1.B 2.5 .0B 30B +B 1 5.13B 5,6 15 11B 3 53 3B 5,880, 1B 0-B 778,706B 32B

- B B 5- 15, B 5 ,5 .1B 465,367B 748,473B 0B

690, 1.B 2.5 .0B

607,5 B 879, 30B +B B B 5,735,7 2B 5,9 05.0,B 5,47 51 B

6, 1 5.13B 5,6 15 11B

6, 3 53 3B 5,880, 1B

6,39 5.03B 6,596,708B B ,0 2B 2.1. 138,610 1,390,430 759,753 774,267 711,224 763,350 582,071 714,747 633,950 2.2. 532,165 23,661 29,411 4,439 105,809 39,462 3,812 933 , +B B6B B 670,775B 5- -5.3 B

789, 0-B 778,706B

8 15.,,B 80 52 B 585,883B 7 502.B 633,950B 3.BZAA B BB BB BB BB BB BB BB BB BB 3.1. 130,513 450,578 597,074 617,445 600,971 716,342 751,411 916,168 706,810 3.2. 398,886 60,551 36,330 34,541 83,129 29,036 24,068 19,660 24,389 +B3. B6B3. B 5 35,33B 5 5 3B 633,404B 65 5320B 684, ..B 745,378B 775,479B 935,8 2B 73 5 33B 3.3. 34,253 17,102 445 15,965 1,208 , 504 333 7,998 +B B 563,65 B 5 25 , B 633,849B 667,95 B 685,308B 745,378B 775,983B 936, 0 B

739, 32B

4.B B 87,93 B 0532 B 05231B 3 05-. B 485,605B 73 533B 5 15. 1B 50005 2B 52.-5- ,B 5.BOrg B 5.1. 244,670 232,959 5.2. 422 2,496 Universitas Sumatera Utara 2 B BO I B Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2PertHk.06022006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C,organik atau bahan organik dari pada kadar haranya, nilai C,organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C,organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah atau menurut SK Mentan adalah bahan,bahan sintesis atau alami, organik atau mineral [12]. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman, kacang,kacangan, dan tanaman paku air . Pupuk kandang merupakan kotoran ternak. Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang, darah, dan sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan,bahan yang tidak dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas [12]. Di Indonesia sebenarnya pupuk organik itu sudah lama dikenal para petani. Mereka bahkan hanya mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau turut melanda pertanian di Indonesia. Setelah Revolusi Hijau kebanyakan petani lebih Universitas Sumatera Utara 3 suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah karena di subsidi, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung kepada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian, ketika terjadi kelangkaan pupuk dan harga pupuk naik karena subsidi pupuk dicabut. Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan C,organik dalam tanah, yaitu 2, bahkan pada banyak lahan sawah intensif di Jawa kandungannya 1. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan C,organik K2,5. Di lain pihak, sebagai negara tropika basah yang memiliki sumber bahan organik sangat melimpah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal [12]. Bahanpupuk organik dapat berperan sebagai “pengikat” butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan CN tinggi seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat,sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organikbahan organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti: 1. Penyediaan hara makro N, P, K, Ca, Mg, dan S dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Penggunaan bahan organik dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang. 2. Meningkatkan kapasitas tukar kation KTK tanah. 3. Dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan Mn. [13] 0B BO I BA IFBA B BO I B I B Pupuk organik aktif atau Pupuk organik cair POC adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimal 5, dan terbuat dari bahan,bahan organik murni baik limbah ternak maupun limbah manusia dan tanaman [14]. Universitas Sumatera Utara 3 Pupuk organik Aktif memiliki keuntungankeunggulan, yaitu mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam organik padat. Dalam bentuk kering beberapa mikroorganisme mati dan zat tidak bisa aktif. Jika pupuk organik cair dicampur dengan pupuk organik padat maka dapat mengaktifkan mikroorganisme yang ada dalam pupuk organik padat. Dengan baku mutu yang sama pupuk organik aktif adalah pupuk organik yang masih mengandung mikroorganisme hidup didalamnya, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang mikroorganisme pengolahnya sudah tidak aktif lagi atau mati. Berikut baku mutu dari pupuk organik: Tabel 2.7 Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik [15] B B B B B 1 C,organik ≥ 12 ≥ 4,5 2 CN 10 – 25 , 3 Bahan ikutan beling, kerilik, dll ≤ 2 , 4 Kadar air : , ,Curah 4 – 12 13 – 20 , , 5 Kadar logam berat ,As ppm ,Hg ppm ,Pb ppm ,Cd ppm ≤ 10 ≤ 1 ≤ 50 ≤ 10 ≤ 10 ≤ 1 ≤ 50 ≤ 10 6 pH 4 – 8 4 – 8 7 Kadar total , P 2 O 5 dan K 2 O 5 5 8 Mikroba + Dicantumkan Dicantumkan 9 Kadar unsur mikro ,Zn, Cu, Mn, ,Co, ,B ,Mo ,Fe Maks 0,500 Maks 0,002 Maks 0,250 Maks 0.001 Maks 0,400 Maks 0.2500 Maks 0,0005 Maks 0.1250 Maks 0,0010 Maks 0,0400 1B BIO BB B Bioreaktor juga dikenal dengan fermentor. Bioreaktor adalah bejana yang didisain khusus yang mana digunakan untuk membantu pertumbuhan Universitas Sumatera Utara 5 mikroorganisme dengan konsentrasi yang tinggi. Bioreaktor harus didisain dengan kemampuan dalam kondisi optimum yang mengizinkan pertumbuhan mikroorganisme. Bioreaktor biasanya bejana silinder dengan belahan melengkung pada bagian atas dan atau bawah. Bioreaktor berbeda dengan reaktor kimia umumnya, yang mana bioreaktor didukung dan pengontrolan mikroorganisme seperti pengontrolan kelebihan atau kekurangan mikoorganisme dan juga kontaminasi yang terjadi. Perbedaan lainnya antara reaktor kimia dengan bioreaktor adalah dalam hal selektivitas dan tingkat pertumbuhan. Dalam pendisainan bioreaktor juga mempunyai pertimbangan yang penting dalam aspek,aspek proses biologi yaitu: 1. Karakteristik mikrobiologi dan biokimia dari mikoorganisme. 2. Kinetika dari pertumbuhan sel dan pembentukan produk. 3. Pengontrolan terhadap kondisi lingkungan bioreaktor. [16] 2B I I B BDA B B B B Hampir setiap jenis dari perlatan yang dipegang atau dikontakkan telah digunakan sebagai reaktor kimia pada beberapa waktu dari pencampuran dan pompa sentrifugal. Bagian ini memberikan karakteristik umum dari jenis utama reaktor dan memberikan sekumpulan dari contoh yang diseleksi dari beberapa reaktor yang bekerja. Perbedaan paling utama nyata diantara operasi yang tidak mengalir dan operasi kontiniu dan diantara jenis,jenis fase yang terhubung. Klasifikasi perbedaan yang tepat dari kedua jenis mode reaktor dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Tabel Klasifikasi Reaktor Menurut Mode Operasi [17] Universitas Sumatera Utara 6 Pada saat campuran heterogen digunakan di dalam reaktor tersebut, laju konversi sering dibatasi oleh laju perpindahan panas di permukaan, sehingga diperlukan permukaan yang besar. Dengan demikian, reaktan solid atau katalis dapat dibagi dengan sempurna dan fluida yang bercampur dipaksa dengan agitator mekanik atau disusun atau menara atau di pompa sentrifugal. Perpindahan panas yang cepat terjadi melalui permukaan dengan agitasi ataupun memompa untuk menaikkan transfer panas dan mengurangi gradien temperatur yang berbahaya. Proses biasa digunakan ketika waktu reaksi yang panjang atau kebutuhan produksi harian dalam skala kecil. Peralatan yang sama sering digunakan untuk memproduksi variasi produk pada waktu yang berbeda. Sebaliknya, tidaklah mungkin untuk menyamaratakan mengenai poin ekonomi transisi dari operasi ke operasi kontinu. Satu atau lebih reaktor bersama dengan tangki sentakan yang tepat dapat digunakan untuk simulasi operasi harian berkelanjutan atau basis berkepanjangan [17]. Berikut jenis–jenis bioreaktor berdasarkan kebutuhan proses dan metode antara lain: 1. Berdasarkan Tipe Agen Biologis: Bioreaktor mikrobial Bioreaktor enzim 2. Berdasarkan Kebutuhan Proses: Bioreaktor Aerobik Bioreaktor Anaerobik 3. Berdasarkan Metode Aerasi: Kultur diam Labu kocok Bioreaktor berpengaduk STR Bioreaktor kolom gelembung , , [16] B B Universitas Sumatera Utara 7 IBB B B Tangki berpengaduk adalah tipe reaktor yang paling umum dari reaktor . Bentuk tangki ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Reaktor Tangki Berpengaduk [17] Pengaduk atau digunakan untuk mencampurkan reaktan pada awalnya, untuk mempertahankan homogenitas selama reaksi dan meningkatkan transfer panas pada dinding jaket atau pada permukaan dalam [17]. Gambar 2.5 Reaktor Tangki Berpengaduk, Sistem dan Kontinu [17] Universitas Sumatera Utara 9 Keterangan: a Dengan pengaduk dan transfer panas dari dalam, atau kontinu. b Dengan pompa disekelilingnya untuk mengaduk dan eksternal transfer panas, atau kontinu. c Deretan tiga tahap kontiniu tangki berpengaduk. d Deretan tiga tahap kontinu tangki berpengaduk dalam satu tabung. Reaktor pada Gambar 2.5b menggunakan pompa disekelilingnya untuk mengaduk isi tangki dan alat perpindahan panas eksternal. Pompa atau pada umumnya digunakan adaptasi pada peralatan lainnya untuk menservis reaktor mode . Sebuah reaktor yang dilengkapi dengan pompa dengan aliran tubular digunakan untuk polimerisasi etilen. Pada saat polimer terbentuk, dikeluarkan pada laju terendah sehingga gerakkekuatan peralatan mendekati sistem operasi [17]. Beberapa industri spesial reaktor tangki berpengaduk dapat dilihat pada Gambar 2.5b cocok untuk material seperti bubur, c untuk material yang kental dan laju resirkulasi yang tinggi, d cocok untuk larutan yang mudah bercampur, seperti hidrokarbon dengan larutan encer. Gambar 2.6 Contoh Reaktor Tangki Berpengaduk Komersial [17] Banyak contoh reaktor tangki berpengaduk adalah proses kontiniu, baik reaktor tunggal maupun bersusun seperti pada Gambar 2.6. Pengetahuan yang luas tentang reaktor tangki berpengaduk dalam melakukan pencampuran secara sempurna sangat penting agar dapat memprediksi unjuk kerja dari sebuah reaktor [17]. Universitas Sumatera Utara : 3B BDA B BF IDAB B Pada industri kimia dan industri proses lainnya, kebanyakan operasi produksi bergantung pada sejumlah besar pengadukan dan pencampuran fluida. Umumnya pengadukan lebih disukai untuk memaksa fluida secara mekanis dalam peredaran dan pengaliran sirkulasi atau pola lain di dalam bejana. Pencampuran biasanya bertujuan mencampurkan dua atau lebih fasa yang terpisah seperti cairan dan padatan tepung, dua fluida yang tidak saling bercampur yang menyebabkan secara acak bercampur kedalam satu dengan yang lainnya. Tujuan dari pencampuran fluida adalah sebagai berikut: 1. Mencampurkan dua fluida yang tidak bersatu seperti etil alkohol dan air. 2. Melarutkan padatan dalam cairan seperti garam di dalam air. 3. Penyebaran gas dalam fluida sebagai gelembung–gelembung udara halus, misalnya: oksigen dari udara yang dibutuhkan mikroorganisme untuk fermentasi, oksigen untuk proses lumpur aktif dalam pengolahan limbah. 4. Membuat suspensi partikel padatan seperti hidrogen katalitik dimana padatan katalis dan gelembung,gelembung hidrogen tersebar didalam cairan. 5. Mempercepat perpindahan panas antara zat cair dan koil atau jaket dalam dinding bejana. 3 B B Berdasarkan bentuknya, ada tiga jenis yaitu: a. Baling,baling. b. Dayung. c. Turbin. a. Pengaduk Berdaun Tiga , Merupakan berdaun tiga yang mirip dengan baling,baling berbilah digunakan dalam mendorong baling,baling perahu. dengan aliran aksial berkecepatan tinggi diantara 400 – 1750 rpm yang biasanya digunakan untuk cairan denga viskositas yang rendah dengan putaran zat cair yang sangat berturbulensi, seperti Gambar 2.7 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 20 a b Gambar 2.7 Bejana dengan Pengaduk Berdaun Tiga dan Penyekat: A Padangan Depan, B Pandangan Bawah b. Pengaduk Dayung Gambar 2.8 Jenis,Jenis Pengaduk: A , , B , C , , D , 45 Merupakan dengan aliran radial yang sering digunakan pada kecepatan rendah antara 20–200 rpm, dengan panjang total 60–80 dari diameter tangki dan lebar pisaunya 16–110 dari panjangnya. yang sering digunakan adalah dua atau tiga tipe pengaduk dayung sering digunakan pada pengolahan pasta, cat, perekat dan kosmetik. c. Pengaduk Turbin jenis ini menyerupai bentuk dayung berdaun banyak, tetapi daunnya lebih pendek daripada bentuk dan digunakan pada kecepatan yang tinggi Diameter turbin biasanya 30 ,50 dari diameter tangki. Umumnya turbin mempunyai 4 atau 6 daun yang efektif untuk kisaran viskositas yang cukup luas, yang memiliki aliran radial. jenis ini sangat cocok digunakan untuk mendispersikan gas dan mensuspensikan padatan. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.9 Tangki Berpengaduk Turbin dengan 6 Daun disertai Pola Alirannya [18] 3 B I I B BYA BDIG B BBIO B DA B BA I B B Pola aliran pada tangki berpengaduk tergantung dari sifat,sifat fluida, geometri tangki, jenis sekat dan jenis pengaduk itu sendiri. Jika sebuah atau pengaduk lainnya diletakkan secara vertikal di pusat tangki tanpa , pola aliran berputar,putar biasanya terjadi. Umumnya, ini tidak diinginkan, karena udara yang berlebihan, pusaran besar, bergelombang, dan sejenisnya terutama pada kecepatan tinggi. Untuk mencegah hal ini suatu sudut posisi tidak di pusat dapat digunakan dengan dengan kecepatan yang kecil. Namun untuk pengadukan di kekuatan yang lebih tinggi, pengadukan tidak seimbang dapat menjadi parah dan membatasi penggunaan daya yang lebih tinggi. Untuk pengadukan kuat dengan pengaduk yang vertikal, umumnya digunakan untuk mengurangi pusaran dan untuk pencampuran yang merata. dipasang secara vertikal pada dinding tangki ditunjukkan Gambar 2.11. Biasanya empat sudah cukup dengan jarak diantaranya sekitar dari diameter tangki untuk turbin dan baling,baling. turbin mempunyai pola aliran radial melawan dinding, dimana membagi satu bagian atas dekat permukaan dan kembali ke dari atas dan aliran yang lain dari bawah. Kadang,kadang, pada tangki dengan kedalaman cairan yang besar jauh lebih besar dari diameter tangki, biasanya dipasang dua atau tiga pada poros yang sama, masing,masing bertindak sebagai pengaduk terpisah. Pengaduk di bagian bawah sekitar 1,0 dari diameter atas pada bagian bawah tangki. Seperti Gambar 2.10 di bawah ini [18]. Universitas Sumatera Utara 22 a. b. 45 c. Gambar 2.10 Jenis,Jenis dan Pola Aliran [19] 3 ,B B BDAYAB B B IBB B B Dalam mendisain reaktor tangki berpengaduk faktor penting adalah kebutuhan daya untuk menggerakkan . Kebutuhan daya tidak dapat ditaksir secara teoritis, tetapi perhitungan kebutuhan daya dapat digunakan dengan korelasi Universitas Sumatera Utara 23 empiris. Terjadi atau tidaknya turbulensi dan dikorelasikan dengan Bilangan Reynold N’ Re yang didefenisikan sebagai berikut: Dimana: Da = Diameter m. N = Kecepatan putar Putarandetik. = Densitas fluida Kgm 3 . = Viskositas Kgm.det. Dimana jika bilangan Reynold N’ Re lebih kecil dari 10 maka jenis aliran dalam tangki adalah laminar, jika diantara 10–10 4 jenis aliran transisi dan jika lebih besar dari 10 4 adalah jenis aliran turbulen [18]. Kebutuhan daya tergantung pada densitas fluida, viskositas, kecepatan putar pengaduk dan diameter pengaduk dengan menghubungkan bilangan daya N P dengan bilangan Reynold N’ Re yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: P = daya Jdetik atau W atau ft.lb f detik. .B IB Percobaan khas yang bertujuan untuk pengembangan proses adalah dengan menggunakan percobaan . merupakan suatu alat eksperimen dimana sekurang,kurangnya alat operasi yang ada terdapat dalam tersebut dapat menampilkan atau mewakili alat operasi yang ada di pabrik sebenarnya. Bagian dari operasi yang ada pada tersebut menggambarkan secara tidak langsung operasi yang ada pada komersial yang dapat dirubah dengan menggunakan model matematik. muncul sebagai suatu alat yang membolehkan kita untuk menganalisa secara simultan mirip seperti mekanisme kimia. sangat diperlukan sekali dalam pengukuran kelanjutan dari interaksi yang mungkin diantara Universitas Sumatera Utara 24 kedua tipe mekanisme. bisa saja berukuran kecil karena bukanlah tempat dimana data , dicari, oleh karenanya ukurannya dapat dipilih berdasarkan terbatasnya bahan,bahan tertentu dan meminimalisasi biaya operasional total biaya konsumsi dan operasional perlu dicatat bahwa istilah , tidak berhubungan dengan perubahan ukuran dari peralatan yang dapat diperoleh dengan mengalihkan dimensi sifat karakter dengan suatu faktor yang lebih besar dari 1. Pada beberapa kasus perubahan dilakukan untuk merubah struktur sistem. Kelayakan ini sering ditunjukkan oleh keterbatasan dalam skala kecil yang mencegah menampilkan gambaran sebenarnya dari peralatan,peralatan skala komersial. Alasan,alasan eksperiment perlu didirikan adalah: 1. Tahapan dari peralatan laboratorium menuju pemasangan secara industri akan menimbulkan masalah , yang sangat kompleks untuk diselesaikan. Tahapan ini membutuhkan percobaan dimana komponen,komponen alat yang berukuran sedang. 2. Kondisi operasi harus diselidiki untuk semua unit yang dapat mempengaruhi semua parameter : seperti tipe umpan, , impuritis dan lain,lain. 3. Mempelajari efek,efek yang mungkin timbul dalam jangka waktu yang lama seperti deaktivasi katalis, pengaruh produk samping atau impuritis, mekanisme korosi, dan lain,lain. 4. Kepentingan untuk memperlihatkan kepada bagaimana mengoperasikan jalannya untuk meyakinkan mereka tentang nilai dari suatu proses dan sifat operasinya. Khususnya jika sifat inovasi dari proses tersebut merupakan sifat yang khusus. 5. Kepentingan untuk menghasilkan sampel produk didalam jumlah yang cocok untuk berbagai . [20] Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.11 Langkah,Langkah Pengembangan - B DA B I B B Diketahui: V 1 = 3,5 Liter V 2 = 5000 Liter N 1 = 150 rpm n = ¾ jumlah suspensi solid yang terdapat pada tangki Dicari: N 2 =...... rpm Keterangan: V 1 adalah volume tangki laboratorium. V 2 adalah volume tangki N 1 adalah besar kecepatan putaran tangki laboratorium. N 2 adalah besar kecepatan putaran tangki Perhitungan: R = ..........................................1 = = 11.262 N 2 = N ........................................2 = 150 = 24,399 rpm Universitas Sumatera Utara 26 Dari data di atas diketahui bahwa kecepatan yang digunakan sudah memenuhi syarat yaitu 25 rpm [18]. B A I BBIAYAB Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun pembuatan pupuk cair organik dari LCPKS menjadi biogas. manfaat dari penelitian ini adalah menberikan informasi tentang produksi pupuk cair organik skala serta mengatahui biaya pabrikasi dan oprasional dari pembuatan pupuk cair organik skala . Adapun spesifikasi biaya pabrikasi dan oprasional dari pembuatan pupuk cair organik skala adalah sebagai berikut: Tabel 2.8 Spesifikasi Prabrikasi dan Operasional Pembuatan Pupuk Cair Organik Skala Bahan Harga Rp Jumlah Total Rp . 3000 watt 4.000.000 1 4.000.000 Temperatur kontrol 2.500.000 1 2.500.000 5.000.000 1 5.000.000 Aksesoris 5.000.000 1 5.000.000 MS 6 mm untuk tutup tangki 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk tangki 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk tangki 15.000 333,34 5.000.000 Pipa galvanis untuk tangki 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk bagian atas tangki bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk bagian dinding tangki bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk tangki bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk pengatur tekanan tangki bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 untuk insulator tangki bioreaktor 2.500.000 1 2.500.000 Universitas Sumatera Utara 27 Aluminium untuk tangki bioreaktor 3.500.000 1 3.500.000 MS plate 6 mm untuk di dalam tangki bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 Pipa galvanis untuk mencegah kebocoran gas di dalam tangki bioreaktor 500.000 6 3.000.000 Besi pelat sebagai rangka insulator tangki bioreaktor 500.000 6 3.000.000 MS 6 mm untuk pengaduk di dalam bioreaktor 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk tangki pencampur 15.000 333,34 5.000.000 MS 6 mm untuk tangki pencampur 15.000 333,34 5.000.000 Level kontrol tangki pencampur 5.000.000 1 5.000.000 MS untuk propeler pengaduk di dalam tangki pencampur 15.000 233,34 3.500.000 MS plat untuk tangki 15.000 333,34 5.000.000 Pipa galvanis untuk tangki 500.000 10 5.000.000 Level indikator tangki 5.000.000 1 5.000.000 total biaya Rp.112.000.500 Biaya pemasangan alat diperkirakan 25 dari total harga peralatan Biaya pemasangan = 0,25 Rp. 112.000.500 = Rp. 28.000.125 Harga peralatan + biaya pemasangan = Rp. 112.000.500 + Rp. 28.000.125 = Rp.140.000.625 Instrumen dan alat kontrol Biaya instrumen dan alat kontrol diperkirakan 7 dari harga total Biaya instrumen dan alat kontrol = 0,07 Rp. 112.000.500 = Rp. 7.840.035 Biaya Perpipaan diperkirakan 60 dari total harga peralatan Universitas Sumatera Utara 28 Biaya perpipaan = 0,6 Rp.112.000.500 = Rp.67.200.300 Biaya instalasi listrik diperkirakan 10 dari total harga peralatan Biaya instalasi listrik = 0,1 Rp.112.000.500 = Rp.11.200.050 Biaya insulasi diperkirakan 8 dari total harga peralatan Biaya insulasi = 0,8 Rp.112.000.500 = Rp.89.600.400 Biaya tak terduka diperkirakan 37 dari total harga peralatan Biaya tak terduga = 0,37 Rp.112.000.500 = Rp. 41.440.185 Gaji pegawai Tabel 2.9 Perincian Gaji Pegawai 8 B + 9B G : B +BG : B Teknisi 1 2.000.000 2.000.000 Oprasional 1 2.000.000 2.000.000 Biaya 0 - diperkiarakan 8 dari Modal tetap Biaya 0 - = 0,08 Rp.361.281.595 = Rp.28.902.527 Biaya perawatan mesin dan alat proses Biaya perawatan mesin dan alat proses dilakukan setahun sekali dan diperkirakan 10 dari harga peralatan yang terpasang. Biaya perawatan mesin = 0,1 Rp.140.000.625 = Rp. 14.000.062 Perawatan Instrumen dan alat kontrol diperkirakan 10 dari harga instrumen dan alat kontrol Perawatan instrumen = 0,1 Rp. 7.840.035 = Rp.784.003 Perawatan perpipaan diperkirakan 10 dari harga perpipaan Perawatan perpipaan = 0,1 Rp.67.200.300 = Rp.6.720.030 Universitas Sumatera Utara 29 Perawatan instalasi listrik diperkirakan 10 dari harga instalasi listrik Perawatan listrik = 0,1 Rp.11.200.050 = Rp. 1.120.050 Perawatan insulasi diperkirakan 10 dari harga insulasi Perawtan insulasi = 0,1 Rp.89.600.400 = Rp. 8.960.040 Jadi total biaya perawatan sebesar = Rp. 31.584.185 Total biaya produksi = Rp. 31.584.185 Harga jual pupuk cair = Rp.10.000l Produksi pupuk cair organik sebesar 50 literhari Hasil penjualan pupuk cair selama setahun = 50 literhari 0,8 365 haritahun Rp.10.000 = Rp.146.000.000 Laba atas pajak = total penjualan – total biaya produksi = Rp.146.000.000 – Rp. 31.584.185 = Rp. 114.415.815 Total PPh = 30 Rp.114.415.815 = Rp. 34.324.744 Laba setalah pajak = laba sebelum pajak – PPh = Rp.114.415.815 – Rp. 34.324.744 = Rp.80.091.071 Sehingga: B B PM = 100 = 100 = 78,36 B B B BEP = 100 Universitas Sumatera Utara 30 = 100 = 21,63 B I B ROI = 100 ROI = 100 ROI = 57,2 B B POT = 1 tahun POT = 1,7 tahun Universitas Sumatera Utara 1 BABBIB PENDAHULUANB

1.1 LATARBBELAKANGB