Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)

EFEK RESIDU PEMBERIAN LIMBAH PADAT PABRIK ROKOK DAN
PUPUK FOSFAT PADA ULTISOL TERHADAP KETERSEDIAAN SERTA
SERAPAN FOSFAT DAN KALIUM PADA TANAH SERTA TANAMAN
PADI (Oryza Sativa L.)

SKRIPSI

Oleh :
JAKA SEPTAMA
030303021
ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009


EFEK RESIDU PEMBERIAN LIMBAH PADAT PABRIK ROKOK DAN
PUPUK FOSFAT PADA ULTISOL TERHADAP KETERSEDIAAN SERTA
SERAPAN FOSFAT DAN KALIUM PADA TANAH SERTA TANAMAN
PADI (Oryza Sativa L.)

SKRIPSI

Oleh :
JAKA SEPTAMA
030303021
ILMU TANAH

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui,
Komisi Pembimbing


(Prof. Ir. Lahuddin, MS)

(Ir. Posma Marbun, MP )

Ketua

Anggota

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACT


and in the soil pH and k-dd unsignificant. The application of SP-36 fertilizer
indicated unsignificant effect on The objective of research is study about the
residue effect of cigarette factory waste and SP-36 fertilizer application on ultisol
in availabity P and K and their effect on the nutrient uptake of maize. The
experiment was conducted in a greenhouse and chemistry and soil fertility
laboratory faculty of Agriculture, North Sumatera Universitas. It was arrauged in
raudomized block designed faktorial consist of two factor with three replication.
The first factor are cigarette factory waste consist of four dosage level (9/5 kg dry
oven soil weight): CO (0) 2.C1 (25), 3 C2 (50), C3 (75) and the second factor are
SP-36 fertilizer (ppm P/5 kg dry oven soil weight): 1. PO (0). PI (100), 3. P2
(200),4. P3 (300). The result showed that the residue effect application of cigarette
factory waste indicated significant effect on soil pH and availabe-P, but
unsignificant on k-dd after 2 weeks incubation and in the and of vegetarif
available-P indicated significant effect soil pH and k-dd affer 2 weeks iucubation,
significant effect on available-p in the and of vegetarif. Even thought on soil pH
and k-dd unsignificant effect. There was interaction between waste and fertilizers
on available-P after 2 weeks incubaton. Residu effect of cigarette factory waste
and SP-36 fertilizers application indicated significant effect on P and absorption
of plant.


i Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek residu pemberian limbah
padat pabrik rokok dan pupuk fosfat pada ultisol terhadap ketersediaan serta
serapan fosfat dan kalium pada tanah serta tanaman padi (Oryza Sativa L.).
Penelitian ini dilakukan di rumah kaca serta di laboratorium kimia dan kesuburan
tanah, Fakulas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan
pada penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama ialah limbah pabrik rokok
yang terdiri dari 4 taraf dosis (g/5kg BTKO) : 1. CO (O), 2. C1(25), 3. C2 (50), 4.
C3 (75) dan faktur perlakuan kedua ialah pupuk SP 36 (ppm P2 O5/5 kg BTKO) :
1. PO (O), 2. P1 (100), 3. P2 (200), 4. P3 (300).
Hasil

penelitian


menunjukkan

pemberian

limbah

pabrik

rokok

berpengaruh nyata terhadap pH tanah dan P-tersedia tetapi tidak berpengaruh
nyata terhadap K-dd setelah 2 minggu inkubasi. Pada akhir vegetatif P-tersedia
berpengaruh nyata sedangkan pH dan K-dd tidak berpengaruh nyata. Pemberian
pupuk SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah dan K-dd setelah 2
minggu inkubasi, berpengaruh nyata terhadap P tersedia pada akhir vegetatif
sedangkan pH tanah dan K-dd tidak berpengaruh nyata. Interaksi pemberian
limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 hanya berpengaruh nyata pada P-tersedia
tanah setelah 2 minggu lukubasi. Pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP36 mempengaruhi serapan P dan K oleh tanaman dan berpengaruh nyata terhadap
keduanya.


ii Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serbelawan tanggal 15 September 1985 dari ayah
Thamrin dan Ibu Sumiaty. Penulis merupakan putra pertama dari 3 bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Pematang Siantar dan 2003
lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi
Kesuburan Tanah Nutrisi Tanaman Departeman Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten di Laboratorium
Fisika Tanah dan Laboratorium Pupuk dan Pemupukan mulai Tahun 2004 sampai
2006, menjadi anggota Organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) pada
tahun 2003 hingga selesai kuliah.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Kebun Dolok Ilir
PTP N 1V pada tahun 2006.


Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat iii
Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini tepat pada waktunya.
Adapun judul pada Skripsi ini adalah “Efek Residu Pemberian Limbah
Pada Pabrik Rokok dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap Ketersediaan
serta Serapan Fosfat dan Kalium Pada Tanah serta Tanaman Padi
(Oryza Sativa L.)” Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi
pembimbing yaitu Prof. Ir. Lahudin Musa, MS selaku ketua dan
Ir. Posma Marbun, MP selaku anggota yang telah banyak membantu dan
membingbing penulis selama penyelesaiaan sikripsi ini. Kepada ayahanda
Thamrin dan ibunda Sumiaty yang selalu memberi dukungan moril dan material
kepada penulis, serta kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis

selama penyelesaian sikripsi ini.
Penulis menyadari sikripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk perbaikan di
masa mendatang. Akhir kata penulis mengharapkan sikripsi ini bermanfaat bagi
kita semua.

Medan,

Januari 2008

Penulis

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat iv
Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ................................................................................................ i

ABSTRAK................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3
Kegunaan Penilitian ........................................................................ 3
TINJUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
Sifat dan Ciri Tanah Sawah ............................................................. 5
Unsur Hara Fosfor ............................................................................ 6
Unsur Hara Kalium .......................................................................... 7
Ketersediaan Fosfat Pada Tanah Masam ........................................... 8
Ketersediaan Kalium Pada Tanah Masam ........................................ 9
Limbah Padat Pabrik Rokok ............................................................. 10
Efek Residu Bahan Organik ............................................................. 10

Padi Sawah ....................................................................................... 11
BAHAN DAN METODE ............................................................................ 13
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 13
Bahan dan Alat ................................................................................. 13
Metode Penelitian ............................................................................. 13
Pelaksanan Penelitian ....................................................................... 14
Peubah yang Diamati ........................................................................ 15
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah PadatvPabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 16
Hasil ................................................................................................. 16
Pembahasan ...................................................................................... 25
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 31
Kesimpulan ...................................................................................... 31
Saran ................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat vi
Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Nilai Rataan pH Tanah dan K-dd pada Perlakuan
Residu Limbah Pabrik Rokok Setelah Inkubasi .............................. 16
2. Nilai Rataan pH dan K-dd pada Perlakuan Residu Pupuk SP-36
Setelah Inkubasi ............................................................................. 17
3. Nilai Rataan P-tersedia Tanah pada Perlakuan Residu Limbah
Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36 Setelah Inkubasi ........................... 18
4. Nilai Rataan P-tersedia, pH dan K-dd pada
Perlakuan Residu Limbah
Pabrik Rokok pada Akhir Vegetatif Tanaman ................................. 20
5. Nilai Rataan P-tersedia, pH dan K-dd pada
Perlakuan Residu Pupuk SP-36
Pada Akhir Vegetatif Tanaman ...................................................... 21
6. Nilai Rataan Serapan P dan K Tanaman pada Perlakuan
Residu Limbah Pabrik Rokok Setelah Inkubasi ............................. 22
7. Nilai Rataan Serapan P dan K Tanaman pada Perlakuan
Residu Pupuk SP-36 pada Akhir Vegetatif Tanaman ...................... 24

vii

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik
Rokok Terhadap pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi...................19
2. Efek Interaksi Residu Pemberian
Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk Sp-36
Terhadap P-tersedia Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi...................21
3. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok
Terhadap P-tersedia Pada Akhir Vegetatif..........................................23
4. Efek Residu Pemberian pupuk SP-36 Tehadap
P-tersedia Pada Akhir Vegetatif...........................................................24
5. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok
Terhadap Serapan P-Tanaman dan Serapan
K-Tanaman Pada Akhir Vegetatif........................................................25
6. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 Terhadap
Serapan P-Tanaman dan Serapan K-Tanaman
Pada Akhir Vegetatif..............................................................................26

viiiRokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil Analisis Limbah Pabrik Rokok STTC, Pematang Siantar .................. 34
2. Hasil Analisis Awal Tanah Ultisol .............................................................34
3. Tahapan Proses Produksi Rokok ................................................................35
4. Bagan Penelitian ........................................................................................36
5. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Limbah Pabrik Rokok
terhadap pH, Kejenuhan AI, P-tersedia dan
N-total Tanah Setelah 3 Minggu Inkubasi ..................................................37
6. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Pemberian Pupuk SP-36
terhadap pH, Kejenuhan AI, P tersedia dan N-total Tanah Setelah
3 Minggu Inkubasi ....................................................................................37
7. Hasil Penelitian Arliza (2007) Pengaruh Limbah Pabrik Rokok dan
Pupuk SP-36 terhadap Berat Kering Tajuk, Berat Kering Akar dan
Tinggi Tanaman pada Akhir Vegetatif Tanaman ........................................38
8. Nilai Rataan Serapan N Tanaman pada Perlakuan Limbah Pabrik
Rokok dan Pupuk SP-36 ............................................................................38
9. Nilai Serapan P Tanaman pada Perlakuan
Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36................................................... 39
10. Kriteria Penilaian Hara ...............................................................................40
11. Deskripsi Tanaman Padi.............................................................................41
12. Data pH Tanah Setelah Inkubasi ................................................................41
13. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi .........................41
14. Data K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi ........................................................42
15. Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah 2 Minggu Inkubasi ...............................42
16. Data P-tersedia Setelah 2 Minggu Inkubasi ................................................43
17. Daftar Sidik Ragam P –tersedia Setelah 2 Minggu Inkubasi ....................... 43
18. Data pH Tanah Setelah Panen ....................................................................44
19. Daftar Sidik Ragam pH Tanah Setelah Panen .............................................44
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah PadatixPabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

20. Data P-tersedia Setelah Panen ....................................................................45
21. Daftar Sidik Ragam P-tersedia Setelah Panen .............................................45
22. Data K-dd Setelah Panen ............................................................................46
23. Daftar Sidik Ragam K-dd Setelah Panen ....................................................46
24. Data Serapan P Tanaman Setelah Panen .....................................................47
25. Daftar Sidik Ragam Serapan P Tanaman Setelah Panen ............................ 47
26. Data Serapan K Tanaman Setelah Panen ....................................................48
27. Daftar Sidik Ragam Serapan K Tanaman Setelah Panen .............................48

x

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ultisol di Indonesia merupakan bagian dari lahan kering yang tersebar luas
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian besar pulau Jawa.
Luasnya diperkirakan mencapai 51 juta ha atau sekitar 29 % dari luas daratan
(Hardjowigeno, 1985). Ultisol sering diidentikan dengan tanah yang kurang subur
dengan permasalahan: pH rendah, kandungan bahan organik rendah, kejenuhan
basa yang rendah, serta KTK rendah, dan miskin unsur hara. Hara Fosfor
memiliki permasalahan tersendiri di dalam Ultisol, karena sebagian P terikat pada
oksidasi besi dan aluminium sehingga sulit berada dalam bentuk tersedia.
Tingginya kelarutan Al dan Fe pada Ultisol ini menyebabkan P yang berasal dari
pupuk yang mudah larut segera terfikasi oleh ion-ion tersebut, sehingga
ketersedian P tetap sedikit walaupun dilakukan pemupukan. Untuk itu diperlukan
sumber bahan organik yang mampu mengkhelat Al dan Fe sehingga P dapat
tersedia bagi tanaman (Munir, 1996).
Penggenangan menyebabkan peningkatan pH pada tanah masam dan
menurunkan pH pada tanah basah. Terbentuknya lapisan reduksi dikarenakan
logam seperti Al dan Fe yang biasanya dapat mengasamkan tanah mineral,
teroksidasi dalam bentuk Fe 3+ [Fe (OH) ] menjadi tereduksi dalam bentuk Fe 2+
[ Fe ( OH )

2

], begitu pula pada Al maupun Ca (Sanchez, 1993 ), akibatnya

ketersediaan fosfat pada tanah sawah meningkat dimana ion-ion Al dan Fe yang
mengikat P akan terlepas membebaskan P menjadi tersedia.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Secara umum bahan organik dapat memperbesar ketersediaan P melalui
dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Menurut Tan
(1994), dekomposisi bahan organik juga akan menghasilkan asam-asam organik
yang akan menghasilkan anion dan membentuk senyawa kompleks yang sukar
larut dengan Al dan Fe, sehingga larutan Al dan Fe rendah. Bahan organik
tersebut dapat berasal dari tanaman secara langsung, limbah rumah tangga, limbah
pertanian maupun limbah pabrik. Bahan-bahan ini ternyata masih memiliki
potensi sebagai bahan pembenah tanah.
Selain hara Fosfor, Ultisol juga miskin unsur hara makro lainnya salah
satunya unsur kalium. Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+ yang berasal
dari hasil dekomposisi bahan organik dan pertukaran kation yang terlarut di
dalam tanah. K dapat tukar dalam tanah biasanya sekitar 0,5-0,6% dari K total di
dalam tanah, sedangkan K yang tesedia bagi tanah ialah jumlah dari K-larutan dan
K- dapat tukar (Hanafiah, 2005).
Pada penelitian ini penulis menggunakan bahan organik yang berasal dari
tanaman pertanian yang telah melalui proses pabrik yaitu limbah tembakau dari
pabrik rokok. Limbah ini ternyata masih memiliki potensi sebagai penyedia hara
bagi Ultisol. Dari hasil Analisis limbah padat pabrik rokok diperoleh pH H2O 7,6
; C- organik (%) 23,28 ; N 1,55%; C/N 15,01 ; P2O5 2,36%.
Limbah yang digunakan pada penelitian ini ialah limbah padat yang
dihasilkan pada akhir proses pengolahan Threasher yaitu pensortiran daun serta
pemisahan tulang daun dan daun. Pada setiap pengolahan tembakau pada pabrik
rokok dihasilkan sebanyak 12,5 kg/ton limbah padat. Menurut Roberts (1988)

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

dalam Sitepoe (2000) terdapat lebih dari 3040 jenis bahan kimia dijumpai dalam
daun tembakau kering dari hasil analisis limbah rokok, kandungan hara yang
terdapat didalamnya diharapkan mampu memperbaiki sifat kimia Ultisol dan
pertumbuhan tanaman. Penggunaan limbah ini didasarkan atas semakin pesatnya
pertumbuhan industri pabrik rokok yang ada di Indonesia sehingga limbah yang
dihasilkannya dapat

dimanfaatkan secara komersil untuk

meningkatkan

produktivitas pertanian tanpa harus terbuang sia-sia.
Adapun proses pengolahan tembakau hingga menghasilkan limbah padat
dapat dilihat pada lampiran 3 dengan keterangan sebagai berikut : pertama sekali
dilakukan tahap penyortiran daun tembakau dari gudang lalu daun tembakau
diproses dalam mesin vacum yang gunanya untuk melembutkan daun, mematikan
kutu dan menghilangkan bau amoniak. Kemudian daun dari vacum dimasukkan
kedalam mesin Threser yang gunanya untuk memisahkan daun dengan tulang
daun, disinilah diperoleh limbah padat pabrik rokok.
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan Arliza (2007). Dari hasil
penelitian pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 berpengaruh nyata
terhadap P-tersedia setelah 3 minggu inkubasi tetapi masih berada dalam kriteria
rendah menurut BPPM 1992. Oleh karena itu apakah dengan inkubasi selama 4
bulan limbah tersebut telah termineralisasi dan mampu menyumbangkan P ke
dalam tanah. Oleh karena itu penulis ingin menguji kembali penelitian tersebut
yaitu menyempurnakan kembali penelitian tersebut dengan penambahan
seperlunya tanpa mengubah maksud dari penelitian awal sebagai efek residu dari
limbah pabrik rokok dengan penekanan pada unsur hara fosfor dan kalium.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Pada awalnya penelitian ini menggunakan tanaman jagung namun setelah
tanaman berumur 6 minggu pada tanaman jagung menunjukkan gejala yang
kurang baik yaitu dari pucuk daun mengering dan berwarna putih. Hal ini
dimungkinkan karena pengaruh suhu yang sangat tinggi di rumah kaca. Oleh
karena itu penelitian ini dialihkan ke tanaman padi setelah dilakukan inkubasi
selama 2 minggu lagi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk
fosfat pada Ultisol terhadap ketersediaan dan serapan fosfat dan kalium pada
tanaman padi (Oryza Sativa. L).
Hipotesis Penelitian
− Residu limbah pabrik rokok masih mampu meningkatkan ketersediaan dan
serapan fosfat & kalium pada tanah dan tanaman padi.
− Residu pupuk fosfat masih mampu meningkatkan ketersediaan dan
serapan hara fosfat & kalium pada tanah dan tanaman padi.
− Interaksi residu limbah pabrik rokok dan pupuk

fosfat masih mampu

meningkatkan ketersediaan dan serapan hara fosfat & kalium pada tanah
dan tanaman padi

Kegunaan Penelitian
− Untuk mengefisiensikan penggunaan pupuk fosfat akibat efek residu dari
bahan organik.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

− Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kepentingan ilmu
pengetahuan dan dapat dimanfaatkan oleh petani untuk penerapan
pertanian organik.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat dan Ciri Tanah Sawah
Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan
istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian yang
dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia (Hardjowigeno dan Rayes, 2001).
Meskipun demikian sebagaian besar para ahli tanah masih meragukan atau sama
sekali tidak menyetujui untuk menempatkan jenis tanah ini sebagai jenis tanah
tersendiri. De Datta (1981) menyatakan bahwa sebutan tanah sawah atau tanah
padi tidak begitu tepat untuk digunakan sebagai nama dari kelompok (group)
tanah. Sebutan tersebut umumnya digunakan untuk tanah yang ditumbuhi padi
dataran rendah dan hanya memberikan petunjuk mengenai penggunaan lahan.
Pada umumnya tanah sawah ditandai dengan terjadinya musim hujan dan
kemarau. Perubahan musim ini mengakibatkan system tanah yang unik, dimana
dicerminkan dalam perubahan siklus kimia dan fisika (De Datta, 1981). Menurut
Darmawijaya (1992) bahwa sifat kimia tanah ini dicirikan dengan terbentuknya
H2S

yang

menghambat

penyerapan

hara

tanaman

dan

memperbesar

perkembangan akar, miningginya pH dan pelarutan silica. Sifat fisik tanah akibat
pembentukan padas akan menghambat drainase dan dalamnya akar tanaman,
tetapi tidak menghambat perkembangan akar ke samping.
Hardjowigeno (1993) bahwa tanah ini memiliki horizon permukaan
berwarna pucat karena reduksi Fe dan Mn, akibat penggenangan air sawah dan
senyawa tersebut pindah serta mengendap ke bawah lapisan reduksi membentuk

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

konkresi dan selaput di premukaan gumpalan struktur tanah dan lubang-lubang
akar, horizon yang agak memudar dapat terbentuk akibat akumulasi senyawa
tersebut.
Ciri khas tanah sawah antara lain memiliki lapisan oksidasi dibawah
permukaan air akibat difusi O2 setelah 0 – 1 cm, selanjutnya lapisan reduksi
setebal 25 – 30 cm dan diikuti lapisan bajak yang kedap air. Selain itu selama
pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O2

oleh akar padi yang

menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah sawah (Sanchez, 1993).
Penggenangan juga memberikan keuntungan dalam bertanam padi dimana :
-

cukup tersedia air bagi padi.

-

Pengelolaan tanah lebih mudah (ringan)

-

Menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu

-

Ketersediaan hara lebih besar terutama P.

(Hardjowigeno dan Rayes, 2001).
Perubahan sifat-sifat kimia akibat penggenangan antara lain adalah
perubahan potensial redoks, kecenderungan pH tanah kearah netral, NO3 - dan
NO2

-

dan NO dan N2 berupa gas,Mn4+ menjadi Mn2+ dan meningkatnya

ketersediaan unsure hara N berupa NH4+. Perubahan pH tanah setelah
penggenangan mengakibatkan perubahan logam ferri menjadi ferro, perubahan
sulfat menjadi sulfide, menurunkan kelarutan Al dan Fe, serta meningkatkan
ketersediaan P (De Datta, 1981). Menurut Hakim dkk (1986) pH tanah masam
menjadi netral mengakibatkan P menjadi tersedia, dimana pada pH yang tinggi
kelarutan Al, Fe dan Mn menurun sehingga P yang terikat oleh logam-logam
tersebut akan terlepas dan kelarutan P menjadi tinggi.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Unsur Hara Fosfor
Kadar unsur P dalam tanah mauapun dalam tanaman lebih kecil jika
dibandingkan dengan dua unsur penting lainnya yakni N dan K. Walaupun
demikian, P merupakan kunci kehidupan karena langsung berperan dalam proses
kehidupan tanaman. P dalam tanah yang diserap tanaman dalam bentuk ion
H2PO4- dan HPO4=. Ion P tersebut tidak diikat oleh lempung ataupun koloid
organik karena muatannya sama (Rosmarkam dan Yuwono, 2002 ).
Fosfor termasuk hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai energi
yang tidak dapat digantikan dengan hara yang lain. Ketidakcukupan P menjadikan
tanaman tidak tumbuh maksimal dan potensi hasilnya tidak maksimal. Peranan
fosfor dalam penyimpanan dan pemindahan energi tampaknya merupakan fungsi
terpenting karena hal ini mempengaruhi berbagai proses lain dalam tanaman
(Masud, 1993).
Fosfor tanah tersedia melalui pelapukan mineral-mineral tertentu, terutama
mineral apatit yang merupaksn mineral kalsium fosfat. Hasil pelapukan apatit
memberikan satu kelompok anion-anion yang dapat digunakan oleh tanaman, ionion tersebut adalah ion H2Po4- dan ion HPO42-. Kebanyakan tanah mengandung
jumlah fosfat yang besar, tetapi umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena
sebahagian dalam bentuk “terikat” atau teretensi. Retensi dari fosfat terfiksasi ini
tergantung pada pH tanah yang sangat asam yaitu pH 3,5-4,5 untuk FePO4 tidak
larut dan pH 4,0-6,6 kebanyakan P bereaksi dengan Al. Pada tanah mineral
ketersediaan maksimum P terletak pada pH 6,5 tetapi kisaran pH 6,0-7,0 adalah
memuaskan bagi kebanyakan tanamna (Plaster, 1992).

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Fosfor diambil tanaman dari tanah. Akar menyerap P dari larutan tanah
dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Kecepatan penyerapan P tergantung konsentrasi
pada larutan tanah dimuka akar. Fungsi fosfor adalah untuk merangsang
pertumbuhan akar, sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein
tertentu, membantu asimilasi pernafasan, mempercepat pembungaan, pemasakan
biji dan buah (Lingga dan Marsono, 2000)

Unsur Kalium
Kalsium relativ tidak tersedia yang berasal dari mineral primer seperti
mika dan feldsfar, juga pada mineral sekunder yang terjerap pada kisi-kisi struktur
mineral tersebut. Mineral primer dan sekunder pada saat mengalami proses
pelapukan akan berubah sesuai dengan lamanya waktu yang berjalan, dan
terdekomposisi dengan reaksi sebagai berikut : KalSi3O8

+

HOH

KOH +

HalSi3O8. K+ yang dibebaskan dapat menjadi hilang bersama air drainase,
dipergunakan oleh mikroba tanah atau teradsorpsi berupa ion yang dapat
diperuntukkan pada sekeliling partikel liat dan diubah menjadi bentuk kalium
lambat tersedia (Tisdale dan Nelson, 1975)
Kalium lambat tersedia, dalam hal ini apabila dalam tanah dijumpai liat
vermikulit dan illit atau liat yang mempunyai tipe perbandingan 2;1 lainnya,
kemudian diberi pupuk K dari KCI ini tidak saja menjadi terikat/ terifikasi tetapi
lambat laun K yang lambat tersedia ini menjadi tersedia juga (Sutedjo, 1994).
Fiksasi kalium berhubungan erat dengan kerapatan muatan liat. Liat-liat
dengan kerapatan muatan yang tinggi pada kisi-kisinya terikat lebih kuat, oleh
karena itu liat-liat dengan muatan kisi yang tinggi memfiksasi K lebih banyak.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Kehadiran gugus Al, Fe-hidroksil pada sebagian liat-liat yang mempunyai kerapat
muatan yang tinggi dapat menurunkan fiksasi K, karena gugus-gugus itu
mendesak lapisan-lapisan silika saling menjauh (terbuka). Tanah-tanh dengan
kondisi masam (pH rendah) mempunyai gugus-gugus antar lapisan yang
mendesak lapisan menjadi terpisah. Fiksasi kalium yang tinggi di dalam tanah
merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan ketersediaan kalium di
dalam tanah (Hasibuan, 2004).
Pelepasan hara kalium merupakan reaksi yang berlawanan dengan fiksasi.
Untuk pelepasan kalium dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menurunkan
muatan pada mineral liat, sehingga kerapatan muatan yang tinggi tersebut tidak
akan menyebabkan K terikat kuat. Cara untuk menurunkan muatan dilakukan
dengan oksidasi Fe yang ada dalam susunan kristal liat (Lubis, dkk, 1983).

Ketersediaan Fosfat Pada Tanah Masam
Ketersedian P, untuk dan aktivitasnya ditentukan oleh pH tanah. Jika
larutan tanah cenderung masam maka hanya terdapat ion H4PO4- dan HPO42-.
H2PO4- →

H2O + HPO42-

(Larutan cenderung masam)

→ H2O + PO43(Larutan cenderung basa)

Pada tanah ber-pH rendah ke larutan Al dan Fe tinggi, P akan mudah bersenyawa
dengan Al, Fe, dan Mn membentuk senyawa yang tidak larut.
Al3+ + H2PO4(Larut)

→ 2H+ + Al(OH)2H2PO4
(Tidak larut )

Sedangkan pada pH yang tinggi fosfor yang larut akan diikat oleh Ca dan garam
kabonat membentuk senyawa yang tidak larut (Soepardi, 1983).

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Retensi fosfat dapat terjadi pada tanah-tanah masam yang banyak
mengandung ion Al3+ dan ion Fe3+ terlarut dan tertukarkan. Kation-kation logam
yang berada pada kompleks jerapan tanah akan menjerap ion fosfat. Ion-ion Al3+,
Fe3+ dan Mn2+ membentuk sambungan antara kompleks jerapan liat dengan ion
fosfat. Reaksi ini dapat terjadi antara ion fosfat dengan hidroksida Al atau Fe atau
antara fosfat dengan mineral silikat (Tan, 1982).
Kisaran pH untuk ketersediaan P tanah yang terbaik adalah antara 6,0-7,0.
Dengan demikian dari segi pengaturan hara P bagi tanaman maka kisaran pH
tanah diatas perlu dipertahankan. Walaupun demikian tanaman hanya sanggup
menyerap 1/3 sampai ½ dari fosfat yang diberikan ke dalam tanah sebagai P yang
diikat tanah serta adanya bentuk kelarutannya rendah (Lubis, dkk, 1986).
Hubungan antara ketersediaan fosfat dan pH tanah telah sering
dibacarakan. Jika nilai pH rendah maka aluminium dan besi akan tinggi di dalam
tanah, fosfat yang kembali ke tanah akan sedikit tersedia, sebab bereaksi dengan
senyawa-senyawa yang lain. Penambahan kapur akan menonaktifakan besi dan
aluminium maka fosfat tersedia akan semakin bertmbah
(Tisdale dan Nelson, 1975).

Ketersediaan Kalium Pada Tanah Masam
Dalam hal mobilitasnya di dalam tanah, kalium berada diantara nittrogen
dan fosfor. Kalium terlarut dan kalium yang dapat dipertukarkan keduanya
dianggap tersedia bagi tanaman (Foth, 1994).
Hanya 1-2 % kalium yang dibutuhkan tanaman bagi pertumbuhannya
tersedia dalam larutan tanah. Difusi memegang peranan penting dalam

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

penyerapan kalium dari tanah oleh tananman. Sekitar 90 % kebutuhan kalium
tanaman diserap melalui difusi (Buckman dan Brady, 1992).

Limbah Padat Pabrik Rokok
Salah satu pabrik rokok yang mengelola tembakau menjadi rokok adalah
pabrik STTC (Sumatera Tobacco Trading Company) di Pematang Siantar. Pabrik
ini menghasilkan 12 kg/ton limbah padat dan membuang limbahnya ke salah satu
jurang yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat. Limbah tersebut
kelihatannya sudah sangat lama tidak didaur ulang sehingga limbah menumpuk di
tempat pembuangan tersebut.
Menurut penelitian Saltali et. Al (1996) limbah tembakau mengandung
bahan-bahan kimia yang bermanfaat jika diambah ke tanah sebagai bahan
organik.Bahan –bahan tersebut dapat meningkatkan kandungan hara makro (N, P,
K), meningkatkan kemampuan tanah menahan air serta meningkatkan kandungan
bahan organik tanah yang berhubungan dengan peningkatan kemantapan agregrat
tanah, struktur tanah serta peningkatan ruang pori dalam tanah.

Efek Residu Bahan Organik
Residu pemberian bahan organik pada tanah yang kandungan bahan
organiknya rendah seperti Ultisol dapat memperbaiki sifat tanah, kimia serta
biologi tanah tersebut, Menurut Sanchez (1992) bahwa bahan organik selain
membentuk pengagregatan tanah juga dapat mengubah sifat penambat air.
Kemudian Hakim dkk (1986) mengatakan bahwa bahan organik dapat meningkat
kan KTK tanah dan menyediakan unsur hara serta meningkatkan aktivitas

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

mikroorganisme. Di lain pihak Rachim,dkk, (1991) melaporkan bahwa pemberian
bahan organik pada tanah mineral sulfat masam dapat meningkatkan pH tanah.
Bahan organik dari bermacam –macam jaringan tanaman bervariasi niabah
C/N nya. Tingkat rasio C/N optimum yang mempunyai rentang antara 20 -25 (1,4
-1,7 % N) ternyata ideal untuk dekomposisi maksimum karena tidak akan terjadi
pembebasan nitrogen dan sisa –sisa organik di atas jumlah yang dibutuhkan untuk
sintesis mikroba (Sanchez, 1992).
Di daerah tropika seperti indonesia curah hujan cukup besar, tanah
terbuka, cepat rusak oleh pukulan air hujan dan aliran permukaan. Berkurangnya
kesuburan tanah yang berarti kehilangan bahan organik. Residu bahan organik
harus di jaga tidak boleh kurang dari 2 %. Untuk memprtahankan tingkat itu
dibutuhkan minimal 10 ton/ha/ tahun organik
( Suryanto, 1998 dalam Arief, dkk,1978 ).

Padi Sawah
Tanah yang baik untuk persawahan adalah tanah yang mampu
membarikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu topografi, porositas
tanah yang rendah, sumber air alam, serta modifikasi sistem alam oleh kegiatan
manusia (Suparyono dan Setyono, 1997).
Padi sawah meliput i kira-kira 65 persen dari seluruh pertanaman padi
didaerah tropika. Sawah berpengairan yang dianggap sebagai ragam baku dari
cara menghasilkan padi meliputi hanya 19 % dari seluruh padi tropika. Sawah
yang sempit, biasanya luasnya kurang dari 1 hektar atau bahkan jauh lebih kecil,

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

yang dikelilingi oleh pematang agar dapat menampung air hujan sebanyak
mungkin (Sanchez, 1993).
Pengolahan tanah sawah agar mengubah keadaan tanah pertanian dengan
menggunakan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah)
yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah dengan menggunakan alat
bajak atau garu merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan satu sama lain.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu pembersihan,
pencangkulan, pembajakan dan penggaruan (AAK,1990).
Setelah bibit padi ditanam, petakan sawah harus digenangi air setinggi 2-5
cm air permukaan tanah. Penggenangan dilakukan selama 15 hari atau saat
tanaman mulai membentuk anakan.Air harus dipertahankan pada ketinggian
tersebut. Penggenangan air dapat menghambat pertumbuhan gulma karena gulma
akan sulit tumbuh pada air dangkal (Andoko, 2002).
Bila tanah digenangi, persediaan oksigen menurun sampai nol dalam
waktu kurang dari sehari. Hasilnya adalah mengubah tanah dari keadaan
teroksidasi menjadi tereduksi. Potensial oksidasi-reduksi (nilai Eh disesuaikan
reduksi menjadi pH 7)

merupakan parameter yang berguna untuk mengukur

itensitas reduksi tanah dan mengenali reaksi utama yang terjadi. Pada kebanyakan
tanah, kadar zat yang tereduksi mencapai puncak 2 sampai 4 minggu setelah
penggenangan,

dan

berangsur-angsur

menurun

sampai

suatu

tingkat

keseimbangan (Sanchez, 1993).

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Kaca dan di Laboratorium Kimia dan
Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara Medan, dengan
ketinggian tempat 25 m dpl dan dimulai pada bulan Juni 2007 hingga selesai.

Bahan dan Alat
Bahan

yang digunakan adalah residu Ultisol Mancang

yang telah

mengalami pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat yang telah di
inkubasi selama 4 bulan dan digenangi oleh air, benih padi, pupuk dasar (Urea),
serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman.
Alat yang digunakan ialah ember 5 kg, meteran, timbangan serta alat-alat
yang digunakan di laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

Metode Penelitian
Penelitian sebelumnya menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial
dengan dua faktor. Faktor Perlakuan I ialah limbah pabrik rokok (C) dengan 4
taraf dosis, faktor perlakuan ke II ialah pupuk SP-36 (P) dengan 4 taraf dosis,
dengan 3 ulangan sehingga diperoleh unit percobaan 4 x 4 x 3 = 48 unit
percobaan.
Faktor Perlakuan Limbah (C)
C0

= 0 ton/ha (0 g/pot)

C1

= 10 ton/ha (25 g/pot)

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

C2

= 20 ton/ha (50 g/pot)

C3

= 30 ton/ha (75 g/pot)

Faktor Perlakuan Pupuk SP-36 (P)
P0

= 0 ppm (0 g/pot)

P1

= 100 ppm P2O5 (1,385 g/pot)

P2

= 200 ppm P2O5 (2,775 g/pot)

P3

= 300 ppm P2O5 (4,165 g/pot)

Kombinasi perlakuannya ialah :
C0P0 C1P0 C2P0 C3P0
C0P1 C1P1 C2P1 C3P1
C0P2 C1P2 C2P2 C3P2
C0P3 C1P3 C2P3 C3P3
Model Linier Rancangan Acak Kelompok :
Yijk

= µ + αI + βj + (αβ)ij + γk + εijk

Dimana :
Yijk

= Respon tanaman yang diamati

µ

= Nilai tengah umum

αI

= Pengaruh taraf ke- i dari faktor C

βj

= Pengaruh taraf ke- j dari faktor P

(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke – i dari faktor C dan taraf j dari faktor B
γk

= Pengaruh Blok

εijk

= Pengaruh galat taraf ke- i dari faktor C dan taraf j dari faktor B pada
blok ke-k

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Media Tanam
Tanah Ultisol residu pemberian bahan organik berupa limbah pabrik rokok
(C) dan pupuk Fosfat (P) dengan perlakuan C0P0, C0P1, C0P2, C0P3, C1P0,
C1P1, C1P2, C1P3, C2P1, C2P2, C2P3, C3P0, C3P1, C3P2, dan C3P3 sebanyak
3 ulangan dipersiapkan pada ember untuk media tanaman berikutnya. Berat tanah
kering udara ditimbang masing-masing dan diambil berat yang terkecil kemudian
disetarakan beratnya pada masing-masing perlakuan.
Analisa Tanah Setelah Inkubasi
Tanah yang telah di inkubasi selama 4 bulan dianalisis pH H2O (1: 2,5),
P- tersedia, K-dd.
Penanaman dan Penjarangan
Bibit padi yang telah disemai selama 2 minggu ditanam 1 batang per
ember, setelah berumur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan hanya
meninggalkan 3 tanaman saja yang paling baik.
Pemeliharaan Tanaman
Tanaman ditanam selama kurang lebih 6-7 minggu atau hingga akhir masa
vegetatif saja. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai mencapai kondisi
kapasitas lapang. Dilakukan penyiangan gulma disekitar tanaman.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 6-7 minggu. Bagian tajuk
dipotong dan bagian akar diambil lalu dibersihkan dan dikeringkan untuk
selanjutnya diovenkan. Dihitung berat kering tajuk dan berat kering akarnya
setelah diovenkan.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Peubah yang Diamati
Setelah Inkubasi
 pH H2O (1:2,5) dengan metoda elektrometri
 P- tersedia dengan metoda Bray II
 K-dd (me/100 g) dengan metoda ekstaksi NH4Oac
Setelah panen
 pH H2O (1:2,5) dengan metoda elektrometri
 P- tersedia dengan metoda Bray II
 K-dd (me/100 g) dengan metoda ekstaksi NH4Oac
 Serapan tanaman terhadap P dan K (mg/tanaman) yang diperoleh dari
kadar P atau K tanaman dibagi dengan berat kering tanaman.

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Analisa kimia tanah yaitu pH, K-dd dan P-tersedia dilakukan setelah 2
minggu inkubasi, sedangkan pada akhir vegetatif dianalisis pH, K-dd, P-tersedia,
serapan P dan serapan K oleh tanaman.

Hasil Analisis Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi
Tabel 1.Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap pH tanah dan
K– dd Tanah Setelah 2 Minggu
Faktor Limbah (C)
(g/5 kg BTKO)
C0 (0)

pH
5,99 B

K - dd
( me/100 g )
1,80

C1 (25)

6,24 A

1,68

C2 (50)

6,36 A

1,67

C3 (75)

6,50 A

1,70

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada F 0,01
BNT 1% = 1,28

Pada Tabel 1 terlihat bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok
berpengaruh sangat nyata terhadap pH tanah. Peningkatan pH tanah tertinggi pada
perlakuan C3 (75 g) yaitu 6,50 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan
C1 (25 g) dan C2 (50 g) yaitu 6,24 dan 6,36 dan sangat berbeda nyata pada
perlakuan C0 (0 g) yaitu 5,99.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai K-dd tertinggi pada residu pemberian
limbah pabrik rokok terdapat pada taraf C0 ( 0 g/5 Kg BTKO ) yaitu sebsar 1,80
me/100 g dan nilai terendah terdapat pada pelakuan C2 ( 50 g/5 Kg BTKO ) yaitu
sebesar 1,67 me/100 g.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 1. Grafik Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok Terhadap pH
Tanah Setelah 2 Minggu Inkubasi.
Dari Grafik 1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis pemberian limbah
pabrik rokok, maka semakin tinggi pH tanahnya, dan terlihat bahwa pada
perlakuan C3 menunjukkan pH Tanah tertinggi.

Tabel 2. Efek Residu Pemberian Pupuk SP-36 terhadap pH Tanah dan K-dd
Setelah 2 Minggu Inkubasi.
Faktor Pupuk SP-36 ( P )
pH
K-dd
( ppm / 5 Kg BTKO )
( me/100 g )
P0 ( 0 )
5,23
1,77
P1 ( 100 )
6,72
1,76
P2 ( 200 )
4,10
1,64
P3 ( 300 )
5,30
1,66
Pada Tabel 2 diketahui bahwa nilai pH tertinggi efek residu pupuk SP-36
terdapat pada perlakuan P1 ( 100 ppm/5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 6,72 sedangkan
nilai pH terendah terdapat pada perlakuan P2 ( 200 ppm / 5 Kg BTKO ) yaitu
sebesar 4,10. Untuk nilai K-dd nilai tertinggi efek residu pupuk SP-36 terdapat

Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

pada perlakuan P0 ( 0 ppm/5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 1,77 me/100 g dan nilai
terendah terdapat pada perlakuan P2 ( 200 ppm / 5 Kg BTKO ) yaitu sebesar 1,64
me/100g.
Tabel 3. Nilai Rataan P-tersedia Tanah Akibat Pemberian Limbah Pabrik Rokok
dan Pupuk SP-36 Setelah 2 Minggu Inkubasi
Faktor Pupuk SP-36 (ppm P2O5)

Faktor Limbah
Pabrik Rokok

P0 (0)

P1 (100)

P2 (200)

P3 (300)

Kadar P-Tersedia (ppm)

(g/5 kg BTKO)
C0

7,25 bp

8,86 bp

14,82 ap

16,33 bp

C1

14,06 bp

13,97 ap

23,23 ap

14,05 bp

C2

10,26 bq

16,31 aq

15,48 aq

32,93 ap

C3

27,10 ap

22,04 ap

19,26 ap

22,24 bp

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (pqr) dan kolom abc yang
sama tidak berbeda nyata pada F 0,05 BNT 5% = 10,89

Kelihatan bahwa Nilai P-tersedia tanah pada perlakuan 0 g, 25 g, dan 75 g
residu limbah pabrik rokok dan pupuk fosfat, ketiganya memiliki pengaruh yang
tidak berbeda nyata terhadap dosis pupuk SP-36, sedangkan pada perlakuan 50 g
limbah P-tersedia nyata meningkat pada taraf dosis pupuk P3 (300 ppm P) yaitu
32,93 ppm dan berbeda nyata pada perlakuan pupuk SP-36 dengan dosis 0, 100
dan 200 ppm P yaitu 10,26 ppm, 16,31 ppm dan 15,48 ppm. Pada perlakuan
pupuk 0 ppm P, P-tersedia nyata meningkat pada taraf dosis limbah 75 g yaitu
7,25 ppm, 14,06 ppm dan 10,26 ppm. Pada perlakuan pupuk 100 ppm P nyata
meningkat pada taraf dosis limbah 25 g yaitu 13,97 ppm, berbeda nyata pada
perlakuan 0 g limbah yaitu 8,86 ppm tetapi tidak berbeda nyata pada perlakuan 50
g dan 75 g limbah yaitu 16,31 ppm dan 22,04 ppm. Sedangkan pada perlakuan
pupuk 300 ppm nyata meningkat pada taraf dosis limbah 50 g yaitu 32,93 ppm P
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

dan berbeda nyata pada perlakuan 0 g, 25 g dan 72 g limbah yaitu 16,33 ppm,
14,05 ppm dan 22,24 ppm dan ketiganya tidak berbeda nyata.
Berikut disajikan gambar efek interaksi pemberian limbah pabrik rokok
dan pupuk SP-36 terhadap P-tersedia tanah setelah 2 minggu inkubasi pada
Gambar 2.

Gambar 2. Efek Interaksi Perlakuan Limbah Pabrik Rokok dan Pupuk SP-36
terhadap P-Tersedia Tanah Setelah Inkubasi
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa interaksi yang terjadi antara limbah
pabrik rokok dan pupuk SP-36 terlihat bahwa penambahan dosis masing-masing
perlakuan tidak seterusnya dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Nilai P-tersedia
tanah tertinggi terdapat pada taraf dosis tertinggi, yaitu C3P3 dimana hasil Ptersedia tanah yang tertinggi.
Efek residu pemberian limbah pabrik rokok setelah 2 minggu inkubasi
tidak berpengaruh nyata pada K-dd. Dan efek residu pemberian pupuk SP-36
setelah 2 minggu inkubasi tidak berpengaruh nyata pada pH tanah dan K-dd.
Jaka Septama : Efek Residu Pemberian Limbah Padat Pabrik Rokok Dan Pupuk Fosfat Pada Ultisol Terhadap
Ketersediaan Serta Serapan Fosfat Dan Kalium Pada Tanah Serta Tanaman Padi (Oryza Sativa L.), 2008.
USU Repository © 2009

Hasil Analisa Tanah Pada Akhir Vegetatif Tanaman

Tabel 4. Efek Residu Pemberian Limbah Pabrik Rokok terhadap P-Tersedia, pH,
K-dd Pada Akhir Vegetatif Tanaman.
Faktor Limbah (C)
(g/5 kg BTK