LEARNING TO DANCE BEDANA STUDENTS VIII.A JUNIOR HIGH SCHOOLS 7 BANDAR LAMPUNG WITH DEMONSTRATION USING PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA-SISWI KELAS VIII.A SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
ABSTRACT
LEARNING TO DANCE BEDANA STUDENTS VIII.A JUNIOR HIGH SCHOOLS 7 BANDAR LAMPUNG WITH DEMONSTRATION USING
By Setiadi Raharjo
The purpose of this study is to describe the learning process and outcomes of learning using Bedana Dance as method that was conducted at VIII.A grade in junior high schools 7 Bandar Lampung that include of 27 students with 9 male and 18 female students.
This research used method of descriptive qualitative research, that is to describe a learning in systematical and detailed study. This research used learning theoris and demonstraction method of data collecting techniques with observation, documentation and interview. Instrument of research using practical exam, observation of student activities and observation of teacher activity. Data analysis was performed with data reduction, data display and verification. the leasons of Bedana dance, Teacher used demontraction method to teach the student of nine motion of Bedana dance. Every meeting, teacher teach three motion of Bedana dance that are khesek gantung, khesek injing and ayun, and next meeting teacher teach ayun gantung, belitut and humbak moloh, tahtim, jimpang and gelek in last meet. Every motion of tari bedana that given by teacher with structural steps base on level of difficulty in Bedana dance motion and the range of motion given by repeatedly until all students are to demonstrate completely Bedana dance.
Lessons learned Bedana dance got an average score of 77 with a good criterion indicates that the student has been able to demonstrate any range of motion Bedana dance as taught. Judging from the results of studying the overall range of motion, assessment is done based on two aspects, namely rote range of motion and precision motion with music. In the aspect of rote range of motion gets better with the criterion score of 78. Precision motion with the aspect of the music gets good criterion with a score of 75.
(2)
ABSTRAK
PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA-SISWI KELAS VIII.A SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI
Oleh Setiadi Raharjo
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran Tari Bedana dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 9 siswa dan 18 siswi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu agar menggambarkan suatu pembelajaran secara sistematis dan terperinci. Penelitian ini menggunakan teori pembelajaran dan metode demonstrasi dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrument penelitian berupa tes praktik, pengamatan aktivitas siswa dan pengamatan aktivitas guru. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Pelaksanaan pembelajaran Tari Bedana, guru menggunakan metode demonstrasi untuk memeragakan sembilan ragam gerak Tari Bedana. Pada setiap pertemuan, guru memeragakan tiga ragam gerak yaitu khesek gantung, khesek injing dan ayun, ayun gantung, belitut dan humbak moloh serta tahtim, jimpang dan gelek. Pembagian ragam gerak pada setiap pertemuan diberikan berurutan berdasarkan tingkat kesulitan ragam gerak dan dilakukan secara berulang-ulang sampai seluruh siswa mampu memeragakan setiap ragam gerak yang diberikan.
Hasil pembelajaran Tari Bedana mendapat skor rata-rata 77 dengan kriteria baik yang menunjukkan bahwa siswa telah mampu memeragakan setiap ragam gerak Tari Bedana sesuai dengan yang diajarkan. Ditinjau dari hasil belajar keseluruhan ragam gerak, penilaian dilakukan berdasarkan dua aspek yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik. Pada aspek hafalan ragam gerak mendapat kriteria baik dengan dengan skor 78. Pada aspek ketepatan gerak dengan musik mendapat kriteria baik dengan skor 75.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada 24 Agustus 1992 Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Sutejo dan Ibu Wiwiek.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah menyelesaikan studi tingkat taman kanak-kanak di TK Tut Wuri Handayani pada tahun 1998, tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Gunung terang pada tahun 2004, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 7 Bandar Lampung Pada tahun 2007. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Perintis 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari pada tahun 2010 melalui jalur Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).
(8)
MOTO
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(9)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, segala puji hanya milik Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda bakti dan cintaku kepada:
1. Ayah dan ibuku tersayang yang senantiasa menyayangi serta penuh rasa kesabaran dalam membesarkan, mendidik, memberi semangat rela berkorban dan senantiasa mendoakan untuk keberhasilanku;
2. Adikku Rizky Subagia yang selalu membuatku bersemangat untuk menuju keberhasilan;
3. Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi serta mendoakan ku;
4. Para pendidik yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagiku;
5. Seseorang yang dipilih oleh Allah SWT yang nanti nya akan menjadi pendamping hidupku;
(10)
SANWACANA
Alhamdullilah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa-Siswi Kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan Menggunakan Metode Demonstrasi.”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Fitri Daryanti, S.Sn,. M.Sn. selaku Pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasihat demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Agung Kurniawan, S.Sn,. M.Sn. selaku Pembimbing dua atas bimbingan, kesabaran, dan masukannya kepada penulis.
3. Hasyimkan, S.Sn., M.A. selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran dan nasihat yang diberikan.
4. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.
(11)
6. Nurmaini, S.Pd selaku Kepala SMP N 7 Bandar Lampung dan seluruh dewan guru beserta staff yang telah memberi ijin dan mendukung dalam melakukan penelitian.
7. Malaratina selaku guru seni budaya SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang telah membantu dalam kelancaran proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang sangat saya banggakan.
9. Ayah Sutejo, ibu Wiwiek dan adikku Rizky Subagia yang tidak ada hentinya menyangi dan memberikan memberikan motivasi serta selalu mendoakan untuk kesuksesanku.
10. Pakde Male, Bude Nab, Bule Sri, Bule Atiek, Om Tono yang selalu memberikan nasehat dan dukungan moril yang tiada henti untuk keberhasilanku.
11. Eyang Selamet, Eyang Uti Rusmiati, Mbah Rohadan, Mbah Kasiah dan seluruh keluarga besar yang selalu mendoakanku.
12. Sahabat seperjuangan Agel Bayu Pinangkis,Tanjung Asmara, Dewa Putu Eka Budi, Miftah Ilhamsyah Putra, Tahta Dwi Putra, Zairi, Anarika, Fajar Indah, Rahmawati, Rani Nurma, Sumarmi, Winda Prastika, Yuliana, Ardelia, Arum Puspita, Debi Mey, Devielia, Eka Putrika, Fivita Ayu, Galuh Sukma, Hanna Difetra, Ike Purnama, Maria Regina, Nabilla Kurnia, Ratih Astari, Resti Pamuji, Risma wahyuni, Rosita Wati, RR Arum, Sendi Anisa, Ary Mitha, Dwi Tiya, Fatimah dan Rani Okta yang selalu bersama dalam susah maupun senang.
(12)
13. Teman-teman KKN-KT SMP Negeri 3 Lambu Kibang Tulang Bawang Barat kalian luar biasa.
14. Sahabat ku yang paling setia Yelza Anggraini yang selalu menemani dan memotivasi serta membantu dalam segala macam suasana,
15. Teman ku Alfisqy Kayyasah, Retno Pangastuti, Luphita Tiontinov dan Merlin Antika yang pernah berpastisipasi dalam memberikan doa dan dukungan. 16. kakak tingkat angkatan 2008, 2009 dan adik tingkat 2011, 2012, 2013 yang
selalu ku banggakan.
17. Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus Program Studi Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya.
18. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi kebahagiaan dunia maupun di akhirat kelak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2014 Penulis
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ………. i
ABSTRAK ……….. ii
ABSTRACT ……… iii
PERSETUJUAN ………. v
MENGESAHKAN ……….. vi
SURAT PERNYATAAN ………. vii
RIWAYAT HIDUP ……….. viii
MOTO ……….. ix
PERSEMBAHAN ………... x
SANWACANA ……… xi
DAFTAR ISI ……… xii
DAFTAR TABEL ……… xiii
DAFTAR GAMBAR ………... xiv
DAFTAR DIAGRAM ………. xv
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Ruang Lingkup ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pembelajaran ... 12
2.1.1 Komponen Pembelajaran ... 13
2.1.2 Perancangan Pembelajaran ... 13
2.1.3 Tujuan Pembelajaran ... 14
2.1.4 Metode Pembelajaran ... 15
2.1.5 Metode Demonstrasi ... 15
2.1.5.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi ... 15
2.1.5.2 Kelebihan Metode Demonstrasi ... 17
2.1.5.3 Kelemahan Metode Demonstrasi ... 18
2.2Seni Tari ... 19
(14)
2.3.1 Ragam Gerak Tari Bedana ... 21
2.3.2 Musik Pengiring Tari Bedana ... 30
2.3.3 Busana Tari Bedana ... 30
2.4 Pembelajaran Seni di sekolah... 31
III. METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 33
3.2Sumber Data ... 33
3.3Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1 Observasi Berperan Serta ... 34
3.3.2 Wawancara ... 34
3.3.3 Dokumentasi ... 35
3.4Instrumen Penelitian ... 35
3.4.1 Panduan Observasi ... 35
3.4.2 Panduan Wawancara ... 36
3.4.3 Panduan Dokumentasi ... 36
3.4.4 Tes Praktik ... 36
3.4.5 Non Tes ... 37
3.5Analisis Data ... 42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah SMP 7 Bandar Lampung ……….. 44
4.1.1 Visi Misi dan Tujuan ……… 45
4.1.2 Situasi Umum Pengelolaan Sekolah ……… 46
4.1.3 Data Siswa dan Data Guru ………... 47
4.1.4 Sarana dan Prasarana……….…… 47
4.2 Hasil dan Pembahasan 4.2.1 Laporan Hasil Penelitian ………... 48
4.2.1.1Pertemuan Petama ……… 48
4.2.1.2Pertemuan Kedua ...……….. 55
4.2.1.3Pertemuan Ketiga ………. 64
4.2.1.4Pertemuan Keempat ………. 74
4.2.1.5Pertemuan Kelima ……… 84
4.2.1.6Pertemuan Keenam ………. 100
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….114
5.2 Saran ………...115 DAFTAR PUSTAKA
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik ……… 37
3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ………. 38
3.3 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Skala Lima ………. 40
3.4 Lembar Pengamatan Hasil Belajar ………. 40
3.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru………... 41
4.1 Sarana dan Prasarana Sekolah ……… 47
4.2 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama ……….. 51
4.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama………... 53
4.4 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua ……… 57
4.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua ………… 60
4.6 Hasil Belajar Tari Bedana Pada Pertemuan Kedua ……… 62
4.7 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ……… 67
4.8 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan Ketiga ………… 70
4.9 Hasil Belajar Tari Bedana Pada Pertemuan Ketiga ……… 72
4.10 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat ……….. 77
4.11 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan Keempat …….. 80
4.12 Hasil Belajar Tari Bedana Pada Pertemuan Keempat ……….. 82
4.13 Urutan Gerak Tari Bedana dengan Musik Secara Keseluruhan …….. 87
4.14 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima ………. 88
(16)
4.16 Hasil Belajar Tari Bedana Pada Pertemuan Kelima ………. 93 4.17 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keenam ……… 103 4.18 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru pada Setiap Pertemuan ……….. 106 4.19 Hasil Test Praktik Menari Bedana ……… 108 4.20 Pengamatan Aktivitas Siswa dari Seluruh Pertemuan ………. 110
(17)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Respon Siswa-siswi Terhadap Materi Pada Tari Bedana ……….. 50 4.2 siswa-siswi Mempraktikkan Ragam Gerak yang telah di pelajari ……. 57 4.3 Persiapan Sebelum Pembelajaran Tari Bedana Pertemuan Ketiga ..….. 67 4.4 Siswa-siswi Mempelajari Gerak Tahtim ……….……… 77 4.5 Siswa-siswi Mempelajari Gerak dengan Musik …………..…………... 88
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Silabus ……… 116
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……… 117 3 Hasil Evaluasi Tes Praktik Menari Bedana ……… 122 4 Surat Izin Penelitian
5 Daftar Hadir Seminar Proposal 6 Berita Acara Ujian Skripsi
(19)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003). Berdasarkan uraian tersebut upaya pengembangkan individu dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut merupakan faktor kegiatan pendidikan yang sangat penting dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Mutu pendidikan yang baik diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Dewasa ini pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting untuk mengembangkan manusia yang berkualitas, sehingga mampu untuk menjawab tantangan pada era globalisasi. Perubahan dan perbaikan terus dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada semua tingkat sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa salah satu yang mendasari pendidikan nasional adalah kebudayaan.
(20)
2
Pasal 32 UUD tahun 1945 menjelaskan bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai usaha rakyat indonesia, yang diperjelas dalam Tap MPR No. II/MPR/1993, bahwa kebudayaan nasional ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, jati diri dan keperibadian bangsa, mempertebal rasa harga diri, kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai pencerminan pembangunan yang berbudaya. Pada dasarnya kebudayaan dan pendidikan merupakan dua unsur yang saling membutuhkan satu sama lain.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2013:57). Proses pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Pada kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah formal, perlu dipersiapkan metode pembelajaran yang sesuai guna mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2011:147). Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru, baik metode ceramah, tanya jawab, demostrasi, driil atau latihan dan sebagainya. Penggunaan metode pembelajaran memang membutuhkan penguasaan dan keterampilan guru dalam menetukan jenis metode dan sasara yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran bahwa guru juga diharapkan untuk dapat
(21)
3
melakukan dan menggunakan metode yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Metode Demostrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret (Sanjaya, 2011:152).
Kesenian merupakan salah satu wujud kebudayaan sebagai hasil dari ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia untuk mewujudkan suatu karya yang indah, agar kebudayaan tidak terancam punah karena usia atau pengaruh dari kebudayaan asing, perlu dilestarikan dan disebar luaskan kepada masyarakat sebagai aset daerah warisan leluhur sehingga aset yang dimiliki tidak terkikis oleh pengaruh kebudayaan asing serta dapat diperdayakan sebagai identitas suatu daerah. Khusus di daerah Lampung terdapat banyak macam kesenian, salah satu cabang seni yang di fokuskan adalah seni tari. Seni tari seperti halnya seni-seni yang lain merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya dan fungsi nya selalu tidak terlepas dari kebudayaan, karena lahirnya tari dilingkungan kehidupan manusia bersama dengan tumbuhnya peradaban manusia. Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang disusun atau ditata sehingga dapat memberi kesenangan dan kepuasan bagi pelaku dan penikmatnya.
(22)
4
Tari dapat dimanfaatkan di dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti sarana pendidikan dan rekreasi.
Beraneka ragam tari tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah Lampung, sebagai pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara dan dikembangkan, untuk kemudian diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai tari tradisional, baik bersifat klasik maupun tari rakyat yang sesuai dengan adat istiadat daerah setempat, salah satu warisan budaya yang perlu mendapat perhatian dan perlu dilestarikan adalah Tari Bedana.
Tari Bedana adalah tari tradisional yang telah berakar dalam masyarakat Lampung, serta sebagai suatu hasil budaya yang yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya, sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka. Tari ini ditampilkan secara pasangan dan tidak diperkenankan untuk bersentuhan dengan pasangan nya. Hal ini merupakan refleksi dari sebuah pergaulan masyarakat baik muda mudi yang harus penuh kehati-hatian untuk saling menjaga kehormatan diri untuk tidak saling bersentuhan dengan orang yang bukan muhrimnya (Firmansyah, 1996:4). Tari Bedana memiliki sembilan ragam gerak yaitu khesek gantung, khesek injing, ayun, ayun gantung, humbak moloh, tahtim, belitut, ghelek dan jimpang.
SMP Negeri 7 Bandar Lampung terletak di jalan Sultan Badarudin nomor 4 segala mider Bandar Lampung. Pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian karena sekolah ini terdapat pembelajaran seni budaya, untuk seni dan budaya di sekolah ini
(23)
5
mendapatkan apresiasi dan perhatian yang cukup baik dari pihak sekolah, bentuk apresiasi dan perhatian yaitu dengan rutin diadakanya pentas seni baik musik, tari dan teater setiap tahunnya di sekolah tersebut.
SMP Negeri 7 Bandar lampung pada kelas VIII memiliki delapan kelas yang dimulai dari VIII.A sampai dengan VIII.H, karena kelas yang cukup banyak maka hanya dipilih satu yaitu kelas VIII.A. pemilihan kelas ini dengan alasan kelas yang lebih aktif dalam segala bidang studi baik teori maupun praktik dan jumlah siswa yang lebih sedikit dibanding kelas yang lain.
Berdasarkan kurikulum dan tingkat satuan pendidikan (KTSP), serta yang terdapat dalam silabus kelas VIII Standar Kompetensi (SK) 13 mengapresiasikan karya seni tari dengan kompetensi dasar (KD) 13.1 mengidentifikasi jenis karya seni tari kelompok berpasangan. Pembelajaran seni tari di SMP Negeri 7 Bandar Lampung diajarkan oleh pengajar yang berlatar belakang seni rupa, namun sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, guru harus mengajarkan seni tari. Pada pelaksanaan pembelajaran seni tari di dalam kelas, guru hanya menjelaskan materi-materi yang terdapat dalam buku paket dan lembar kerja siswa. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa seni tari dianggap sebagai materi yang sulit dipahami bagi siswa, karena dalam tari tidak hanya dituntut dalam pengusaan teori mengenai sejarah dan asal mula tarian tersebut melainkan siswa harus bisa memeragakan ragam gerak tari dan bentuk tari dengan tepat dan benar. Diadakannya pembelajaran Tari Bedana di SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan metode pembelajaran demonstrasi adalah untuk
(24)
6
memberikan pengenalan, pengetahuan, dan pembelajaran tentang Tari Bedana. untuk siswa tingkat menengah pertama, metode demonstrasi akan membawa siswa-siswi terlibat langsung dalam memerhatikan dan memeragakan setiap gerakan yang diajarkan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan cepat diterima.
Berdasakan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa-Siswi Kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut;
1. Bagaimanakah proses pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi Kelas VIII A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi? 2. Bagaimana hasil pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII A SMP
Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi? 1.3Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi.
(25)
7
2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi 1.4 Manfaat penelitan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu.
1. Bagi mahasiswa program studi pendidikan seni tari, sebagai bahan apresiasi dan wawasan tentang Tari Bedana
2. Bagi guru sebagai salah satu sumber informasi atau gambaran tentang proses belajar Tari Bedana pada siswanya
3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan peneliti. 1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa.
2. Ruang Lingkup Objek penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah pembelajaran pada siswa kelas VIII.A dalam menari Bedana.
3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Ruang Lingkup Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang beralamat di jalan Sultan Badaruddin nomor 4 segala mider Bandar Lampung.
(26)
8
4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Ruang Lingkup Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 2013/2014.
5. Ruang Lingkup Ilmu
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, Tari Bedana belum ada yang mencatat tentang pembelajaran Tari Bedana di SMP Negeri 7 Bandar Lampung. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2013:61).
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual serta komputer. Sedangkan Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2013:57).
Pembelajaran juga merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
(28)
10
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan (Sagala, 2013:61). Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kulikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran (Sanjaya, 2011:68-69).
Tari Bedana merupakan tari tradisional yang telah berakar serta dirasakan sebagai suatu hasil tradisi budaya yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka, serta merupakan kesenian nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi ke generasi (hafizi, 1996:3). Tari Bedana merupakan tari tradisional daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan
(29)
11
masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika, yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Mustika, 2012:50).
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Sanjaya, 2011:152). Sagala mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Konsep dan Makna Pembelajaran’ demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar dengan mempertunjukkan tentang proses terjadinya suatu pristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami dan diketahui oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.
Penelitian Tari Bedana di SMP Negeri 7 Bandar Lampung ini menerapkan teori pembelajaran. Teori pembelajaran dianggap sangat tepat untuk melihat proses pembelajaran disetiap pertemuan selama melakukan penelitian. Teori-teori pembelajaran yang mencakup tentang bagaimana komponen pembelajaran, perancangan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan metode yang digunakan dalam kelas yang menjadi pedoman dalam melakukan pembelajaran. Metode yang paling efektif untuk mengajarkan dan mengamati Tari Bedana yaitu metode demonstrasi. Dipilihnya metode demostrasi sebagai metode pembelajaran seni tari karena metode ini merupakan pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu pristiwa atau benda-benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik (Sagala, 2013:210).
(30)
12
2.1. Pembelajaran
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang bekenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Menurut pengertian ini, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar (Sagala, 2013:12). Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2013:36).
Perbuatan belajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara unsuriah. Dengan kata lain, setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur yang sifatnya dinamis (Hamalik, 2013:50).
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran. Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat dipahami dengan menganalisis aktivitas komponen pendidik, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur, dan proses belajar (Ruhimat, 2013:142). Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan (Sagala, 2013:61). Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan peranan-peranan tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
(31)
13
2.1.1. Komponen Pembelajaran
Pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah terdapat unsur-unsur minimal yang harus ada dalam pembelajaran yaitu seorang peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2013:66). Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi, komponen perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdiri dari Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Metode Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar, Prosedur Pembelajaran, Penilaian hasil belajar.
2.1.2. Perancangan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran (Sanjaya, 2013:63). Dengan kata lain, perancangan pembelajaran merupakan proses penetapan tujuan belajar, penyusunan bahan ajar, pemilihan media pembelajaran, pemilihan pendekatan pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam interaksi pengajaran yang berlangsung di dalam kelas.
(32)
14
2.1.3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar (Hamalik, 2013:73).
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran (Ruhimat, 2013:148). Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan intruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan (Sanjaya, 2013:68).
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa, dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan (Hamalik, 2013:76). Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan tertentu. Pengklasifikasian ini perlu diadakan supaya dapat diketahui jenis dan jenjang suatu tujuan pendidikan, dan hal ini dapat membantu si perancang atau pengembang program pendidikan (Hamalik, 2013:78). Keberhasilan
(33)
15
tujuan pembelajaran dalam memperoleh pengetahuan dan perubahan dari ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2.1.4. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2013:147). Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian pembelajaran Tari Bedana pada siswa kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung adalah metode demonstrasi.
2.1.5 Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Sanjaya, 2013:152).
2.1.5.1Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi
Keberhasilan metode demonstrasi menurut sanjaya (2011: 153) dalam buku yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan harus melalui langkah-langkah diantaranya:
1. Tahap Persiapan
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
(34)
16
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi. 2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
1). Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. Dalam pembelajaran guru mendemonstrasikan 9 ragam gerak Tari Bedana.
2). Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3). Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi
1). Memulai mendemonstrasikan 9 ragam gerak Tari Bedana dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.
2). Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
3). Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
(35)
17
4). Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila proses demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi berupa tes praktik yaitu mendemonstrasikan kembali Sembilan ragam gerak Tari Bedana yang telah dipelajari bersama.
2.1.5.2 Kelebihan Metode demonstrasi
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
(36)
18
Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan demonstrasi akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.
2.1.5.3 Kelemahan Metode Demonstrasi
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah.
4. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan sesuatu yang akan
(37)
19
digunakan dalam pelaksanaan demonstrasi, menjelaskan tujuan demonstrasi kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya demonstrasi dan selama demonstrasi hendaknya semua siswa dapat memperhatikan jalannya demonstrasi.
2.2 Seni tari
Tari adalah gerak pada diri manusia, dan gerak itu sendiri merupakan alat bantu yang paling tua di dalam kehidupan manusia, untuk mengemukakan keinginan atau menyatakan refleksi spontan di dalam jiwa manusia. Tari merupakan bagian dari kehidupan manusia baik secara mandiri atau berkelompok. Tari dapat dimanfaatkan di dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti sarana pendidikan dan rekreasi (Hafizi, 1996:2). Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam gerak tubuh manusia yang diperhalus melalui estetika (Mustika, 2012:21). Hawkins menyatakan tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. Soeryodiningrat menyatatakan tari adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. Tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama dan ekspresi yang dikenal dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirupa (wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni (Mustika, 2012:22).
(38)
20
2.3. Tari Bedana
Tari Bedana adalah tari tradisional yang telah berakar dan berkembang dalam masyarakat lampung, serta sebagai hasil budaya bernafaskan islam yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya, serta sebagai simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup di alam lingkungan yang ramah dan terbuka (Firmansyah, 1996:4).
Menurut sejarah nya, Tari Bedana di bawa masuk ke daerah Lampung diperkirakan pada abad ke 12 yang kemudian menyebar ke pelosok daerah Lampung dan mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik masyarakat Lampung, baik masyarakat Lampung pepadun maupun Lampung saibatin. Tari Bedana pada masyarakat Lampung pepadun memiliki warna musik dan gerak yang lebih kaya. Hal ini dimaklumi karena watak khas masyarakat ini lebih terbuka dan berani dibandingkan masyarakat Lampung saibatin. Dahulu Tari Bedana hanya ditarikan oleh kaum pria saja, namun seiring dengan berkembangnya zaman pada akhirnya tarian ini mengalami penggeseran fungsi dari sebagai penyiaran agama menjadi tari pergaulan yang bersifat sebagai hiburan yang ditarikan secara berpasangan.
Tari Bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi ke generasi (Firmansyah, 1996:4)
(39)
21
2.3.1 Ragam Gerak Tari Bedana
Ragam gerak Tari Bedana yang diajarkan di SMP Negeri 7 Bandar Lampung ini merupakan ragam gerak baku yang berpatokan pada sumber buku taman budaya Lampung oleh Junaidi Firmansyah (firmansyah, 1996:25).
Antara lain gerak tahtim, khesek gantung, khesek injing, ayun, humbak moloh, ayun gantung, belitut, jimpang, gelek.
1. Gerak Tahtim
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Kaki kanan melangkah ke depan, pandangan ke depan gerakan tangan kimbang.
Kaki kiri melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan
Kaki kanan melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri di angkat Kaki kanan melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri di angkat dan kemudian pandangan ke bawah.
Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan kemudian pandangan kedepan dengan tangan kimbang.
Maju kaki kiri badan merendah kemudian pandangan ke depan.
Menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri dalam posisi jinjit (perempuan) dan jongkok (laki-laki). Posisi badan tegap pandangan ke depan dan gerakan tangan sembah ke arah depan.
(40)
22
Hit Uraian Gerak
(1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7) (8)
2. Gerak Khesek Gantung
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5
Langkah kaki kanan ke depan, gerakan tangan bekelai kemudian pandangan ke depan.
Langkah kaki ke depan, pandangan ke depan.
Ayun kaki kanan digeser ke samping kanan kemudian pandangan ke kanan mengikuti arah kaki kanan.
Tarik kaki kanan merapat ke kaki kiri lalu angkat kemudian pandangan ke depan dengan tangan bekelai.
Langkah kaki kanan ke depan, gerakan tangan bekelai kemudian pandangan ke depan.
(41)
23
Hit Uraian Gerak
6 7 8
Langkah kaki ke depan, pandangan ke depan.
Ayun kaki kanan digeser ke samping kanan kemudian pandangan ke kanan mengikuti arah kaki kanan.
Tarik kaki kanan merapat ke kaki kiri lalu angkat kemudian pandangan ke depan.
(1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7) (8)
3. Gerak Khesek Injing
Hit Uraian Gerak
1 2 3
Langkah kaki kanan ke depan, pandangan ke depan dengan tangan bekelai.
Langkah kaki kiri ke depan pandangan ke depan dengan tangan bekelai. Mengangkat kaki kanan diletakkan sebelah kaki kiri, posisi kaki kanan
(42)
24
Hit Uraian Gerak
4 5 6 7 8
jinjit, pandangan ke bawah, badan merendah.
Mengayun kaki kanan ke samping kanan, pandangan ke samping kanan. Langkah kaki kanan ke depan, pandangan ke depan dengan tangan bekelai.
Langkah kaki kiri ke depan pandangan ke depan dengan tangan bekelai. Mengangkat kaki kanan diletakkan sebelah kaki kiri, posisi kaki kanan jinjit, pandangan ke bawah, badan merendah.
Mengayun kaki kanan ke samping kanan, pandangan ke samping kanan.
(1) (2) (3) (4)
(43)
25
4. Gerak Jimpang
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Langkah kaki kanan ke depan, pandangan ke depan lalu gerakan tangan kimbang.
Langkah kaki kiri ke depan, pandangan ke depan lalu gerakan tangan kimbang.
Mundur kaki kanan pandangan ke depan. Langkah kaki kiri ke depan.
Kaki kanan melangkah ke depan, kaki kiri di angkat. Putar kaki kiri ke samping kiri.
Kaki kanan balik memutar ke kanan. Tarik kaki kiri ke samping kaki kanan.
(1) (2) (3) (4)
(44)
26
5. Gerak Hombak Moloh
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Kaki kanan melangkah ke samping kanan
Kaki kiri mengikuti kaki kanan ke samping kanan. Kaki kanan melangkah ke samping kanan
Kaki kiri ayun ke depan
Kaki kiri melangkah ke samping kiri Kaki kanan melangkah ke samping kiri. Kaki kiri melangkah ke samping kiri. Kaki kanan ayun ke depan
(1) (2) (3) (4)
6. Gerak Ayun
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7
Langkah kaki kanan ke depan, gerakan tangan kimbang, pandangan ke depan
Langkah kaki kiri ke depan dengan gerak tangan kimbang. Langkah kaki kanan ke depan dengan gerakan tangan kimbang. Angkat (ayun) kaki kiri.
Langkah kaki kiri ke depan, gerakan tangan kimbang, pandangan ke depan.
Langkah kaki kanan ke depan dengan gerak tangan kimbang. Langkah kaki kiri ke depan dengan gerak tangan kimbang.
(45)
27
Hit Uraian Gerak
8 Angkat (ayun) kaki kanan.
(1) (2) (3) (4)
7. Gerak Ayun Gantung
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Langkah kaki kanan ke depan, gerakan tangan kimbang, pandangan ke depan.
Langkah kaki kiri ke depan dengan gerak tangan kimbang. Langkah kaki kanan ke depan dengan gerakan tangan kimbang.
Angkat (ayun) kaki kiri, pandangan ke depan, gerakan tangan kimbang. Merendah kaki kanan, pandangan ke depan, gerakan tangan kimbang. Angkat/ayun kaki kiri, pandangan ke depan, gerakan tangan kimbang. Merendah kaki kanan, pandangan ke depan, gerakan tangan kimbang. Angkat (ayun) kaki kiri, pandangan ke depan, gerakan tangan kimbang.
\
(1) (2) (3) (4)
(46)
28
8. Gerak Belitut
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Langkah kaki kanan silang ke kiri, pandangan ke bawah, gerakan tangan kimbang.
Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang.
Langkah kaki kanan silang ke kiri, pandangan ke bawah, gerakan tangan kimbang.
Diikuti kaki kiri di belakan kaki kanan. Maju kaki kanan, maju putar ke arah kanan. Silang kaki kiri ke kanan, putar badan.
Putar kaki kanan ke arah kanan dengan membalik badan.
Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan dengan badan merendah tegak, pandangan ke depan.
(1) (2) (3) (4)
(47)
29
9. Gerak Gelek
Hit Uraian Gerak
1 2 3 4 5 6 7 8
Ayun/angkat kaki kanan, pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. Langkah kaki kanan ke depan.
Langkah kaki kiri ke depan.
Langkah kaki kanan ke samping kanan. Mundur kaki kiri.
Langkah silang kaki kanan ke arah kiri. Geser kaki kiri ke arah kiri.
Kaki kanan merapat di samping kaki kiri dijinjit lalu pandangan ke depan.
(1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7) (8)
(48)
30
2.3.2 Musik Pengiring Tari Bedana
Musik pengiring Tari Bedana pada masyarakat Lampung masih menggunakan alat tradisional yang sederhana, walaupun dalam penyajiannya tidak menutup kemungkinan menggunakan musik modern sebagai tambahan selama itu tidak mengurangi nilai dan ciri khas daerah Lampung (Hafizi, 1996:4). Alat musik yang digunakan dalam mengiringi Tari Bedana yaitu:
a. Gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah lampung yang dipetik, dengan jumlah dawai empat sehingga menghasilkan nada dominan.
b. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi Tari Bedana dan tari tradisional lainnya.
c. Karenceng, yaitu alat musik yang terbuat dari kayu nangka yang fungsinya sebagai pengatur tempo dalam gerakan tari bedana
d. Gong kecil, dipakai sebagai alat musik tambahan yang dipadukan dengan musik modern seperti : biola, accordion, dan lain – lain.
Untuk pembawa lagu pada Tari Bedana harus dapat membawakannya dengan nada atau irama yang tepat yang dapat dibawakan oleh seorang laki-laki atau perempuan.lagu yang dinyanyikan dalam Tari Bedana bersyair bahasa Lampung atau bahasa nasional yang berisi petuah atau nasihat (Firmansyah, 1993:3-6).
2.3.3 Busana Tari Bedana
Tari Bedana menggunakan busana dan asesoris yang khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikemukakan agar pemakaian busana pada Tari Bedana dapat diseragamkan dan memiliki identitas tersendiri (Hafizi,1996:11).
(49)
31
Dengan demikian diharapkan pemakaian busana Tari Bedana di seluruh provinsi Lampung sama.
Berikut busana Tari Bedana Wanita a. Peneken Rambut
b. Belattung tebak/ sanggul malam c. Gahari kembang goyang
d. Kembang melati/ kembang melur e. Subang giwir/ anting-anting f. Buah jukum
g. Bulu serattei
h. Gelang kano/ gelang bibit i. Kawai kurung
j. Tapis/betuppal Busana Tari Bedana Pria
a. Kikat akinan/peci sebagai ikat kepala b. Kawai teluk belaga/belah bulu
c. Kain bidak gantung/betupal sebatas lutut d. Bulu serattei/bebiting
2.4 Pembelajaran Seni di Sekolah
Proses pendidikan seni di sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menguasai kesenian dan diharapkan dapat menghasilkan kemampuan dalam dua hal, pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru
(50)
32
(imitasi) dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah fikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Soebandi dalam Mustika, 2012:29).
Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan budaya. Peranan pemerintah dalam upaya pelestarian kebudayaan yang ada di indonesia adalah dengan menjadikan seni budaya sebagai mata pelajaran di sekolah. Seni budaya memberikan sumbangan kepada siswa, agar berani dan bangga akan budaya bangsa sendiri. Pembelajaran seni budaya khususnya seni tari di sekolah mengarahkan siswa agar lebih mengenal kebudayaan mereka dalam bidang seni tari. Dengan demikian rasa cinta dan bangga akan keindahan kebudayaan seni tari mereka akan berkembang, dan memotivasi mereka untuk mempelajari tarian tersebut (Mustika, 2012:31).
(51)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2013:3). Dalam hal ini penelitian diperlukan untuk mengetahui pembelajaran Tari Bedana pada siswa kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau situasi, peristiwa atau hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan tidak mengubah, menambah atau menggadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas seperti apa adanya (Arikunto, 2010:3). Penggunaan metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dengan tujuan berusaha menggambarkan suatu peristiwa atau pembelajaran secara sistematis dan terperinci.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa data-data yang diperoleh dari informan, yaitu guru bidang studi dan siswa-siswi kelas VIII.A yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 9 siswa dan 18 siswi.
(52)
34
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (sugiono, 2013:308). Maka pengumpulan data merupakan hal penting dalam penelitian.
3.3.1 Observasi Berperan serta (Participant Observation)
Pada observasi berperan serta, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2009:204).
Bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas tari di SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran seni tari pada siswa-siswi kelas VIII.A di SMP Negeri 7 Bandar Lampung. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data tentang pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIII.A di SMP Negeri 7 Bandar Lampung sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pada proses observasi lebih di tekankan pada pengamatan siswa saat berada di dalam kelas.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
(53)
35
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2009:194). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yaitu kepala sekolah, guru seni budaya dan siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung, untuk menggali data yang berkaitan dengan pembelajaran seni tari di sekolah tersebut.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010:274).
Pada penelitian ini, dokumen digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan.
3.4 Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Pada penelitian ini digunakan beberapa panduan,
diantara nya:
3.4.1 Panduan Observasi
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan yang berisi kisi-kisi yang akan diamati dalam proses penelitian. Agar dapat
(54)
36
memperoleh data yang otentik, maka peneliti melakukan pencatatan atas apa yang dilihat dan didengar secara langsung pada saat pengamatan baik pada saat pra penelitian dan penelitian.
3.4.2 Panduan Wawancara
Panduan wawancara dilakukan peneliti pada saat melakukan wawancara. Panduan ini berupa catatan lapangan yang berisi kisi-kisi pertanyaan mengenai data yang dibutuhkan selama penelitian.
3.4.3 Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti surat-surat, dokumen resmi foto dan video. Alat bantu yang digunakan adalah kamera handphone. Catatan harian digunakan pada penelitian ini dalam rangka mengumpulkan data. Catatan harian tersebut digunakan secara terus-menerus pada saat observasi dan wawancara agar data yang diperoleh lengkap dan tidak ada yang terlewati.
3.4.4 Tes Praktik
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes praktik. Tes ini digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan mengenai pembelajaran Tari Bedana. Data tes yang digunakan berupa data penguasaan materi praktik siswa yang dinilai menggunakan pedoman penskoran dengan menggunakan panduan indikator penilaian yang ada. Pada pelaksanaanya pertemuan kedua sampai kelima digunakan untuk berlatih menggunakan metode demonstrasi didampingi oleh
(55)
37
guru. Pada setiap pertemuan, dilakukan penilaian aktivitas siswa berupa aktivitas visual, aktivitas mendengarkan dan aktivitas motorik. Sedangkan pertemuan keenam digunakan untuk pengambilan nilai dan evaluasi, penilaian tes praktik.
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan tes Praktik
No Aspek Deskriptor Skor Kreteria
1
Hafalan Ragam
Gerak
Peserta didik mampu memeragakan 9 ragam
gerak Tari Bedana. 5
Baik sekali Peserta didik mampu memeragakan 7 ragam
gerak Tari Bedana. 4 Baik
Peserta didik mampu memeragakan 5 ragam
gerak Tari Bedana. 3 Cukup
Peserta didik mampu memeragakan 3 ragam
gerak Tari Bedana. 2 Kurang
Peserta didik mampu memeragakan 1 ragam
gerak Tari Bedana. 1
Kurang sekali 2 Ketepatan gerak dengan musik
Peserta didik mampu memeragakan semua
ragam gerak sesuai dengan musik. 5
Baik sekali Peserta didik mampu memeragakan 7 ragam
gerak sesuai dengan musik. 4 Baik
Peserta didik mampu memeragakan 5 ragam
gerak sesuai dengan musik. 3 Cukup
Peserta didik mampu memeragakan 3 ragam
gerak sesuai dengan musik. 2 Kurang
Peserta didik mampu memeragakan 1 ragam
gerak sesuai dengan musik. 1
Kurang sekali
Skor Maksimal 10
3.4.5 Non Tes
Teknik non tes digunakan untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu berkaitan dengan perolehan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai (Uno, 2010:74). Teknik non tes
(56)
38
digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Tari Bedana dengan menggunakan metode demonstrasi.
Tabel 3.2 lembar pengamatan aktivitas siswa
No Aspek Deskriptor Skor Kreteria
1 Visual activities
Semua siswa memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
5 Baik
sekali 20 sampai 24 siswa memerhatikan pada
saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
4 Baik
15 sampai 19 siswa memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
3 Cukup
10 sampai 14 siswa memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
2 Kurang 0 sampai 9 Siswa memerhatikan pada
saat guru menjelaskan dan mendemonstrasikan Tari Bedana
1 Kurang sekali 2 Listening
activities
Semua siswa mendengarkan saat guru menjelaskan dan mendemonstrasikan Tari Bedana
5 Baik
sekali 20 sampai 24 siswa mendengarkan pada
saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
4 Baik
15 sampai 19 siswa mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
3 Cukup
10 sampai 14 siswa mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan Tari Bedana
2 Kurang 0 sampai 9 Siswa mendengarkan pada
saat guru menjelaskan dan mendemonstrasikan Tari Bedana
1 Kurang sekali
(57)
39
3 Motor activities
Semua siswa dapat memeragakan Tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
5 Baik
sekali 20 sampai 24 siswa dapat memeragakan
Tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
4 Baik
15 sampai 19 siswa dapat memeragakan Tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
3 Cukup
10 sampai 14 siswa dapat memeragakan Tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
2 Kurang 0 sampai 19 Siswa dapat memeragakan
Tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
1 Kurang sekali
Skor maksimal 15
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran Tari Bedana
Pengukuran pada lembar pengamatan tes praktik dan non tes dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.
Nilai peserta didik = Perolehan skor / Skor maksimal × Skor ideal (100) Contoh peserta didik dengan nama AB memperoleh skor 8, untuk menghitung nilai tes praktik yang diperoleh peserta didik tersebut digunakan rumus penghitungan nilai sebagai berikut
Nilai peserta didik = Perolehan skor / Skor maksimal × 100 = 8 / 10 × 100
(58)
40
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, maka dapat diklasifikasikan peserta didik dengan kategori baik sekali, baik, cukup, kurang, dan gagal. Jika disandingkan dengan patokan persentasi nilai untuk skala lima makapeserta didik AB mendapat persentase baik. Hasil belajar peserta didik dapat diukur dengan menggunakan penentuan patokan dengan persentas untuk skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.3. Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Skala Lima Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Keterangan 85 - 100 Baik Sekali
75 - 84 Baik
60 - 74 Cukup
40 - 59 Kurang
0 - 39 Kurang Sekali ( Nurgiyantoro, 1988:363)
Tabel 3.4 Lembar pengamatan hasil belajar Tari Bedana pada setiap pertemuan
No Ragam Gerak Keterangan Sk
or Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tahtim Khesek Gantung Khesek Injing Ayun Ayun Gantung Humbak Moloh Belitut Jimpang Gelek
Siswa mampu memeragakan urutan gerak dalam hitungan 2x8 tanpa melakukan kesalahan atau pengulangan
5 Baik Sekali Siswa mampu memeragakan urutan gerak
dalam hitungan 2x8 dengan 1-2 kali mengalami kesalahan atau pengulangan
4 Baik Siswa mampu memeragakan urutan gerak
dalam hitungan 2x8 dengan 3-4 kali mengalami kesalahan atau pengulangan
3 Cukup Siswa mampu memeragakan urutan gerak
dalam hitungan 2x8 dengan 5-6 kali mengalami kesalahan atau pengulangan
2 Kurang Siswa mampu memeragakan urutan
ragam gerak dalam hitungan 2x8 dengan lebih dari 7 kali kesalahan atau
pengulangan
1 Kurang sekali
(59)
41
Tabel 3.5 Lembar pengamatan aktivitas guru menggunakan metode demonstrasi
No Instrumen Kegiatan Guru P1 P2 P3 P4 P5 P6
1 Memberi apersepsi dan motivasi 2 Memberitahukan tujuan pembelajaran 3 Menjelaskan kegiatan atau tugas yang
harus dilakukan siswa
4
Mengatur posisi yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas tentang materi yang didemonstrasikan
5 Melibatkan siswa mengikuti jalannya demonstrasi secara bersama-sama 6 Mengamati aktivitas siswa dalam
mengikuti jalannya demonstrasi
7
Memberi kesempatan siswa untuk aktif, berfikir kritis, menganalisis,
memecahkan masalah dan bertindak tanpa rasa takut dalam setiap proses demonstrasi
8
Berperan sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah pada siswa yang mengalami kesulitan dalam setiap jalannya demonstrasi
9 Memberi motivasi kepada siswa yang kurang berpartisipasi aktif
10
Melakukan evaluasi tentang jalannya proses demonstrasi secara bersama-sama
11 Menyimpulkan hasil belajar
12
Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya berkaitan dengan
pelaksanaan demonstrasi yang telah dilakukan
(60)
42
Keterangan:
P1 = Pertemuan pertama P4 = Pertemuan keempat P2 = Pertemuan kedua P5 = Pertemuan kelima P3 = Pertemuan ketiga P6 = Pertemuan keenam
Instrument ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila telah dilaksanakan maka kolom-kolom tersebut akan diberi Chek List sebagai penanda. 3.5 Analisis data
Data yang diperoleh dari pra penelitian hingga penelitian yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh akan dianalisis untuk mendeskripsikan mengenai pembelajaran Tari Bedana pada kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung.
Menurut Sugiyono dalam metode penelitian pendidikan (2013: 337-346). aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
(61)
43
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data yang dimaksud adalah aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar atau test evaluasi.
b. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusion drawing/verification
kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan interaktif, hipotesis atau teori.
(62)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Proses pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu siswa lebih cepat dalam mempelajari dan menerima setiap materi praktik yang disampaikan oleh guru. Karena materi yang disampaikan dengan metode demonstrasi pada setiap pertemuannya diberikan tiga ragam gerak yang disesuaikan berdasarkan tingkat kesulitannya. Pada pertemuan kedua ragam gerak yang diberikan adalah khesek gantung, khesek injing dan ayun. Pada pertemuan ketiga ragam gerak yang diberikan adalah ayun gantung, humbak moloh dan belitut. Pada pertemuan keempat ragam gerak yang diberikan adalah tahtim, jimpang dan gelek yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding gerak pada pertemuan sebelumnya. Karena pada ketiga ragam gerak tersebut siswa-siswi mengalami kesulitan dalam memahami, menerima dan memeragakan setiap gerak yang mengandung unsur keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri yaitu keseimbangan antara menggerakan tangan dan kaki serta arah hadap secara bersamaan. Setiap pemeragaan ragam gerak dilakukan secara berulang-ulang sampai seluruh siswa mampu memeragakan setiap ragam gerak yang telah diberikan. Pada akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan dilakukan pengamatan,
(63)
115
penilaian dan evaluasi terhadap hasil belajar ragam gerak yang telah diberikan. Sehingga seluruh siswa yang terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran mampu memahami dan menerima semua ragam gerak pada Tari Bedana.
Hasil pembelajaran Tari Bedana menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan Tari Bedana dengan baik. Penilaian terdiri dari dua aspek yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik. Berdasarkan pengamatan test praktik pada aspek hafalan ragam gerak mendapat kriteria baik dengan skor 78. Pada aspek ketepatan gerak dengan musik mendapat kriteria baik dengan nilai skor 75. Rata-rata dari seluruh aspek penilaian mendapat kriteria baik dengan skor 77. artinya rata-rata keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran Tari Bedana dengan menggunakan metode demonstrasi telah mampu memeragakan seluruh gerak Tari Bedana sesuai dengan ketukan irama pada iringan musik berdasarkan yang telah diajarkan.
5.2Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran Tari Bedana siswa-siswi kelas VIII A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dapat disarankan:
1. Kepada guru seni budaya untuk memberikan materi praktik tari dalam pembelajaran seni budaya dengan media audio visual.
2. Kepada siswa-siswi untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya menerima materi yang disampaikan. Bagi siswa laki-laki, hendaknya tidak merasa malu dalam pembelajaran seni khusus nya seni tari.
(64)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Firmansyah, Junaidi. 1996. “Mengenal Tari Bedana”. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.
Hamalik, oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mustika, I Wayan. 2012. “Teknik Dasar Gerak Tari Lampung”. Bandar Lampung:
Aura.
Mustika, I Wayan. 2013. “Tari Muli Siger”. Bandar Lampung: Aura.
Nasution. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito. Sagala. Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Soedarsono. RM. 2003. Seni Pertunjukan dari Perspektif Politik dan ekonomi. Yogyakarta: UGM Pers
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Abdi Guru SMP. 2006. “Seni Budaya Untuk SMP”. Jakarta: Erlangga.
Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembalajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
(1)
Tabel 3.5 Lembar pengamatan aktivitas guru menggunakan metode demonstrasi No Instrumen Kegiatan Guru P1 P2 P3 P4 P5 P6
1 Memberi apersepsi dan motivasi 2 Memberitahukan tujuan pembelajaran 3 Menjelaskan kegiatan atau tugas yang
harus dilakukan siswa
4
Mengatur posisi yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas tentang materi yang didemonstrasikan
5 Melibatkan siswa mengikuti jalannya demonstrasi secara bersama-sama 6 Mengamati aktivitas siswa dalam
mengikuti jalannya demonstrasi
7
Memberi kesempatan siswa untuk aktif, berfikir kritis, menganalisis,
memecahkan masalah dan bertindak tanpa rasa takut dalam setiap proses demonstrasi
8
Berperan sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah pada siswa yang mengalami kesulitan dalam setiap jalannya demonstrasi
9 Memberi motivasi kepada siswa yang kurang berpartisipasi aktif
10
Melakukan evaluasi tentang jalannya proses demonstrasi secara bersama-sama
11 Menyimpulkan hasil belajar
12
Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya berkaitan dengan
pelaksanaan demonstrasi yang telah dilakukan
(2)
Keterangan:
P1 = Pertemuan pertama P4 = Pertemuan keempat P2 = Pertemuan kedua P5 = Pertemuan kelima P3 = Pertemuan ketiga P6 = Pertemuan keenam
Instrument ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila telah dilaksanakan maka kolom-kolom tersebut akan diberi Chek List sebagai penanda.
3.5 Analisis data
Data yang diperoleh dari pra penelitian hingga penelitian yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh akan dianalisis untuk mendeskripsikan mengenai pembelajaran Tari Bedana pada kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung.
Menurut Sugiyono dalam metode penelitian pendidikan (2013: 337-346). aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
(3)
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data yang dimaksud adalah aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar atau test evaluasi.
b. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusion drawing/verification
kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan interaktif, hipotesis atau teori.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Proses pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu siswa lebih cepat dalam mempelajari dan menerima setiap materi praktik yang disampaikan oleh guru. Karena materi yang disampaikan dengan metode demonstrasi pada setiap pertemuannya diberikan tiga ragam gerak yang disesuaikan berdasarkan tingkat kesulitannya. Pada pertemuan kedua ragam gerak yang diberikan adalah khesek gantung, khesek injing dan ayun. Pada pertemuan ketiga ragam gerak yang diberikan adalah ayun gantung, humbak moloh dan belitut. Pada pertemuan keempat ragam gerak yang diberikan adalah tahtim, jimpang dan gelek yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding gerak pada pertemuan sebelumnya. Karena pada ketiga ragam gerak tersebut siswa-siswi mengalami kesulitan dalam memahami, menerima dan memeragakan setiap gerak yang mengandung unsur keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri yaitu keseimbangan antara menggerakan tangan dan kaki serta arah hadap secara bersamaan. Setiap pemeragaan ragam gerak dilakukan secara berulang-ulang sampai seluruh siswa mampu memeragakan setiap ragam gerak yang telah diberikan. Pada akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan dilakukan pengamatan,
(5)
penilaian dan evaluasi terhadap hasil belajar ragam gerak yang telah diberikan. Sehingga seluruh siswa yang terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran mampu memahami dan menerima semua ragam gerak pada Tari Bedana.
Hasil pembelajaran Tari Bedana menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan Tari Bedana dengan baik. Penilaian terdiri dari dua aspek yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik. Berdasarkan pengamatan test praktik pada aspek hafalan ragam gerak mendapat kriteria baik dengan skor 78. Pada aspek ketepatan gerak dengan musik mendapat kriteria baik dengan nilai skor 75. Rata-rata dari seluruh aspek penilaian mendapat kriteria baik dengan skor 77. artinya rata-rata keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran Tari Bedana dengan menggunakan metode demonstrasi telah mampu memeragakan seluruh gerak Tari Bedana sesuai dengan ketukan irama pada iringan musik berdasarkan yang telah diajarkan.
5.2Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran Tari Bedana siswa-siswi kelas VIII A SMP Negeri 7 Bandar Lampung dapat disarankan:
1. Kepada guru seni budaya untuk memberikan materi praktik tari dalam pembelajaran seni budaya dengan media audio visual.
2. Kepada siswa-siswi untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya menerima materi yang disampaikan. Bagi siswa laki-laki, hendaknya tidak merasa malu dalam pembelajaran seni khusus nya seni tari.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Firmansyah, Junaidi. 1996. “Mengenal Tari Bedana”. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.
Hamalik, oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mustika, I Wayan. 2012. “Teknik Dasar Gerak Tari Lampung”. Bandar Lampung: Aura.
Mustika, I Wayan. 2013. “Tari Muli Siger”. Bandar Lampung: Aura.
Nasution. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.
Sagala. Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Soedarsono. RM. 2003. Seni Pertunjukan dari Perspektif Politik dan ekonomi. Yogyakarta: UGM Pers
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Abdi Guru SMP. 2006. “Seni Budaya Untuk SMP”. Jakarta: Erlangga.
Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembalajaran. Jakarta: Rajawali Pers.