Dari persamaan reaksi tersebut, terlihat bahwa pada reaksi kimia pembentukan senyawa geopolimer juga menghasilkan air yang dikeluarkan
selama proses curing. Garcia-Loreido, I., Palomo, A. Fernandez-Jimenez, A., 2007
Palomo, Grutzeck, dan Blanco 1999 mempelajari pengaruh suhu, waktu, dan rasio larutan alkali pada abu terbang pada kekuatan awal geopolimer.
Dilaporkan bahwa faktor suhu dan waktu perawatan mempengaruhi kuat tekan material geopolimer. Penggunaan larutan sodium silikat Na
2
SiO
3
dan sodium hidroksida NaOH sebagai larutan alkali menghasilkan kuat tekan yang paling
tinggi
3.2 Bahan Penyusun Beton Geopolimer
3.2.1 Abu Sekam Padi
Rice husk ash abu sekam padi didapatkan dari pembakaran kulit sekam
padi. Abu yang dihasilkan dari pembakaran normal, permukaan partikelnya akan terkristalisasi dan memiliki aktivitas pozzolan yang rendah. Namun, jika
pembakaran dikontrol pada suhu antara 500 ºC – 700 ºC lapisan pozzolan pada
permukaan partikel abu dapat terbentuk hasil dari pembakaran tersebut akan melepaskan carbon dan meningkalkan silika sebagai residu dalam jumlah besar.
Namun, abu sekam padi sama sekali tidak mengandung alumina Al
2
O
3
seperti halnya abu terbang Pugar Septia, 2011 . Karakteristik abu sekam padi
ditunjukkan oleh tabel 3.1.
Tabel 3.1. Karakteristik abu sekam padi
Karakteristik Fisika Nilai
Spesific Gravity 2,28
Finnes-median size 7
Surface Area 30,24
Karakteristik Kimia
Silicon dioxide SiO
2
87,90 Carbon C
5,32
Sumber : Strength and durability of rice Husk Ash-Modified Concrete in the Marina Environment, Marcelina Alvarez
3.2.2 Abu Terbang fly ash
Menurut ASTM C618 ASTM, 1995:304 abu terbang fly ash didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk
batu bara. Banyaknya hasil material, hanya abu terbang dan slag telah terbukti menjadi sumber material yang dapat membuat geopolimer. Abu terbang dianggap
menguntungkan karena reaktivitas partikelnya lebih halus daripada slag. Selain itu, abu terbang yang mengandung rendah kalsium lebih diharapkan dibandingkan
slag yang digunakan sebagai bahan baku Hardjito dan Rangan, 2005.. Kandungan karbon dalam abu terbang harus sedikit mungkin sedangkan
kandungan silika harus tinggi. Kandungan unsur unsur pada abu terbang ditunjukkan seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Komposisi fly ash kelas F berdasarkan tes XRF Komponen Persen Komponen Persen
SiO
2
52,2 K
2
O 0,4
Al
2
O
3
38,6 Mgo
0,5 Fe
2
O
3
2,9 SO
3
1,2 CaO
0,7 SO
2
- Na
2O
0,5 LOI
1,4 Sumber: januarti triwulan, 2011
Ada beberapa zat senyawa kimia yang berada pada abu terbang yaitu : silika dioksida SiO
2
, aluminium oksida Al
2
O
3
, karbon dalam bentuk batu bara, besi
oksida Fe
2
O
3
, sulfur trioksida SO
3
, dan lain – lain. Menurut SNI 06-6867-
2002, persyaratan mutu pada abu terbang sebagai berikut: Tabel 3.3 Persyaratan Mutu Fly Ash
No. Senyawa
Kadar , 1
Jumlah oksida SiO
2
+ Al
2
O
3
+ Fe
2
O
3
minimum 30
2 SO
3
maksimum 5
3 Hilang pijar maksimum
6 4
Kadar air maksimum 3
5 Total alkali dihitung sebagai Na
2
O maksimum
++
1,5 Sumber : SNI 06-6867-2002
3.2.3 Aktivator