................................................. 15
3. Model Aplikasi Web dari Facebook ................................................................. 15
4. Bagan System Development Life Cycle ............................................................. 17
5. Metode Pengujian Black-box ............................................................................ 18
6. Bagan Alur Kegiatan Penelitian ........................................................................ 19
7 Diagram Konteks Sistem Layanan Depan Perpustakaan Melalui Facebook...... 30
8 Diagram Aliran Data Tingkat-1 (DFD level-1) ................................................. 30
9 Hubungan Database Perpustakaan, Webserver Perpustakaan, Platform Facebook
dan Pengguna Facebook .................................................................................. 32
10 Desain Proses SLDPMF ................................................................................. 32
11 Struktur Menu ................................................................................................. 35
12 Desain Tampilan Antarmuka SLDPMF .......................................................... 35
13 Aplikasi Facebook Dengan Fasilitas Canvas Type IFrame ............................ 41
14 Form Aplikasi Perpustakaan ........................................................................... 41
15 Form Login Staf (SLIMS) ................................................................................ 42
16 Form Login Staf (SLIMS) ................................................................................ 42
17 Form OPAC (SLIMS) ...................................................................................... 43
18 Form Login Member (SLIMS) ......................................................................... 43
19 Peranan SLDPMF Sebagai Modal Sosial Positif Bagi Pengembangan Komunitas
Akademis.......................................................................................................... 52

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 ERD Senayan Library Management System .................................................... 60
2 Form Login Facebook ....................................................................................... 61
3 Form FB Page Perpustakaan ............................................................................ 61
4 Form Aplikasi Perpustakaan (FB Page Perpustakaan) .................................... 62
5 Form Notes (FB Page Perpustakaan) ................................................................ 62
6 Form Discussions (FB Page Perpustakaan) ...................................................... 63
7 Form Links (FB Page Perpustakaan) ................................................................ 63
8 Form Status (FB Page Perpustakaan) ............................................................... 64
9 Form Photo (FB Page Perpustakaan) ............................................................... 64
10 Form Video (FB Page Perpustakaan) ............................................................. 65
11 Form Question (FB Page Perpustakaan .......................................................... 65
12 Form Question (FB Page Perpustakaan) ........................................................ 66
13 Form FB Group Perpustakaan ........................................................................ 66
14 Form Chat With Group (FB Group) ............................................................... 67
15 Form Create Document (FB Group) ............................................................... 67
16 Form Create Document (FB Group) ............................................................... 68
17 Form Create Event (FB Group) ...................................................................... 68

xiv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai pusat

penghimpun, pengolah dan penyebaran informasi. Pengelolaan perpustakaan pada
masa kini semakin menuntut kualitas dan profesionalisme agar hasilnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh penggunanya. Dalam upaya melayani dan
memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya perpustakaan memiliki fungsi
layanan depan (front-end) sebagai ujung tombak disamping fungsi lain yaitu fungsi
(back-end) yang menangani semua proses di belakang layar dan fungsi manajemen
yang mengatur keseluruhan fungsi perpustakaan.

Fungsi layanan depan adalah

fungsi layanan perpustakaan yang terdiri dari katalog online, reservasi dan sirkulasi,
sosialisasi, konsultasi, edukasi, survey kepuasan pengguna, kompilasi kritik/saran,
penyebaran informasi serta kolaborasi (Seminar 2008).

Fungsi layanan ini

berhubungan langsung dengan pengguna dan berperan penting dalam keseluruhan
proses bisnis perpustakaan dalam hal menghubungkan back-end dengan pengguna.
Layanan depan bertugas merepresentasikan apa yang sudah dikerjakan oleh back-end
dan

menjadi sarana bagi pengguna untuk mendapatkan segala sesuatu yang

disediakan di bagian fungsi back-end. Peningkatan fungsi layanan depan yang baik
akan mampu meningkatkan kepuasan pengguna dan memperluas daya jangkau
perpustakaan.
Peranan perpustakaan sebagai layanan umum bertugas memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi. Masa kini berkembang pemahaman tentang masyarakat
terbuka yang bebas bertukar informasi, bersifat global dan saling terhubung dengan
dukungan teknologi informasi.

Konsep web 2.0 mencerminkan kecenderungan

masyarakat global masa kini untuk berkolaborasi serta mengembangkan semangat
untuk saling berbagi informasi.

Kondisi keterbukaan informasi berkembang

sedemikan rupa ditunjang oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi sebagaimana
dinyatakan oleh Seminar (2009) “Perkembangan teknologi web dan multimedia di
Indonesia merambah dengan pesat ke berbagai bidang dan banyak merubah
kebiasaan

bahkan

paradigma

hidup

kita

dalam

berinteraksi,

berpromosi,

2

berkolaborasi, berorganisasi dan berekreasi” . Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya
media jejaring sosial di internet seperti Friendster, MySpace, YahooMessenger,
Flickr, Facebook, Bebo, Hi5 dan sejenisnya.
Namun di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan internet
yang mampu menjadi sarana penghubung antar pribadi maupun antar komunitas,
nampak kondisi umum perpustakaan justru berkebalikan.

Sebagian besar

perpustakaan lebih bersifat tertutup dan eksklusif bagi komunitas institusi yang
menaunginya.

Daya cakupannya terbilang sempit karena terbatas oleh lokasi

geografis. Sifat layanan pun jauh dari kolaboratif mengingat biasanya segala bentuk
layanan sepenuhnya dilakukan dan disediakan oleh staf perpustakaan saja sehingga
komunikasi secara umum dapat dikatakan hanya satu arah saja. Sudah menjadi
pemahaman umum bahwa seluruh layanan perpustakaan diberikan tanpa imbalan
biaya namun tetap kurang menarik minat penggunanya disebabkan oleh rintangan
jarak, lokasi dan kenyamanan, waktu serta prosedur. Hal tersebut membuat sebagian
besar pengguna mencari informasi di tempat lain yang lebih mudah, nyaman dan
familiar seperti misalnya Google.com.
Kondisi tersebut menyebabkan informasi yang telah dihimpun dan diolah
sedemikian rupa oleh fungsi layanan back-end tidak tersalurkan kepada pengguna
dengan baik. Biaya yang telah diinvestasikan menjadi terlalu besar dibandingkan
nilai manfaat yang diberikan perpustakaan kepada penggunanya.

Tingkat

keterpakaian koleksi yang rendah disebabkan kurangnya promosi dan sosialisasi.
Akibatnya perpustakaan menjadi tidak populer, kurang dikenal atau diminati serta
tidak ada orang yang mengerti betapa besar sumber daya yang telah diabdikan yang
semuanya berujung pada kenyataan bahwa perpustakaan hampir selalu kalah
bersaing dengan kompetitornya seperti mesin pencari Google, Bing dan berbagai
media jejaring sosial internet.
Menghadapi persoalan tersebut penulis mulai dari pemahaman bahwa
perpustakaan bukan hanya sebuah lembaga yang semata-mata berlindung di bawah
institusi yang menaunginya. Perpustakaan seharusnya dipandang layaknya sebagai
suatu perusahaan (enterprise) yang memiliki fungsi organisasi dan proses bisnis
tertentu meskipun tidak menghasilkan keuntungan materi secara langsung. Sebuah
perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas dan kinerjanya perlu melakukan

3

terobosan yang kompetitif.

Menurut Seminar (2008), “Tuntutan rekayasa ulang

untuk bisnis proses perpustakan semakin diperkuat dengan hadirnya teknologi
browser (search engine) yang memungkinkan pencarian item informasi dan
pengetahuan berbasis internet menembus kendala ruang dan waktu,” hal ini
menunjukkan bahwa perpustakaan harus melakukan rekayasa ulang guna
mendapatkan perbaikan yang meyakinkan dalam hal ukuran kinerja yang penting
seperti biaya, kualitas pelayanan dan kecepatan.
Perpustakaan perlu memiliki visi untuk menjadi perpustakaan yang relasional
yaitu mampu membangun hubungan yang baik dengan penggunanya. Perpustakaan
selayaknya menyediakan layanan yang mutakhir dan sesuai dengan perkembangan
zaman. Layanan perpustakaan sebaiknya dikemas dengan baik sebagai layanan yang
personal dan proaktif menyentuh kebutuhan penggunanya. Bahkan perpustakaan
perlu menghadirkan diri ke tengah-tengah komunitas masyarakat pengguna yang
memiliki kultur relasional dalam jejaring sosial internet.

Tantangan kompetitif

mengharuskan perpustakaan untuk mampu menjawab kebutuhan informasi dan
mampu membuat hidup para penggunanya menjadi lebih baik dan lebih mudah.
Layanan depan merupakan unsur vital yang berhadapan langsung dengan
tantangan kompetitif tersebut. Oleh karena itu perlu ada upaya memberdayakan
layanan depan perpustakaan agar mampu berfungsi sebagai sarana promosi yang
efektif untuk memperkenalkan perpustakaan dan membuat kehadiran perpustakaan
sungguh dirasakan manfaatnya.

Layanan depan dapat menjadi sarana untuk

membelajarkan dan meningkatkan kualitas literasi pengguna. Jika tidak demikian
maka perpustakaan akan segera ditinggalkan pengguna yang tidak merasa
memperoleh lebih banyak manfaat dari kompetitor perpustakaan. Segala daya upaya
yang telah dilakukan baik fungsi back-end maupun manajemen perpustakaan hanya
akan menjadi pos pengeluaran biaya saja tanpa keuntungan yang berarti.
Keberadaan perpustakaan hanya akan menjadi bagian pelengkap untuk memenuhi
tuntutan formalitas saja dari suatu institusi pendidikan. Dengan sendirinya citra
profesi pustakawan menjadi tidak menarik dan tidak menjanjikan.

Untuk

menghindari hal tersebut maka perpustakaan perlu melakukan upaya yang strategis
yaitu peningkatan layanan depan secara inovatif. Situs jejaring sosial merupakan
peluang yang baik dimana perpustakaan masuk ke dalam lingkungan komunitas

4

pengguna untuk membangun relasi dan mempromosikan layanannya. Melalui situs
jejaring sosiang seseorang dapat terhubung dengan teman-temannya, menemukan
teman lama atau menciptakan komunitas baru sesuai kesamaan minat atau kelompok.
Selain membangun relasi sosial, anggota jejaring sosial dapat berbagi informasi atau
koleksi menarik (seperti foto, musik, video, pendapat/pemikiran) dengan teman yang
berada dalam satu kelompok atau forum.
Jejaring sosial Facebook.com merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan
untuk menjawab masalah tersebut mengingat bahwa Facebook telah menjadi situs
jejaring sosial paling terkemuka saat ini. Pertumbuhan jumlah anggota yang sangat
pesat telah membuat Facebook memiliki 698.288.340 anggota di seluruh dunia
(http://social-networking-websites-review.toptenreviews.com/).

Facebook adalah

sebuah situs web jejaring sosial yang memungkinkan para pengguna dapat
menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personal lainnya dan
dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan
pengguna lainnya. Dalam situs resminya tercantum pernyataan misi “Facebook's
mission is to give people the power to share and make the world more open and
connected”, (sumber: http://www.facebook.com) yang menjelaskan bahwa situs
jejaring sosial ini menitik-beratkan layanan yang bersifat relasional, up to date dan
personal. Di situs ini setiap anggotanya dengan mudah memperoleh dan saling
berbagi informasi secara realtime. Selain Facebook ada beberapa situs jejaring
terkemuka

sosial

lainnya

seperti

MySpace,

Bebo,

Friendster,

Hi5,

dan

YahooMessenger yang sama-sama memiliki kemampuan menghubungkan orang dan
memperluas hubungan melalui fasilitas “teman dari teman” serta saling berbagi
koleksi foto, musik dan video. Namun Facebook memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki situs sejenisnya antara lain automatic linking, news feed, Facebook apps,
dan pengelolaan group yang khas. Kelebihan tersebut membuat Facebook menjadi
situs yang memiliki jaringan pertemanan yang paling besar dan luas jangkauan
geografisnya.
Mencermati potensi yang terdapat pada situs Facebook sebagaimana diuraikan
sebelumnya, maka sangat besar peluang bagi layanan depan perpustakaan untuk
lebih diberdayakan dengan memanfaatkan fitur-fitur Facebook guna mendapatkan
peningkatan kualitas dan efektifitas layanan depan perpustakaan.

Peluang ini

5

semakin

nyata

mengingat

pengembangan

sistem

layanan

depan

dengan

memanfaatkan Facebook tidak memerlukan biaya karena tersedia secara gratis.
Pengoperasian Facebook tidak memerlukan keahlian khusus karena dirancang untuk
dapat dioperasikan oleh siapa saja dengan mudah.
Perpustakaan Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus pada saat ini menghadapi
problema yang sama dalam hal mendayagunakan koleksi dan hasil kerja fungsi backend.

Perpustakaan Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus bernaung di bawah sebuah

lembaga pendidikan teologi Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus (STAT) yang
menyelenggarakan pendidikan teologi antara lain: program non gelar, diploma,
sarjana teologi (strata 1), dan pascasarjana teologi (strata 2 dan 3). Perpustakaan
STAT memiliki sekitar 25.000 eksemplar koleksi berupa buku, jurnal, majalah dan
audio. Pengguna perpustakaan STAT terdiri dari 200 mahasiswa dan 50 orang staf
dan dosen yang sebagian besar sudah mengenal dan tergabung dalam situs jaringan
sosial pertemanan Facebook. Pada tahun 2010 dari hasil survey yang dilakukan oleh
penulis didapati bahwa tingkat keterpakaian koleksi perpustakaan Tiranus hanya
mencapai 10%, fakta tersebut menyebabkan tingginya biaya produksi dibanding
pemanfaatan yang minim.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka penulis melakukan penelitian
dan eksplorasi terhadap situs Facebook. Sebagai langkah awal penulis melakukan
penelusuran tentang penelitian mengenai penggunaan Facebook bagi perpustakaan
yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain, Bedrick (2008) dan Harris (2007)
melakukan evaluasi terhadap efektifitas aplikasi Facebook yang dibuat untuk
kegiatan perpustakaan. Xia (2009), Scale (2008), Secker (2008) dan Graham (2009)
melakukan penelitian yang mengevaluasi dan mengeksplorasi manfaat dan
penggunaan Facebook bagi kegiatan perpustakaan. Jacobson (2010) dan Bietila
(2009) meneliti perilaku pustakawan maupun pemustaka terhadap Facebook. Dari
beberapa penelitian tersebut yang pernah dilakukan, belum ada penelitian yang
membahas tentang perancangan sistem layanan perpustakaan yang menggunakan
aplikasi Facebook. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan penelitian
berupa ekplorasi fitur Facebook dan pengembangan aplikasi Facebook yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektifitas fungsi layanan depan perpustakaan
Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus.

6

1.2.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu sistem layanan depan

perpustakaan melalui Facebook dengan cara memanfaatkan fitur-fitur potensial
Facebook dan membuat aplikasi perpustakaan dengan fasilitas Facebook Application
Developer guna meningkatkan kualitas dan daya guna layanan depan perpustakaan.

1.3.

Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

-

Menjangkau pengguna yang sudah dan akan bergabung di Facebook.

-

Membangun citra positif dan meningkatkan daya saing layanan perpustakaan.

-

Meningkatkan manfaat dan kualitas layanan perpustakaan.

-

Menjadikan layanan depan perpustakaan lebih personal dan proaktif.

1.4.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

-

Perancangan sistem layanan depan ini dibuat untuk dapat melaksanakan fungsi
layanan depan (front-end) perpustakaan antara lain: katalog online, reservasi
dan sirkulasi, sosialisasi, konsultasi, edukasi, survey kepuasan pengguna,
kompilasi kritik/saran, penyebaran informasi dan kolaborasi.

-

Aplikasi Facebook yang dimaksudkan adalah aplikasi yang berjalan pada
platform Facebook.

-

Pengembangan sistem layanan depan perpustakaan melalui Facebook ini
dilaksanakan sampai pada tahap pembuatan prototipe.

-

Perancangan aplikasi pada platform Facebook menggunakan database
perpustakaan yang sudah ada pada web server.

BAB II
II.
2.1.

TINJAUAN PUSTAKA IIIII

Roadmap Penelitian
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terhadap situs Facebook dalam

kaitannya dengan perpustakaan antara lain:
-

Harris dan Susan Lessick (2001) menginvestigasi berbagai aplikasi, gadget dan
profil yang telah dibuat dan didistribusikan oleh perpustakaan melalui
komunitas Facebook, iGoogle dan MySpace.

-

Chamigo dan Paula Bennet-Ellis (2007), di Houston Cole Library, Amerika
Serikat.

Pada penelitian ini dilakukan survey terhadap 126 pustakawan

perguruan tinggi mengenai pandangan mereka terhadap situs Facebook. Hasil
penelitian manyatakan bahwa para pustakawan sangat tanggap terhadap
membanjirnya fenomena Facebook.

Sebagian yang bersikap antusias

mengajukan berbagai usulan penggunaan Facebook untuk mempromosikan
layanan perpustakaan. Sebaliknya ada juga yang melaporkan adanya dampak
negatif penggunaan Facebook bagi perpustakaan. Sebagian besar responden
nampaknya menganggap Facebook berada di luar ranah profesionalisme
perpustakaan.
-

Secker (2007) dari London School of Economics and Political Science,
melakukan studi kasus yang bertujuan mengadakan investigasi manfaat
Facebook sebagai perangkat jejaring bagi perpustakaan dan mengeksplorasi
aplikasi Facebook yang berhubungan dengan kegiatan perpustakaan.

-

Bedrick dan Dean F. Sitting (2008) dari Oregon Health and Science University,
melakukan evaluasi terhadap aplikasi Medline Publication yang dikembangkan
pada platform Facebook. Aplikasi Medline Publication menggunakan fasilitas
Facebook

Applications

untuk

membangun

aplikasi

yang

bertujuan

memfasilitasi kegiatan komunikasi dan kolaborasi antar praktisi medis.
-

Scale (2008) dari University of the West Indies, Jamaika, melakukan penelitian
untuk mengevaluasi performansi Facebook sebagai social serch engine. Scale
menguji kemungkinan kehadiran Facebook sebagai online search masa depan
dan implikasinya bagi perpustakaan.

8

-

Bietila (2009) di perpustakaan George Washington University.

Bietila

mengadakan

dalam

pengujian

menggunakan Facebook.

terhadap

pengalaman

para

mahasiswa

Ia menemukan bahwa kebanyakan mahasiswa

menggunakan Facebook untuk tujuan sosialisasi. Kehadiran pihak lain yang
bukan kelompoknya (terutama figur otoritatif) cenderung dipandang sebagai
pengganggu.
-

Graham (2009) melakukan penelitian mengenai peluang penggunaan Facebook
sebagai sarana untuk mendekati pengguna.

-

Xia (2009) melakukan

penelitian di Kelly Business School, Indiana

University, USA. Penelitian ini berusaha menemukan apakah Facebook Group
kondusif bagi kegiatan marketing perpustakaan. Ditemukan bahwa siswa yang
mengunjungi Facebook Group sangat sedikit. Hal ini disebabkan Facebook
Group yang topiknya terlalu sempit serta kurangnya pemeliharaan. Disarankan
untuk memberi tema group yang lebih umum dan pemeliharaan yang lebih
aktif serta kreatif.
-

Jacobson (2010) melakukan pengujian terhadap penggunaan Facebook oleh
staf perpustakaan.

Penelitian tersebut mengidentifikasi kesenjangan yang

terjadi antara harapan atau tujuan penggunaan Facebook yang hendak dicapai
dan kenyataan/praktek penggunaannya.

Hasil penelitian itu menunjukkan

bahwa upaya pustakawan dalam memanfaatkan Facebook tidak sepenuhnya
dapat mencapai tujuan untuk mempromosikan layanan perpustakaan.

2.2.

Fungsi Layanan Perpustakaan (front-end, back-end, organization)
Perpustakaan sebagai pusat pengolah dan penyebaran informasi mempunyai

fungsi layanan antara lain (Seminar 2008):
-

Fungsi Layanan Belakang (back-end fuction)
Adalah fungsi organisasi yang tidak terkait langsung dengan pengguna akhir
mencakup:

soft-function,

yaitu,

pengembangan/pengadaan

koleksi,

katalogisasi, klasifikasi, alih media dan hard-fuction yaitu pengadaan dan
pengembangan fasilitas berupa perangkat keras dan peralatan yang menunjang
kegiatan operasional perpustakaan.

9

-

Fungsi Layanan Depan (front-end function)
Adalah fungsi organisasi perpustakaan yang berhubungan langsung dengan
pengguna dimana pengelola perpustakaan bertanggungjawab untuk melayani
kebutuhan pengguna mencakup: sirkulasi, pencarian koleksi, reservasi,
sosialisasi, konsultasi, edukasi, survey kepuasan pengguna, akomodasi dan
kompilasi kritik, informasi, kerjasama/kolaborasi.

-

Fungsi Organisasi (organization function)
Adalah fungsi pengelolaan tatalaksana organisasi kegiatan perpustakaan baik
layanan depan maupun layanan belakang.

2.3.

Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan bagian dari fungsi layanan depan yang melayani

pengguna dalam hal peminjaman dan pengembalian buku sebagai salah satu kegiatan
utama (Sulistyo-Basuki 1993).
meliputi

siapa peminjam,

Data transaksi peminjaman koleksi umumnya

tanggal

kembali,

judul

koleksi,

jenis koleksi,

keterlamabatan pengembalian dan jumlah pengunjung perpustakaan.

2.4.

Layanan Katalog Online
Layanan katalog online merupakan bagian dari fungsi layanan depan yang

menyediakan sarana bagi pengguna untuk melakukan pencarian koleksi pada
database perpustakaan melalui sarana komputer. Katalog online dapat diakses dari
dalam lokasi perpustakaan maupun di luar perpustakaan melalui jaringan komputer
yang tersedia (Rowley & Farrow 2000).

2.5.

Layanan Reservasi
Layanan reservasi merupakan bagian dari fungsi layanan depan yang

memungkinkan pengguna perpustakaan melakukan pemesanan koleksi yang
diinginkan yang pada saat dicari koleksi tersebut sedang dalam status dipinjam oleh
orang lain (Sulistyo-Basuki 1993).

10

2.6.

Internet
Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas

dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara
lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari teks,
gambar, audio, video, dan lainnya.

Internet itu sendiri berasal dari kata

Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer
dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan sarana komunikasi seperti
telepon dan satelit (Jogiyanto 2005).

Facebook (www.Facebook.com)

2.7.

Facebook adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan
pada 4

Februari 2004.

Facebook

didirikan

oleh Mark

Zuckerberg,

seorang Mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 (Priyatna 2008).
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas
dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11

September 2006, orang dengan

alamat surat-elektronik apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat
memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti
jaringan komunitas berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Hingga Juni 2011, Facebook telah memiliki jumlah pengguna terdaftar paling
besar di antara situs-situs jejaring sosial lain dengan 698.288.340 jumlah anggota
aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia (http://social-networking-websitesreview.toptenreviews.com/) atau 10,4% dari jumlah penduduk dunia yang saat ini
mencapai 6,7 miliar jiwa (http://www.unfpa.com). Facebook merupakan situs paling
banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat,
mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap
harinya. Meski Facebook telah lahir beberapa tahun sebelumnya namun penggunaan
jejaring sosial di internet ini baru meningkat pesat di Indonesia pada tahun 2008
meninggalkan situs jejaring yang populer sebelumnya yaitu Friendster.com.
Peningkatan pesat pengguna Facebook di Indonesia salah satunya dipicu mudahnya
penggunaan akses Facebook menggunakan telepon selular. (Satvika 2009). Tabel 1
menunjukkan peringkat jumlah anggota Facebook di dunia pada Mei 2011, dimana

11

Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan jumlah lebih dari 38.164.520
anggota.

Tabel 1 Peringkat Jumlah Anggota Facebook pada Mei 2011
No

Negara

Pengguna Facebook

%

1

Amerika Serikat

150.196.680

48,41%

2

Indonesia

38.164.520

15,71%

3

Inggris

29.760.540

47,73%

4

Turki

29.041.200

37,33%

5

India

27.706.920

2,36%

6

Meksiko

26.092.160

23,20%

7

Filipina

24.793.040

24,82%

8

Perancis

22.578.600

34,86%

9

Brazil

20.031.740

9,96%

10

Italia

19.643.760

33,82%

Sumber: (http://social-networking-websites-review.toptenreviews.com/)

2.8.

Fitur Facebook
Beberapa fitur yang tersedia di dalam Facebook (Holzner 2009) antara lain:

-

Profile
Profile adalah halaman web anggota dari Facebook yang dapat dilihat oleh
temannya. Profile berisi gambaran umum dari pengguna seperti nama, tanggal
lahir, dan berbagai informasi pribadi lain. Pengguna dapat mengatur informasi
mana yang dapat dilihat orang lain dan mana yang tidak dapat dilihat orang
lain.

-

Wall
Menu wall ada di setiap halaman profil. Menu ini memungkinkan pengguna
atau teman menuliskan pesan dan dapat saling memberikan balasan berupa
komentar di tempat yang telah disediakan berupa text box.

12

-

Friends
Fasilitas untuk mengkoleksi teman-teman yang telah terhubung. Pengguna
dapat mengorganisasikan daftar teman ini. Jumlah teman dibatasi sampai 5000
teman.

-

Photos dan video
Aplikasi yang terdapat di dalam profile.

Memungkinkan pengguna

mengunggah foto sebanyak mungkin serta mengorganisasikannya sendiri.
Setiap foto dapat ditandai untuk dapat terhubung dengan orang lain yang
diinginkan dengan fasilitas tag. Demikian pula halnya dengan video dapat
diorganisasi oleh pengguna sesuai keinginan sendiri dan dapat ditandai agar
dapat terhubung dengan orang lain menggunakan fasilitas tag.

-

Group
Aplikasi dalam Facebook untuk membuat suatu kelompok pertemanan sesuai
dengan minat yang sama.

Biasanya Group digunakan untuk berdiskusi,

pengumuman, dan sebagainya.

Sebuah Group terdiri atas: anggota yang

bergabung, berita terbaru, panel diskusi, wall, foto kiriman, dan video yang
semuanya dapat diberi komentar. Keanggotaan dapat diatur oleh administrator
dalam tiga kategori: 1. Terbuka, siapa saja dapat mendaftarkan diri, 2.
Terbatas, siapa saja dapat minta didaftarkan dan jadi anggota atas ijin dari
administrator, 3. Sangat terbatas, hanya teman yang diundang saja.

-

Page
Aplikasi yang mirip dengan group. Sebutan lainnya adalah fan page atau
public profile. Merupakan aplikasi yang berfungsi seperti sebuah web site.
Siapa saja dapat bergabung menjadi fans dengan jumlah anggota yang tidak
terbatas.

Biasanya digunakan oleh pelaku bisnis sebagai sarana promosi

produknya.

13

2.9.

Facebook Applications
Adalah aplikasi tambahan yang dapat ditambahkan ke dalam profile, group

atau page. Ada sejumlah aplikasi yang dikembangkan oleh Facebook, ada pula yang
dikembangkan oleh pihak lain (Wagner 2008).

Bahkan dimungkinkan untuk

pengguna dapat membuat aplikasi buatan sendiri yang dapat berjalan pada platform
Facebook dengan menggunakan fasilitas Facebook Application Developer.

2.10.

Platform Facebook
Pada tahun 2007, Facebook meluncurkan platform sendiri (Facebook

Platform) untuk pengembangan aplikasi yang terdiri dari:
-

Facebook Markup Language (FBML) adalah sebuah bahasa markup yang
berbasis

HTML.

FBML Adalah

bahasa

pemrograman

web

yang

memungkinkan untuk membangun aplikasi pada platform Facebook yang
sepenuhnya terintegrasi dengan kegiatan pengguna Facebook. (Wagner 2008).
-

Application Programming Interface (API) untuk membuat Representational
State Transfer (REST) ke Facebook, yaitu sekumpulan perangkat lunak yang
berfungsi sebagai perantara untuk pembuatan aplikasi pada platform Facebook.

-

Facebook Query Language (FQL) adalah sebuah bahasa query SQL untuk
berinteraksi dengan Facebook yang memungkinkan untuk membuat query
terhadap tabel-tabel data yang ada di dalam Facebook. Ada sembilan tabel
yang diijinkan oleh Facebook untuk diakses dengan query yaitu tabel user,
friend, group, group_member, event, event_member, photo, album dan
photo_tag.

-

Facebook JavaScript adalah sebuah bahasa scripting yang diimplementasikan
oleh Facebook bagi mereka yang ingin menggunakan Javascript bagi
pengembangan aplikasinya.

Pada model aplikasi web standar setiap aplikasi web yang dibuat ditempatkan
pada sebuah web server bersama-sama dengan semua data yang berhubungan,
kemudian pengguna aplikasi tersebut akan mengakses aplikasi tersebut dengan web
browser melalui internet sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1. Sedangkan
pada model aplikasi web Facebook pengguna dapat mengakses sebuah aplikasi yang

14

tersimpan pada web server melalui Facebook.com yang akan menghubungkan
dengan platform Facebook (Gambar 2). Untuk mencegah akses terhadap aplikasi
yang berlebihan, Facebook menempatkan sebuah cache di antara Facebook web
server dan web server di mana aplikasi ditempatkan (Gambar 3).

2.11.

Enterprise Reengineering
Rekayasa ulang perusahaan (enterpterprise engineering) menurut Hammer

dan Champy (1995) adalah “pemikiran ulang secara fundamental dan radikal atas
proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal ukuranukuran kinerja yang penting dan kontemporer, seperti biaya, kualitas pelayanan dan
kecepatan”. Rekayasa ulang merupakan suatu terobosan kompetitif untuk menjawab
tantangan dan pencapaian visi perusahaan atau institusi.

2.12.

Customer Relationship Management
Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi bisnis

menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara
efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan (Kalakota & Robinson
2001).

CRM merupakan usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga

pelanggan (supaya tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi
pelanggan baik itu lewat telepon, email, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan
staf sales dan marketing. CRM mengintegrasikan penjualan, pemasaran, dan strategi

pelayanan untuk membangun koordinasi dan kolaborasi berbasis pengetahuan
dengan pelanggan untuk kepentingan jangka panjang.
Terdapat tiga tahapan CRM:
1.

Mendapatkan pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan dengan
memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan
yang menarik.

2.

Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance).
Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian
pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Penerapan

15

cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
3.

Mempertahankan

pelanggan

(retain).

Tahap

ini

merupakan

usaha

mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan
berusaha memenuhi keinginan pelanggan.

4.
Gambar 1. Model Aplikasi Web Standar (Hayder 2008)

5.
Gambar 2. Model Aplikasi Web dari Facebook (Hayder 2008)

6. Gambar 3. Model Aplikasi Web dari Facebook (Hayder 2008)

16

2.13.

Modal Sosial
Modal sosial menurut Mangkuprawira (2009) adalah konsep sosiologi yang

menggambarkan adanya hubungan di dalam dan antar jejaring sosial dalam
masyarakat.

Seperti halnya modal fisik atau modal manusia yang dapat

meningkatkan produktifitas individu dan kelompok, maka modal sosial pun
demikian. Menurut James Coleman sebagaimana yang dikutip oleh Mangkuprawira
(2009), “modal sosial memfasilitasi kegiatan individu dan kelompok yang
dikembangkan oleh jaringan hubungan, timbal balik, kepercayaan dan norma sosial.
Modal sosial, menurut pandangannya, merupakan sumber daya yang netral yang
memfasilitasi setiap kegiatan dimana masyarakat bisa menjadi lebih baik dan
bergantung pada pemanfaatan modal sosial oleh setiap individu”.
Modal sosial positif adalah nilai-nilai masyarakat yang positif berupa jejaring
sosial, kepercayaan, timbal balik dan kebersamaan yang diduga berpengaruh kuat
terhadap keberhasilan pengembangan masyarakat. Sedangkan modal sosial negatif
adalah nilai-nilai masyarakat yang negatif seperti primordialisme, nepotisme, mafia
peradilan, makelar kasus yang berpengaruh negatif merugikan masyarakat.

2.14.

System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC (System Development Lyfe Cycle) adalah tahapan-tahapan suatu

pekerjaan yang dilakukan dalam membangun suatu sistem informasi. Dengan siklus
SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem
yang besar. Semua langkah dalam siklus harus didokumentasikan untuk
mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem. System Development
Life Cycle (Gambar 4) adalah proses standar yang digunakan untuk membangun
suatu sistem informasi meliputi langkah-langkah berikut ini (O’Brien 2008):
-

Investigasi: tahap mengidentifikasi masalah dan menemukan peluang untuk
mengatasi masalah.

-

Analisis: Menganalisa kebutuhan informasi dan mengembangkan persyaratan
fungsional sistem.

-

Desain: Pengembangan spesifikasi hardware, software, brainware, netware,
dataware serta produk informasi baru.

17

-

Implementasi: Me
Mengadakan atau mengembangkan hardware
are atau software,
menguji sistem yan
yang baru dan penerapan sistem baru.

-

Pemeliharaan: Pros
roses peninjauan setelah tahap implement