pahami, selaras dengan perkembangannya, dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
34
2. Motode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menghafal
Al-Qur`an Tahfidzul Qur’an
a. Pengertian Menghafal
Menghafal dalam bahasa arab adalah, yang berarti menjaga, menyamakan, dan memelihara. Selanjutnya orang yang hafal
disebut yang berarti penjaga, pengawal, pemelihara dan juga yang berarti penghafal diluar kepala.
35
Selain itu penghafal Al-Qur`an bisa diungkapkan dengan kalimat yang diartikan hafal, dengan
hafalan diluar kepala. Adapun menghafal menurut kamus besar bahasa Indonesia, bahwa menghafal berasal dari kata dasar hafal
yang artinya telah masuk ingatan dapat mengucapkan diluar kepala tanpa melihat buku.
36
Tahfidz atau menghafal Al- Qur’an merupakan suatu
perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Orang yang menghafal Al-
Qur’an merupakan salah satu hamba yang
ahlullah
di muka
34
Zakiah Darajat, Metodologi..., hal. 111
35
Subkhi Soleh, Kamus Al-Asri: Kamus Kontemporer. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1999, hal. 279
36
Sultan Rajasa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Cendekiawan, 2003, hal. 177
bumi. Dengan demikian pengertian tahfidz yaitu menghafal materi baru yang belum pernah dihafal.
37
Sedangkan menurut abdul Aziz Abdul Ra’uf definisi tahfidz atau menghafal adalah “proses mengulang sesuatu, baik dengan
membaca atau mendengar”, pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.
38
Menurut Ibnu Madzkur yang dikutip dalam buku tehnik menghafal Al-
Qur’an karangan Abdurrab Nawabudin berkata bahwa menghafal adalah orang yang selalu menekuni
pekerjaannya, pernyataan ini merujuk pada Al- Qur’an surah Al-
Baqarah ayat 238.
“
peliharalah semua shalat mu dan peliharalah shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan
khusyu‟.”Q.S. Al-Baqarah ayat 238. Menghafal Al-
Qur’an merupakan suatu proses, mengingat materi yang dihafalkan harus sempurna, karena ilmu tersebut
dipelajari untuk dihafalkan, bukan untuk difahami. Namun setelah hafalan Al-
qur’an tersebut sempurna, maka selanjutnya ialah diwajibkan untuk mengetahui isi kandungan yang ada di
37
Mahaimin Zen, Tata Cara Problematika Menghafal Al- Qur‟an dan Petunjuk-
petunjuknya, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1985, hal. 248
38
http:atullaina.blogspot.com201204metode-menghafal-al-quran-dalam.html di akses tgl 3 April 2016 jam 14.04
dalamnya. Seseorang yang berniat untuk menghafal Al- Qur’an
disarankan untuk mengetahui materi-materi yang berhubungan dengan cara menghafal, semisal cara kerja otak atau memori otak.
Kegiatan menghafal Al- qur’an juga merupakan sebuah proses,
mengingat seluruh materi ayat rincian bagian-bagiannya, seperti
fonetik, waqqaf,
dan lain-lain harus dihafal dan diingat secara sempurna.
39
Al-Qur`an secara harfiah berarti “bacaan sempurna”
merupakan sesuatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulisan
dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur`an. Al-Qur`an terus dibaca oleh jutaan orang
yang tidak mengerti artinya, dan atau tidak dapat menulis dengan huruf-hurufnya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang
dewasa, remaja, dan anak-anak.
40
Diantara Karakteristik Al-Qur`an adalah merupakan kitab suci yang mudah untuk dihafal, diingat dan dipahami. Allah SWT
berfirman:
39
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al- Qur‟an, Jogjakarta: Diva
Press, 2012, hal 71-72
40
Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 2008, hal. 1
Artinya:
Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur`an untuk pembelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran
Al-Qamar: 17.
Ayat-ayat Al-Qur`an
mengandung keindahan
dan kemudahan untuk dihafal bagi mereka yang ingin menghafalnya
dan menyimpannya di dalam hati. Kita melihat ribuan, bahkan puluhan ribu kaum muslim yang menghafal Al-Qur`an dan
mayoritas mereka adalah anak-anak yang belum menginjak usia baligh. Dalam bahasa usia yang masih belia itu, mereka tidak
mengetahui nilai kitab suci. Namun, penghafal Al-Qur`an terbanyak adalah golongan dari usia mereka.
41
Memori ingatan merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ingatan juga berfungsi memproses
informasi yang kita terima pada setiap saat, meskipun informasi yang masuk diabaikan saja. Karena dianggap tidak begitu penting
atau tidak diperlukan dikemudian hari. Dalam buku Sa`dulloh seorang psikolog ternam
a Atkinson, menyatakan bahwa “para ahli psikolog menganggap penting membuat perbedaan dasar
mengenai ingatan”.
41
Yusuf Qardawi, Kaifa Nata‟amalu Ma‟a Al-Qur‟ani Al-Azhim. Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, hal 187
a.
Encoding
Memasukkan Informasi ke Dalam Ingatan
Encoding
adalah suatu proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Proses ini melalui dua alat indra
manusia yaitu penglihatan dan pendengaran. b.
Strorage
Penyimpanan Proses lanjut setelah
encoding
adalah penyimpanan informasi yang masuk di dalam gudang memori. Gudang memori
terletak di dalam memori jangka panjang
long term memory.
c.
Retrieval
Pengungkapan Kembali Pengungkapan kembali reproduksi informasi yang telah
disimpan dalam gudang memori ada kalanya serta merta dan ada kalanya perlu pancingan.
42
Menghafal Al- Qur’an bukanlah hal yang impossible alias
mustahil dan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Bagi orang islam yang ingin melakukannya, Allah telah memberi
garansi akan mudahnya Al- Qur’an untuk dihafalkan. Dorongan
untuk menghafal Al- Qur’an sendiri telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an dan Hadits. Allah SWT berfirman:
42
Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal...., hal. 52
“Dan sesungguhnya, telah kami mudahkan Al
-
Qur‟an untuk peringatan maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Q.S. Al-Qamar ayat 22. Ayat ini mengindikasikan kemudahan dalam menghafal Al-
qur’an. Menghafal Al-Qur’an hukumnya fardu kifayah. Artinya tidak semua umat islam diwajibkan untuk menghafal Al-
Qur’an. Kewajiban ini sudah cukup terwakili dengan adanya beberapa
orang yang mampu menghafalkannya.
43
Setiap santri atau murid yang menghafal Al- Qur’an wajib
menyetorkan hafalannya kepada guru, pengurus atau kyai. Hal ini bertujuan agar bisa diketahui letak kesalahan ayat-ayat yang
dihafalkan. Dengan menyetorkan kepada seorang guru, maka kesalahan tersebut dapat diperbaiki. Sesungguhnya, menyetorkan
hafalan kepada guru yang
tahfidz
merupakan kaidah baku yang sudah ada sejak Zaman Rasulullah SAW. Dengan demikian,
menghafal Al- Qur’an dengan seorang guru yang ahli dan faham
mengenai Al- Qur’an sangat diperlukan bagi sang calon penghafal
supaya bisa menghafal Al- Qur’an dengan baik dan benar.
Berguru kepada ahlinya juga dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau berguru langsung kepada malaikat Jibril As, dan beliau
43
Mukhlisoh Zawawie, P-M3 Al- Qur‟an Pedoman Membaca, Mendengar, dan
Menghafal Al- Qur‟an, hal. 71-71
mengulanginya pada waktu bulan Ramadhan sampai dua kali khatam 30 juz.
44
b. Syarat-syarat menghafal Al-Qur’an