1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belekang
Sepakbola telah berkembang dan sanggup menarik perhatian masyarakat dunia tidak terkecuali di Indonesia. Sepakbola dengan secara luar biasa
berhasil menempatkan diri sebagai cabang olahraga paling popular di muka bumi, menyisikan cabang olahraga lain yang lebih dulu mapan, seperti atletik
dan renang Junaedi, 2014: 47 Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang paling banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia di semua kalangan baik anak-anak, dewasa, laki- laki dan perempuan. Tidak terbatas usia dan kasta, kaya atau miskin semua
sering menjadi satu ketika menikmati olahraga ini. Fenomena tentang berkembangnya olahraga ini pun tidak melulu hanya
menyajikan permainan tim yang semakin bagus dan persaingan klub yang semakin kompetitif. Tetapi juga menghadirkan sekumpulan masyarakat
pendukung klub sepakbola yang disebut dengan suporter. Suporter selain sebagai sekumpulan orang yang datang untuk menikmati
indahnya permainan sepakbola, suporter juga memiliki peran untuk penyalut motivasi dan membangkitkan semangat timnya. Puluhan ribu penonton yang
hadir ke Stadion maupun yang bergerak antar kota dengan menggunakan transportasi umum hanya dianggap sekumpulan masa yang destruktif semata.
Hanya ada satu cara pandang yaitu keamanan Junaedi, 2014: 137
2
Keamanan yang identik dengan kekerasan yang akan terjadi memang sangatlah erat dengan suporter yang berarti laki-laki, dan perempuan sangatlah
menghindari hal itu, namun cara pandang seperti itu biasanya sangat mudah di tepis di dalam suporter sepakbola. Penikmat olahraga ini tidak terbatas, karena
di Indonesia sendiri banyak bermunculan kelompok suporter perempuan. Munculnya kelompok suporter perempuan sedang meningkat di kalangan
persepakbolaan Indonesia, tidak terkecuali suporter klub sepakbola Persis Solo yang bernama Srikandi Pasoepati, kelompok suporter yang berdiri 9 Februari
2000 bersamaan setelah diresmikannya kelompok suporter Pasoepati yang notabene sebagai senior yang menggawangi terbentuknya Srikandi Pasoepati
yang merupakan bagian dari Pasoepati yang kala itu diciptakan sebagai pendukung klub Pelita Solo yang pada tahun 2000-an bermarkas di Stadion
Manahan Solo. Pada awal berdirinya Srikandi Pasoepati dikelola oleh Bunda Kris
Pujiatni atau yang lebih akrab disapa Bunda Kris, beliau adalah dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS yang juga merupakan sesepuh
Pasoepati, setelah itu tampu kepemimpinan dipegang secara silih berganti. Setelah tidak ada yang mengurus lantaran tidak ada yang memegang
tampu kepemimpinan, Srikandi Pasoepati dikembalikan ke Kordinator Wilayah masing-masing dan diurus oleh ketua KORWIL karena belum
menemukan anggota Srikandi Pasoepati yang cocok dan rela meluangkan waktunya untuk memegang tampu kepemimpinan dan mengurus organisasi
3
Srikandi Pasoepati. Sudah sering terdengar rencana bahwa akan diadakan pemilihan ketua Srikandi Pasoepati.
Pasoepati dan Srikandi Pasoepati melesat menjadi kelompok suporter yang besar sehingga namanya layak disandingkan dengan kelompok-
kelompok suporter yang berdiri jauh lebih awal, seperti Aremania dan Aremanita.
Penelitian ini sangat menarik karena, peneliti ingin mengetahui secara kultural sepakbola merupakan olahraga laki-laki dikarenakan berkaitan dengan
gerakan fisik yang banyak. Sifat maskulin laki-laki yang dikenalkan dalam budaya adalah kuat, rasional, jantan, dan perkasa Fakih, 1996: 8. Sedangkan
perempuan dalam sepakbola yang dalam penelitian ini adalah suporter sepakbola secara kultural sifat yang dimiliki mereka seharusnya lemah lembut,
keibuan dan cenderung tidak menyukai olahraga yang menggunakan gerakan fisik terlalu banyak. Akan tetapi dewasa ini banyak ditemukan suporter
sepakbola perempuan yang menonton langsung pertandingan di tribun suporter ataupun yang sangat fanatik dengan beberapa klub sepakbola salah
satunya Persis Solo. Prestasi Persis Solo yang sedang surutpun tidak mengurangi motivasi
mereka untuk datang mendukung, bahkan mereka sering melebihi para laki- laki sekalipun dalam memberikan dukungan teriakan yang lebih lantang,
terkadang sering terdengar mencolok di tribun suporter di bandingkan suporter laki-laki. Mereka pasti memiliki motif-motif tertentu dalam memberikan
dukungan untuk Persis Solo, adanya motif yang sama pada individu-individu
4
yang menyebabkan terjadinya interaksi diantara mereka untuk merealisasikan tujuannya Junaedi, 2014: 142
Hal tersebut terbukti, Srikandi Pasoepati selalu setia dampingi Pasoepati dukung Persis adalah Srikandi Pasoepati, barisan suporter wanita yang selalu
setia mendukung laskar sambernyawa memiliki anggota resmi yang terdiri dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Srikandi Pasoepati rutin menggelar
pertemuan demi menjaga kekompakan disaat jeda kompetisi. Dalam hal memberikan dukungan eksistensi Srikandi Pasoepati terbilang luar biasa.
Berada diantara ribuan laki-laki yang memenuhi setiap sudut, Srikandi Pasoepati dipaksa untuk selalu menjaga diri guna menghindari hal yang tidak
diinginkan. Kasus pelecehan seksual yang belakangan sering menimpa wanita membuat pengurus Srikandi Pasoepati selalu mewanti-wanti anggotanya agar
berpakaian sopan saat berada di Stadion, Namun bahaya akan datangnya hal tersebut tidak akan menyurutkan niat para Srikandi Pasoepati memberikan
dukungan secara langsung. Pada kehadiran mereka di Stadion mampu memberikan semangat bagi Persis Solo untuk meraih kemenangan.
Dalam memberikan dukungan eksistensi Srikandi Pasoepati terbilang luar biasa. Mereka hampir selalu ada untuk mendukung disetiap pertandingan,
walaupun setiap hari berada diantara suporter yang mayoritas laki-laki semangat mereka untuk mendukung tidaklah surut. Seperti filosofi dari nama
Srikandi yang berasal dari tokoh pewayangan, Srikandi digambarkan sebagai tokoh wayang perempuan yang tangguh dalam berperang dan sopan dalam
5
tingkah laku, hal ini yang ingin ditiru oleh Srikandi Pasoepati dalam mendukung tim kesayangan mereka Persis Solo.
Gambar 1 Srikandi Pasoepati
Sumber: Dokumentasi pribadi
Loyalitas yang dimiliki oleh Srikandi Pasoepati tidak lepas dari identitas anggota dalam memiliki rasa dan tujuan yang sama untuk mendukung klub
Persis Solo. Identitas diri yang dimiliki oleh setiap anggota memunculkan perilaku loyal terhadap klub. Identitas diri merupakan perasaan subjektif
tentang diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Identitas diri juga merupakan komponen penting yang menunjukan identitas personal.
Identitas diri berarti memiliki gambaran diri yang jelas memiliki sebuah tujuan yang ingin di capai, nilai dan kepercayaan yang dipilih oleh individu
tersebut. Kolektifitas menjadi identitas baru yang kemudian direproduksi oleh
semangat komunitas menjadi simbol-simbol kebersamaan yang dibangun dan dilekatkan dalam bentuk-bentuk baru. Dimana konstruksi masyarakat kota
yang kompleks dan metropolis, kemudian memungkinkan proses yang lebih terbuka akan kebaharuan nilai-perilaku yang bersumber dari beragam proses
interaksi kebudayaan Junaedi, 2014: 135.
6
Identitas dapat diartikan sebagai konsep yang abstrak, kompleks, dan dinamis. Gardiner dalam Samovar 2010: 184 mendefinisikan identitas
sebagai definisi diri seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah, termasuk perilaku, kepercayaan, dan sikap.
Michael Hecht dalam Setyawan 2013: 19, menyatakan identitas adalah penghubung utama antara individu dengan masyarakat dimana komunikasi
adalah mata rantai dari hubungan tersebut. Identitas yang melekat didalam jiwa setiap anggota Srikandi Pasoepati sering mempengaruhi motivasi mereka
untuk mendukung Persis Solo dengan cara menunjukkan berbagai macam perilaku sebagai bentuk dukungan kepada Persis Solo ketika sedang berlaga
maupun diluar Stadion. Dalam membentuk identitas, seorang individu melakukan komunikasi
secara interpersonal agar dapat mengetahui identitas apa yang akan mereka bentuk. Proses komunikasi interpersonal biasa dilakukan dalam kelompok
suporter Srikandi Pasoepati dalam membentuk identitas suporter mereka. Serta melakukan negosiasi untuk menentukan identitas yang seperti apa yang
mereka bentuk. Komunikasi interpersonal terjadi dalam wilayah antar personal partisipan komunikasi terdiri dari atas dua orang sehingga keduanya
melakukan transaksi tatap muka atau
face-to-face transaction
, secara langsung, lebih intensif, dan lebih memuaskan Purwasito, 2003: 164.
Sebagai acuan metodologi menggunakan penelitian terdahulu yang ditulis oleh Sodiq Setyawan tahun 2013 Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang berjudul “Konstruksi Identitas Suporter
Ultras
di Kota Solo
7
:Studi Fenomenologi terhadap kelompok suporter Pasoepati
Ultras
” dalam penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana identitas
Suporter Ultras di kota Solo. Penelitian tersebut menunjukan konstruksi yang dilakukan Pasoepati Ultras dalam mengekspresikan dukungannya. Pasoepati
Ultras merupakan kelompok yang mengakulturasi kebiasaan ataupun budaya dari luar yang dianggap baik dan cocok guna menjaga eksistensinya.
Selain itu skripsi Trihandoko Arif tahun 2006 mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang berjudul
“Interaksi Sosial Dalam Komunitas Suporter Sepakb
ola Pasoepati Solo” dalam penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial dalam komunitas suporter
sepakbola Pasoepati Solo. Penelitian tersebut menunjukan bahwa interaksi sosial dalam komunitas suporter sepakbola Pasoepati terjalin secara intensif
diantara elemen-elemennya. Kerjasama yang terjadi adalah kerjasama dalam hal kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pasoepati seperti nonton di
dalam stadion.
B. Rumusan Masalah