Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB Darmaga

PENCARIAN JARAK TITIK AKSES SINYAL WIRELESS FIDELITY
(WIFI) DENGAN LOCATION BASED SERVICE (LBS) PADA
ANDROID DI AREA IPB DARMAGA

CHULAFAURIDA FRAMBAYU

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pencarian Jarak Titik
Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada
Android di Area IPB Darmaga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Chulafaurida Frambayu
NIM G64100037

ABSTRAK
CHULAFAURIDA FRAMBAYU. Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless
Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB
Darmaga. Dibimbing oleh HERU SUKOCO.
Titik akses sinyal WiFi di area IPB Darmaga tersebar tidak merata dan saling
tumpang tindih. Hal ini menyebabkan pengguna sulit untuk mengaksesnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem yang diberi nama imWiFi.
Sistem ini bertujuan untuk membantu pengguna dalam mengakses sinyal WiFi di
Darmaga. Salah satu informasi yang disajikan adalah jarak titik akses sinyal WiFi.
Informasi jarak dapat dipenuhi melalui layanan berbasis lokasi atau Location Based
Service (LBS). Layananan LBS yang digunakan pada penelitian ini adalah layanan
LBS dari Google Maps dan penerapan rumus Haversine. Perbandingan antara
Google Maps dan rumus Haversine kemudian dipakai untuk menentukan persentase
perbandingan jarak antara dua algoritme yang berbeda. Persentase perbandingan

jarak antara Google Maps dan rumus Haversine adalah sebesar 64.61% dengan nilai
galat sebesar 0.8204. Pengembangan sistem ini telah berhasil
mengimplementasikan tiga dari empat fungsi pokok. Dengan demikian persentase
keberhasilan pengembangan sistem ini adalah sebesar 75%.
Kata kunci: GPS, jarak, location based service (LBS), WiFi

ABSTRACT
CHULAFAURIDA FRAMBAYU. Searchings Distance Wireless Fidelity (WiFi)
Signal Access Point with Location Based Service (LBS) on Android Around IPB
Darmaga. Supervised by HERU SUKOCO.
The WiFi signal access point in IPB Darmaga area is unevenly spread and
overlap. Users have difficulties to access it. This research aims to develop a system,
namely imWiFi, which can help users accessing WiFi signal in IPB Darmaga. One
of the feautures provided by the system is provide the information of the WiFi signal
access point distance. The distance information can be yielded by Location Based
Services (LBS). LBS used in this research is the LBS services from Google Maps
and application of Haversine formula. Comparison between Google Maps and
Haversine formula is used to determine percentage of the distance comparison
between two different algorithms. The percentage comparison distance between
Google Maps and formula Haversine is 64.61% with the error value of 0.8204. The

development of the system has successfully implemented three of four principal
functions. Thus, 75% of overall systems was successfully developed.
Keywords: distance, GPS, location based service (LBS), WiFi

PENCARIAN JARAK TITIK AKSES SINYAL WIRELESS FIDELITY
(WIFI) DENGAN LOCATION BASED SERVICE (LBS) PADA
ANDROID DI AREA IPB DARMAGA

CHULAFAURIDA FRAMBAYU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

Penguji: 1. Endang Purnama Giri, SKom MKom
2. Dr Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Judul Skripsi : Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless Fidelity (WiFi)
dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB
Darmaga
Nama
NIM

: Chulafaurida Frambayu
: G64100037

Disetujui oleh

DrEng Heru Sukoco, SSi MT
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini adalah
Wireless Fidelity (WiFi), dengan judul Pencarian Jarak Titik Akses Sinyal Wireless
Fidelity (WiFi) dengan Location Based Service (LBS) pada Android di Area IPB
Darmaga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT
selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Hasan dan
Bapak Mahfudin dari DIDSI IPB, yang telah memberi masukan dan saran dalam
pengumpulan data. Di samping itu, penulis ucapkan terima kasih juga kepada
Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom dan Bapak Dr Wisnu Ananta Kusuma,
ST MT, selaku komisi penguji yang banyak memberikan masukan dan saran.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,

atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Chulafaurida Frambayu

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian


2

TINJAUAN PUSTAKA

3

Layanan Berbasis Lokasi

3

Rumus Haversine

3

Global Positioning System

4

Google Maps API


4

Android

4

XML

4

METODE

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

SIMPULAN DAN SARAN


13

DAFTAR PUSTAKA

14

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1 Fungsi kebutuhan
2 Pengujian fungsi
3 Perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Google

8
11
13


DAFTAR GAMBAR
1 Alur Pengiriman Satelit GPS (Nazruddin 2013)
2 Iterative model (Basili dan Turner 1975)
3 Use case diagram imWiFi
4 Data model imWiFi
5 Antarmuka perangkat lunak imWiFi
6 Hasil Pengujian fungsi ke-1 dan fungsi ke-2
7 Hasil Pengujian fungsi ke-3 dan fungsi ke-4

4
5
9
9
10
12
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Activity diagram memilihDaftarWiFi
2 Activity diagram memilihPetaWiFi
3 Activity diagram memilihBantuan
4 Activity diagram memilhKeluar
5 Class diagram imWiFi
6 Sequence diagram memilihDaftarWiFi
7 Sequence diagram memilihPetaWiFi
8 Sequence diagram memilihBantuan
9 Sequence diagram memilihKeluar
10 Kuisioner pengguna Android
11 Negara pengguna OS Android dan persentasenya
12 Data titik akses sinyal WiFi di SQLite
13 Perhitungan jarak dan galat data imWiFi

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wireless fidelity (WiFi) adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan
peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang
radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan
tinggi. Sebuah alat yang dapat memakai WiFi (seperti komputer pribadi, konsol
permainan video, telepon pintar, tablet atau pemutar audio digital) dapat terhubung
dengan sumber jaringan seperti internet melalui sebuah titik akses jaringan nirkabel
(Bagus 2003). Wireless network terbentuk dari kumpulan titik-titik akses jaringan
yang sangat banyak dan tersebar tidak beraturan dalam suatu area. Wireless sensor
network memiliki fungsi pokok yaitu untuk pengambilan data informasi hasil
sensor dan mempropagasikannya ke suatu collector point. Data yang
ditransmisikan pada sensor network adalah data yang didapatkan dari hasil
sampling. Data hasil sampling berupa jarak terdekat akses jaringan WiFi. Sistem
jaringan sensor yang terintegrasi dengan baik memiliki fungsi sebagai sistem
pendeteksian yang dapat mengambil data berupa jarak terdekat akses jaringan WiFi
di sekitar daerah atau area yang tetap dipantau (Anniati et al. 2010).
Sebuah alat WiFi dapat terhubung ke internet ketika berada dalam jangkauan
sebuah jaringan nirkabel yang terhubung ke internet. Cakupan satu titik akses atau
lebih (interkoneksi) atau disebut hotspot, dapat mencakup wilayah seluas beberapa
kamar hingga beberapa mil persegi. Cakupan di wilayah yang lebih luas
membutuhkan beberapa titik akses dengan cakupan yang saling tumpang tindih,
maka daripada itu dibutuhkan sensor yang dapat mendeteksi akses titik jaringan
nirkabel tersebut. Router yang melibatkan modem jalur pelanggan digital atau
modem kabel dan titik akses WiFi, biasanya dipasang di rumah atau bangunan lain,
menyidiakan akses internet dan antarjaringan ke semua peralatan yang terhubung
dengan router secara nirkabel atau kabel. Seiring dengan kemunculan WiFi
portable pengguna bisa dengan mudah membuat hotspot WiFi-nya sendiri yang
terhubung ke internet melalui jaringan seluler. Sekarang, peralatan Android, iPhone,
Windows Phone, dan telepon pintar yang lainnya mampu menciptakan koneksi
nirkabel serta dapat digunakan sebagai sensor pendeteksi titik jaringan akses WiFi.
Pada tugas akhir ini akan dikembangkan aplikasi berbasis mobile
menggunakan rumus Haversine dengan basis LBS serta komponen akuisisi lokasi
yang lebih akurat, yaitu Global Positioning System (GPS) pada telepon pintar. Pada
sistem ini ada bantuan dari Based Tranciever Station (BTS) dalam penentuan posisi
yaitu jaringan internet dari operator seluler yang digunakan untuk memperbaiki
koordinat atau posisi sehingga receiver GPS dapat memroses lebih cepat, akurat,
dan efisien (Soyoung dan Yu 2012). Kemudian pada service server, telah tersedia
layanan Google API sebagai penyedia data WiFi terdekat. Google Application
Programming Interface (API) sendiri mebutuhkan komponen akuisisi lokasi yang
akurat untuk menghasilkan informasi lokasi akses sinyal WiFi terdekat yang
berguna dan efektif. Sesuai dengan kasus tersebut maka akan dikembangkan
aplikasi mobile pada telepon pintar menggunakan Google API yang bisa
memberikan informasi akses sinyal WiFi terdekat.

2
Rumus Haversine adalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan
jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi) berdasarkan
bujur dan lintang. Penggunaan rumus ini mengasumsikan pengabaian efek elipsoid,
cukup akurat untuk sebagian besar perhitungan, juga pengabaian ketinggian suatu
bukit dan kedalaman suatu lembah di permukaan bumi. Sudut pada rumus
menggunakan satuan radian untuk menggunakan fungsi trigonometri (Gintoro et al.
2010). Rumus Haversine digunakan pada penelitian ini untuk melakukan
perhitungan jarak jangkauan pencarian akses titik sinyal WiFi terdekat. Rumus ini
juga digunakan untuk substitusi perhitungan jarak antara posisi titik akses sinyal
WiFi dan posisi sensor berada.

Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dipecahkan berdasarkan latar belakang di atas yaitu
perhitungan jarak lokasi perangkat akses (telepon pintar) berada terhadap titik akses
sinyal WiFi. Jarak terdekat berupa penarikan garis lurus, tidak terpengaruh terhadap
komponen lainnya.
1
Bagaimanakah rentang jarak pendeteksian titik akses sinyal WiFi oleh ponsel
pintar android di area kampus IPB Darmaga?
2
Bagaimanakah penentuan jarak terdekat sensor berada terhadap titik akses
sinyal WiFi dengan menggunakan rumus Haversine di area kampus IPB
Darmaga?

Tujuan Penelitian
Membuat aplikasi Android yang mampu memberikan daftar jarak titik akses
sinyal WiFi terdekat dengan mengabaikan akurasi kekuatan pancaran sinyal titik
akses WiFi dan merepresentasi jarak terdekat di Google Maps (mode online)
dengan menerapkan rumus Haversine (mode offline).

Manfaat Penelitian
1
2

Manfaat dari penelitian ini adalah agar pengguna dapat:
Memprediksi jarak titik akses sinyal WiFi yang terdekat dengan perangkat
akses berupa telepon pintar.
Memudahkan pengguna dalam memilih akses sinyal WiFi dengan peta online
yang berupa Google Maps.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup area titik akses sinyal WiFi di IPB Darmaga. Data
berupa letak koordinat dengan atribut pokok latitude dan longitude. Perangkat akses
sensor berupa telepon pintar berbasis (Operating System) OS Android karena dari
survei data yang dilakukan diperoleh banyak data pengguna OS Android. Data bisa

3
dilihat pada lampiran 10 dan lampiran 11. Minimum Android 2.3 (API level 10).
Target mobile Android 4.2 (API level 17). Penelitian ini dibatasi pada peta online
Google Maps, akurasi posisi dari GPS pada telepon pintar, data akses sinyal WiFi
didapat dari Google Place API, dan jarak terdekat dari Google Direction API.
Asumsi bumi berbentuk bola, bukan elips sehingga ketinggian dan kedalaman
penempatan titik akses sinyal WiFi dapat diabaikan. Representasi hasil data berupa
offline dan online. Data offline disimpan di dalam database SQLite, sedangkan
untuk data online dengan memanfaatkan fasilitas library google berupa
penambahan akses pengguna internet. Pendataan jarak titik akses sinyal WiFi
menggunakan asumsi radius pancaran sinyal WiFi dengan jarak 120 meter sampai
250 meter.

TINJAUAN PUSTAKA
a

Layanan Berbasis Lokasi
Layanan Berbasis Lokasi atau Location Based Service (LBS) adalah layanan
informasi yang mengubah kemampuan untuk menggunakan informasi lokasi dari
perangkat telepon pintar serta dapat diakses dengan perangkat telepon pintar
melalui jaringan telekomunikasi. Terdapat lima kegiatan yang didasari kebutuhan
pengguna terhadap informasi geografis, yaitu mengetahui di mana dia berada
(locating), mencari seseorang, suatu objek, atau kejadian (searching), menanyakan
arah untuk mencapai suatu lokasi (navigating), menanyakan properti dari suatu
lokasi (identifying), mencari suatu kejadian pada atau sekitar suatu lokasi
(checking) (Gintoro et al. 2010).
b

Rumus Haversine
Rumus Haversine adalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan
jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi) berdasarkan
bujur dan lintang.
Penggunaan rumus ini mengasumsikan pengabaian efek ellipsoidal, cukup akurat
untuk sebagian besar perhitungan, juga pengabaian ketinggian bukit dan kedalaman
lembah di permukaan bumi. Berikut ini adalah rumus Haversine.
R
∆latitude
∆longitude
a
c
d

= Radius bumi rata − rata radius =
= ∆�� �
− �� �
= � ��
− � ��
∆�� �
+ cos �� �
cos �� �
= sin

= arctan (√�, √
=�

−� )

kilometer
sin

∆�

��

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Sudut pada rumus menggunakan satuan radian untuk menggunakan fungsi
trigonometri. Rumus Haversine digunakan pada penelitian ini untuk melakukan
perhitungan jangkauan pencarian titik akses sinyal WiFi dengan posisi terdekat di
sekitar sensor pengguna. Rumus ini juga digunakan untuk substitusi perhitungan
jarak antara posisi titik akses sinyal WiFi dan posisi sensor pengguna jika
perhitungan jarak menggunakan Google Maps API gagal (Gintoro et al. 2010).

4
Global Positioning System
Global Positioning System (GPS) merupakan suatu kumpulan satelit dan
sistem kontrol yang memungkinkan sebuah penerima GPS untuk mendapatkan
lokasinya di permukaan bumi 24 jam sehari. Setiap satelit mengelilingi bumi sekitar
12000 mil atau 19300 kilometer, mengelilingi bumi dua kali setiap harinya. Orbit
satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga pada setiap saat, suatu tempat di
bumi dijangkau minimal empat satelit (Gintoro et al. 2010). Alur pengiriman untuk
setiap satu variabel data dapat dilihat pada gambar. Data dikirim dari control station
ke satelit GPS. Kemudian dari satelit GPS dikirim balik lagi ke control station untuk
dikirim balik lagi ke satelit GPS dan diteruskan pengiriman ke receiver. Pada kasus
pengiriman variabel data latitude, longitude, dan altitude dibutuhkan sedikitnya tiga
satelit GPS untuk alur pengiriman data.
c

Gambar 1 Alur pengiriman data satelit GPS (Nazruddin 2013)
d

Google Maps API
Google Maps API menyediakan sejumlah layanan fungsi untuk manipulasi
peta dan menambahkan konten di dalam peta melalui berbagai layanan,
mengizinkan pembuatan aplikasi peta (Gintoro et al. 2010).
e

Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat telepon pintar berbasis
Linux yang dikeluarkan oleh Google Inc pada bulan November 2007, bersifat open
source sehingga para pengembang dapat membuat aplikasi sendiri untuk perangkat
telpon pintar sesuai kebutuhan. Pemrograman perangkat ini menggunakan bahasa
pemrograman Extensible Markup Language (XML) dan Java yang dikhususkan
untuk telepon pintar ini, sehingga aplikasi yang dibuat tidak dapat dijalankan pada
perangkat telepon pintar yang lainnya seperti Symbian OS dan Blackberry OS yang
juga mendukung aplikasi berbasis Java.
f

XML
Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa markup untuk keperluan
umum yang disarankan oleh World Wide Web Consumtion (W3C) untuk membuat
dokumen markup keperluan pertukaran data antar sistem yang beraneka ragam.
XML merupakan kelanjutan HyperText Markup Language (HTML) yang
merupakan bahasa standar untuk melacak internet. XML dikembangkan mulai
tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari W3C pada bulan Februari 1998.

5
Teknologi yang digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi baru, tetapi
merupakan turunan dari SGML yang telah dikembangkan pada awal 80-an dan
telah banyak digunakan pada dokumentasi teknis proyek-proyek berskala besar.
Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag
pembuka (diawali dengan ''), tag penutup (diawali dengan
'') dan atribut elemen (parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka
misalnya ).

METODE
Pada penelitian tugas akhir ini difokuskan pada pengembangan komponen
aplikasi LBS. Metode yang digunakan adalah iterative model. Adapun tahapan
metode ini yaitu perencanaan, kebutuhan analisis, desain, implementasi, pengujian,
dan evaluasi. Tahapan ini disebut satu iterasi dan berulang sebanyak iterasi yang
diperlukan. Setiap pengulangan menghasilkan perangkat lunak versi baru.
Pengulangan tersebut berhenti setelah semua kebutuhan pengguna dipenuhi.
Tahapan metode ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2 Iterative model (Basili dan Turner 1975)

Perencanaan
Tahap perencanaan sistem ini ditentukan sumber daya manusia, job
description, dan scheduling. Sumber daya manusia adalah developer (pengembang),
reviewer (pengulas), dan user (pengguna). Developer adalah aktor yang bekerja
membangun perangkat lunak, sedangkan reviewer adalah aktor yang bekerja
mengevaluasi kesesuaian perangkat lunak dengan kebutuhan. User adalah aktor
yang menggunakan perangkat lunak tersebut.
Pengulas adalah pembimbing tugas akhir sebagai representasi dari pengguna.
Pengulas mengevaluasi perangkat lunak berdasarkan kebutuhan pengguna yang
telah ditentukan. Penjadwalan pengembangan perangkat lunak ditentukan antara
pengembang dan pengulas. Pengulas dengan menggunakan tabel pengujian
mengevaluasi perangkat lunak yang sudah dikembangkan. Evaluasi dari pengulas
bisa berupa black box testing.

6
Kebutuhan
Kebutuhan sistem perangkat lunak ini secara pokok dibagi menjadi dua,
yaitu kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem. Kebutuhan pengguna
menampilkan kebutuhan fungsi apa saja yang disasarkan untuk pengguna.
Sedangkan kebutuhan sistem sistem berupa definisi perangkat lunak dan perangkat
keras yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Kebutuhan sistem ini
kemudian dibahas secara detail di tahap implementasi. Selain itu kebutuhan data
dibutuhkan dengan cara mengumpulkan data kebutuhan pengguna untuk kemudian
dilakukan pendefinisian dan analisis. Tahap ini menghasilkan sistem operasi
perangkat lunak dan fungsi-fungsi pada perangkat lunak. Data berupa latitude
longitude titik akses sinyal WiFi. Perhitungan jarak terdekat menerapkan rumus
Haversine. Rumus Haversine mengasumsikan bahwa bumi itu bulat, tidak elips.
Pengumpulan data latitude longitude didapatkan dari sampel data titik akses sinyal
WiFi dengan survei yang dilakukan secara manual. Data pokok berupa koordinat
lokasi dengan atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu: SSID, MAC,
security, signal strength, latitude, dan longitude.

Analisis dan Desain
Pada tahap analisis dan desain, arsitektur perangkat lunak dan komponen
fungsional perangkat lunak dirancang untuk memenuhi kebutuhan pada tahap
sebelumnya. Komponen fungsional terdiri atas diagram pengembangan, desain
database dan desain tampilan antarmuka. Diagram pengembangan yang dibuat
adalah use case diagram dan activity diagram. Use case diagram dikembangkan
untuk menggambarkan fungsi-fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh pengguna,
sedangkan activity diagram untuk menggambarkan proses bisnis yang terjadi pada
perangkat lunak. Sistem manajemen basis data yang digunakan adalah SQLite
untuk mengatasi kebutuhan online data. Pada iterasi selanjutnya, dapat dirancang
dari desain baru atau kelanjutan dari desain sebelumnya. Tahap analisis dan desain
membentuk dasar sistem. Data yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya
dimasukkan ke dalam basis data untuk selanjutnya diterapkan perhitungannya
sesuai dengan rumus perhitungan jarak Haversine.

Implementasi
Implementasi pada sistem terlebih dahulu ditentukan sumber daya fisiknya,
yaitu perangkat keras dan perangkat lunak pengembangan, Perangkat keras
pengembangan dapat berupa notebook PC, desktop PC, dan perangkat pendukung
lainnya seperti tetikus. Perangkat lunak pengembangan berupa Software
Development Kit (SDK), Integrated Development Environment (IDE), database
designer, dan perangkat lunak desain grafis.
Sumber daya fisik yang telah ditentukan kemudian diintegrasikan dengan
data dan komponen fungsional. Perancangan integrasi tersebut dilakukan melalui
kegiatan pemrograman dengan data dan komponen fungsional yang telah dirancang

7
pada tahap analisis dan desain. Kegiatan ini menghasilkan perangkat lunak
(deployment) LBS yang siap untuk diuji.

Pengujian dan Evaluasi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat
lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Perangkat lunak diuji terlebih
dahulu oleh pengembang. Kemudian, perangkat lunak diuji dan dievaluasi oleh
pengulas. Dari kegiatan tersebut akan didapatkan perubahan atau penambahan
persyaratan yang diajukan pengulas sampai kebutuhan pengguna terpenuhi.
Perangkat lunak akan diuji menggunakan telepon pintar Android yang memiliki
GPS.

Penyebaran
Pada tahap ini merupakan tahap iterasi terakhir dari metode pengembangan
sistem ini. Sistem aplikasi yang sudah siap dipublikasikan tersebut disebarkan ke
pihak yang terkait. Sistem perangkat lunak yang telah dikembangkan diterbitkan
secara live bisa dari Google Play Store atau melalui yang lainnya sesuai pihak yang
terkait. Pihak yang terkait disini adalah dosen, Departemen Ilmu Komputer, serta
perpustakaan. Proses penyebaran sistem aplikasi ini adalah dengan memberikan
sistem aplikasi yang telah dimasukkan ke dalam disc. Kepingan disc ini kemudian
disebarkan kepada pihak-pihak yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan
Kebutuhan data pengguna telah dikumpulkan melalui survei. Data pokok
berupa koordinat lokasi dengan atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu:
SSID, MAC, security, signal strength, latitude, dan longitude. Survei data
dilakukan secara manual karena dari pihak DIDSI belum memiliki data. Teknis
survei mengabaikan akurasi kekuatan pancaran sinyal WiFi. Tujuan survei adalah
mengambil data koordinat penempatan titik akses sinyal WiFi.
Teknis survei dilakukan dengan melihat koordinasi penempatan titik akses
sinyal WiFi. Teknis survei pengambilan data adalah koneksi terlebih dahulu dengan
salah satu titik akses sinyal WiFi. Kemudian dengan aplikasi Heat Mapper
dimasukkan gambar peta kampus IPB Darmaga. Konversi data yang didapatkan
dengan menandai area sekitar di gambar peta kampus IPB Darmaga tersebut.
Pendataan koordinat lokasi dengan mempertimbangkan kekuatan pancaran sinyal.
Ketika pancaran sinyal hijau, maka langsung dilakukan pendataan koordinat lokasi.
Jika belum terlihat kekuatan pancaran sinyalnya (merah atau tidak ada warna),
pendataan koordinat dilakukan dengan asumsi pendekatan lokasi koordinatnya.
Teknis survei mengabaikan akurasi pancaran kekuatan sinyal WiFi, sehingga untuk

8
pendataan koordinatnya menggunakan asumsi radius pancaran sinyal WiFi. Hal ini
menyebabkan adanya galat dalam perhitungan jarak. Pengguanan radius kekuatan
pancaran sinyal WiFi adalah 120 meter sampai 250 meter. Setelah itu, didapatkan
banyak informasi tentang titik akses sinyal WiFi yang nantinya diolah dan dipilih
di Excel. Dari sekian banyak data titik akses sinyal yang didapatkan, data yang
dipilih berjumlah 41 titik akses sinyal WiFi. Survei menggunakan aplikasi Heat
Mapper.
Data yang telah didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam database untuk
kebutuhan selanjutnya. Fungsi fitur-fitur dapat dilihat pada tabel 1.
No.
DPPLimWiFi.U0001
DPPLimWiFi.U0002
DPPLimWiFi.U0003
DPPLimWiFi.U0004

Fungsi
Daftar
WiFi

Tabel 1 Fungsi kebutuhan
Data Input
Data
Keterangan
Output
Memilih
Tampilan
Menampilkan daftar titik
daftar
daftar WiFi akses sinyal WiFi

Jarak dan
detail
WiFi
Rute ke
WiFi

Menekan
icon WiFi

Tampilan
detail WiFi

-

Tampilan
rute

Peta

-

Tampilan
peta

Menampilkan jarak dan
lokasi titik akses sinyal
WiFi
Menampilkan rute ke
titik akses yang
diinginkan
Menampilkan titik akses
sinyal WiFi di Google
Maps

Analisis dan Desain
Pada tahap analisis dan desain, telah dibuat diagram pengembangan, desain
model data, dan antarmuka aplikasi untuk memenuhi tahap kebutuhan.
A
Diagram Pengembangan
1
Use case diagram
Diagram ini menggambarkan fungsi-fungsi perangkat lunak yang bisa
digunakan pengguna. Fungsi-fungsi pada use case diagram perangkat lunak
yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3.
2
Activity diagram
Diagram ini menggambarkan proses bisnis perangkat lunak. Proses bisnis
yang dibuat telah disesuaikan dengan fungsi-fungsi pada use case diagram.
Masing-masing proses bisnis pada activity diagram dapat dilihat pada
lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4.
3
Class Diagram
Diagram ini menggambarkan tipe objek perangkat lunak serta hubungan antar
kelas-kelasnya. Kelas yang dibuat telah disesuaikan dengan atribut serta
operasi di dalamnya. Masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran 5.
4
Sequence Diagram
Diagram ini menggambarkan proses bisnis perangkat lunak secara sequence.
Proses bisnis yang dibuat telah disesuaikan dengan fungsi-fungsi pada use

9
case diagram. Masing-masing proses bisnis pada sequence diagram dapat
dilihat pada lampiran 6, lampiran 7, lampiran 8, dan lampiran 9.
B

Desain Model Data
Data model dari aplikasi imWiFi ini terdiri atas Google API imWiFi Model
dan SQLite & MySQL imWiFi. Google API imWiFi Model digunakan untuk
pemodelan akses data titik akses sinyal WiFi pada server Google API. Model ini
memiliki tiga komponen, yaitu: Place, PlaceDetails, dan PlaceList. Komponen
Place digunakan untuk pengaksesan atribut data titik akses sinyal WiFi pada Google
Place API, seperti nama titik akses sinyal WiFi (SSID), lokasi penempatan, dan
koordinat titik akses sinyal WiFi tersebut. PlaceDetails merupakan komponen
untuk pengaksesan rincian data titik akses sinyal WiFi. Sedangkan PlaceList untuk
pengaksesan data titik akses sinyal WiFi secara keseluruhan yang nantinya
ditampilkan dalam bentuk daftar.
SQLite imWiFi Model dibuat untuk penambahan data secara offline sebagai
penggunaan pribadi dari pengguna. Sementara itu, MySQL imWiFi Model
digunakan untuk penambahan data titik akses sinyal WiFi secara online dan dibuat
untuk berbagi data titik akses sinyal WiFi dengan pengguna lain. Rancangan model
data dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Use case diagram imWiFi

Gambar 4 Data model imWiFi

10
C

Desain antarmuka perangkat lunak
Rancangan antarmuka perangkat lunak yang akan dikembangkan seperti
yang terlihat pada Gambar 5.
Daftar spot WiFi Spot WiFi di peta
Detail Spot Wifi
Rute ke spot WiFi

Gambar 5 Antarmuka perangkat lunak imWiFi

Implementasi
Pada tahap ini ditentukan sumber daya fisik, yaitu perangkat keras
pengembangan dan perangkat lunak pengembangan. Perangkat keras
pengembangan perangkat lunak antara lain:

Prosesor Intel Core i5 2.3 GHz.

RAM 4 GB DDR3.

VGA NVIDIA GFORCE GT540 1 GB.

GPS untuk komponen akuisisi posisi pada telepon pintar Lenovo A390.

Kartu SIM Telkomsel untuk jaringan komunikasi GSM.
Perangkat lunak pengembangan sistem antara lain:

Sistem operasi Microsoft Windows 7 Professional.

Integrated Development Environment (IDE) Eclipse Juno.

SQLite Manager untuk Database Management System (DBMS) SQLite.

PHPMyAdmin untuk DBMS MySQL.

Java Development Kit (JDK) dan Java Runtime Environment (JRE) 7.0.

Android Sooftware Development Kit (SDK) dan Android Virtual Device
(AVD).
Perangkat lunak yang dikembangkan berjalan pada perangkat Android API
level 17 (Ice Cream Sandwich) menggunakan bahsa Java. Aplikasi ini diberi nama
imWiFi v1. Lingkungan pengembangan aplikasi dioperasikan pada Eclipse Juno.
imWiFi project pada Eclipse memiliki struktur yang terdiri atas:
1
Gen berisi R.java. R.java sendir berisi id alamat widget, class, attribute, dan
drawable.
2
Src berisi apps packages yang terdiri atas com.mtower.adha,
com.mtower.adha.db,
com.mtower.adha.model,
com.mtower.adha.ui,
com.mtower.adha.utilities, com.mtower.adha.webservice.
3
Google APIs berisi Android library dan map library
4
Android Dependencies berisi eksternal library, seperti annotation, gson, dan
lainnya.

11
5
6
7
8
9

Asset berisi dbimwifi.sqlite sebagai databse internal.
Libs berisi berkas apk yang ada setiap kali dilakukan deployment. Berkas apk
merupakan installer perangkat lunak pada Android.
Res berisi drawable dan layout. Drawable berisi image icon dan image
antarmuka.
AndroidManifest.xml merupakan berkas berisi deskripsi perangkat lunak,
perizinan akses ke hardware telepon pintar, dan daftar activity.
Skripsi-library merupakan library tambahan untuk tampilan antarmuka.

Kegiatan pengkodean yang pertama dilakukan adalah membuat layout
antarmuka aplikasi dengan extensible markup language (XML). Aplikasi ini
memiliki delapan layout, yaitu layout opening, layout beranda, layout list titik akses
sinyal WiFi, layout detail titik akses sinyal WiFi, layout titik akses sinyal wifi pada
Google Maps, layout rute ke titik akses sinyal WiFi, layout bantuan, dan layout
keluar.
Enam packages berisi class untuk implementasi fungsi-fungsi pada aplikasi
telah dirancang. Enam packages tersebut yaitu: packages imWiFi, packages
database, packages model, packages tampilan antarmuka, packages pengaturan
utilities, packages koneksi. Packages imWiFi berisi class activity utama untuk
menampilkan daftar titik akses sinyal WiFi terdekat, menampilkan rincian titik
akses sinyal WiFi, dan menampilkan titik akses WiFi pada Google Maps. Packages
database digunakan untuk pengaturan pemanggilan database pada SQLite.
Packages model merupakan inisialisasi atribut dari data-data titik akses sinyal WiFi.
Packages tampilan antarmuka adalah kode dengan tipe java sebagai activity dari
layout-nya. Packages utilities merupakan packages inti yang berfungsi untuk
algoritme jarak Haversine. Packages koneksi digunakan untuk pengecekan koneksi
internet dan GPS.

Pengujian dan Evaluasi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat
lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi imWiFi ini terlebih dahulu
dipasang pada salah satu telepon pintar dengan system operasi Android, yaitu
Lenovo A390 yang memiliki GPS. Selanjutnya dilakukan pengujian sesuai
keberfungsian fitur-fiturnya. Keberhasilan pengembangan sistem dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2 Pengujian fungsi
No.
Nama Fungsi
Hasil
Keterangan
1 Daftar WiFi
Berhasil Berhasil menampilkan daftar WiFi
2 Jarak dan detail
Berhasil Berhasil menampilkan jarak dan detail
WiFi
WiFi
3 Rute ke WiFi
Berhasil Berhasil menampilkan rute ke WiFi
4 Peta
Gagal
Belum berhasil menampilkan peta
Empat hasil pengujian fungsi ke-1, fungsi ke-2, fungsi ke-3, dan fungsi ke-4 dapat
dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

12
Daftar hotspot WiFi

Lokasi Penempatan ke-1

Lokasi penempatan ke-2

Gambar 6 Hasil Pengujian fungsi ke-1 dan fungsi ke-2
Daftar hotspot di peta
Detail hotspot WiFi
Rute ke hotspot WiFi

Gambar 7 Hasil Pengujian fungsi ke-3 dan fungsi ke-4
Tingkat keberhasilan pengembangan perangkat lunak dihitung dari
keberhasilan fungsi-fungsi pada perangkat lunak berjalan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Dari empat fungsi yang dibutuhkan, ada beberapa yang berjalan dengan
baik sehingga tingkat keberhasilannya sebagai berikut ini.
× 100% = 75%
(7)
Pengujian jarak lokasi penempatan titik akses sinyal dapat dihitung dengan
perbandingan rumus Haversine dengan Google. Jarak yang telah didapatkan dengan
rumus Haversine kemudian dikomparisikan dengan jarak pada Google Maps. Hasil
dari komparasi ini berupa persentase perbandingan jarak antar keduanya.
Perhitungan persentase perbandingan jarak diolah dengan cara komparasi kedua
rumus sebagai berikut ini.
ave i e
× 100%
(8)
gle
Tabel perhitungan persentase perbandingan jarak kemudian digabungkan dengan
perhitungan galat menggunakan galat Square Mean Error (SME) untuk
membandingkan galat hasil jarak dari rumus Haversine dan Google. Berikut ini
rumus perhitungan galat SME (Yang et al. 2005).
∑i= x ave i e,i − x

gle,i

(9)

13
Tabel persentase perbandingan jarak serta galat SME menggunakan rumus
Haversine dan Google dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Google
Komparasi Haversine dan
Google
Akurasi Jarak
SSID
Galat SME
(%)
Haversine Google (km)
(km)
ilkomstudent
1.17
1.3
90.00
0.017
stk4
1.18
1.8
65.60
0.384
PerpusWAP
1.19
1.5
79.33
0.096
NCC-IPB
1.24
1.4
88.57
0.026
….
….
….
…..
…..
SVK_HOTSPOT 1.21
2.1
57.62
0.792
Rata-rata perbandingan jarak
64.61
0.8204

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengembangkan perangkat lunak
LBS pada Android. Perangkat lunak yang diberi nama imWiFi ini menggunakan
GPS untuk komponen akuisisi lokasi dan telah memiliki fungsi yang dibutuhkan
pengguna. Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan pengembangan
perangkat lunak mencapai 75%. Hal ini disebabkan terdapat satu fungsi yang tidak
berjalan secara optimal. Fungsi menampilkan peta belum berjalan secara optimal
dikarenakan migrasi perbedaan versi yang sekarang dengan versi yang sebelumnya.
Sedangkan akurasi jarak menghasilkan nilai yang lebih besar daripada akurasi
pengembangan sistemnya. Persentase untuk perhitungan perbandingan jarak
menggunakan rumus Haversine dan Google adalah sebesar 64.61%. Sedangkan
perhitungan galat SME menghasilkan nilai sebesar 0.8204.

Saran
Tampilan peta pada Google Maps masih belum sepenuhnya berhasil
dikarenakan menggunakan Google API v1. Service dari Google API telah
diimigrasikan ke Google API v2 yang sekarang ini. Sampai saat ini, Google API
terus berkembang ke v3 maka dari itu diperlukan iterasi yang lebih untuk
pengembangan selanjutnya dengan memperbaiki tampilan peta pada Google Maps.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anniati Y, Santoso TB, Taufiqurrahman. 2010. Pemodelan Jaringan untuk
Mengukur keadaan Lingkungan di PENS ITS. Surabaya (ID). Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Bagus IJ. 2003. Teknologi IEEE 802.11 N. Semarang (ID). Politeknik Negeri
Semarang.
Basili VR, Turner AU. 1975. Iterative enhancement, a practical technique for
software development. IEEE Transactions on Software Engineering,
1(4):390-396.
Gintoro, Suharto IW, Rachman F, Halim D. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem
Pencarian Taksi Terdekat dengan Pelanggan menggunakan Layanan Berbasis
Lokasi. Yogyakarta (ID): Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Hendrik. 2013. Pencarian Masjid Terdekat dengan Location Based Service (LBS)
pada Android [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[IBTIMES] International Business Times. 2013. Android vs iOS. [internet].
[diakses 2014 Jun 19]. Tersedia dari: http://www.ibtimes.com/android-vsios-whats-most-popular-mobile-operating-system-your-country-1464892
Lewis FL. 2004. Wireless Sensor Network. Arlington (US): The University of
Texas at Arlington.
Nazruddin S. 2013. Aplikasi Berbasis Android. Bandung (ID): Informatika.
Soyoung H, Yu D. 2012. GPS localization improvement of smartphones using
built-in sensors. International Journal of Smart Home, 6(3):1-7.
Yang WY, Cao W, Chung TS, Morris J. 2005. Applied Numerical Methods Using
Matlab. New Jersey (US): Wiley Interscience.

15
Lampiran 1 Activity diagram memilihDaftarWiFi

16
Lampiran 2 Activity diagram memilihPetaWiFi

17
Lampiran 3 Activity diagram memilihBantuan

18
Lampiran 4 Activity diagram memilhKeluar

19
Lampiran 5 Class diagram imWiFi

20
Lampiran 6 Sequence diagram memilihDaftarWiFi

21
Lampiran 7 Sequence diagram memilihPetaWiFi

22
Lampiran 8 Sequence diagram memilihBantuan

23
Lampiran 9 Sequence diagram memilihKeluar

24
Lampiran 10 Kuisioner pengguna Android

https://docs.google.com/forms/d/15FYMLZtFpiHfm7GVFgaJpsE1Lo4DCA6RkdcvaIlH38/viewform?c=0&w=1&usp=mail_form_link

25
Lampiran 11 Negara pengguna OS Android dan persentasenya

http://www.ibtimes.com/android-vs-ios-whats-most-popular-mobile-operating-system-your-country-1464892

26
Lampiran 12 Data titik akses sinyal WiFi di SQLite

27
Lampiran 13 Perhitungan jarak dan galat data imWiFi
No.

SSID

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

ilkom
stk
perpus
ncc
perpus mipa
dekanat
physic
cisco
dept arl
dept agh
ptn
dept esl
dept manaj
jne
ikk fema 3
skpm
tin
dept itp
t.bioinfor
bem
hotspot tmb
fem
ilmu ekonomi
TMB
kantin gm
ikk fema
biolantay
audit fapet
fkh
fkh-ap
wifi bem
fpik
mspi
msp ipb
wifi bdp
labkom
perpus fapet
wifi fpik
lab svk
svk hotspot
perencanaan

Jarak
Jarak Google
Persentase
Galat
Haversine (km) (km)
(%)
1.17
1.3
90
0.0169
1.18
1.8
65.55555556
0.3844
1.19
1.5
79.33333333
0.0961
1.24
1.4
88.57142857
0.0256
1.22
1.4
87.14285714
0.0324
1.19
1.4
85
0.0441
1.2
1.9
63.15789474
0.49
1.21
2.4
50.41666667
1.4161
1.19
1.8
66.11111111
0.3721
1.2
1.8
66.66666667
0.36
1.22
1.9
64.21052632
0.4624
1.3
2.1
61.9047619
0.64
1.33
2.1
63.33333333
0.5929
1.34
2.5
53.6
1.3456
1.27
2.6
48.84615385
1.7689
1.27
2.6
48.84615385
1.7689
1.37
2.2
62.27272727
0.6889
1.39
2.5
55.6
1.2321
1.4
2.2
63.63636364
0.64
1.39
2.2
63.18181818
0.6561
1.36
2.5
54.4
1.2996
1.45
2.4
60.41666667
0.9025
1.41
2.4
58.75
0.9801
1.41
2.4
58.75
0.9801
1.27
2.6
48.84615385
1.7689
1.3
2.6
50
1.69
2.11
3
70.33333333
0.7921
2.12
3
70.66666667
0.7744
2.18
3.1
70.32258065
0.8464
2.2
3.1
70.96774194
0.81
1.87
2.9
64.48275862
1.0609
1.9
2.8
67.85714286
0.81
1.88
2.9
64.82758621
1.0404
1.89
2.9
65.17241379
1.0201
1.92
2.9
66.20689655
0.9604
2.01
2.9
69.31034483
0.7921
1.99
2.9
68.62068966
0.8281
1.93
2.9
66.55172414
0.9409
1.23
2.1
58.57142857
0.7569
1.21
2.1
57.61904762
0.7921
1.23
2.1
58.57142857
0.7569
64.60077943
0.8204
persentase
galat SME

28

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 31 Oktober 1991 dari pasangan
Dana dan Sri Harini. Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara. Tahun
2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Ponorogo dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi
Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota Himpunan
Profesi Ilmu Komputer 2011/2012 dan pengurus Kominfo Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Futsal 2010-2012. Penulis merupakan penerima aktif beasiswa
BBM dari tahun 2011-2014. Kegiatan lain penulis adalah mengikuti pelatihanpelatihan teknologi informatika yang ada seperti, Pelatihan Develop Samsung
SmartTV dan yang aktif sampai sekarang ini adalah pelatihan CISCO CCNA. Dari
pelatihan CISCO CCNA, penulis mengikuti babak penyisihan NetRiders CCNA
Indonesia 2014. Selain pelatihan-pelatihan, penulis juga aktif dalam mengurusi
UKM Futsal di dalam kompetisi internal maupun eksternal kampus. Penulis aktif
mengurusi dalam manajerial Liga Futsal Mahasiswa 2011-2013 di GOR Ciracas,
Jakarta Timur dan Piala Emas Futsal Indonesia (PEFI) 2012.