ANALISIS STRUKTUR, WAKTU, DAN BIAYA PEKERJAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA (RUSUNAWA) UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP METODE KONVENSIONAL DAN PRACETAK

ABSTRAK
ANALISIS STRUKTUR, WAKTU, DAN BIAYA
PEKERJAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA
(RUSUNAWA) UNIVERSITAS LAMPUNG
TERHADAP METODE KONVENSIONAL DAN PRACETAK
Oleh
NOVI RIZAL

Saat ini beton pracetak sebagai bahan konstruksi semakin banyak
digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penulangan pada
struktur pracetak Gedung RUSUNAWA UNILA telah memenuhi batas minimum
yang diijinkan berdasarkan analisis struktur metode konvensional serta untuk
mengetahui perbedaan waktu dan biaya yang dibutuhkan antara metode
pelaksanaan konstruksi dengan cara konvensional dan pracetak untuk suatu
bangunan gedung.
Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian adalah mendesain ulang struktur
bangunan pracetak RUSUNAWA UNILA sebagai struktur beton konvensional
kemudian menganalisis struktur menggunakan program Aplikasi SAP2000 untuk
mendapatkan data penulangan balok dan kolom, membuat Rencana Anggaran
Biaya (RAB) dan menyusun penjadwalan berdasarkan peraturan Standar Nasional
Indonesia, kemudian membandingkan hasil analisa struktur konvensional dengan

data struktur pracetak yang diperoleh dari pihak kontraktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulangan kolom dan balok Gedung
RUSUNAWA UNILA yang menggunakan metode pracetak berada di atas nilai
penulangan minimum berdasarkan analisa Program SAP2000 untuk metode
konvensional. Dari segi biaya, konstruksi konvensional lebih rendah 22,55 %
dibandingkan konstruksi pracetak. Sedangkan dari segi waktu konstruksi pracetak
lebih cepat selesai 52,56 % dari konstruksi konvensional

Kata kunci :

Beton Pracetak, Beton Konvensional,

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia konstruksi merupakan bagian yang tidak akan pernah terpisahkan dari
kehidupan manusia. Dengan semakin bertambahnya penduduk yang mendiami

bumi ini, maka jasa konstruksi akan semakin dibutuhkan.
Saat ini perkembangan dunia konstruksi semakin pesat. Berbagai terobosan
metode dalam hal perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi
terus dikembangkan.
Di Indonesia, terdapat ratusan perusahasan-perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa konstruksi. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut
semakin ketat. Untuk mendapatkan proyek, perusahaan dituntut untuk dapat
bersaing dalam segi kualitas, waktu, biaya, dan teknologi yang dimiliki.
Perusahaan harus dapat membangun sistem perencanaan yang efisien yaitu
dengan biaya seminimal mungkin, waktu secepat mungkin dengan tanpa
mengabaikan kenyaman dan keamanan pemakai. Dengan demikian perusahaan
yang tidak memiliki kemampuan bersaing cepat atau lambat akan tersingkir.
Suatu kegiatan proyek konstruksi bangunan memiliki berbagai macam kegiatan
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dari mulai perencanaan hingga
pelaksanaan dan masa pemeliharaannya. Sukses atau berhasilnya suatu proyek
tersebut hanya bisa diketahui setelah suatu proyek tersebut telah selesai

2

dikerjakan. Hal ini dapat diketahui dengan melihat total biaya yang dikeluarkan,

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut dan kualitas
bangunan yang dihasilkan.
Maka dari itu sebelum memulai suatu pembangunan proyek konstruksi bangunan
harus benar–benar memiliki perencanaan dan strategi bagaimana untuk
menjalankan dan menghadapi berbagai macam hambatan dan resiko yang
mungkin timbul.
Di dunia konstruksi saat ini khususnya konstruksi beton metode pelaksanaanya
dikenal 2 macam, yaitu pekerjaan beton menggunakan metode konvensional dan
pekerjaan beton dengan metode pracetak. Metode konvensional merupakan
metode yang saat ini sudah umum digunakan sedangkan untuk pembetonan
dengan metode beton pracetak saat ini masih jarang digunakan.
Dengan demikian diperlukan adanya suatu analisis untuk mengetahui tingkat
efisiensi dan efektifitas antara metode konvensional dengan metode pracetak bila
ditinjau dari segi kekuatan struktur bangunan, waktu, dan biaya yang dibutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana struktur bangunan yang dihasilkan, jadwal pelaksanaan, dan biaya
pembangunan menggunakan struktur dari beton pracetak pada Rumah Susun
Sederhana dan Sewa (RUSUNAWA) Universitas Lampung oleh PT. PP (Persero)

dibandingkan dengan perencanaan secara konvensional.

3

1.3 Batasan Masalah

Untuk menyederhanakan proses analisis dikarenakan keterbatasan data yang ada,
maka perlu diadakan pendekatan atau asumsi-asumsi dan batasan sebagai berikut :
1.

Studi kasus dilakukan pada Rumah Susun Sederhana dan Sewa Universitas
Lampung (RUSUNAWA UNILA).

2.

Struktur bangunan pracetak yang dianalisis adalah struktur kolom, balok dan
pelat.

3.


Struktur bangunan dianalisis terhadap beban statis (beban hidup dan beban
mati).

4.

Analisis biaya, penjadwalan, dan analisis struktur bangunan terhadap beban
statis dilakukan dengan bantuan software.

5.

Analisis struktur bangunan, penjadwalan, dan analisis biaya mengacu pada
peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI).

6.

Penelitian ini tidak melaksanakan pengujian langsung di lapangan karena
hanya merupakan perbandingan analisis dari data yang telah ada.

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penulangan pada struktur
pracetak telah memenuhi batas minimum yang diijiankan berdasarkan analisis
struktur metode konvensional serta untuk mengetahui perbedaan waktu dan biaya
yang dibutuhkan antara metode pelaksanaan konstruksi dengan cara konvensional
dan pracetak untuk suatu bangunan gedung.

4

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah menjadi
bahan pertimbangan, masukan dan informasi bagi para perencana proyek
khususnya di Bandar Lampung dan sekitarnya ketika akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi beton apakah akan lebih efisien dan efektif dengan
menggunakan metode konvensional ataukah dengan metode pracetak.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua metode yaitu:

1. Berdasarkan hasil analisis struktur, dapat disimpulkan penulangan struktur
kolom dan balok Gedung RUSUNAWA UNILA yang menggunakan metode
konstruksi pracetak ini berada di atas batas minimum yang diijinkan
berdasarkan analisa program SAP untuk metode konvensional. Pada kolom
baik kolom tipe K1 maupun K2 selisih luas tulangannya sama untuk semua
bentang yaitu 10,86 % untuk balok tipe K1 dan 11,67 % untuk tipe K2,
sedangkan selisih penulangan pada balok memiliki nilai yang beragam dengan
nilai rata-rata terkecil adalah 28,32% pada tulangan bawah balok tipe B1E dan
nilai rata-rata terbesar adalah 478,58% pada tulangan atas balok tipe B3.
2. Hasil yang didapat dari analisis biaya dan waktu untuk bangunan RUSUNAWA
UNILA ini, yaitu:

Metode
Konvensional
Metode
Pracetak
Kesimpulan

Analisis Biaya
Total Biaya

Rp.1.841.298.900
Total Biaya
Rp.2.377.327.600
Biaya konstruksi
metode konvensional
lebih rendah 22,55 %
dari metode pracetak.

Analisis Waktu
Pekerjaan selesai dalam
waktu 78 hari
Pekerjaan selesai dalam
waktu 37 hari
Bangunan metode pracetak
lebih cepat selesai 52,56%
dari metode konvensional.

131

3. Untuk bangunan dengan luas 3766,426 m2 dan volume cor 811,233 m3

a. Harga satuan konvensional Rp 488.871 / m2 atau Rp 2.269.753 / m3
b. Harga satuan pracetak Rp 631.189 / m2 atau Rp 2.930.511 / m3
4. Pemakaian metode pracetak dapat dipertimbangkan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a.

Adanya tuntutan dari segi pelaksanaan yang lebih cepat.

b.

Konsekuensi dengan menggunakan pracetak, biaya konstruksi menjadi
relatif lebih tinggi.

c.

Adanya tuntutan bentuk struktur bangunan yang simetris dan tipikal.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil analisa kedua

metode diantaranya adalah:
1.

Sistem konstruksi pracetak akan lebif efektif bila digunakan untuk proyek
bangunan yang dibutuhkan untuk bisa beroperasi dengan waktu secepat
mungkin.

2.

Perlu adanya penelitian lanjutan tentang detail penyambungan antar kolom,
antar balok, kolom dengan balok dan pelat dengan balok agar perbedaan
kekuatan struktur bangunan hasil metode konstruksi pracetak dengan metode
konvensional dapat diketahui lebih jelas lagi.

3.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia perlu menerbitkan peraturan yang
khusus membahas tentang sistem konstruksi pracetak agar para pelaku
konstruksi tidak mengalami kebingungan ketika akan merencanakan dan
melaksanakan sistem konstruksi pracetak.