PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TBC(TUBERCULOSIS) PADA SISTEM BERBASIS WEB

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan kelangsungan hidup setiap manusia di bumi ini. Apabila kesehatan terganggu maka pertumbuhan terganggu serta semua yang ingin dilakukan menjadi terbatas. Oleh sebab itu kesehatan perlu dijaga agar terhindar dari penyakit – penyakit ringan hingga kronis yang dapat mengganggu aktifitas. Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa penyakit dapat timbul akibat kurangnya informasi tentang pemeliharaan kesehatan serta terlambatnya penanggulangan gejala penyakit secara dini untuk meminimalisir penyakit yang ditimbulkan.

Setiap penyakit sebelum mencapai tahap kronis / stadium tinggi, umumnya menunjukkan gejala – gejala penyakit yang sedang diderita oleh pasien tetapi masih dalam tahap yang ringan, misalnya demam ringan, sakit kepala, batuk, mual atau nyeri pada dada, seperti penyakit Tuberculosis (TBC) yang dapat merusak paru-paru manusia atau bagian organ tubuh lain dan mengakibatkan


(2)

sakit parah. Penyakit Tuberculosis ini seringkali mencemaskan penderita dan keluarganya karena penyakit ini menyerang dengan tidak memandang usia, yang dapat menimbulkan kematian. Terbatasnya sarana dan mahalnya biaya pemeriksaan secara medis semakin memperparah kekhawatiran orang-orang saat ini, ditambah pula informasi yang lengkap dan akurat tidak dapat diperoleh secara cepat dan terjangkau.

Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak saat ini sangat mempengaruhi pola pemakaian komputer. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan di segala bidang, misalnya pada bidang bisnis, kesehatan, pendidikan, ataupun pada permainan. Salah satu pemanfaatan teknologi komputer yaitu dapat digunakan pada bidang kedokteran. Dalam menetapkan suatu diagnosis suatu penyakit dibutuhkan alat bantu. Oleh karena itu dibuatlah suatu sistem pakar yang merupakan suatu sistem pembuat keputusan berbasis komputer interaktif, menggunakan fakta (factual) dan heuristic (heuristic) untuk memecahkan berbagai permasalahan, berdasarkan pengetahuan seorang pakar. Dalam hal ini seorang pakar adalah seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit tertentu, misalnya ahli penyakit Tuberculosis (TBC). Tidak hanya sampai disitu, sistem ini juga mampu mengidentifikasi dan memberi informasi secara lengkap tentang penyakit Tuberculosis (TBC).


(3)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah bagaimana menerapkan metode forward chaining pada suatu sistem berbasis web untuk mendiagnosis jenis penyakit Tuberculosis (TBC) dan menganalisis hasil dari diagnosis yang dilakukan oleh sistem, yang disesuaikan dengan data-data yang diperoleh dari narasumber.

.

1.3 Batasan Masalah

Dalam hal ini pembahasan hanya dibatasi sampai pada hasil diagnosis yang dilakukan oleh sistem yaitu penentuan jenis penyakit TBC yang terdiri dari TB paru, TB usus, TB otak, TB tulang dan TB ginjal berdasarkan gejala utama serta gejala yang sering dijumpai pada setiap kasus penyakit TBC dan tanpa ditunjang data dari laboraturium serta tidak membahas tingkat level atau stadium dan tingkat akurasi hasil diagnosis dari sistem. Pada pembuatan sistem ini, hanya digunakan metode pelacakan maju atau forward chaining.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu aplikasi sistem yang berguna bagi user dalam melakukan konsultasi untuk mendapatkan hasil diagnosis jenis penyakit Tuberculosis (TBC) dengan menerapkan metode forward chaining, serta mendapatkan informasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).


(4)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari program aplikasi ini adalah

a) Sebagai sarana alternatif untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).

b) Memberikan kemudahan bagi user untuk mendapatkan hasil diagnosis mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).


(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), secara umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.

Konsep dasar sistem pakar ditunjukkan pada Gambar 1. Pengguna menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau jawaban ahlinya. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu knowledge-base dan mesin inferensi yang


(6)

menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.

Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar (Anonim,2011 a)

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu : lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). (Arhami,2006).

Bagian-bagian dalam sistem pakar adalah sebagai berikut : 2.1.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan untuk penyelesaian masalah. Bagian sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang suatu objek dalam area permasalahan tertentu sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari yang telah diketahui.

Sistem pakar

Knowledge bases

Mesin inferensi fakta

keahlian

User


(7)

2.1.2 Mesin Inferensi (Inference Engine)

Bagian ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metode untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan untuk memformulasikan kesimpulan. Ada 2 cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu Forward Chaining dan Backward Chaining, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Pelacakan ke depan (Forward Chaining)

Metode Forward Chaining merupakan salah satu metode selain Backward Chaining yang digunakan dalam aturan inferensi Artificial Intelligence. Metode ini melakukan pemrosesan berawal dari sekumpulan data untuk kemudian dilakukan inferensi sesuai dengan aturan yang diterapkan hingga didapat kesimpulan yang optimal. Mesin inferensi akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai hasil keputusan yang sesuai. Metode yang diterapkan pada forward chaining ini berkebalikan dengan metode backward chaining. Kelebihan metode forward chaining ini adalah data baru dapat dimasukkan ke dalam tabel database inferensi dan kemungkinan untuk melakukan perubahan inference rules atau dapat disebut sebagai aturan dasar


(8)

pada mesin inferensi. Contoh : Studi kasus mencari kesimpulan warna dari jaket sport. Basis aturan (rule base) terdiri dari 4 aturan if-then :

If X terbuat dari bahan kulit - Then X adalah jaket Levis 1. If X terbuat dari bahan parasut - Then X adalah jaket sport 2. If X adalah jaket Levis - Then X berwarna hitam

3. If X adalah jaket sport - Then X berwarna putih.

Pada contoh studi kasus di atas, ”If X terbuat dari bahan parasut”

direpresentasikan sebagai anteseden (antecedent), sedangkan “Then X adalah

jaket sport” direpresentasikan sebagai konsekuen (consequent). Sehingga, dari

aturan tersebut, didapatkan bahwa warna jaket Levis adalah hitam. (Harmony, 2010)

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, pelacakan dimulai dari sekumpulan fakta terlebih dahulu kemudian menuju pada suatu kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan aturan IF-THEN. Gambar 2 menunjukkan proses forward-chaining.


(9)

b. Pelacakan ke belakang (backward chaining)

Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal driven) yaitu pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.

2.1.3. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Antarmuka Pemakai merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya kedalam bentuk yang dapat dimengerti. Pada bagian ini, terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.


(10)

2.2.1 Tuberculosis (TBC)

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC), adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa dapat mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" karena pada 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.


(11)

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.

Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis. Gejala utama tuberkulosis ialah batuk selama 3 minggu atau lebih, berdahak, dan biasanya bercampur darah. Bisa juga nyeri dada, mata memerah, kehilangan nafsu makan, sesak napas, demam, badan lemah, dan semakin kurus. Bila tidak ditangani, bisa terjadi syok hipovolemik atau sesak napas berat yang berujung kematian. (Anonim, 2011 b).


(12)

2.2.2 Jenis Penyakit Tuberculosis (TBC)

Berikut beberapa jenis penyakit TB yang dikenal : 1. Tulang

TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang, atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi, ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun.

2. Usus

Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi makanan/ minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna.

3. Otak

Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran, kejang-kejang, juga penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang selaput otak, penderita harus menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-gara sel-sel sarafnya rusak, penderita tidak bisa kembali ke kondisi normal.


(13)

4. Ginjal

Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan. Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal. (Anonim, 2011 c)

2.2.3 Gejala sistemik/umum

Gejala-gejala umum yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk berdahak putih selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).


(14)

2.2.4 Gejala khusus

Gejala-gejala umum yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara nafas melemah yang disertai sesak serta dapat disertai dengan keluhan sakit dada. 2. Bila mengenai tulang, maka terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini keluar cairan nanah.

3. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. (Setiyohadi, dkk. 2006 ). Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

2.2.5 Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:


(15)

1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. 2. Pemeriksaan fisik.

3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak). 4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

5. Rontgen dada (thorax photo). 6. Uji tuberkulin.

2.3 PHP

PHP adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML dan PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis. Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. (Anonim, 2011 d)

PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya memberikan hasil pada web browser, tetapi


(16)

prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Pada prinsipnya server bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar di bawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan beberapa hal sebagai berikut : 1. Membaca permintaan dari client/browser

2. Mencari halaman/page di server

3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.

Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemrograman web, antara lain:

1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.

2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan

developer yang siap membantu dalam pengembangan.

4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.


(17)

5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

2.4 MySql

MySQL adalah sebuah server database SQL multiuser dan multi-threaded. SQL sendiri adalah salah satu bahasa database yang paling populer di dunia. Implementasi program server database ini adalah program daemon 'mysqld' dan beberapa program lain serta beberapa pustaka.

MySQL dibuat oleh TcX dan telah dipercaya mengelola sistem dengan 40 buah database berisi 10,000 tabel dan 500 di antaranya memiliki 7 juta baris (kira-kira 100 gigabyte data). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan. Walaupun memiliki kemampuan yang cukup baik, MySQL untuk sistem operasi Unix bersifat freeware, dan terdapat versi shareware untuk sistem operasi windows. (Team Training SMK-TI, 2011) Keunggulan MySQL yaitu :

1. MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.

2. Didukung program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, TCL APIs dls.


(18)

3. Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).

4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.

5. Memiliki sistem sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host. 6. Mendukung ODBC untuk sistem operasi Microsoft Windows.

7. Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang bervariasi.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan selama semester ganjil dan semester genap tahun ajaran 2011-2012.

3.2Tahapan Pengembangan

3.2.1 Metode Waterfall

Metode untuk pengembangan sistem ini adalah metode Waterfall. Metode ini merupakan metode pengembangan klasik. Metode ini dipilih karena dapat mengatasi masalah yang terdapat saat pengembangan sistem ini berlangsung. Metode ini bersifat sistematis serta berurutan dalam mengembangkan sistem sehingga dapat menghasilkan suatu sistem yang baik. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.


(20)

Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap kode program.

Tahapan yang dilakukan dalam metode waterfall ditujukan pada Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan pengembangan sistem pada metode waterfall. Penjelasan dari masing-masing tahapan-tahapan pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

3.2.1.1Analisis kebutuhan

Pada tahapan analisis kebutuhan dimulai dengan mengidentifikasi, mengumpulkan studi literatur mengenai metode-metode tentang membuat sistem pakar serta penentuan definisi dari sistem yang

Analisis kebutuhan

Desain Sistem

Kode Program

Pengujian Program

Penerapan Program


(21)

diperlukan, penjelasan dan tujuan dari sistem yang diperoleh melalui konsultasi dengan pengguna sistem dan kebutuhan user (pengguna) dalam hal ini user adalah pasien yang akan melakukan konsultasi pada sistem. Adapun definisi kebutuhan sistem adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan sistem (system requirement)

Untuk melakukan penelitian ini menggunakan alat berupa perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software).

a. Perangkat Keras (hardware), dengan spesifikasi : 1) Processor Intel Pentium Dual Core

2) RAM 1 GB 3) Hardisk 80 GB 4) Monitor 5) Keyboard 6) Mouse

b. Perangkat Lunak (software) yang digunakan : 1) Sistem Operasi : Windows XP SP2 2) Bahasa Pemograman : PHP

3) Aplikasi Tool : XAMPP, Macromedia dream weaver, Mozilla.

4) Basis Data : MySql c. Deskripsi sistem

Deskripsi sistem adalah gambaran umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit TBC


(22)

ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang biasa menyerang manusia. Langkah-langkah mendiagnosis penyakit TBC diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa fakta-fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit T B C yang menyerang organ tubuh manusia. Sistem juga dapat memberikan saran untuk tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.

2. Kebutuhan user (User requirement)

Selain kebutuhan aplikasi dan hardware pada tahap ini dilakukan juga user requirement agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, diskusi, survei dan study literature agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan user. Adapun kebutuhan user antara lain :

1. Aplikasi yang dibuat dapat digunakan oleh pasien (user) dengan mudah.

2. Aplikasi dirancang dengan fitur yang sederhana namun mudah dipahami.

3. Mendapatkan hasil diagnosis yang sesuai dengan kemampuan pakar (dokter) dari sistem ini.


(23)

3.2.1.2Desain Sistem

Setelah tahap analisis dilakukan tahap selanjutnya adalah perancangan desain. Rancangan desain dibuat berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan yang telah di peroleh, dimulai dari bagaimana input, proses hingga hasil yang akan diperoleh.

1. Fungsi sistem (Use Case system)

Gambar 4. Use case system Sistem

admin Menyimpulkan jenis

penyakit TBC melalui penelusuran gejala

Melakukan konsultasi dan mendapatkan hasil diagnosis

dari proses konsultasi

Mengatur relasi antara gejala dan

penyakit TBC Mengedit data gejala dari

jenis penyakit TBC yang ada pada data base Menampilkan menu untuk user dan admin


(24)

2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan bagaimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, di mana data itu disimpan. Proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

DFD terdiri dari context diagram (CD) dan diagram rinci. Context diagram (CD) berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubunhan antara entitas luar, masukan, dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili seluruh sistem. Sedangkan DFD rinci menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

3. Diagram Context

Gambar 5. Diagram Konteks

Data penyakit TBC

Informasi penyakit TBC Pilih Menu

Konsultasi

USER

Sistem pendeteksi

penyakit TBC

ADMIN

Hasil Konsultasi


(25)

Keterangan :

Pada diagram konteks ini dijelaskan bagaimana aplikasi menghasilkan informasi sesuai perintah yang diberikan oleh user, seperti melakukan pilihan menu sesuai dengan menu yang telah disediakan pada aplikasi seperti menu pendaftaran pasien, informasi mengenai penyakit dan menu-menu lainnya.

4. Diagram Level 1

Berikut ini adalah diagram rinci yang merupakan pengembangan dari diagram context atau diagram level 0.

Pengubahan data Pilihan Menu Hasil Pemilihan menu H as il ban tuan Pil ihan Me nu Keterangan Sistem Pilihan Menu USER 4.0 Tuntunan Penggunaan sistem 3.0 Tentang sistem Hasil pengubahan data

Gambar 6. Diagram Level 1

1.0

Pemilihan menu informasi, konsultasi.

2.0

Edit data


(26)

5. Algoritma Forward Chaining Pada Menu Konsultasi Pada Sistem

1. Mulai

2. Memilih menu Konsultasi 3. Input data User / Pasien

4. Tampil pertanyaan berupa gejala penyakit TBC

5. Untuk jawaban Ya dari pertanyaan maka Rule Bases untuk forward chaining pada penyakit TBC :

IF Batuk 3 minggu berdahak putih atau berdarah AND Nafsu Makan Menurun

AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas

AND Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada

THEN Penyakit TB Paru

ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Penyakit TB Tulang

ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Penyakit TB Otak

ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Penyakit TB Ginjal

ELSE IF Muntah-muntah dan nyeri pada perut THEN Penyakit TB Usus


(27)

6. Untuk jawaban Tidak maka aturan dasar untuk forward chaining pada penyakit TBC :

IF Nafsu Makan Menurun

AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas

AND Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada

THEN Anda tidak terindikasi TBC

ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Anda tidak terindikasi TBC

ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Anda tidak terindikasi TBC

ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Anda tidak terindikasi TBC

ELSE IF Muntah-muntah dan nyeri pada perut THEN Anda tidak terindikasi TBC

7. Tampilkan Hasil Diagnosis 8. Selesai.

6. Flowchart

Flowchart digunakan untuk menggambarkan arah alur sistem yang akan dibuat dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam sistem ini.


(28)

7. Flowchart Proses Kerja Web sistem

Gambar 7 merupakan algoritma kerja Web sistem yang akan dibangun. Dengan menggunakan algoritma di atas kita dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem.

Tidak

Ya

Gambar 7. Flowchart Proses Kerja Web Sistem

Mulai

Masuk Ke Web

Keluar dari menu pilihan Melakukan proses sesuai dengan pilihan

Masuk ke Menu Pilihan

Keluar dari Web

Selesai

Pilih Menu Web


(29)

8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien

Ya Tidak

Ya Tidak

Ya

Gambar 8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien

Gambar 8 menggambarkan algoritma kerja sistem konsultasi pasien pada sistem yang akan dibangun.

Mulai

Input data pasien

Pertanyaan konsultasi

Pertanyaan berikutnya

Proses Pelacakan Sistem

Out put proses pelacakan sistem


(30)

9. Perancangan Basis Pengetahuan

Seperti pembuatan sistem pakar lainnya, sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit TBC membutuhkan basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah dan merupakan inti dari dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas 2 elemen dasar yaitu, fakta dan aturan, dan mesin inferensi untuk mendiagnosis penyakit TBC yang diderita.

Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisis fakta-fakta yang dimasukkan pengguna lainnya ( a d m i n ) sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan. Basis pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar ini terdiri dari : Penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia, gejala-gejala penyakit TBC, tindakan yang disarankan dan kaidah produksi. Kaidah produksi yaitu suatu teknik representasi pengetahuan yang pada dasarnya berupa aplikasi aturan-aturan (rule). Ada dua bagian yang dapat mengekspresikan aturan-aturan tersebut yaitu, Antecedent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawalan IF) dan Consequence, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). Data yang menjadi input bagi sistem adalah data gejala, data penyakit dan data pencegahan yang didapat dari pakar. Data tersebut digunakan


(31)

sistem untuk menentukan jenis penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia serta memberikan saran pencegahan untuk penyakit yang berhasil didiagnosis. Tabel keputusan untuk gejala- gejala penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel keputusan untuk gejala-gejala penyakit TBC

Kode Gejala Penyakit TBC

P1 P2 P3 P4 P5 GJL01 Batuk 3 minggu berdahak putih

atau berdarah

Y Y Y Y Y

GJL02 Nafsu Makan Menurun Y Y Y Y Y

GJL03 Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu

Y Y Y Y Y

GJL04 Keluar keringat sangat banyak pada malam hari

Y Y Y Y Y

GJL05 Nyeri dada kontak langsung dengan penderita TBC positif

Y Y Y Y Y

GJL06 Badan Terasa Lemas Y Y Y Y Y

GJL07 Suhu tubuh antara 37,2 - 38,0 derajat celcius

Y Y Y Y Y

GJL08 Sesak nafas atau nyeri dada Y Y Y Y Y GJL09 Keluar cairan nanah pada lapisa

kulit

Y GJL10 Gangguan kesadaran atau

kejang-kejang

Y

GJL11 Urine yang bercampur darah Y

GJL12 Muntah-muntah dan nyeri pada perut


(32)

Keterangan :

P1 = Jenis penyakit TBC 1 yaitu TB Paru P2 = Jenis penyakit TBC 2 yaitu TB Tulang P3 = Jenis penyakit TBC 3 yaitu TB Usus P4 = Jenis penyakit TBC 4 yaitu TB Otak P5 = Jenis penyakit TBC 5 yaitu TB Ginjal

Berdasarkan analisis dari tabel keputusan, maka dapat dibuat himpunan kaidah produksi diagnosis penyakit TBC dengan menggunakan IF-THEN, dimana IF merupakan bagian premis atau informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan.

10. Perancangan mesin inferensi

Mesin inferensi dirancang agar dapat melakukan penalaran dengan menggunakan aturan (rule) berdasarkan urutan dan pola tertentu. Pada sistem ini mesin inferensi dibuat dengan mengikuti aturan pelacakan maju (forward chaining). Proses pelacakan maju dimulai dengan memberikan pertanyaan tentang gejala yang dialami oleh user, kemudian dari gejala-gejala yang dimasukan user akan diperoleh kesimpulan tentang penyakit yang diderita. Gejala-gejala yang ditanyakan berawal dari gejala yang bersifat umum lalu gejala khusus dan gejala yang semakin spesifik dan pada akhirnya akan didapatkan suatu kesimpulan


(33)

Main menu

user admin Exit

konsultasi

Hasil Konsultasi Penambahan

Pengetahuan Login

Olah data penyakit Olah data

g ejala

11. Struktur antarmuka pengguna

Dalam sistem ini user interface dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan sistem, sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. User interface ini juga dirancang untuk memasukan gejala yang dialami pengguna, menampilkan hasil diagnosa penyakit dan mengolah data basis pengetahuan. Sistem ini memiliki beberapa tampilan user interface yaitu tampilan menu utama, tampilan konsultasi, tampilan hasil proses konsultasi dan tampilan menu expert.

Seluruh tampilan dapat dilihat pada struktur antarmuka pengguna pada Gambar 9 berikut.


(34)

12. Desain interface menu utama

Gambar 10. Interface menu utama 3.2.1.3Pengkodean Program

Setelah tahap desain selesai, selanjutnya dibuat kode program sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pada tahap ini kode program dibuat sesuai juga dengan kebutuhan yang telah diperoleh. Kode program merupakan tahap implementasi dari tahap desain dan analisis kebutuhan.


(35)

3.2.1.4Pengujian Program

Tahap ini merupakan pengujian dari keseluruhan tahap-tahap yang telah di lalui dimulai dari analisis kebutuhan hingga tahap kode program. Tahap pengujian ini mencari kesalahan-kesalahan yang telah terlewati dari tahap sebelumnya sehingga apabila terdapat kesalahan dalam aplikasi ini maka dapat diperbaiki lagi.

3.2.1.5Pemeliharaan

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

3.3 Rencana Pengembangan Sistem

Rencana pengembangan sistem yang dilakukan mengikuti tahapan dari metode pengembangan perangkat lunak Waterfall mulai dari analisis terhadap pengembangan perangkat lunak kemudian proses desain baik pembuatan flowchart, use case diagram, dan tampilan awal dari perangkat lunak. Setelah itu proses pengkodean hingga pengujian.


(36)

Berikut rencana pengembangan sistemini pada Tabel 3.2 3.1 Tabel Work Breakdown Structure (WBS)

WBS Gugus Tugas (Task) Durasi

1. Analisis

1.1. Literatur tentang Sistem pakar dan penyakit

Tuberculosis (TBC) 5 Hari

1.2 Menentukan aplikasi yang dibutuhkan untuk

membangun sistem 1 Hari

1.3 Menentukan Database 8 Hari

1.4 Menentukan cara kerja yang berjalan 4 Hari 2 Design

2.1. Design database 15 Hari

2.2 Design interface 14 Hari

2.3 Design menu 15 Hari

3. Coding

3.1 Coding 30 Hari

4. Testing

4.1 Evaluating Coding 3 Hari

4.2 Evaluating keseluruhan program 6 Hari


(37)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).

2. S i st em i ni dapat m elakukan di agnosi s pen yaki t Tuberculosis (TBC) sesuai dengan data-data yang didapat dari narasumber dengan menerapkan metode forward chaining.

5.2 Saran

Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibuat ini diberikan saran :

1. Dalam pengembangannya, diharapkan dalam pengumpulan data-data yang lebih lengkap agar menghasilkan informasi penyakit yang lebih akurat. 2. Adanya penilaian akurasi dari hasil diagnosis agar dapat mendapatkan hasil


(38)

Nama : Ruly Ramadani Tempat Lahir : Tanjung Karang

Tgl Lahir : 11 Mei 1988

Agama : Islam

NPM : 0617032023

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Prodi : Ilmu Komputer/Ilmu Komputer

Tgl Lulus Ujian Skripsi : 4 Mei 2012

Alamat : Jl. R.A. Kartini gg. Idrus no. 25 Kel. Palapa Bandar Lampung

Asal SMA : SMA YP UNILA Bandar Lampung

Nama Orang Tua : Sulaiman Sartana

Pembimbing : 1. Dra.Wamiliana.M.A.,Ph.D. 2. Ossy Dwi Endah W., M.T.

Penguji : Ir. Machudor Yusman, M.Kom.

Tes Toefl : 1. Nomor : 2647/UN.26/14/DT/2012 2. Tanggal : 24 April 2012

3. Nilai : 417

Judul Skripsi : PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT


(1)

Main menu

user admin Exit

konsultasi

Hasil Konsultasi Penambahan

Pengetahuan Login

Olah data penyakit Olah data

g ejala

11. Struktur antarmuka pengguna

Dalam sistem ini user interface dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan sistem, sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. User interface ini juga dirancang untuk memasukan gejala yang dialami pengguna, menampilkan hasil diagnosa penyakit dan mengolah data basis pengetahuan. Sistem ini memiliki beberapa tampilan user interface yaitu tampilan menu utama, tampilan konsultasi, tampilan hasil proses konsultasi dan tampilan menu

expert.

Seluruh tampilan dapat dilihat pada struktur antarmuka pengguna pada Gambar 9 berikut.


(2)

34

12. Desain interface menu utama

Gambar 10. Interface menu utama

3.2.1.3Pengkodean Program

Setelah tahap desain selesai, selanjutnya dibuat kode program sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pada tahap ini kode program dibuat sesuai juga dengan kebutuhan yang telah diperoleh. Kode program merupakan tahap implementasi dari tahap desain dan analisis kebutuhan.


(3)

3.2.1.4Pengujian Program

Tahap ini merupakan pengujian dari keseluruhan tahap-tahap yang telah di lalui dimulai dari analisis kebutuhan hingga tahap kode program. Tahap pengujian ini mencari kesalahan-kesalahan yang telah terlewati dari tahap sebelumnya sehingga apabila terdapat kesalahan dalam aplikasi ini maka dapat diperbaiki lagi.

3.2.1.5Pemeliharaan

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

3.3 Rencana Pengembangan Sistem

Rencana pengembangan sistem yang dilakukan mengikuti tahapan dari metode pengembangan perangkat lunak Waterfall mulai dari analisis terhadap pengembangan perangkat lunak kemudian proses desain baik pembuatan

flowchart, use case diagram, dan tampilan awal dari perangkat lunak. Setelah


(4)

36

Berikut rencana pengembangan sistemini pada Tabel 3.2

3.1 Tabel Work Breakdown Structure(WBS)

WBS Gugus Tugas (Task) Durasi

1. Analisis

1.1. Literatur tentang Sistem pakar dan penyakit

Tuberculosis (TBC) 5 Hari

1.2 Menentukan aplikasi yang dibutuhkan untuk

membangun sistem 1 Hari

1.3 Menentukan Database 8 Hari

1.4 Menentukan cara kerja yang berjalan 4 Hari

2 Design

2.1. Design database 15 Hari

2.2 Design interface 14 Hari

2.3 Design menu 15 Hari

3. Coding

3.1 Coding 30 Hari

4. Testing

4.1 Evaluating Coding 3 Hari

4.2 Evaluating keseluruhan program 6 Hari


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit Tuberculosis (TBC).

2. S i st em i ni dapat m elakukan di agnosi s pen yaki t Tuberculosis (TBC) sesuai dengan data-data yang didapat dari narasumber dengan menerapkan metode forward chaining.

5.2 Saran

Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibuat ini diberikan saran :

1. Dalam pengembangannya, diharapkan dalam pengumpulan data-data yang lebih lengkap agar menghasilkan informasi penyakit yang lebih akurat. 2. Adanya penilaian akurasi dari hasil diagnosis agar dapat mendapatkan hasil


(6)

BIODATA DIRI

Nama : Ruly Ramadani

Tempat Lahir : Tanjung Karang

Tgl Lahir : 11 Mei 1988

Agama : Islam

NPM : 0617032023

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Prodi : Ilmu Komputer/Ilmu Komputer

Tgl Lulus Ujian Skripsi : 4 Mei 2012

Alamat : Jl. R.A. Kartini gg. Idrus no. 25 Kel. Palapa Bandar Lampung

Asal SMA : SMA YP UNILA Bandar Lampung Nama Orang Tua : Sulaiman Sartana

Pembimbing : 1. Dra.Wamiliana.M.A.,Ph.D. 2. Ossy Dwi Endah W., M.T. Penguji : Ir. Machudor Yusman, M.Kom.

Tes Toefl : 1. Nomor : 2647/UN.26/14/DT/2012 2. Tanggal : 24 April 2012

3. Nilai : 417

Judul Skripsi : PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING

UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT