skb pemasrn lokal

Syaiful Rahman
04610112
PT Coca Cola dan STS Telah Berlakukan UMP
Kamis, 03-Mei-2007, 06:06:34
Telah dibaca sebanyak 21 kali
Padang, Padek—Pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Upah Minimum
Provinsi (UMP) terus dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
Sumbar.
Kemarin, Disnakertrans Sumbar memantau UMP karyawan di PT Coca Cola dan
Sumatera Tropical Spicies (STS).“Sudah empat bulan jalan, kita ingin tahu bagaimana
penerapan UMP ini. Apakah perusahaan ada menerapkannya atau tidak,” kata Kepala
Disnakertrans Sumbar Zul Evi Astar kepada Padang Ekspres usai peninjauan, kemarin.
Dikatakannya, penetapan UMP ini berdasarkan Keputusan Gubernur No 560-369-2006.
Di mana peningkatan kesejahteraan pekerja adalah sebagai bagian dari upaya memajukan
kesejahteraan masyarakat, yang penting artinya untuk mendorong peningkatan peran
serta pekerja dalam pelaksanaan proses produksi.Dari dua lokasi yang dikunjungi
tersebut, lanjutnya, didapati kalau PT Coca Cola dan Sumatera Tropical Spesies sudah
memberlakukan UMP kepada pekerjanya. Ini terbukti, semua pekerjanya sudah
menerima upah di atas Rp725 ribu setiap bulannya.
“Perusahaan harus memberikan Rp725 ribu kepada pekerjanya, sesuai UMP yang berlaku
di Sumbar pada 2007 ini. Hitungannya mulai dari nol tahun ia bekerja dan jika sudah

bekerja beberapa tahun, maka kebijakan perusahaan lagi nantinya apakah menaikkan
lima persen setiap tahun atas upah yang sudah diterima, atau bagaimananya,” ucap Zul
Evi lagi.Tetapi sejauh ini, katanya, belum ada satu pun perusahaan yang mengajukan
keberatan atas penetapan UMP ini kepada Disnaker.
Tetapi tidak menutup mata juga, kalau tidak adanya keberatan ini dikarenakan
ketidaktahuan yang bersangkutan sanksi apa yang dikenakan jika tidak memberikan hak
pekerjanya ini. Dinas Tenaga Kerja sendiri jika ada perusahaan yang menyatakan
keberatannya, akan melakukan pemeriksaan tentang ketidaksanggupan ini. Berdasarkan
UU No 13 Tahuan 2003, bagi pengusaha yang membayar upah pekerja/buruh di bawah
ketentuan upah minimum yang berlaku, akan dikenakan sanksi pidana penjara paling
singkat satu tahun dan paling lama empat tahun, atau denda paling sedikit Rp100 juta dan
paling banyak Rp400 juta.
Salah satu tujuan dari penetapan UMP ini untuk menghindari atau mengurangi
persaingan yang tidak sehat sesama pekerja dalam kondisi pasar surplus, yang
menjadikan mereka bersedia menerima upah di bawah tingkat kelayakan. Selain
itu, juga untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan eksploitasi pekerja
oleh pengusaha yang memanfaatkan kondisi pasar untuk akumulasi
keuntungannya. (nen)