Diagram Alir Penelitian PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

6 30 kV. SEM memiliki perbesaran 10 – 3.000.000 kali, dept of field 4 – 0,4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 mm.Kombinasi dari pembesaran yang tinggi, dept of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri. Trewin,1988

2.1 Diagram Alir Penelitian

Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir berikut : Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 7 Langkah – langkah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Studi literature Pencarian data yang berhubungan dengan penelitian dari buku atau laporan yang sesuai, serta meninjau langsung ketempat elektroplating. 2. Persiapan alat dan bahan Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian. 3. Proses Perendaman Serat Proses Perendaman Serat dilakukan dengan merendam serat pada laruan NaOH 5 selama 2 jam. 4. Proses pengujian kadar air serat dengan menggunakan alat moisture meter sebesar 8. 5. Proses menentukan berat serat 0phr,30phr dan 50phr. 6. Proses Pembuatan Komposit Proses pembuatan komposit dimulai penbuatan ebonit dengan mencampur bahan –bahan penyusun ebonit pada two roll mill kemudian menambahkan serat pada ebonit yang digiling dengan two roll mill setelah tercampur dengan baik komposit diambil untuk proses selanjutnya. 7. Proses Rheometer Proses reometer untuk mengetahui suhu dan waktu untuk proses vulkanisasi. 8. Proses Vulkanisasi Proses vulkanisasi ini untuk mematangkan komposit 9. Proses Persiapan Spesimen Proses persiapan ini meliputi menyiapkan spesimen uji tarikk, uji impact, uji kekerasan dan foto SEM. 10. Pengujan Tarik Pengujian tarik dengan standart ASTM 638-02 bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimum, tegangan luluh dan regangan perpanjangan. Pembebanan tarik dilakukan dengan memberikan beban secara perlahan-lahan sampai material komposit mengalami putus. Adapun keuletan material, daerah elastis dan daerah plastis serta titik putus akan terlihat dari grafik yang ada. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis yang berlangsung sedikit demi sedikit, dimana titik awal saat terjadinya deformasi plastik sukar ditentukan secara teliti. Tegangan luluh, biasanya didefinisikan sebagai tegangan luluh offset, adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. 8 11. Pengujian Izod Impact Pengujian impact dengan standart ASTM 256-00 bertujuan untuk mengukur berapa energy yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah. Pengujian impact merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba beban impact. 12. Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dengan standart Shore A SNI 0778 : 2009 berdasarkan permulaan tukikan atau setelah beberapa waktu tukikan dimulai atau kedua- duanya. Metode ini didasari dari penetrasi dari indentor yang spesifik terhadap material dibawah kondisi yang spesifik pula. Kekerasan indentasi tukikan berbanding terbalik dengan penetrasi dan pengaruhi oleh modulus elasisitas dan viskoelastisitas material. 13. Foto SEM Foto SEM bertujuan untuk mengetahui informasi tentang permukaan bahan meliputi topografi, morfologi, komposisi serta kristalografi.dari komposit dengan pembesaran 500 kali.. 14. Analisa dan pembahasan Mencatat data hasil penelitian dan melakukan pembahasan lebih lanjut. Diharap dapat mempunyai hasil positif. 15. Kesimpulan Menyimpulkan data dan hasil pembahasan.

2.2 Alat dan Bahan

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 40 PHR YANG DIPERKUAT SERAT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 5 15

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 PHR Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 7

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERBAHAN EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT RAMI UNTUK Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 3 19

TUGAS AKHIR Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 2 20

BAB 1 Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 PHR Yang Diperkuat Serat Rami Untuk Komponen Otomotif.

0 6 6

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERMATRIK EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 30 PHR YANG DIPERKUAT SERAT KELAPA Pengembangan Komposit Bermatrik Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Kelapa Untuk Komponen Otomotif.

0 2 18

TUGAS AKHIR Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 3 21

PENDAHULUAN Pengembangan Komposit Berbahan Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 30 Phr Yang Diperkuat Serat Bambu Untuk Komponen Otomotif.

0 6 5

PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERMATRIK EBONIT DENGAN KANDUNGAN SULFUR 40 PHR YANG DIPERKUAT SERAT RAMI 0 Pengembangan Komposit Bermatrik Ebonit Dengan Kandungan Sulfur 40 Phr Yang Diperkuat Serat Rami 0 Phr, 30 Phr Dan 50 Phr Untuk Komponen Otomotif.

0 1 18